Episode 9 ini adalah episode Kahogo no Kahoko yang paling banyak menguras energi dan air mata saya. Aku menontonnya beberapa kali, dan tetap saja air mata mengalir. Sedih bangeeeeeeeeeeeeeed.
Di Episode ini Kahoko dan Hajime menyatakan janji suci mereka, hanya mereka berdua. Ibu masih menentang hubungan mereka, tapi ibu terlalu disibukkan dengan penyakit nenek sementara Kahoko masih keukeuh ingin menikah dengan Hajime. Kahoko setelah kepergian neneknya, ia menjadi tidak bersemangat lagi, tapi Hajime meyakinkan Kahoko kalau disaat seperti inilah mereka saling membutuhkan satu sama lain, jadi saat ini adalah saat yang tepat untuk menikah.
Sinopsis Overprotected Kahoko Episode 9 Part 1
Ia segera mengangkat telpon, dari Hajime yang menanyakan bagaimana keadaan semalam.
Jadi semalam setelah ibu menyampaikan kalau ia menentang hubungan Kahoko dan Hajime, keluarga ibu Kahoko menelpon mengabarkan kalau nenek jatuh pingsan.
Seluruh keluarga pergi ke rumah sakit dan mengkhawatirkan nenek. Ibu Kahoko sangat khawatir dan mulai meragukan apakah mereka bisa mempercayai dokter yang merawat nenek, hal itu kembali menyulut pertengkaran 3 bersaudara karena ibu Kahoko meragukan rumah sakit tempat ayah Ito bekerja. Mereka merasa Ibu Kahoko kembali sok memimpin.
Saat mereka bertengkar, kakek di luar kamar menangis lagi mengatakan semua adalah kesalahannya. Ibu Kahoko meminta kakek tentang dan duduk disamping nenek, tapi kakek tidak kuat melakukannya. Ibu mencoba menenngkan kakek dan dua adiknya kembali berkomentar kalau ibu Kahoko selalu bertindak semaunya.
Ibu Kahoko benar-benar kesal pada mereka dan mengatakan kalau mulai sekarang ia akan melakukan apapun yang ia inginkan, terserah mereka suka atau tidak.
Dan begitulah semalam keadaan keluarga mereka semakin memburuk, Kahoko benar-benar tidak tahu harus melakukan apa dan mengatakan disaat seperti ini ia ingin bertemu Hajime.
Hajime kemudian meminta Kahoko membuka jendelanya dan Kahoko tentu saja terkejut, ia berlari ke beranda, Hajime sudah berdiri di bawah aAaaaaaaaaaawwwwwwww.
HAjime mengatakan ia mengkhawatirkan nenek Kahoko, makanya ia datang pagi-pagi. Kahoko kemudian meminta Hajime naik ke rumahnya, ia akan membuatkan Hajime sarapan karena Hajime pasti lapar.
Hajime tentu saja menolak karena ia takut ibu Kahoko akan marah. Tapi Kahoko mengatakan mama tidur di rumah sakit dan ayah juga belum bangun, jadi tak masalah.
Setelah yakin keadaan aman, Hajime akhirnya setuju, tapi baru beberapa langkah ia beranjak, Kahoko kemudian mengatakan kalau Hajime tidak boleh masuk, Hajime tentu saja bingung. Ternyata Kahoko dari lantai atas melihat ibunya pulang dan Hajime panik, ia kabur HAHAHAHAHAHHA.
Ibu kembali ke rumah dengan buru-buru, mengambil pakaian ganti, handuk dan peralatan penting lainnya, ia akan tinggal di rumah sakit untuk sementara waktu, menemani nenek. Suaminya meminta istrinya tenang dan beristirahat, tapi ibu Kahoko menolak. Ia mengingatkan Kahoko jangan membawa orang asing masuk ke rumah dan jangan membuat rumah berantakan.
Kahoko terus mengikuti ibunya yang sibuk kesana kemari, ia ingin membahas mengenai pernikahannya dan Hajime, tapi ibu tidak mau Kahoko membahas hal seperti itu ditengah keadaan seperti ini, ibu bahkan mengatakan kalau Kahoko bersikeras menikah dengan Hajime, maka ia akan memutuskan hubungan ibu dan anak diantara mereka.
Tentu saja Kahoko shock dan terdiam.
Kahoko memasang wajah shock di hadapan Hajime, seolah ia kehilangan jiwanya karena perkataan ibunya, ia tak menyangka kalau ibunya sampai akan memutuskan hubungan keluarga.
Hajime sendiri berkomentar ia tak menyangka ibu Kahoko seserius itu menghalangi hubungan mereka dan kagum ibu Kahoko adalah orang yang kuat, Kahoko meminta Hajime jangan terkesan pada ibunya, karena ia sendiri bingung apa yang harus ia lakukan selanjutnya.
Hajime hanya mengatakan 'semangat' pada Kahoko karena ia juga tak bisa mikir, ia sibuk dengan lukisannya. Tentu saja Kahoko protes, setidaknya ia ingin Hajime memberinya beberapa saran. Hajime mengatakan kalau Kahoko akan baik-baik saja karena Kahoko sudah dewasa, ia yakin ide itu akan muncul dengan sendirinya.
Kahoko berkerut lagi karena selain masalah mereka, ia juga mengkhawatirkan neneknya, ia tidak bisa berfikir dengan baik. Hajime kemudian meminta Kahoko untuk memikirkan apa yang kira-kira akan nenek katakan dalam situasi seperti ini.
Kahoko kemudian memikirkan sesuatu, apa kira-kira yang akan neneknya katakan, begitu ia menemukannya, Hajime bertanya apa itu.
Kahoko mengatakan dalam situasi seperti ini ia pikir neneknya tidak ingin ia menangis bersedih, ia harus bersikap seperti biasa dan mengatakan ia harus memikirkan dan membuat keputusan mengenai masa depannya. Ia juga yakin nenek ingin ibu dan para bibi berbaikan kembali dan saling membantu.
Hajime kemudian mengatakan mereka harus berusaha keras mewujudkannya, nenek pasti akan bahagia setelah ia sadar nanti, melihat keluarga kembali berbaikan. Setelah masalah keluarga selesai, mungkin keluarga Kahoko juga akan merestui mereka berdua.
Kahoko akhirnya mengerti dan menemukan semangatnya kembali.
Kahoko mengangguk sambil tersenyum dan berterima kasih pada Hajime. Hajime kemudian menyemangati Kahoko dengan memukul punggungnya, tanda Kahoko harus melakukannya sendirian tanpa dirinya.
Kahoko yang awalnya bersemangat jadi khawatir lagi karena Hajime tidak pergi bersamanya.
Hajime mengatakan tentu saja tidak, kalau mereka pergi berdua itu akan membuat semuanya menjadi kesal dan menganggap mereka bermesraan disaat seperti ini.
Kahoko masih terdiam dengan wajah lucunya mengharapkan Hajime ikut dengannya. Hajime mengatakan kalau Kahoko bisa menelponnya jika keadaan kritis dan ia akan terbang ke sisi Kahoko seperti superman.
Kahoko tiba-tiba memasang wajah meragukan hal itu dan Hajime meminta Kahoko jangan memasang wajah seorang siswa yang tidak percaya perkataan gurunya HAHHAHAHA.
Ia memperlihatkan pada Kahoko sebuah lukisan yang belum jadi, mengatakan ia juga bekerja keras agar mama merestui hubungan mereka.
Kahoko akhirnya mengerti. Hajime tersenyum padanya dan KAhoko membalas dengan senyumannya. Awwwwww. Ini yang berdua xd
Kahoko ke rumah sakit sendirian, ia kemudian bertemu ayahnya di sana dan bertanya kenapa ayah ada di rumah sakit. Ayah mengatakan ia khawatir pada ibu karena ibu tidak pernah mau meninggalkan nenek. Ibu terus menggenggam tangan nenek sejak tadi pagi.
Kahoko kemudian bertanya dimana kakek dan kakek duduk sendirian, ia masih kelihatan sedih. Kahoko berusaha menenangkan kakek dan meminta kakek untuk duduk disamping nenek, tapi kakek mengatakan ia tidak bisa melakukannya. Kahoko sangat khawatir.
Tiba-tiba 2 bibinya yang duduk tak jauh dari sana memanggilnya, mengatakan kalau kakek selalu seperti itu sejak kemarin.
Kahoko jadi pusing karena ia bingung apa yang harus ia lakukan, tapi meski keadaan sedang seperti ini, Kahoko malah mengumumkan kalau ia akan menikah dengan Hajime. Dua bibinya tentu saja terkejut karena ini bukan saatnya membicarakan pernikahan, tapi Kahoko mengatakan justru karena keadaan seperti ini ia ingin melakukannya.
Dua bibinya sih tidak masalah, tapi ibu Kahoko belum merestui hubungan mereka, jadi mereka juga tak bisa memberikan restu dan lagi Tamaki mengatakan kalau ia juga tak punya hak mengatakan hal seperti ini.
Kahoko bingung dan bertanya apa yang terjadi pada Tamaki-chan. Ternyata Tamaki dan Suaminya akan bercerai, ia sudah menandatangani surat cerai dan menyerahkan pagi ini.
Kahoko shock mendengarnya, Tamaki mengatakan kalau dirinya seperti anak kecil yang terus bergantung pada orang lain dan akan lebih baik kalau mereka berpisah. Ibu Ito malah setuju mengatakan sejak kecil Tamaki memang kekanakan. TAmaki tidak suka dikatakan seperti itu oleh seorang ibu yang tak bisa mengurus anaknya sendiri.
Keduanya jadi bertengkar dan Kahoko mengubah pembicaraan dengan menanyakan Ito, ibu Ito mengatakan mereka sudah memutuskan tali hubungan darah ibu dan anak, Ito akan pergi dari rumah dan mengatakan tidak menganggap mereka sebagai keluarga lagi.
Kahoko benar-benar pusing dengan semua itu dan memutuskan menemui neneknya.
Ibu masih di dalam dan tertidur disamping nenek. Kahoko masuk diam-diam dan mengatakan pada neneknya kalau ia akan menikah dengan Hajime. Saat ia memasak bersama nenek hari itu, mereka membicarakan banyak hal dan Kahoko masih ingin tahu banyak hal mengenai neneknya, jadi nenek tidak boleh meninggalkan mereka sekarang. Ia akan berusaha keras dan saat nenek membuka mata, ia yakin semuanya akan berbaikan dan bahagia.
Ibu ternyata terbangun dan mendengar semua itu, ia menasehati Kahoko untuk tidak membuat janji seperti itu. Kahoko minta maaf karena membangunkan ibunya.
Ibu menggenggam tangan nenek dan mengatakan keluarga Tamaki dan ibu Ito sedang dalam keadaan buruk sekarang, selain itu mereka juga tak tahu kapan nenek akan sadar, Kahoko malah memikirkan mengenai pernikahan.
Kahoko mengatakan ia percaya nenek akan segera sadar dan membaik, seperti tahun lalu mereka ke sauna bersama-sama, memecahkan semangka bersama, berkumpul bersama, ia yakin ibunya juga percaya kalau nenek akan segera sadar dan baikan, kemudian mereka akan kembali melakukan hal yang sama setiap tahunnya. Karena itu Kahoko akan terus berusaha yang terbaik.
Ibu hanya terdiam menatap puterinya, ia tak tahu kapan Kahoko mulai bersikap dewasa begitu.
Saat Kahoko keluar, ayah ada di pintu dan tersenyum padanya, sementara di lorong ada keluarganya yang menangis karena berbagai masalah yang mereka hadapi.
Kahoko memutuskan melakukan sesuatu, ia menghubungi suami Tamaki, paman Mamoru dan segera berlari, karena pamannya ingin melakukan sesuatu.
Paman Mamoru sedang mabuk di kantor menunggu Kahoko, ia akan menyerahkan surat cerainya hari ini, tapi karena Kahoko memintanya menunggu, jadi ia belum menyerahkannya.
Pamannya kelihatan dalam keadaan yang sangat mengkhawatirkan, meski Kahoko meminta paman memikirkan sekali lagi, tapi paman mengatakan ia sudah tak bisa mempertahankan pernikahan ini. Karena ia pada akhirnya tidak bisa melindungi Tamaki, meski ia diberi nama Mamoru (melindungi).
Kahoko bertanya apa yang sebenarnya terjadi dan paman mengatakan kalau anak-anak yang dulu ia bantu di episode awal (yang ia yakin kalau mereka adalah anak baik) meninggal dunia. Ia bertanya-tanya kenapa orang baik selalu meninggal lebih awal, kenapa orang jahat sepertinya tidak meninggal lebih awal.
Kahoko tentu saja mengatakan kalau pamannya tidak jahat, tapi paman mengatakan Kahoko selama ini salah sangka terhadapnya. Selama ini saat asma Tamaki kambuh, ia selalu berfikir keadaan sangat sulit dan ia tak ingin bersama Tamaki lagi. Ia tidak seperti kelihatannya, ia juga banyak berfikir negatif dan ingin berpisah, perasaan perasaan itu, selalu ada disaat ia kesulitan.
Kahoko hanya terdiam mendengarnya. Paman kemudian memutuskan menyerahkan surat cerainya pada petugas, meski Kahoko meminta pamannya memikirkan sekali lagi, paman sudah membulatkan tekadnya. Ia juga mengatakan pada Kahoko kalau ia bukan paman KAhoko lagi.
Paman meninggalkan Kahoko yang benar-benar pusing karena ia tak tahu apa yang harus ia lakukan.
Dan disaat ia kebingungan, masalah baru muncul lagi. Hajime menelponnya mengenai Ito-chan. Hajime yang mengkhawatirkan Ito menelponnya dan Ito mengatakan ia sudah putus hubungan dengan orang tuanya dan akan menjual cellonya.
Kahoko hanya bisa menghela nafas khawatir karena masalahnya bertambah lagi.
Kahoko segera berlari ke rumah Ito dimana Hajime sudah menunggu disana. Ia tak punya banyak waktu bicara pada Hajime, karena Ito muncul dengan koper dan cellonya. Kahoko berusaha menghentikannya dan bertanya apakah Ito benar-benar akan menjual cellonya.
Ito yang kesal pada Kahoko berkata, kalau iya memangnya kenapa?
Ito kemudian meninggalkan Kahoko dan Kahoko berusaha mengentikannya mengingatkan Ito sangat menyukai cello itu, Ito pernah mengatakan meski tak ada siapapun di dunia ini, selama ia punya cello, Ito akan bahagia. Tentu saja menurut Kahoko jika Ito menjual cellonya, Ito pasti akan terluka karena cello itu adalah jiwa Ito. JIka ito melakukan itu, Ito yang menyukai musik dan bisa membuat semua orang bahagia dengan musiknya akan menghilang. Kahoko tidak mau itu terjadi, paman dan bibi juga akan sedih karena hal itu.
Ito tidak mau mendengarkan meski Kahoko memohon agar Ito jangan melakukan hal seperti ini dan mengajaknya menemui nenek.
Ito awalnya kelihatan ragu akan tindakannya, tapi anggota geng datang menjemputnya dan ia jadi ia memutuskan ikut mereka. Anggota geng itu cuma mau uangnya Ito saja, mereka bahkan memastikan Ito membawa tabungan pemberian nenek.
Kahoko masih berusaha menahannya dengan menarik kopernya tapi ia didorong oleh salah satu anggota geng itu. Hajime yang awalnya diam saja akhirnya bersuara melihat Kahoko didorong.
Ito tidak peduli pada Kahoko dan masuk ke mobil, mereka berangkat, tapi tiba-tiba mobil berhenti mendadak. Ternyata ayah dan ibu Ito berusaha menghentikan mobil itu dan menarik ITo keluar.
Mereka tak peduli dengan sikap Ito selama ini, tapi menjual cello itu, mereka tidak bisa membiarkannya, karena Cello itu adalah hadiah dari kakek dan nenek.
Anggota geng menertawakan orang tua Ito dan ibu marah pada mereka, memohon agar tidak menjerumuskan anaknya ke jalan yang salah. Ayah bahkan sampai berlutut meminta mereka jangan menemui Ito lagi. Ito jadi malu karena tindakan ayahnya.
Ibu Ito menceritakan saat Ito lahir dulu, mereka tak percaya kalau mereka akan mempunyai bayi se-cantik Ito, karenanya selama membesarkan Ito dengan kasih sayang, mereka sudah tahu kalau Ito suatu hari nanti akan meninggalkan mereka sperti princess Kaguya. Saat Ito mulai bermain cello, mereka jadi yakin suatu hari, hari saat Ito meninggalkan mereka akan datang, Ito akan mengembangkan sayapnya ke dunia yang lebih besar lagi. Karena itu, sampai saat itu datang, mereka ingin melakukan segalanya untuk membantu Ito mengembangkan bakatnya.
Tapi Ito mengatakan pada akhirnya ia tak bisa melakukannnya. Tentu saja ibu mengatakan kalau itu tidak benar. Ia percaya Ito adalah anak yang bisa membawa keajaiban, Ito mempunyai power untuk melakukan itu, musik Ito membuat orang lain bahagia, sampai saat itu tiba, mereka ingin mendukung Ito. Hanya itu yang bisa mereka lakukan sebagai orang tua.
Ito terdiam. Ayah dan ibu menatap Ito dengan wajah memohon mereka. Ito tak suka akan hal itu dan masuk ke mobil, meminta mereka segera jalan. Ito meninggalkan mereka.
Hajime mengantar Kahoko pulang. Kahoko lemas karena banyak masalah yang ia hadapi hari ini. IA bertanya-tanya apakah Ito akan baik-baik saja dan bagaimana dengan paman dan bibinya yang bercerai.
Hajime sangat positif mengatakan kalau mereka berdua akan segera baikan lagi.
Kahoko diam saja sambil berjalan lemas, jadi Hajime menasehatinya, jika Kahoko lemas begitu, Kahoko tidak akan bisa melakukan apapun. Ia mengingatkan Kahoko pernah mengatakan kalau semua orang dikeluarganya adalah orang yang dipenuhi dengan rasa cinta, dan Kahoko selalu mempercayai hal itu.
Kahoko mengingat hal itu. Hajime meminta Kahoko jangan berfikir terlalu keras mengenai hal ini. Kahoko mengerti dan mengatakan ia akan baik-baik saja karena Hajime bersamanya.
Keduanya sama-sama tersenyum.
Karena mereka sudah di depan apartemen Kahoko, jadi Hajime menunggu Kahoko masuk duluan, tapi Kahoko ternyata ingin Hajime pergi duluan.
Jadinya mereka agak awkward gitu dan berpisah. Kemudian Kahoko tiba-tiba memanggil Hajime lagi dan dengan ragu ia bertanya apakah Hajime mau memeluknya sebelum ia pergi.
Wajah Hajime lucu banged, tapi kayaknya dia excited sih, meski dia bilang, apa boleh buat.
Kahoko senang dan menunggu pelukan Hajime, Hajime mendekatinya perlahan dan akan memeluk Kahoko, awwwwwwwww gue teriak nih pas adegan ini HAHAHAHAHAHAHHA.
Tapi tiba-tiba Hajime malah menarik tangannya lagi dan mengatakan ia tak bisa melakukannya. Kahoko terkejut.
Ternyata ayah Kahoko datang HAHAHAHHAHAHAHA.
Ayah kelihatan buru-buru dan bertanya kenapa Kahoko masih diluar, ia melihat Hajime juga. Kahoko mengatakan Hajime mengantarnya pulang. Kahoko bertanya kemana ayahnya buru-buru begitu. Ayah mengatakan ada masalah di rumah keluarganya, karena bibi Kyoko. Kahok terkejut ada masalah apa lagi.
Ternyata bibi Kahoko membawa anak yang dulu pulang ke rumah, si Tamotsu. Ia kebetulan lewat di panti dan berkunjung kesana, ia melihat Tamotsu dan Tamotsu mengatakan ia dibully oleh seniornya, saat ia bertanya apa Tamotsu mau ikut dengannya Tamotsu malah mengikutinya.
Ayah mengerti mengenai Tamotsu dan bertanya bagaimana dengan 2 anak lainnya. Ternyata ada 2 anak lagi yang adiknya bawa ke rumah, dua anak yang bermain ditaman dan ibu mereka tidak akan pulang sebelum malam, jadi ia mengajak mereka bersamanya.
Ayah Kahoko mengingatkan kalau ini termasuk penculikan, tapi bibi mengatakan dia sudah menelpon orang tua anak itu. Ia kemudian mulai membicarakan metode baru membuka usaha dan ayah sudah malas mendengarkan ide baru.
Ia meminta ayahnya untuk mengatakan sesuatu, karena ia dengar dari Kahoko kakek sudah berhenti mengatakan 'besok dan besok'.
Kakek ternyata sakit pinggang karena terlalu bersemangat bersih-bersih rumah waktu itu, jadi ia sedang nggak mood berfikir.
Bibi sendiri ingin memasak untuk anak-anak itu tapi nenek melarang, ia tidak mau anaknya menyentuh dapurnya lagi. Bibi bingung. Nenek akhirnya jujur kalau selama ini masakan bibi sangat mengerikan HAHAHAHAAHA.
Bibi jadi ngambek karena tidak ada hal yang bisa ia lakukan di rumah, sementara ayah Kahoko terus berusaha meyakinkan untuk mengantar anak-anak itu pulang. Kalau anak-anak lapar bibi bisa membelikan makanan di luar. Ia memohon agar adiknya jangan melakukan hal seperti ini lagi.
Bibi akhirnya mengerti dan mengajak Tamotsu dan 2 anak lainnya untuk pulang. Sementara Kahoko sejak tadi seperti memikirkan sesuatu,
Kahoko kemudian menemukan sesuatu itu dan mengatakan pada ayahnya, apakah tempat seperti ini ada, tempat dimana anak-anak bisa melakukan banyak hal, bermain dan belajar, jika ada tempat seperti itu maka bisa digunakan untuk melindungi anak-anak dari jalan yang salah, menyelamatkan anak-anak yang dibully dan lain sebagainya. Kahoko tak bisa mengatakan dengan baik, tapi bibi Kahoko mengerti dan mengatakan itulah ide yang ia pikirkan tadi.
Kahoko dan bibi senang karena mereka satu pikiran. Bibi mengatakan ia ingin membuat tempat dimana anak-anak dibesarkan dengan penuh cinta, sebuah tempat seperti panti asuhan, tempat penitipan anak dan sesuatu seperti itu, All in One.
Ayah mengatakan kalau sangat mudah memikirkan hal itu, tapi untuk membuat hal itu butuh izin dan kualifikasi yang sangat sulit didapatkan.
Kakek tiba-tiba berdiri dan berteriak pasti ada jalan melakukannya. Ia mengatakan kalau ia sebenarnya punya sertifikat mengajar dan nenek punya sertifikat chef. Yang dibutuhkan hanya sertifikat mengurus anak dan ia ingin bibi mengurusnya. Bibi mengerti.
ayah kemudian bertanya lokasinya dan kakek mengatakan mereka punya lantai 2 yang saat ini masih tidak digunakan. Semuanya jadi bersemangat tapi tiba-tiba bibi merasa kalau dirinya tidak bisa melakukan itu, karena ia orang yang tidak mempunyai cinta.
Tentu saja Kahoko tidak setuju dengan hal itu, ia yakin bibi penuh dengan cinta, jika tidak anak-anak itu tidak akan mengikuti bibi.
Hajime membenarkan, ia dibesarkan di panti asuhan sejak usia 7 tahun, jadi ia tahu, bibi bisa dipercayai dan tidak akan berbohong. Ia bisa merasakan kalau bibi seperti ibu bagi anak-anak. Anak-anak itu mengangguk.
Kakek kemudian menyadari kalau Hajime ada disana dan ia tak mengenalinya.
Kahoko kemudian baru ingat ia belum memperkenalkan Hajime pada keluarga ayahnya. Hajime juga baru menyadarinya dan memperkenalkan dirinya sebagai seorang wanita yang ditakdirkan bersamanya, mereka sedang berkencan dengan tujuan untuk menikah. Lucu banged sebelum bilang begitu Hajime menatap ayah terlebih dahulu HAHAHHHAHA.
Nenek sangat senang melihat Kahoko akhirnya menemukan orang yang baik. Kahoko tersenyum bahagia karena nenek menyukai Hajime.
Hajime juga mengatakan ia adalah seorang seniman, kalau mereka butuh seseorang untuk melukis dinding saat membangun tempat yang mereka maksud tadi, ia dengan senang hati akan mendesignnya.
Kakek setuju dan mengumpulkan semuanya untuk mengadakan rapat HAHAHHAHAAHAHA. Langsung ya! Keren juga sih idenya, nggak nyangka mereka sampai pada titik ini, menemukan ide itu XD
Bersambung ke Part 2
0 komentar:
Posting Komentar