Belakangan ini banyak yang mencuri artikel blog-ku dengan auto blog, jadi aku bingung apa yang harus aku lakukan. Satu-satunya yang bisa dilakukan adalah mempost postingan kosong terlebih dahulu. Jadi harap dimaklumi kalau aku akan mempost postingan kosong terlebih dahulu dan aku akan mengeditnya 15-30 menit kemudian🙏🙏🙏🙏
Tapi Bo Song tidak mau lagi membungkuk dihadapan ayahnya dan ia memutuskan untuk keluar dari tim.
Ayah dan ibu Xiao Xi sedang sibuk memilih tanggal baik untuk membuka restoran mereka. Xiao Xi yang akan berangkat sekolah menghampiri mereka dan mengatakan kalau sabtu depan adalah tanggal bagus. Ayah mengeceknya dan itu tanggal yang cocok untuk pemakaman HAHAHHAHAHA.
ayah dan ibu meminta Xiao Xi untuk tidak menganggu mereka karena mereka sibuk. Xiao Xi cemberut karena ibunya lebih sayang restoran dari anaknya sendiri,karena Xiao Xi sebenarnya memberikan hint tentang hari ulang tahunnya.
Xiao Xi dan Jing Jing sedang bermain dokter dan pasien di UKS, Xiao Xi menjadi ibu hamil dan Jing Jing dokternya. Xiao Xi hamil anaknya Jiang Chen HAHAHAAHAHAHA. Tapi Xiao Xi tidak bisa masuk dalam karakternya karena dia lapar, ia mengatakan ia ingin makan kue ulang tahun. JIng Jing mengatakan ia tahu kalau sebentar lagi Xiao Xi ulang tahun karena Xiao Xi sudah memberikan hint ratusan kali.
Jing JIng mengatakan ia sudah membuat rencana sejak jauh-jauh hari karena ulang tahun Xiao Xi tahun ini sama dengan hari konser Chun Chun.
Xiao Xi senyam senyum mengatakan kalau ia ingin menghabiskan waktu bersama Jiang Chen di hari ulang tahunnya.
JIng Jing protes karena Xiao Xi tidak mendahulukan pertemanan mereka. Xiao Xi mengatakan kalau ia melihat berita Manchester United akan bertanding di Hangzhou saat hari ulang tahunnya. JAdi ia ingin pergi menonton bersama Jiang Chen.
Jing Jing curiga dan bertanya, kau tidak berfikir untuk membelikannya tiket kan?
Tapi Xiao Xi memang niat melakukannya. JIng JIng mengungatkan kalau tiket pertandingan itu sangat mahal, untuk membelinya Xiao Xi harus menjual hatinya, kebaikannya bahkan organ tubuhnya. Ia juga mengingatkan ini adalah ulang tahun Xiao Xi bukan Jiang Chen, kenapa Xiao Xi yang susah payah.
Xiao Xi tidak peduli dan mengatakan kalau Jiang Chen adalah fans MU yang datang ke Hangzhou sekali dalam beberapa tahun, ia tak peduli ulang tahun siapa, ia ingin menonton bersama Jiang Chen, kebetulan tahun ini tepat ulang tahunnya.
Xiao Xi kemudian mengingat sesuatu dan bertanya saat mereka bermalam di Hainan waktu itu, kertas siapa yang diambil Jing Jing.
Jing Jing mengatakan itu milik Lu Yang, karena tulisannya jelek.
Xiao Xi tersenyum mendengar hal itu dan meminta Jing Jing menebak kertas siapa yang ia dapatkan.
Jing Jing menatap Xiao Xi dan menjawab, Jiang Chen?
Xiao Xi senyum malu-malu HAHHAHAHAAHAHA.
*ternyata Xiao Xi yakin banged itu dari Jiang Chen.
Di kelas, Jing Jing bicara pada Lu Yang dan seperti biasa Jiang Chen sibuk di mejanya tapi telinganya bergerak mendengarkan HAHAHAHAHAHHA.
Jing mengatakan sebentar lagi ulang tahun Xiao Xi, apakah Lu Yang tak akan melakukan sesuatu untuk Xiao Xi.
Lu Yang mengatakan ia tahu, karena Xiao Xi sudah memberi hint berkali-kali.
Bo Song yang tidur kemudian terbangun dan terkejut kenapa Xiao Xi tidak memberitahukan itu padanya?
Mereka menjawab mungkin karena Xiao Xi tidak mau Bo Song menghabiskan banyak uang untuk Xiao Xi, karena Bo Song selalu membelikan Xiao Xi sesuatu. Bo Song kemudian berfikir.
Jing Jing bertanya apakah Lu Yang sudah membelikan hadiah ultah untuk Xiao Xi dan Lu Yang menjawab ketus, memangnya anak-anak butuh hadiah?
Jing Jing kesal dan memukul Lu Yang. Ia kemudian memberikan uang pada Lu Yang untuk disimpan, ia ingin mereka mengumpulkan uang untuk membantu Xiao Xi.
Jing Jing sepertinya sengaja membesarkan suaranya agar Jiang Chen mendengarkan, ia mengatakan kalau belakangan ini Xiao Xi menjadi fans MU dan ingin membeli tiket untuk pertandingan nanti. Jiang Chen terkejut mendengarnya. Bo Song juga diam-diam mendengarkan.
Lu Yang mengatakan ia punya teman yang bisa membantu untuk mendapatkan tiket itu, tapi kenapa Xiao Xi tiba-tiba menjadi fans MU?
JIng Jing menjawab itu karena ada banyak pria tampan dalam tim MU HAHHAHAHAHAAHAHHAHHA.
Kayaknya Lu Yang dan Bo Song percaya wkkkwkwkwkkwkw.
Lu Yang kemudian mengubah pembicaraan dan bertanya bagaimana hubungan Bo song dengan ayahnya. Bo Song dengan malas menjawab ia baik-baik saja.
Lu Yang mengingatkan kalau Bo Song sudah dikeluarkan dari rumah, bagaimana mungkin itu baik-baik saja?
Bo Song protes karena Lu Yang tahu semua tentangnya.
Lu Yang mengajak Bo Song menginap dirumahnya, karena kebetulan orang tuanya liburan selama 2 hari.
Bo Song menolak dan mengatakan ia akan pergi ke rumah neneknya. Lu Yang kecewa.
Bo Song dan Jing Jing meninggalkan kelas karena urusan masing-masing. Xiao Xi yang baru masuk kemudian berbisik pada Lu Yang, ia bertanya Lu Yang mendapatkan kertas siapa dalam permainan waktu itu.
Lu Yang senyam senyum sendiri dan mengatakan ia mendapatkan milik Jing Jing.
Xiao Xi senyum bahagia karena kemungkinan kertas yang ia dapatkan adalah milik Jiang Chen semakin besar, ia bergumam kalau kertas yang ia dapatkan adalah milik Jiang Chen.
Lu Yang melihat ekspresi Xiao Xi dan bertanya kenapa Xiao Xi bicara dan senyam senyum sendiri.
Xiao Xi mengatakan itu karena kebahagiaan tiba-tiba menghampirinya, ia bahkan hampir menangis sekarang.
Xiao Xi senang banged dan melirik Jiang Chen yang sibuk dengan belajarnya.
*Ini Jiang Chen kerjaannya belajar aja kalau dikelas tapi telinganya daya tangkapnya kuat wkwkkwkkw
Di rumah, ibu sedang menghitung uang dan Xiao Xi datang mendekatinya sambil membacakan puisi tentang ibu keras-keras. Ibu bingung melihatnya.
Xiao Xi mendekati ibunya dan meminta uang. Ibu memberikan 2 lembar uang. Xiao Xi tidak puas dan ia membacakan puisi ibu lagi, Ibu akhirnya memberikannya tambahan selembar uang 50 RMB (sekitar 100ribu rupiah). Ibu menyuruhnya diam karena dia sedang sibuk.
Xiao Xi meminta lebih dan ibu bertanya berapa, Xiao Xi mengatakan ia ingin 500 RMB (sekitar 1 juta rupiah). Ibu terkejut untuk apa uang sebanyak itu?
Xiao Xi mengatakan ia ingin menonton pertandigan sepak bola, MU akan datang ke Hangzhou. Ini adalah kesempatan sekali seumur hidup, dia tak pernah melihat mereka sebelumnya, karena itu ia ingin melihat mereka.
Ibu berkata, kau seharian dirumah dan tidak menggerakkan otot-ototmu dan kau ingin menonton pertandingan bola?
Xiao Xi mengatakan ia ingin menontonnya dan ibu mengingatkan mereka punya TV, Xiao Xi bisa menontonnya dari TV.
Xiao Xi cemberut dan meninggalkan ibunya.
Xiao Xi memutuskan mencari pekerjaan sambilan. Ia melihat sebuah kedai mencari pekerja paruh waktu dan singgah disana. Saat ia memanggil bos-nya, yang keluar malah Bo Song dan Xiao Xi terkejut melihat Bo Song disana. Bo Song juga kaget karena ia tak berfikir akan bertemu Xiao Xi disana.
Xiao Xi menatapnya curiga dan bertanya kenapa Bo song disana, padahal kemarin katanya Bo Song akan tinggal dirumah neneknya.
Bo Song membuat alasan mengatakan ia tak ingin membuat neneknya khawatir. Xiao Xi mengerti dan bertanya apakah Bo Song akan tinggal disana selamanya?
Bo Song tidak menjawab dan bertanya kenapa Xiao Xi ada disana. Xiao Xi mengatakan ia ingin menghasilkan uang.
Bo Song bertanya, untuk membeli tiket MU?
Xiao Xi kaget karena Bo song tahu, ia bertanya apakah mereka masih mencari pekerja dan Bo Song mengataka sepertinya tidak, karena pagi tadi bos memintanya mencabut pengumuman itu, ia hanya belum sempat melakukannya.
Xiao Xi mengerti. Xiao Xi kemudian bertanya apa yang Bo Song tulis dalam kertas waktu itu.
Bo song terkejut dan terbata-bata mengataakn Hotpot, Hotpot adalah makanan favoritenya.
Xiao Xi senang sekali mendengarnya, ia memukul gemas pada Bo song dan mengatakan lain kali ia akan mentraktirnya. Bo Song mengatakan seorang atlit tidak bisa makan makanan yang mereka inginkan.
Xiao Xi mengerti dan mengatakan ia harus pergi.
Xiao Xi makin semangat mencari pekerjaan demi Jiang Chen, karena dia sekarang yakin kalau kertas yang bertuliskan 'i love chen xiao xi' adalah dari Jiang Chen.
Xiao Xi kesana kemari tapi sangat sulit mencari pekerjaan. Ia akhirnya menemukan yang mau mempekerjakannya, tapi harus membuat surat kesehatan.
Saat Xiao Xi ke rumah sakit, ia gugup untuk periksa dan malah lari saat dokter akan memeriksanya wkwwkkkwkw.
*mungkin ada yang namanya sama dengan Xiao Xi, pas dia masuk si dokter mau memeriksa anus Xiao Xi lol, mungkin pasien itu sakit wasir XD
Xiao Xi pulang ke kompleks apartemennya dengan tidak bersemangat, ia terus melihat kebawah sambil mengiring sepedanya.
Jiang Chen ada di parkiran sepeda dan bertanya apakah Xiao Xi sedang mencari uang? (karena terus melihat kebawah)
Xiao Xi menatap Jiang Chen dengan tatapan sedih dan meminta maaf. Jiang Chen bingung.
Xiao Xi mengatakan kalau ia tak bisa memberikan apa yang Jiang Chen inginkan. Xiao Xi mendesah dan berjalan meninggalkan Jiang Chen.\
Jiang Chen terus menatapnya dan tak mengerti apa yang dibicarakan Xiao Xi.
Keesokan harinya, saat jam pelajaran, Xiao Xi menulis sesuatu di kertas dan melemparnya ke Jiang Chen. Kertas itu bertuliskan, ayo keluar hari sabtu ini.
Jiang Chen berhati-hati membuka kertas itu agar guru tak melihat, ia melirik ke arah Xiao Xi dan Xiao Xi menunggu balasannya. Jiang Chen melipat kembali kertas itu dan meletakkannya dimeja, ia tak membalasnya.
Xiao Xi tak menyerah dan menulis lagi, ayo pergi berpetualang!
Jiang Chen membacanya dan melirik lagi, Xiao Xi menunggu jawaban. Jiang Chen memberi tanda time out pada Xiao Xi, untuk menunggu.
Xiao Xi mengantisipasi jawaban Jiang Chen. Jiang Chen akhirnya menuliskan jawabannya dan melempar ke arah Xiao Xi.
Xiao Xi membuka kertas itu dan Jiang Chen menggambar jari tanda OK.
Xiao Xi senyam senyum melihat kertas itu dan senyumannya terus di wajahnya saat mendengarkan pelajaran sementara Jiang Chen bersikap cool. Aseeeek.
*SUER nggak nyangka Jiang Chen bilang OK, i mean, ini Jiang Chen lho, biasanya kan dia pasti enggak enggak dan enggak, atau menjawab dengan nada mengejek meski nanti pasti datang, tiba-tiba dia bilang Oke gimanaaaaaaa gitu HAHAHAHAAHHAHA. Jangan-jangan dia sudah mulai waspada dan nggak mau kalah sama Bo Song wkwkwkkkwk.
Guru kemudian memberikan pengumuman di kelas, kalau Bo song memenangkan pertandingan terakhirnya dan seluruh kelas bertepuk tangan dan memberi selamat pada Bo Song.
Guru mengatakan siaran ulang pertandingan akan tayang sebentar lagi dan mereka akan menonton bersama-sama. Seluruh siswa bersemangat. Jiang Chen tampak tidak tenang karena ia melihat apa yang terjadi saat itu.
Tentu saja yang disiarkan bukan hanya pertandingannya, tapi sesi wawancaranya juga. Saat reporter bertanya siapa yang memotivasi Bo Song untuk menang, ia menarik Xiao Xi kesampingnya.
melihat itu seluruh siswa menatap Xiao Xi dan Bo song, mereka mulai mengejek dan tertawa. Bo Song senyam senyum aja meski diejek oleh teman-temannya.
Jiang Chen berusaha bersikap tenang dan fokus pada hal lain. Xiao Xi sendiri merasa tidak enak dan melirik ke arah Jiang Chen.
Saat jam istirahat, Xiao Xi mendekati Jiang Chen yang sedang membaca koran. Xiao Xi mengetuk koran itu agar Jiang Chen menyingkirkannya karena ia akan bicara.
Xiao Xi bertanya apakah Jiang Chen sudah mendapatkan tiket untuk pertandingan MU?
Jiang Chen mengatakan belum, karena sudah habis terjual.
Xiao Xi kemudian bertanya siapa pemain favorite Jiang Chen.
Jiang Chen melirik Xiao Xi dan mengangkat korannya, ia malas bicara. Xiao Xi menunduk kecewa.
Tapi Jiang Chen kemudian menjawab, Rooney.
Xiao Xi langsung senyum bahagia karena Jiang Chen menjawabnya dan mengatakan kalau ia juga menyukai Rooney lol.
Jiang Chen tidak menyingkirkan korannya, meski aku yakin 100% dia nggak baca HAHAAAHHA. Xiao Xi sendiri dihadapannya senyam senyum sendiri, karena dia punya rencana lain.
Karena mendapatkan tiket MU sangat sulit + mahal, Xiao Xi mengganti rencananya. Ia mengajak Jing Jing menemaninya ke toko buku, dimana disana ia bertemu dengan seorang pria yang membawakannya jersey yang sudah ditandatangani Rooney.
Jing Jing curiga ini penipuan dan mengecek barangnya, dan bertanya kenapa di jersey-nya ada tulisan China. Orang itu mengatakan Rooney belajar tulisan China untuk pertandingan kali ini. Rooney adalah pemain yang tahu bagaiman cara memenangkan hati fansnya.
Xiao Xi benar-benar polos dan percaya akan hal itu. Jing Jing masih curiga dan meminta diskon karena menurutnya jersey itu terlalu mahal, harganya 200RMB (sekitar 400ribu rupiah).
Tapi pria itu tidak mau, ia mengatakan kalau tidak mau beli ia akan mengambil barang itu lagi, karena orang lain banyak yang mau beli.
Xiao Xi tentu saja tak mau dan setuju membayarnya 200 RMB LOL.
Jing Jing masih tak mengerti kenapa Xiao Xi membelikan jersey untuk Jiang Chen. Xiao Xi mengatakan awalnya ia ingin membelikan tiket tapi uangnya tidak cukup, jadi ia memutuskan membeli ini.
Saat mereka melihat-lihat di toko buku, ada anak-anak yang masuk dan mulai menggosipkan Xiao Xi. Mereka mengenali Xiao Xi adalah gadis yang bersama Bo Song di TV alias pacar Bo Song dan mengatakan selera Bo Song rendah karena Xiao Xi hanya gadis biasa, berpakaian seperti dipemakaman, nilainya rendah, pokoknya Xiao Xi tidak cocok untuk Bo Song.
Xiao Xi dan Jing Jing kesal mendengarnya. Jing Jing bicara pada mereka, kalian bilang Xiao Xi tidak cukup baik untuk Bo Song? Bisakah kalian mengatakan kenapa Xiao Xi tidak cukup baik untuknya?
Anak-anak itu terdiam. Xiao Xi membalas, Aku cukup baik untuknya, aku berada dilevel yang sama dengannya!
Tiba-tiba Lu Yang ada disana dan menyapa Jing Jing. JIng Jing berbalik dan shock karena Jiang Chen juga ada disana. Tentu saja Xiao Xi juga lebih panik dan membuat alasan kalau anak-anak itu mengatakan ia tak selevel dengan Jiang Chen.
Jiang Chen menatap Xiao Xi dengan dingin dan berkata, sepertinya aku mendengar mereka membicarakan Wu Bo Song.
Xiao Xi hanya bisa tersenyum tidak enak dan Jiang Chen bad mood, meninggalkan tempat itu. Lu Yang protes karena mereka baru masuk ke sana, masa sudah mau pergi?
Jing Jing bingung dengan sikap Jiang Chen, ada apa dengannya? Apakah dia cemburu?
Xiao Xi mengatakan tidak mungkin Jiang Chen cemburu. Xiao Xi kemudian berfikir, atau mungkin dia memang cemburu.
Jing Jing bingung. Xiao Xi berbisik dan mengatakan kalau kertas yang ia dapatkan adalah milik Jiang Chen.
Xiao Xi: Aku sepertinya....
Jing Jing: Sepertinya apa?
Xiao Xi: akan pacaran muda.
Xiao Xi senyam senyum sendiri HAHAHHAHAHAHAH.
*emang ada ya istilah pacaran muda? kalau nikah muda gue tau wkwkwkwkw
Jing Jing marah pada Lu Yang karena masih belum membelikan tiket untuk pertandingan MU. Lu Yang mengatakan temannya tidak bisa menemukan tiket, karena sangat sulit mengingat semuanya sudah sold out.
Jing Jing mengerti dan mengingatkan Lu Yang untuk tidak membelanjakan uangnya. Lu Yang kecewa dan bertanya apakah ia terlihat seperti orang yang akan makan uang orang lain?
Lu Yang mengatakan mereka tidak posisi punya banyak uang, misalnya tiket itu memang ada, mereka harus mencari cara untuk mengumpulkan uang tambahan, mungkin mereka tak bisa membelinya karena mereka tak punya cukup uang.
Jing kesal mendengarnya dan memukul Lu Yang karena sangat pesimis. Lu Yang mengerti, ia akan menelpon temannya lagi untuk tiket itu.
Jing Jing tersenyum mendengarnya. Lu Yang juag tersenyum. Jing menatap Lu Yang, kenapa kau masih berdiri disini? cepat cari.
HAHAAHHAHAHAHHAHA.
Demi sang pujaan hari, Lu Yang akan menemui temannya untuk mendapatkan tiket itu. Tapi ditengah jalan ia dihentikan oleh beberapa preman yang memeras uangnya.
Mereka mengenal Lu Yang, sepertinya mereka mengenal Lu Yang sejak kecil dan sering membully-nya.
Lu Yang mencoba mempertahankan diri dan kabur, tapi ia tak bisa karena preman itu ada banyak dan mengambil uangnya.
Senior Bo Song makan di kedai tempat Bo song bekerja. Mereka bertanya apakah Bo Song tinggal disana dan Bo Song membenarkan, ia tak perlu membayar uang sewa, ia bahkan mendapatkan yang dari pekerjaannya.
Mereka bingung kenapa Bo Song membutuhkan uang, padahal uang hadiah pertandingan selama ini pasti banyak.
Yang lain berkata, kau pikir uang hadiahnya itu untuk Bo Song? Ayahnya tentu saja yang memegang semua uangnya.
Bo Song hanya tersenyum. Mereka bertanya lagi untuk apa Bo Song mencari uang belakangan ini dan Bo song mengatakan ia ingin membeli tiket untuk pertandingan MU. Awwwwwwwwwwww.
Senior mengingatkan Bo Song, meski Bo Song punya uang, mendapatkan tiket itu sangat sulit. Bo Song menggunakan kesempatan itu untuk meminta bantuan dari seniornya, karena seniornya dekat dengan tim sepak bola, ia yakin anak tim sepak bola mudah mendapatkan tiketnya.
Mengingat yang meminta bantuan adalah Bo Song dan Bo Song juga mentraktir mereka, ia setuju untuk mencarikan tiket.
Bo Song sangat senang mendengarnya.HUWAAAAAAAAAAA aku takut kamu terluka, WuBong~
Xiao Xi sedang menggambar di papan tulis belakang dibantu oleh Bo Song dan Lu Yang yang memegang kursi untuknya.
Lu Yang tak sabaran dengan Xiao Xi dan mengatakan ia akan menggantikan Xiao Xi tapi Bo Song mengatakan padanya untuk tidak menganggu bos-nya yang sedang menggambar.
Lu Yang tak peduli dan mulai mewarnai gambar itu seorang gadis yang sedang membaca buku, ia mewarnai bukunya dengan warna kuning dan mengatakan sekarang terlihat sebagai seorang gadis yang membaca buku kuning (yellow book = buku po**o)
Bo Song kesal dan menyuruh Lu Yang menghapusnya.
Anak-anak yang lain melihat mereka dan bergosip mengenai Xiao Xi dan Bo Song. Mereka bertanya-tanya apakah benar kalau Bo Song pacaran dengan Xiao Xi dan mereka berfikir itu benar, melihat betapa dekatnya mereka, bahkan sudah masuk ke media.
Xiao Xi yang mendengarkan itu memasang wajah sedih karena kesalah pahaman teman-temannya. Ia tak sengaja melihat ke luar jendela dan Jiang Chen berdiri disana seperti hantu, menatap mereka dengan tajam HAHAHHAHAHHAA. Xiao Xi sampai kaget.
Jiang Chen masuk ke kelas dengan kesal, mengambil tasnya dan akan pulang. Xiao Xi panik melihatnya dan meminta Jiang Chen menunggunya.
Xiao Xi sampai lupa ia berdiri diatas kursi dan berusaha mengejar Jiang Chen untuk pulang bersama, tentu saja ia terjatuh.
Bo Song kaget dan menangkap Xiao Xi. Xiao Xi jatuh ke pelukannya.
Jiang Chen melihat hal itu dan menyipitkan matanya seolah mengatakan 'apa yang kalian lakukan'. Xiao Xi panik banged HAHHAHAAHA.
Jiang Chen tak peduli dan keluar. Xiao Xi berlari mengambil tasnya dengan tergesa-gesa, ia mengucapkan bye pada Lu Yang dan Bo Song, kemudian mengejar Jiang Chen.
Setelah Xiao Xi keluar, Lu Yang dan Bo Song saling pandang. Lu Yang berkomentar, kenapa suasananya jadi tegang begini?
Xiao Xi dan Jiang Chen pulang bersama. Xiao Xi terus menarik tas Jiang Chen dan bertanya apakah Jiang Chen marah padanya?
Jiang Chen memintanya melepaskan tasnya dan Xiao Xi memohon agar Jiang Chen jangan marah padanya.
Xiao Xi kemudian melepaskan pegangannya dan membuka tasnya, ia mengatakan sebenarnya ia ingin memberikan ini pada Jiang Chen sabtu nanti...
Xiao Xi mengeluarkan jersey MU yang ia beli dan memberikan pada Jiang Chen, ia mengatakan kalau ada ttd Rooney disana.
Jiang Chen menatapnya dan mengatakan ia tak menginginkan itu. Ia juga mengatakan ia tak akan pergi sabtu ini.
Xiao Xi terkejut dan protes karena mereka sudah janji akan pergi. Xiao Xi mengatakan sangat sulit mendapatkan Jersey ini, awalnya ia ingin kerja sambilan untuk membeli tiket, tapi kemudian ia bertemu Bo Song, jadi ia ingin pergi...
Xiao Xi belum selesai bicara dan bertanya berapa harga jersey itu. Xiao Xi mengatakan 200 RMB.
Jiang Chen mengeluarkan dompetnya dan memberikan uang 200RMB pada Xiao Xi. Xiao Xi terkejut dan menatap Jiang Chen.
Jiang Chen dengan dingin berkata, Bisakah kau tidak mengikutiku sepanjang waktu? Apakah aku perlu bertindak sejauh ini?
Xiao Xi marah, hanya karena aku mengatakan aku menyukaimu kau pikir kau bisa memperlakukanku sesukamu?!
Jiang Chen membalas, Apakah aku pernah memintamu menyukaiku?
Xiao Xi terkejut, matanya berkaca-kaca, Ya, kau benar! Kau tidak memperbolehkanku menyukaimu! Ini hanya cinta sepihakku, kau puas?!
Jiang Chen membalas, baguslah kalau kau tahu.
Xiao Xi menangis dan melempar uang pemberian Jiang Chen. Jiang Chen meninggalkannya.
Xiao Xi berteriak, Hidup ini sangat-lah panjang, tidak mungkin aku hanya mencintai dirimu seorang selamanya! (tidak mungkin kau menjadi satu-satunya orang yang aku cintai selamanya).
Xiao Xi kesal dan berjalan ke lain arah.
*Aigooooo, Jiang Chen ini sesuatu banged. I mean, just because a girl said she likes you, doesnt mean she cant get close with another man, because you never said that you like her! Kecuali kalau udah pacaran, terus marah, ini mereka berdua nggak ada hubungan juga. Seolah-olah, kau nggak boleh deket sama cowok lain, tapi aku nggak akan pernah bilang kalau aku suka sama kamu. Makanya berikan kepastian~
Jiang Chen kembali ke rumah dengan kesal. Adiknya kemudian masuk dan meminta izin untuk mengerjakan PR disana. Jiang Chen memperbolehkannya.
Adik Jiang Chen ingin curhat mengenai kejadian belakangan ini, ada seorang gadis yang mengatakan menyukainya, tapi besoknya malah dekat dengan anak laki-laki lain. (AHHAHAHAHHAHAHHAAHHAHAHA, Kakak adik nasibnya sama XD).
Adiknya ingin meminta pendapat Jiang Chen, bukankah si gadis sudah sangat keterlaluan padanya.
Jiang Chen yang mengalami masalah yang sama dan nggak menemukan jawabannya jadi kesal, ia ketus pada adiknya, bukannya kau kesini mau mengerjakan PR? Kenapa kau terus bicara?
Adiknya terdiam. Jiang Chen masih terlihat marah dan adiknya memperhatikan Jiang Chen dan bertanya, apa kau sedang bad mood?
Jiang Chen berjalan keluar dari kamarnya sambil mengatakan kalau ia digigit seekor anjing.
Adiknya bingung menatap kakaknya dan bertanya-tanya kenapa ia tak pernah bertemu dengan anjing itu HAHAAAHHAHAHHA.
Xiao Xi curhat pada Jing Jing kalau ia benar-benar marah kali ini. Kalau ia bicara lagi pada Jiang Chen maka ia adalah seekor anjing.
Xiao Xi mendesah dan mengatakan tapi ia juga takut kalau Jiang Chen marah padanya. Bagaimana jika Jiang Chen tidak mau bicara lagi padanya? Ah, tidak. Aku tidak ingin orang lain marah padaku. Benar. Jiang Chen kan bukan orang lain. Aku lebih takut kalau dia marah padaku.
Jing Jing prihatin pada Xiao Xi yang mulai bicara sendiri dan bertanya apa yang sebenarnya Xiao Xi bicarakan?
Xiao Xi menjelaskan, yang ingin aku katakan adalah, saat orang lain marah padaku, aku tidak merasa terganggu karena hal itu, tapi Jiang Chen berbeda, aku merasa sangat terganggu. Masalahnya adalah aku tidak tahu apakah dia marah atau tidak padaku, jadi aku tidak tahu apakah aku harus takut atau tidak. (HAHAHHAHAHAHAAHHA ribet banged sih neng? XD )
Jing Jing tak mau berkomentar lagi mengenai masalah ini, keduanya terus minum susu dan menatap langit lol.
Saat jam pelajaran olahraga, Jing Jing menemui Lu Yang dan bertanya apakah Lu Yang sudah mendapatkan tiket itu.
Lu Yang takut-takut dan mengaku kalau itu hilang. JIng tak mengerti apanya yang hilang.
Lu Yang menatap Jing Jing takut-takut dan mengaku kalau uangnya hilang.
JIng Jing kesal dan menuduh Lu Yang melakukan ini dengan sengaja. Lu Yang tentu saja membantah.
Jing kesal, kau kan tahu kalau itu adalah uang makan siangku untuk beberapa bulan kedepan?!
Lu Yang mengatakan ia akan membelikan makan siang untuk Jing Jing.
JIng Jing menolak, ia kesal sekali dan meninggalkan lU Yang.
Di kelas, Xiao Xi dan Jiang Chen masih bertengkar, mereka tidak saling sapa.
Jing Jing memperhatikan mereka dan berbisik pada Xiao Xi, kau sebaiknya melakukan apa yang kau katakan kemarin (tidak bicara pada Jiang Chen).
Xiao Xi meyakinkan diri kalau ia akan melakukannya.
Li Wei mendekati Jiang Chen untuk meminjam penghapus dan tiba-tiba Xiao Xi nimbrung dan mengatakan kalau ia punya.
Jiang Chen terkejut dan menatap Xiao Xi, ia pikir Xiao Xi masih marah padanya. Xiao Xi sendiri memalingkan wajah. Jing Jing menahan tawanya. Xiao Xi kemudian mengatakan pada Jiang Chen kalau ia tak akan meminjamkan pada mereka.
Jiang Chen diam saja. Jing Jing menahan tawanya dan Xiao Xi menatapnya, Xiao Xi mulai mengonggong HHAHAHHAHAHHAHA.
Jing Jing tertawa dan membelai dagu Xiao Xi seolah Xiao Xi adalah anak anjing. Xiao Xi terus menggonggong (moong moong, woof woof HAHHAHAHAHAAAHHAHAHAHHA)
*Ngakak deh! Xiao Xi kan bilang kalau dia bicara lagi dengan Jiang Chen artinya dia anak anjing LOL. Pada akhirnya semarah apapun Xiao Xi, dia nggak bisa mengabaikan Jiang Chen XD
Mantan teman sebangku Jing Jing menemui Xiao Xi karena wali kelas memanggil Xiao Xi. Xiao Xi meninggalkan kelas.
Jing Jing kemudian berfikir, ia menatap Jiang Chen yang seperti biasa sibuk dengan bukunya dan ia punya ide.
Lu Yang yang ada dibelakang Jing Jing ingin baikan dengannya dan mencoba mencoleknya dengan pensil, tapi Jing Jing keburu bicara pada Jiang Chen.
Jing Jing bertanya, Jiang Chen, kira-kira kenapa wali kelas ingin bertemu dengan Xiao Xi? Apakah menurutmu karena masalah dengan Wu Bo Song?
Jiang Chen tidak melihat kearah Jing Jing dan mengatakan kalau ia tak peduli.
JIng Jing membalas, yeah, kau seharusnya memang tidak peduli, karena kau tidak ada ditempat dimana kau akan peduli pada Xiao Xi.
Lu Yang ikutan nimbrung dibelakang, Aku peduli! Aku peduli!
Jiang Chen membalas, lalu kenapa kau bertanya padaku?
Jing Jing menjawab, well, ini hanya percakapan normal antara teman sekelas. Kau tahu, jika Xiao Xi dan Bo Song benar-benar pacaran, dalam kelompok kita akan ada pasangan kekasih.
Lu Yang ikutan nimbrung, Aku pikir akan ada pasangan kedua juga (aku dan kau).
Jing Jing kesal karena Lu Yang terus mengganggunya dan menyuruh Lu Yang diam.
Tak disangka, ternyata Jiang Chen terganggu dengan kata-kata Jing Jing itu, ia sudah menahan dari tadi, tapi ternyata kali ini nggak bisa. Mendengar Xiao Xi dan Bo Song pacaran, Jiang Chen kehilangan pengendalian dirinya, ia bahkan sampai merobek kertasnya.
Jing Jing menyadari hal itu dan puas karena bisa membuat Jiang Chen merasa terganggu.
Jing Jing melanjutkan, dia sebenarnya bicara pada dirinya sendiri, tapi berusaha agar Jiang Chen mendengarkannya HAHAHHAAHHAH. Ia mengatakan, Sabtu ini adalah ulang tahun Xiao Xi. Kalau aku lihat sih, jika mereka berkencan (bersama) hari itu, aku sudah bisa menebak apa yang akan terjadi (Bo Song akan menyatakan perasaan pada Xiao Xi). Tapi belakangan ini Xiao Xi benar-benar sangat menginginkan tiket pertandingan MU, aku pikir dia tidak akan mendapatkannya. Tepat dihari yang sama, Chun Chun mengadakan konser. Hmmm, aku pikir aku harus memberi petunjuk pada Wu Bo Song mengenai hal ini.
Jiang Chen benar-benar mendengarkan Jing Jing dengan seksama seperti harapan Jing Jing.
Jing Jing melanjutkan lagi, Wu Bo Song itu sangat baik pada Xiao Xi kita~ (dia pasti akan melakukannya).
Jiang Chen kemudian meninggalkan kelas dan Jing Jing puas karena ia bisa mempengaruhi Jiang Chen.
*jingjing baik banged, aku suka HAHHAHAHAHAH Jiang Chen memang harus digituin biar sadar, kalau nggak mau Xiao Xi deket sama cowok lain, ya mulai lah bertindak!
0 komentar:
Posting Komentar