Ini adalah episode yang menyedihkan bagi Wu Bo Song. Selama ini ia tahu kalau Xiao Xi menyukai Jiang Chen, tapi ia belum sepenuhnya menyerah. Tapi disini ia melihat dengan mata kepalanya sendiri sejauh apa hubungan Xiao Xi dan Jiang Chen, dia benar-benar menangis karenanya. Sedih banged huhuhuhuhu *peluk Bo Song T___T
Tapi karena alasan itu juga dia akhirnya menemukan apa yang harus ia lakukan, apa yang tidak boleh ia lepaskan.
Tapi karena alasan itu juga dia akhirnya menemukan apa yang harus ia lakukan, apa yang tidak boleh ia lepaskan.
To Our Pure Little Beauty Episode 16: What kind of adult do you want to become?
Xiao Xi dan Bo Song belajar perpustakaan. Xiao Xi berusaha mengajari Bo Song agar bisa lulus ujian masuk universitas. Tapi Xiao Xi sangat lemah akan matematika, jadi ia tak bisa menjelaskannya dengan baik. Bo SOng mengkhawatirkan Xiao Xi yang terlalu memaksakan diri.
Xiao Xi menawarkan memanggil Jing JIng untuk mengajari mereka tapi Bo SOng mengatakan tidak perlu, ia pikir mereka harus merasakan soalnya siapa tahu ada ilham yang datang dikepala mereka tapi tentu saja pada akhirnya mereka tetap tak bisa mengerjakannya.
Xiao Xi mengatakan kalau matematikanya tidak bagus dan menawarkan berganti ke pelajaran bahasa Inggris. Tapi Bo Song tak mau merepotkan Xiao Xi dan mengatakan kalau mereka sebaiknya belajar seni saja (karena Xiao Xi lebih menguasai itu).
Demi ujian masuk universitasnya dan juga untuk mengajari Bo Song, Xiao Xi belajar kelas di rumah, bahkan saat makan ia terus membawa catatannya dan menghafal.
Ayah protes karena Xiao Xi belajar sambil makan, tapi ibu membelanya karena belakangan ini Xiao Xi sangat bekerja keras untuk ujiannya.
Ayah tidak percaya anaknya pekerja keras dan malah memuji Jiang Chen yang tes di Tsing Hua.
Xiao Xi yang sedang tak mau mendengarkan nama 'JIang Chen' akhirnya berhenti makan dan kembali ke kamarnya.
Xiao Xi membuka jendela kamarnya dan menatap ke arah kamar Jiang Chen yang gelap. Ia menghempaskan badannya ke tempat tidur dan bergumam kenapa Jiang Chen belum kembali juga.
Xiao Xi sangat merindukan Jiang Chen. Awwwww.
100 hari menjelang ujian masuk universitas (kalau di indo SBMPTN) para siswa belajar keras, para guru juga berusaha mengejar ketertinggalan dan memberikan latihan-latihan soal tahun sebelumnya, kalau tidak mengerti, guru menyuruh mereka langsung datang ke kantor.
Direktur sekolah juga sangat waspada pada para siswanya dan bahkan mulai melarang mereka tidur siang karena ujian masuk sudah dekat.
Saat jam istirahat, Xiao Xi dan Jing Jing naik ke atap sekolah. Jing JIng merasa lega ia tak lagi mencium bau kertas ujian, karena sejak pagi mereka terus mengerjakan soal dan mengerjakan soal.
JIng Jing dan Xiao Xi bahkan mulai membuat lagu berdasarkan situasi mereka sekarang. Jing Jing mengatakan kalau Xiao Xi pasti merindukan Jiang Chen dan Xiao Xi mengatakan Jing Jing juga pasti merindukan Lu Yang.
Tapi Xiao Xi tahu JIng JIng pasti berdebar saat Lu yang mengatakan perasaannya waktu itu. Jing Jing mengangguk. Xiao Xi mengatakan kalau Jiang Chen mengatakan hal seperti itu padanya, ia pasti akan sangat senang.
Jing Jing mengatakan kalau tindakan Lu Yang waktu itu cukup untuk membuat hatinya tergerak, dan karena Lu Yang tak ada disekolah ia juga merasa sedikit kehilangan.
Xiao Xi tersenyum mengatakan sepertinya cinta sudah mulai mekar diantara mereka. JIng Jing memukul Xiao Xi karena candaannya.
Jing Jing kemudian mendesah mengatakan kalau ia masih belum bisa menemui Lu Yang. Xiao Xi mengatakan Lu Yang masih di rumah sakit, Jing Jing bisa datang tiba-tiba tanpa pemberitahuan supaya Lu Yang tak bisa sembunyi.
Jiang Chen akhirnya kembali dari tes di universitas Tsing Hua, saat ia kembali ke sekolah, seluruh sekolah penuh dengan spanduk penyemangat untuk ujian masuk universitas.
Saat ia kembali ke kelas, para siswa bertepuk tangan karena ia sudah kembali dari ujiannya. Xiao Xi senang Jiang Chen kembali.
Wali kelas meminta para siswa mengeluarkan selembar kertas dan menuliskan tujuan universitas mereka dan rencana masa depan mereka. Jika mereka masih tak tahu apa yang akan mereka lakukan, maka pikirkan baik-baik dari sekarang. Para siswa mengerti.
Jing Jing bertanya apa yang akan ditulis Xiao Xi dan Xiao Xi mengatakan ia tak tahu apa yang ingin ia lakukan dimasa depan. Xiao Xi mengintip milik Jiang Chen dan juga milik Jing Jing, mereka sudah menulis dengan yakin apa yang mereka inginkan.
Xiao Xi jadi sedih karena ia benar-benar tidak tahu apa yang harus ia tulis.
Sementara itu Bo Song menatap kertas kosong yang ada dihadapannya, ia tak tahu akan menulis apa.
Xiao Xi dan Bo Song belajar di perpustakaan, ia bertanya pada Bo Song apakah ia sudah menulis yang diminta wali kelas. Bo Song mengatakan ia belum menulisnya.
Xiao Xi bertanya apakah Bo Song tidak berencana untuk berenang lagi? Sangat disayangkan jika Bo Song tidak lanjut. Ia bahkan masih memiliki medali yang diberikan Bo Song waktu itu dan Bo Song pernah berjanji akan menggantinya dengan emas suatu hari nanti. Xiao Xi malah penasaran apakah itu emas asli dan bisa dijual. Bo Song tertawa dan mengatakan ia akan membawakan satu nanti dan Xiao Xi bisa mencoba menggigitnya lol.
Bo Song kemudian berfikir sejenak dan bertanya, jika aku menyerah, apa kau akan marah?
Xiao Xi mengatakan kalau itu akan sangat disayangkan, tapi yang seharusnya marah bukan dirinya, tapi Bo Song sendiri dan keluarganya.
Bo Song meminta Xiao Xi jangan terlalu mengkhawatirkannya. Ia kemudian mengalihkan pembicaraan, bagaimana denganmu? kau tidak punya sesuatu yang ingin dilakukan di masa depan?
Xiao Xi berfikir dan mengatakan, ada banyak sekali, menjadi polisi, peneliti, guru, selebritis, aku sudah memikirkan banyak hal tapi entah kenapa aku merasa itu tidak cocok untukku.
Bo Song kemudian bertanya lagi, Aku tidak punya sesuatu yang sangat ingin kau sukai?
Xiao Xi berfikir lagi dan mengatakan ia suka menggambar dan....
Xiao Xi tidak melanjutkannya. Bo Song penasaran tapi Xiao Xi tidka mau mengatakannya. LOL. (Jiang Chen HAHAAAHHA).
Xiao Xi dan Bo Song kembali belajar saat Jiang Chen masuk ke perpustakaan dan melihat mereka berdua. Bo Song sedang meminta Xiao Xi menjelaskan trigonometri padanya.
Xiao Xi melihat Jiang Chen dan memanggilnya, ia meminta Jiang Chen menjelaskan trigonometri pada mereka. Bo SOng menolak diajarkan Jiang Chen. JIang Chen juga malas mengajarkan mereka dan menyuruh mereka lanjut.
Jiang Chen mengomentrai mereka berdua yang kelihatan cocok, yang satu suka bicara dan yang satu pendengar yang baik.
Xiao Xi memandangi Jiang Chen sementara Bo Song kesal melihatnya.
Lu Yang sedang membaca buku saat Jing Jing tiba-tiba masuk ke kamar, ia panik dan segera menyembunyikan dirinya dibalik selimut.
Jing Jing kali ini nggak mau lagi bersikap baik dan menyingkirkan selimut itu. Lu Yang masih saja berusaha menyembunyikan wajahnya dengan menutupnya menggunakan buku lol.
Jing Jing mengatakan kalau guru ingin mereka menuliskan universitas tujuan dan rencana masa depan, ia akan mengambilkan milik Lu Yang. Ia juga membawakan soal dan jawaban ujian masuk universitas tahun lalu, ia sengaja meringkasnya untuk Lu Yang, tapi Lu Yang menolak.
Jing Jing memaksa Lu Yang melihatnya tapi Lu Yang tetap menolak dan menyuruh Jing Jing membawa itu pulang. IA mengatakan ujian masuk sebentar lagi dan meminta Jing Jing berhenti menyia-nyiakan waktunya.
Jing Jing kesal sekali dan akan pergi, saat Lu yang mengatakan jangan datang lagi, Jing Jing berbalik dan kembali padanya.
Ia protes karena Lu Yang bersikap seperti itu padanya. Ia memaksa Lu Yang mengambil kertas yang ia bawa tapi Lu yang tetap menolak dan Jing Jing merobeknya. Ia kemudian meninggalkan Lu Yang dengan marah.
Setelah Jing Jing pergi Lu yang turun dari tempat tidurnya dan mengambil sobekan demi sobekan kertas itu sambil bergumam, lihat betapa pemarahnya dirimu, selain aku, siapa yang akan tahan dengan sikapmu itu?
Xiao Xi masih belum menulis tujuan universitas dan rencana masa depannya, ia bingung sendiri. Pada akhirnya ia menulis beberapa profesi yang ia pikirkan di sebuah penghapus berbentuk dadu dan mulai melemparnya.
Tapi setelah hasilnya keluar ia malah ragu dan melempar lagi dan lagi. Sampai akhirnya sis 'manhuwa artist' keluar dan ia memutuskan menulis manhua artist sebagai pekerjaan masa depannya (manga-ka).
Untuk rencana masa depannya, ia menulis 'Chen Xiao Xi, Jiang's family grandma' HAHAHHAHAHAHAHAH. Nenek keluarga Jiang alias dia nikah sama Jiang Chen, terus punya anak dan cucu wkwkkwwkwkw.
Xiao Xi kemudian melihat sebuah buku dan mengatakan hanya Jiang Chen yang belum mengisi itu.
*Itu semacam buku tahunan, atau binder, biasanya kan sebelum lulus teman-teman disuruh mengisi itu heheeheh. Dulu pas SMP dan SMA aku juga melakukannya. Masih ada sampai sekarang.
JIang Chen datang ke rumah sakit untuk menjenguk Lu Yang. Ia melihat seorang anak kecil sedang menangis disana dan duduk disampingnya. Anak itu menangis karena ibunya mengatakan kalau ayahnya mungkin tak akan kembali lagi.
Jiang Chen jadi teringat saat ayahnya meninggal dulu, ia juga menangis dan dokter meminta maaf padanya karena tak bisa menyelamatkan ayah Jiang Chen. Ayah Jiang Chen adalah orang baik yang mendonorkan organnya bagi yang membutuhkan.
Jiang Chen masuk ke kamar Lu yang saat Lu Yang sibuk menggabungkan kembali kertas yang disobek Jing Jing tadi dengan selotip.
JIang Chen bertanya apa itu dan lu Yang mengatakan kalau Jing merobeknya, karena ia membuat Jing marah.
Jiang Chehn bertanya apakah Lu Yang serius akan mengakhiri semuanya seperti ini?
Lu Yang menatap Jiang Chen dan mengatakan kalau ia pikir tubuhnya tidak memiliki kualifikasi untuk menyukai seseorang. Ia hanya akan membuat Jing Jing sedih pada akhirnya.
Jiang Chen menatap Lu Yang dan memberikan susu padanya. Ia bertanya apa yang dokter katakan dan Lu Yang tidak tahu karena orang tuanya tidak mau mengatakan padanya. Mungkin orang tuanya takut ia akan khawatir.
Lu Yang meminta Jiang Chen berhenti membicarakannya, ia bertanya bagaimana dengan ujian Jiang Chen dan Jiang Chen mengatakan tidak ada masalah. Lu Yang merasa salah bertanya begitu karena tentu saja bagi seseorang seperti Jiang Chen tidak akan ada masalah.
Ia mengubah pertanyaannya, apakah Jiang Chen benar-benar akan ke Tsing Hua dan belajar matematika? Ia mengatakan Xiao Xi datang beberapa waktu yang lalu dan meratap/menangis sepanjang hari karena Jiang Chen akan ke Beijing sementara ia tak bisa tes di Beijing karena nilainya tidak bagus.
Jiang Chen tersenyum mendengarnya dan mengatakan kalau ia tak akan kuliah di Beijing. Lu Yang terkejut, kau tidak akan pergi? hanya untuk Xiao Xi?
Jiang Chen mengatakan kalau ia ingin belajar obat-obatan dan ia juga ingin berada disisi Xiao Xi.
Lu Yang cukup kaget mendengar itu keluar dari mulut Jiang Chen, Oh My God, aku tidak salah dengar kan?
Jiang Chen membalas, mungkin saja kau salah dengar. Keduanya tertawa.
HAHAAHAAHAHAHHAHA.
Lu Yang mengatakan kalau setelah lulus Xiao Xi dan Jiang Chen akan tetap bersama-sama dan itu bagus untuk mereka.
Jiang Chen berkomentar, jika kau merasa iri, berhentilah menghindari Jing Jing. Belakangan ini Jing Jing memprihatinkan, selalu terlihat murung.
Lu Yang tersenyum pahit, Bukankah kau pikir aku sedikit jahat? Sebelumnya aku selalu mengejar-ngejarnya dan sekarang aku menghindarinya. Aku sangat takut akan masa depanku. Jika aku bersamanya, dia akan lebih sedih lagi dimasa depan.
Jiang Chen terdiam dan mengatakan kalau berfikir terlalu banyak begitu seperti bukan Lu Yang saja.
Lu Yang hanya mencoba tersenyum, tapi ia serius ia melakukan ini demi Jing Jing.
JIang Chen pulang saat ibunya melihat ranking jurusan di seluruh China, jurusan matematika Universitas Tsing Hua adalah jurusan no 1 se-China.
Jiang Chen mengatakan kalau ia tidak akan kuliah di Tsing Hua dan ibunya bertanya apakah Jiang Chen tidak lancar menjawab pertanyaan saat ujian?
JIang Chen mengatakan kalau ia ingin belajar obat-obatan/dokter. Ibu tentu saja tidak setuju. Ia tak ingin membahas itu dan mengatakan mereka harus menunggu hasil ujian Jiang Chen dulu baru bicara lebih lanjut.
Jiang Chen hanya bisa mendesah dan kembali ke kamarnya.
Lu Yang sendiri di kamarnya sedang belajar. Saat ada yang membuka pintu ia langsung melihat ke arah pintu, berharap itu adalah Jing Jing.
Tapi sejak hari itu, Jing Jing tidak pernah datang lagi ke rumah sakit.
Waktu berlalu.
Xiao Xi menarik Jiang Chen untuk duduk bersamanya, ia ingin Jiang Chen mengajarkan fungsi trigonometri untuknya.
Jiang Chen tidak menolak hari itu dan mulai mengajari Xiao Xi. Ia menjelaskan mengenai apa itu fungsi trigonometri dan menjelaskan bagaimana cara mengerjakannya. Kemudian meminta Xiao Xi menyelesaikan soalnya.
Xiao Xi mendengarkan dengan baik dan mulai mengerjakan soal dengan serius, sementara Jiang Chen diam-diam menatap wajahnya.
Karena Xiao Xi lama banged mengerjakan soalnya, Jiang Chen jadi mengantuk dan tidur di meja.
Xiao Xi sendiri fokus pada soal yang ada dihadapannya.
Saat Xiao Xi sudah menyelesaikannya, ia melihat ke arah Jiang Chen yang sedang tidur. Xiao Xi menatap wajah tidur Jiang Chen dan tiba-tiba ia mulai mendekatkan wajahnya ke arah Jiang Chen untuk menciumnya aawwwwwwwwwwww.
Tapi teryata Jiang Chen tidak tidur, ia merasakannya dan membuka matanya. Xiao Xi terkejut.
Jiang Chen bertanya apa yang Xiao Xi lakukan. Xiao Xi menjawab, Jika aku mengatakan kalau aku akan menghapus keringatmu, apa kau percaya?
Jiang Chen diam saja, ia kemudian berbalik ke arah lain dengan perlahan. Xiao Xi kemudian kembali duduk dan menatap bagian belakang kepala Jiang Chen. Ia tersenyum diam-diam.
Keduanya tidak tahu kalau Bo Song lewat disana dan melihat hal itu dari jendela.
Dari sisi Bo Song, hal itu terlihat seperti Xiao Xi yang mencium Jiang Chen, padahal nggak kena.
Bo Song jadi terpukul melihatnya, ia sangat sedih dan bahkan jalan nggak lihat-lihat saat melewati lapangan dimana banyak siswa bermain bola.
Mereka menabrak Bo Song dan hidung Bo Song berdarah.
Bo Song dibawa ke UKS. Dokter wanita yang menggantikan dokter Li mengobatinya.
Saat dokter mengobati luka Bo Song, Bo Song menangis karena hatinya terluka.
Dokter itu berfikir kalau air mata Bo Song keluar karena lukanya merangsang indera lainnya sehingga air matanya keluar.
Tapi aku pikir Bo Song menangis karena Xiao Xi T__________T.
Aku sulit menjelaskan adegan ini, tapi benar deh, ini adegan sedih banged, saat Bo Song mengeluarkan air matanya, akting Gao Zhi TIng keren bangeeeeeeeeeeeeeeeeeeeed!!!!!!!!!!!!!
You deserve better person, jiayo! Wu Bo Song!
0 komentar:
Posting Komentar