-------------------------------------------------------------------------------------------------
Ibu Xiao Xi main ke rumah Jiang Chen, ibu Jiang Chen membelikan banyak hadiah untuk ibu Xiao Xi karena sudah memperhatikan Jiang Chen selama ini, ia yakin Jiang Chen merepotkan mereka.
Ibu Xiao Xi mengatakan Jiang Chen adalah anak yang baik dan bisa mengurus diri sendiri, dia tak pernah merepotkan mereka.
Ibu Jiang Chen hanya tersenyum dan mengatakan kalau Jiang chen selalu membuatnya khawatir. Ibu Xiao Xi mengatakan meski Jiang Chen membuat ibunya khawatir, setidaknya Jiang Chen bagus dalam pelajarannya dan mandiri. Ia sendiri mengkahwatirkan puterinya.
Ibu Jiang Chen mengatakan Xiao Xi adalah anak yang baik.
Ibu Xiao Xi meminta ibu Jiang Chen jangan memuji Xiao Xi karena tidak ada yang bagus dari anaknya itu, peringkatnya di sekolah jelek, tidak ada perkembangan sama sekali. Xiao Xi bahkan menghabiskan waktu diluar sepanjang hari.
Ibu Jiang Chen mengatakan karena Xiao Xi masih anak-anak, ia pasti ingin menikmati masa mudahnya.
Ibu Xiao Xi mengatakan mereka sudah mengurus dokumen kepindahan Xiao Xi, semester depan Xiao Xi akan pindah sekolah.
Jiang Chen baru pulang dan mendengarkan pembicaraan 2 ibu itu. Jiang Chen tampaknya dihajar oleh 2 preman tadi, wajahnya terluka.
Pelatih menghukum Bo Song untuk push up 500 kali dan berenang 500 meter. Bo Song melakukan yang diminta oleh pelatihnya.
Pelatih bertanya siapa gadis itu dan Bo Song terus push up, ia tak menjawab. Pelatih kembali mengomel, kau pikir hanya karena kau memenangkan beberapa medali kau itu hebat? Kalau kau melanggar aturan, kau pikir tidak akan ada yang menghukummu?
Bo Song sudah tak tahan mendengatnya. Ia menghentikan push up-nya dan berkata kalau Xiao Xi adalah pacarnya.
Pelatih makin marah mendengarya dan menyuruh Bo Song untuk push up 500 kali lagi. Kau tidak ingin masuk ke tim nasional?! Kau bahkan berani untuk pacaran! Mulai dari sekarang kau tidak perlu berenang lagi!
Bo Song kehilangan kesabarannya dan akhirnya berteriak menghentikan pembicaraan pelatihnya, AYAH! Hidupku tidak hanya untuk berenang. Aku sudah berenang selama 10 tahun, sejak aku kecil sampai sekarang. Aku sudah masuk ke tim ini dan itu, sekarang kau ingin aku masuk ke tim nasional. Kau selalu hanya ingin aku untuk memenangkan medali, menang dan menang!
Ayah Bo Song marah dan mengatakan tentu saja itu adalah yang harus dilakukan oleh seorang atlit, memenangkan pertandingan.
Bo Song menatap ayahnya dengan mata berkaca-kaca. Ayahnya berkata, jika aku tidak memaksamu sekarang, kau akan menyesal seumur hidupmu! Kau dilarang untuk bertemu dengan gadis itu mulai sekarang!
Bo Song mengatakan sejak kecil ayahnya selalu merencakan sesuatu untuknya tapi ayahnya tidak pernah sekalipun bertanya apakah ia suka berenang atau tidak, ayahnya tidak pernah bertanya apakah ia punya teman atau tidak. Ia berenang setiap hari, ia kesulitan bicara dengan teman sekelasnya. Xiao Xi adalah teman pertamanya dan ia menyukai Xiao Xi.
Ayah Bo Song benar-benar marah, tapi ia tahu apapun yang ia katakan sekarang, Bo Song tak akan mendengarkannya. Jadi ia meninggalkan Bo Song.
Bo Song hanya diam dengan banyak pikiran di kepalanya.
*OMG! Aku shock banged di episode ini, aku sama sekali nggak pernah menyangka kalau pelatih tim adalah ayah Bo Song, suer, aku mikirnya bapaknya Bo Song itu kerja kantoran atau bagaimana. Masih kaget nih HAHAHAAAAHHA. Tapi diepisode ini Bo Song keren banged, aku suka saat dia mengakui kalau dia menyukai Xiao Xi XD
Tapi harus siap-siap patah hati nih HUWAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
Jiang Chen terluka, ibu membantunya untuk mengobati luka di kaki dan wajah Jiang Chen, tapi Jiang Chen menolak, mengatakan ia bisa melakukannya sendirian.
Ibu bertanya apa yang terjadi dan Jiang Chen berbohong, mengatakan kalau ia terjatuh. Tapi ibu masih bingung memangnya separah apa jatuhnya sampai Jiang Chen luka parah begini. Ibu bertanya apakah Jiang Chen berkelahi?
Jiang Chen terdiam. Adik Jiang Chen ikut bicara, laki-laki itu kalau berkelahi pasti karena uang atau karena wanita.
Ibu menyuruh adik Jiang Chen bicara hal tak masuk akal begitu.
Adik Jiang Chen tak peduli dan bertanya, kau berkelahi karena seorang gadis kan?
Ibu menyuruh adik untuk kembali ke kamar, ia tak mengerti kenapa anak bungsunya banyak bicara wkkwkwkwkw.
Ibu kemudian bertanya lagi untuk meyakinkan kalau Jiang Chen tidak terluka karena berkelahi. Jiang Chen mengatakan kalau ia terjatuh, ia kembali ke kamarnya.
Jiang Chen duduk di meja belajarnya dan menatap ke luar jendela, ke kamar seseorang. Tentu saja kamar Xiao Xi. Ia melihat lampu kamar Xiao Xi masih menyala, Jiang Chen mengeluarkan HP-nya untuk mengirim sms pada Xiao Xi.
Tapi Jiang Chen tidak tahu harus menulis apa. Awalnya ia menulis nama Xiao Xi, kemudian mengantinya dengan 'kau'. Ia berfikir lagi dan akan bertanya apakah Xiao Xi sudah selesai mengerjakan PR. Tapi Jiang Chen mengurungkan niatnya.
Ragu, ragu dan ragu, akhirnya lampu kamar Xiao Xi padam yang artinya Xiao Xi sudah bersiap untuk tidur. Pada akhirnya Jiang Chen tidak jadi mengirim pesan.
Bo Song menunggu Xiao Xi untuk berangkat sekolah bersama-sama seperti janjinya. Xiao Xi mengkhawatirkan Bo Song dan bertanya apakah kemarin baik-baik saja. Bo Song tersenyum dan mengatakan semuanya baik-baik saja.
Xiao Xi lega mendengarnya. Keduanya berangkat ke sekolah.
Saat dipintu masuk kelas, keduanya berjalan bersama-sama, tapi badan mereka terlalu besar dan tidak bisa masuk bersama-sama. Keduanya jadi berhenti, saling menatap, dan tersenyum.
Jiang Chen ada di kelas melihat hal itu dan memperhatikan keduanya. Melihat keduanya sangat akrab, Jiang Chen sampai menjatuhkan pena-nya LOL.
Xiao Xi berjalan ke mejanya, melewati meja Jiang Chen. Ia melihat wajah Jiang Chen terluka dan bertanya-tanya apa yang terjadi. Ia penasaran tapi ia tak bisa menanyakan seperti biasa.
Saat jam pelajaran berlangsung, Xiao Xi mengantuk, saat ia menguap, guru matematika melihatnya dan marah pada Xiao Xi. Guru mulai mengomeli Xiao Xi dan memanggilnya ke ruang guru.
Guru matematika mengomeli Xiao Xi dihadapan wali kelas, mengatakan kalau Xiao Xi mengerjakan PR dengan sangat buruk, Xiao Xi bahkan tidak kelihatan seperti seorang siswa lagi. Xiao Xi bahkan tidur dikelas dan guru mengatakan ia tak pernah melihat siswa seperti Xiao Xi.
Xiao Xi hanya bisa menunduk mendengarkan omelan gurunya.
Orang tua Xiao Xi datang tak lama kemudian, karena hari ini wali kelas ingin berkonsultasi mengenai Xiao Xi. Orang tua Xiao Xi dan guru bersalaman. Xiao Xi berdiri disana saat orang tuanya, wali kelas dan guru matematika berbicara.
Wali kelas meminta maaf karena meminta orang tua Xiao Xi datang ke sekolah, tapi bagaimana pun mereka perlu berdiskusi. Ibu bertanya pada Xiao Xi apakah Xiao Xi sudah mengatakan pada gurunya. Xiao Xi terdiam.
Guru matematika menggunakan kesempatan ini untuk memperlihatkan nilau tugas Xiao Xi, ia mengatakan ia tahu kalau masa sekarang ini adalah masa yang membuat strss para siswa, tapi Xiao Xi sudah cukup parah dan ini adalah masalah karena Xiao Xi bahkan tidak konsentrasi selama pelajaran, bahkan tertidur.
Xiao Xi menunduk saja mendengarkan.
Ibu kemudian mengatakan ia pikir ia tahu alasannya. Para guru terkejut.
Ibu menjelaskan kalau mereka memutuskan Xiao Xi akan pindah sekolah dan mungkin Xiao Xi belum beradaptasi dengan hal ini, karena itu Xiao Xi agak emosional dan tak bisa berkonsentrasi.
Para guru saling pandang karena terkejut, mereka tak tahu kalau Xiao Xi akan pindah sekolah.
Ibu mengatakan Xiao Xi sudah bersekolah di sekolah ini selama 1 tahun dan peringkatnya sama sekali tidak membaik, itu sebabnya mereka pikir Xiao Xi butuh suasana baru.
Guru matematika tiba-tiba ingin kabur dari situasi ini, mengatakan kalau ia masih ada tugas yang harus dikerjakan. Ia meminta wali kelas bicara santai dengan orang tua Xiao Xi mengatakan kalau Xiao Xi sebenarnya anak yang baik.
Xiao Xi yang tadinya menuduk mengangkat kepalanya lagi, kenapa tiba-tiba guru mengatakan dia anak yang baik, padahal tadi guru mengomelinya.
Guru wali kelas meminta orang tua Xiao Xi jangan terlalu buru-buru, karena peringkat Xiao Xi sekarang tidak akan menunjukkan peringkat akhirnya nanti, karena bisa saja berubah menjadi lebih baik. Bahkan peringkat di SMA juga tidak akan berpengaruh pada nilai saat kuliah nanti. Beberapa anak memang lebih lambat dari anak lainnya, makanya mereka sering ketinggalan, tapi jika berusaha keras, pasti akan menunjukkan perkembangannya. Pindah sekolah juga akan membuang waktu saat berusaha beradaptasi dengan lingkungan baru, lebih baik menggunakan waktu itu untuk belajar.
Ibu mengataka mendengar wali kelas mengatakan hal seperti itu, wali kelas pasti punya alasan, tapi suaminya sudah mengurus semuanya dan mereka akan tetap memindahkan Xiao Xi.
Xiao Xi tidak mengatakan apa-apa. Saat gutu akan melanjutkan, telpon berbunyi dan ia permisi mengangkat telpon.
Di kelas, JIng Jing dan Lu Yang mengkhawatirkan Xiao Xi yang dipanggil ke ruang guru lagi, bahkan kali ini orang tua Xiao Xi juga dipanggil. Jing Jing bertanya kenapa Xiao Xi sangat tidak beruntung.
Jiang Chen yang diam-diam mendengarkan mereka ikutan nimbrung, mengatakan kalau Xiao Xi akan pindah sekolah.
Lu Yang dan Jing Jing terkejut mendengarnya, Lu Yang mendekati Jiang Chen dan bertanya apa yang terjadi. JIng Jing juga bertanya kenapa Xiao Xi harus pindah sekolah.
Lu Yang kemudian berfikir dan ia merasa ia mengerti alasannya, itu karena belakangan ini semua guru sangat keras pada Xiao Xi.
Jiang Chen juga berfikir dan kemudian mengatakan kalau guru Liu GU Shan menyukai Xiao Xi.
Mereka bertiga saling pandang dan menemukan ide.
Mereka bertiga pergi menemui guru Liu Gu Shan dan tidak tahu harus mengatakan apa setelah mereka menghentikan guru. Lu Yang akhirnya melimpahkan semuanya pada Jiang Chen LOL>
Jiang Chen bertanya apakah guru tahu kalau Xiao Xi akan pindah sekolah?
Guru terkejut mendengarnya, ia kemudian pergi ke ruang guru.
Wali kelas menerima telpon mengenai Jiang Chen dan ibu mendengarkannya. ia betanya ada apa dengan Jiang Chen, kalau terjadi sesuatu wali kelas bisa memberitahunya agar ia bisa menyampaikan pada ibu Jiang Chen karena mereka tetanggaan.
wali kelas mengatakan belakangan ada banyak masalah mengenai preman diluar sekolah dan Jiang Chen sepertinya menjadi saksi dan melaporkan pada polisi, Jiang Chen juga menangkap preman itu jadi kantor polisi menelpon untuk memuji mereka.
Xiao Xi yang mendengarkan hal itu jadi terkejut dan berfikir jangan-jangan preman yang dimaksud adalah yang menganggunya waktu itu.
Ibu memuji Jiang Chen memang anak baik. Guru matematika mengatakan kalau anak sekolah mereka memang baik-baik, karena itu banyak yang ingin pindah ke sekolah mereka.
Guru Liu Gu Shan akhirnya datang ke ruang guru dan bertanya siapa yang akan pindah sekolah. Jiang Chen, Lu Yang dan Jing Jing mengintip dari pintu.
Wali kelas memperkenalkan orang tua Xiao Xi pada guru Liu Gu Shan.
Guru Liu Gu Shan mengatakan pada orang tua Xiao Xi mengenai nilai Xiao Xi yang buruk, tapi ia tak setuju. Ia mengatakan ia tak mau mendengarkan hal seperti itu tentang siswanya. HAl itu bukan karena Xiao Xi tidak punya kemampuan tapi kalian tidak bisa melihat potensi Xiao Xi. Xiao Xi dianugerahi dalam bidang seni, ia gadis yang ceria dan baik, ia lebih baik dari sebagian siswa lainnya. Itu benar Xiao Xi tidak menunjukkan peningkatan dalam nilai pelajarannya, tapi aku percaya padanya.
Xiao Xi terharu mendengar kata-kata guru Liu.
ayah mengatakan pada guru Liu kalau ia mengerti maksud guru, tapi untuk lulus Xiao Xi membutuhkan nilai yang bagus HAHHAAHHAAHAA.
Wali kelas mengatakan mereka sudah berdiskusi antara orang dewasa tapi belum menanyakan yang bersangkutan. Mereka bertanya apakah Xiao Xi ingin pindah sekolah. Semuanya menatap Xiao Xi.
Xiao Xi berfikir dan ia kelihatan ragu. Jiang Chen merasa ia tak bisa membiarkan hal ini dan masuk ke dalam untuk menemui guru Liu yang memintanya mengambil buku tugas mereka. Guru Liu membenarkan dan meminta Jiang Chen membagikannya ke kelas mereka.
Guru Liu kemudian ingat kalau dalam tugas kali ini, tulisan Xiao Xi sangat bagus, sebuah peningkatan besar. Xiao Xi tersenyum mendengarnya.
Jiang Chen menggunakan kesempatan ini untuk meminta Xiao Xi membantunya mengambil buku tugas mereka dan Xiao Xi menurut.
Ibu mengingatkan mereka kalau mereka sedang bicara, kenapa Xiao Xi pergi. Jiang Chen memberikan buku pada Xiao Xi dan bagian atas adalah buku milik Jiang Chen, ada tulisan 'jangan pindah sekolah'. Xiao Xi terkejut, ia menatap Jiang Chen. Jiang Chen tidak mengatakan apapun dan melewatinya.
Xiao Xi kembali ke orang tua dan guru. Ia melirik Jiang Chen lagi dan membuat keputusan kalau ia tidak ingin pindah sekolah. Aku menyukai sekolahku yang sekarang, para guru sangat baik, teman-teman sekelasku juga baik. Aku memutuskan untuk tetap bersekolah disini.
Lu Yang dan Jing Jing lega mendengarnya sementara orang tua Xiao Xi terkejut karena sebelumnya Xiao Xi sudah setuju untuk pindah sekolah.
Xiao Xi mengatakan kalau ia akan berusaha lebih keras lagi, ia akan menunjukkan peningkatan pada tes selanjutnya. Ia berfikir dan mengatakan ia akan mendapat peringkat 15 besar.
Semuanya terbelalak mendengar hal itu, mengingat Xiao Xi ada diperingkat terakhir di kelas mereka, naik ke peringkat 15 besar kedengaran sangat tidak mungkin.
Xiao Xi mengatakan pada orang tuanya, jika aku mendapat peringkat 15, aku tidak perlu pindah sekolah lagi, oke?
Jiang Chen menatap Xiao Xi dengan seikit kekaguman dalam matanya. Lu Yang dan Jing Jing lemas karena itu hal yang tidak mungkin lol. Orang tuanya juga mengatakan itu tidak mungkin.
Guru Liu menyukai semangat Xiao Xi dan mengatakan ia bangga pada Xiao Xi.
Xiao Xi memang mengatakan itu tapi sebenarnya dia juga nggak yakin.
Hari itu Xiao Xi dan Jiang Chen pulang bersama. Xiao Xi mengatakan kalau ia mendengar Jiang Chen menangkap preman-preman itu, ia bertanya apakah Jiang Chen melakukan itu karena dirinya?
Jiang Chen tenti saja membantah, ia mengatakan ia melakukannya karena ia harus memberantas kekerasan dan kriminalitas.
Xiao Xi menarik baju Jiang Chen untuk menahannya dan mengatakan kalau belakangan ia merasa ada yang mengikutinya dan bertanya apakah itu Jiang Chen? Kau pasti melihatku bersama preman itu jadi aku mengikutiku dari rumah ke sekolah untuk melindungiku, bukan?
Jiang chen menatap Xiao Xi dan berkomentar kalau Xiao Xi kebanyakan membaca dongeng HAHAHAHAHAHA.
Jiang Chen menyuruh Xiao Xi untuk berjalan dengan cepat dan Xiao Xi protes, kalau memang Jiang Chen buru-buru harusnya Jiang Chen memperbolehkannya naik ke sepedanya.
Jiang Chen menolak. Xiao Xi kecewa dan bertanya kenapa? Jiang Chen mengatakan karena Xiao Xi sangat berat.
Jiang Chen kemudian naik ke sepedanya. Xiao Xi cemberut tapi tetap memaksa naik di kursi belakang.
Xiao Xi: I would only be a sweet burden~
Jiang Chen: Chen Xiao Xi, how about your face?
Xiao Xi (smiling): I will give it to you~
Xiao Xi dan Jiang Chen tersenyum dan keduanya pulang bersama-sama.
Xiao Xi benar-benar bersemangat dalam belajar, ia bahkan tertidur karena kelelahan di perpustakaan. Jiang Chen juga membantu Xiao Xi dengan merangkum materi penting dan memberikan latihan soal pada Xiao Xi.
Kalau Xiao Xi sudah menyelesaikannya, ia akan meminta Jiang Chen memeriksanya. Ia belajar dan belajar dan belajar setiap hari. Teman-teman yang lain juga membantunya dengan meminjamkan buku catatan.
Dan akhirnya hari-H tiba. Ujian akhir semester.
Beberapa hari setelah ujian, nilai diumumkan dipapan pengumuman.
Xiao Xi dan Lu Yang masuk ke kerumuman untuk melihat nilai mereka.
iao Xi puas karena berhasil mendapatkan peringkat 15 besar. Lu Yang shock seorang Chen Xiao Xi mendapatkan peringkat 13 di kelas mereka.
Jiang Chen juga ada disana untuk mengecek. Xiao Xi melihatnya dan tersenyum pada Jiang Chen, Jiang Chen juga tersenyum karena Xiao Xi berhasil.
5 sekawan kemudian merayakan kesuksesan Xiao Xi untuk mendapatkan ranking 15 besar, sikap pemberani Jiang Chen yang menangkap preman, dan mereka semuanya yang akan terus melanjutkan perjalanan berlumpur yang bernama sekolah.
Mereka berlima bersulang dengan susu, jus dan kola.
Xiao Xi menatap Jiang Chen saat itu dan Jiang Chen melihat ke arahnya. Xiao Xi tidak bisa menahan senyumannya dan mengatakan dalam hati kalau ia pikir ia masih menyukai Jiang Chen.
-The End-
Epilog:
Jiang Chen sedang berjalan bersama Xiao Xi saat 2 siswi mendekati Jiang Chen. Xiao Xi menyembunyikan wajahnya. Mereka bingung melihat Jiang Chen disana dan bertanya apakah Jiang Chen tidak jadi pindah sekolah?
Jiang Chen bingung karena ia tak pernah merasa kalau ia akan pindah sekolah. Kemudian mereka melihat ke arah Xiao Xi dan mengenali Xiao Xi sebagai orang yang mengatakan Jiang Chen pindah ke Chang Sha (?).
Jiang Chen menatap Xiao Xi dengan sudut matanya, dan mengatakan sepertinya ia sudah pindah sekolah.
Xiao Xi malah pura-pura dan bertanya, bukannya kau akan pindah sekolah?
Jiang Chen kesal, kau ini bicara apa?
Xiao Xi: Ah, jadi kau tidak pindah sekolah...
*Lol jadi Xiao Xi sepertinya menyebar gosip kalau Jiang Chen pindah sekolah.
Salah satu siswi mendorong temannya mendekati Jiang Chen dan temannya malu-malu mengeluarkan surat cinta.
Jiang Chen melihat hal itu dan mengatakan kalau kelas sudah dimulai. Ia meninggalkan mereka.
Xiao Xi mengikutinya dari belakang.
Siswi tadi sedih dan temannya menyemangatinya, mengatakan kalau masih ada Hu Yi Tian anak kelas 1-6.
HAHAHAHAAHHA. Hu Yi Tian itu nama aktor pemeran Jiang Chen lol
Komentar:
Episode 6 ini berlalu cepat banged, aku nggak menyangka aku sangat menikmati episode ini, meski agak kesal juga sih karena episode 6 ini semuanya jadi tertuju pada Xiao Xi yang merupakan peringkat terendah dikelas.
Kasihan banged sama Xiao Xi ini salah begitu salah, semua guru selalu mengomelinya. Kejadian di pemetasan drama itu sepertinya memancing semuanya, Selama ini adem ayem aja soalnya. Mungkin karena para guru tahu kalau Xiao Xi dalam masa pubernya, naksir seseorang, jadi masa rawan dimana mereka harus waspada mengingat Xiao Xi nilainya rendah.
Tapi ngeri juga ya, kalau pengen nilai bagus harus pindah ke sekolah yang lebih ketat peraturannya sama aja dengan memaksa belajar, Bukannya justru jadi makin nggak konsen ya karena terpaksa?
Aku shock saat tahu ayah Bo Song adalah pelatih renangnya, pantes ya keras banged ayahnya. Tapi kenapa Bo Song terus berenang kalau dia memang nggak suka? Apakah karena hanya itu yang bisa ia lakukan?
Aku jadi mengerti kenapa Bo Song sayang banged sama Xiao Xi, ternyata karena Xiao Xi teman pertamanya. Awalnya mereka murni temanan sih, tapi lama-lama Bo song jadi jatuh cinta pada Xiao Xi dan cintanya besar bangeeeeeeeeeeeed!!!
Semakin besar dia akan semakin terluka nih, aduuuuh, tolong donk penulis diending carikan Bo Song seseorang untuk mengobati luka hatinya XD
Aku baru tahu kalau kamar Xiao Xi dan Jiang Chen sebelahan. Soalnya dulu nggak diliatin sih. Biasanya kan kalau kamar OTP sebelahan pasti ada adegan si cewek ngintip ke kamar si cowok LOL. Tapi kalau nggak salah di beberapa episode lalu, bukannya rumah Jiang Chen itu ada diatas ya, dan rumah Xiao Xi ada dibawah intinya beda lantai gitu (inget pas Xiao Xi main ke rumah Jiang Chen) kok tiba-tiba kamarnya bisa berseberangan ya? HAHHAHAHAHAHAHAHAH.
Aku suka disini nggak ada degan lead male ngajarin female lead belajar. Biasanya kan kalau female lead kesulitan belajar nanti male lead ngajarin berdua gitu trus romantis bla bla bla, ternyata disini dibuat ringkas aja. Intinya yang ngajarin nggak cuma male lead, tapi teman-teman juga. Bagus sih. Karena aku sempat berfikir jangan-jangan ini bakalan sama kaya Itakiss, udah ngebayangin Xiao Xi belajar di rumah Jiang Chen HAHAHAHAHA.
Ada di episode berapa gitu, aku lupa. Yang jelas dua siswi di epilog itu nyari Jiang Chen ke kelasnya. Tapi si Xiao Xi bilang kalau Jiang Chen nggak ada soalnya pindah sekolah.
BalasHapus