----------------------------------------------------------------------------------------------------
Sinopsis KBS Drama Special We All Cry Differently Part 2
Saat sarapan pagi, Ji Hye dengan hati-hati bertanya pada ibunya kenapa ibunya menceraikan ayahnya dulu.
Ibu cukup kaget kenapa Ji Hye tiba-tiba menanyakannya, mmebuat selera makan ibunya hilang. Ibunya menebak Ji Hye bertanya karena masalah uang untuk belajar ke luar negeri lagi. Tapi Ji Hye mengatakan bukan karena itu, apa ia tak boleh bertanya alasannya?
Ibu akhirnya mengatakan kalau saat itu ayah punya banyak hutang, mereka bercerai ditengah-tengah kejaran para penagih hutang. Tapi bukan hanya itu, ayah Ji Hye pecandu alkohol. Ji Hye tumbuh setiap hari dan ayahnya makin parah, minum-minum setiap hari. Karenanya mereka memutuskan bercerai. Ibu mengatakan Ji Hye cukup beruntung karena ia masih kecil saat itu jadi tak ingat apa-apa, tapi kakaknya Ji Han ingat dengan jelas saat-saat itu, makanya kakaknya jadi seperti sekarang ini.
Di sekolah, guru memanggil Ji Hye untuk memberi informasi dari dinas pendidikan bahwa mereka akan memberikan beasiswa bagi siswa berprestasi untuk biaya ke luar negeri itu. Mendnegar itu, Ji Hye sangat senang.
Ia dan Seung Yeon belanja di toko buku sepulang dari sekolah, Seung Yeon membelikan Ji Hye buku untuk membantunya ikut ujian. Seung Yeon sebenarnya takut-takut kalau mau memberikan sesuatu pada Ji Hye, karena ia takut dianggap sombong hanya karena ia orang kaya. Ji Hye mengatakan ia harus ikut ujian dulu yang diadakan dinas pendidikan dan kalau dia berada di peringkat 3 besar, maka dia akan diberi beasiswa. Dan kali ini ia menerima niat baik Seung Yeon.
Salah satu teman kakaknya mengenali Ji Hye dan mengatakan pada Ji Han kalau itu adiknya. Tapi Ji Han mengatakan dia bukan adiknya. Para preman mulai menganggu Ji Hye dan mereka berfikir kalau itu memang adik Ji Han. Ji Han awalnya diam saja, tapi karena salah satu dari mereka mulai menyentuh Ji Hye, JI Han akhirnya turun tangan. Ji Hye dan Seung Yeon segera kabur naik bis.
Teman Ji Hye bingung ada apa dengan para preman itu dan Ji Hye diam saja, ia tak mengatakan kalau itu memang kakaknya.
Ayahnya masih menanyakan mengenai tinggal serumah itu dan Ji Hye mengatakan ia terlalu sibuk jadi belum mengatakan pada ibunya.
Ia berbohong pada ayahnya kalau ia ada disekolah dan ayahnya langsung menutup telpon. Seung Yeon bertanya siapa itu dan Ji Hye berbohong, mengatakan itu teman ibunya. Seung Yeon berkata Ji Hye pasti merasa sangat tidak nyaman sampai Ji Hye harus berbohong seperti tadi. Ji Hye hanya tersenyum kecut.
Ji Hye ada di rumah. Ia akan mengambil minuman di lemari es saat ia melihat jangkrik disana dan ketakutan, ia bahkan memecahkan gelas. Ia masuk ke kamarnya menelpon ibunya untuk menyewa pembasmi serangga. Ibunya bingung kenapa Ji Hye takut jangkrik tapi tidak takut pada kecoa. JI HYe tak peduli, karena jangkrik membuat suara tapi kecoa tidak. IBunya sedang sibuk jadi langsung menutup telpon. Sementara ayahnya menelpon lagi dan Ji Hye sangat kesal, ia mematikan ponselnya.
Ia benar-benar tidak menyukai serangga yang mengeluarkan suara.
Dimalam yang sama, Ji Han berkumpul dengan teman-teman satu geng-nya dan ia membuat masalah lagi.
Hal itu karena salah satu temannya yang tertarik pada Ji Hye, Ji Han mengatakan dia bukan adiknya, jadi temannya bertanya kenapa Ji Han marah, apakah Ji Han malu pada mereka, atau karena Ji Han takut ia akan melakukan sesuatu pada adiknya.
Temannya bilang kalau bahkan jika Ji Han memberikan adiknya, dia tidak akan mau.
Ji Han jadi kesal dan memukul temannya itu. Temannya jatuh ke sungai dan terus memukulinya.
Keesokan harinya, Ji Hye di hukum di kelas karena ia tak mengerjakan pekerjaan rumahnya. Seung Yeon berfikir JI Hye terlalu berkonsentrasi pada ujian makanya belakangan Ji Hye terlihat sangat kelelahan bahkan sampai lupa mengerjakan tugas.
Seung Yeon kemudian mengajak Ji Hye makan bersama ayahnya, karena ayahnya mengajak mereka. Awalnya Ji Hye menolak, tapi karean Seung Yeon mengatakan tentang masalah registrasi keluarga Ji Hye, Ji Hye akhirnya ikut.
Jadi mereka menunggu. Saat klien ayahnya keluar, JI Hye terkejut, karena itu adalah Ibunya dan Ji Han. Seung Yeon mengenali JI Han sebagai preman yang dulu.
Ji Hye diam saja. Ibu melihat mereka dan tentu saja ia langsung memanggil Ji Hye, ia terkejut kenapa Ji Hye ada disana.
Ji Hye sangat kesa dan malu, ia kabur begitu saja.
Ibu dan Ji Han mengejarnya sampai di luar dan Ji HYe marah pada ibunya, sekarang masalah apa lagi yang dilakukan kakaknya. Kenapa ibunya datang ke kantor pengacara padahal Ji Hye sudah pernah mengatakan kalau ayah Seung Yeon seorang pengacara.
Ji Han kesal melihat cara bicara Ji Hye pada ibu mereka dan Ji Hye menatap kakaknya dengan tajam, karena semuanya salah Ji Han. Ia menyuruh kakaknya memukulnya kalau memang mau memukul.
JI Hye mengatakan kalau ia sangat malu dan seharusnya ia tidak di lahirkan di keluarga mereka. Ibunya tak tahan lagi dan menamparnya.
Ji Hye manangis dan kabur.
Ji Hye berjalan sendirian malam itu. Ia menangis dan bicara dalam hati.
"Cockroaches. A Family of cockroaches. A Family that even makes loud noises. And I've lived in that family of cockroaches, thinking that I'm human. But when my mom hit me, I realized it. Ah... I was the cockroach in my family. Having to remain silent all the time. A cockroach."
Ibu sangat khawatir pada Ji Hye karena ia belum pulang juga. Ia terus menelpon dan akhirnya Ji Hye kembali ke rumah. Ibu bertanya kemana saja Ji Hye dan kenapa ia tak menjawab telponnya.
Ji Hye masih marah pada ibunya dan mengatakan kalau ia akan tetap diam dan tak akan menganggu jalan ibunya. IA ingin ibunya jangan menganggunya.
Saat belajar untuk ujian, ayahnya terus menelpon. Ji Hye sangat kesal dan akhirnya mengangkatnya. Ayahnya memulai pembicaraan dengan cara biasa dan masih bertanya apakah Ji Hye sudah mengatakan pada ibunya mengenai permintaannya tapi Ji Hye mengatakan ia sibuk dan ibu juga sibuk.
Ayahnya terus memohon karena ia tak mau hidup sendiri. Ji HYe mengatakan ia ada ujian besok, jadi ia harus belajar. Ayahnya terdengar kesakitan dan seperti menangis, jadi Ji Hye berfikir ayahnya mabuk. Tiba-tiba ayahnya berkata pada Ji HYe agar Ji Hye jangan hidup seperti itu. Ji Hye bingung.
Ayahnya terus mengatakan agar Ji Hye jangan hidup seperti itu dan Ji Hye menutup telponnya.
Keesokan harinya, Ji Hye mengikuti ujian, tapi ia tak bisa berkonsentrasi karena suara ayahnya semalam-malam terngiang di telinganya, memintanya jangan hidup seperti ini.
Ia bahkan tak bisa mengerjakan soal ujiannya karena suara di telinganya tidak bisa hilang.
Selesai ujian, ia bertemu dengan Seung Yeon. Seung Yeon mengatakan kalau Ji Hye terlalu banyak menyembunyikan sesuatu, ia ingin Ji Hye mengatakan dengan jujur padanya kalau ada apa-apa.
Seung Yeon mengatakan kalau ia orang yang terlalu berterus terang, jika ia suka ia akan mengatakan suka, jika ia tak suka maka ia akan mengatakan ia tak suka, makanya orang tidak mau berteman dengannya.
Ji Hye bertanya ada apa. Ibu bertanya kenapa Ji Hye mematikan ponselnya dan Ji Hye mengatakan kalau ia ada ujian jadi ia meninggalkan ponsel di rumah.
Ji Han mengatakan kalau ayah mereka meninggal semalam, di jalanan. Mereka baru diberitahu hari itu karena ia dan Ji Hye ada di daftar nama keluarga ayah mereka. Ji Hye bertanya kenapa mereka tidak ke rumah sakit.
Ibu dan Ji Han masih ragu karena mereka belum tahu situasinya, karena Ji Han dan Ji Hye ada di daftar nama keluarga ayahnya, maka mereka takut hutang ayahnya masih banyak dan akan diwariskan pada Ji Han dan Ji Hye.
Ji Hye terdiam. Ia teringat saat ia masih kecil dulu, pergi atau tidak, itu adalah pilihannya, ia bertanya-tanya apa pilihannya saat ia masih kecil, apakah ia memilih ibu atau ayahnya.
Saat ia masih kecil, ayahnya punya banyak hutang, ibunya bekerja sampai malam. Ia tinggal dirumah bersama kakak dan ayahnya yang pemabuk. Ayahnya berubah menjadi berbeda saat mabuk. Di rumah ayahnya dulu ada banyak kecoa, karena itulah kenapa kakaknya masih takut pada kecoa, karena ia trauma.
Keesokan harinya, pulang dari sekolah, Seung Yeon di jemput oleh ayahnya. Ayah menawarkan tumpangan tapi JI Hye menolak. Ayah Seung Yeon tahu situasi Ji Hye jadi ia pikir mereka tidak mempermasalahkan registrasi keluarga lagi. Dan ayah Seung Yeon juga tahu kalau Seung Yeon belum pergi ke pemakaman ayahnya.
Saat kecil, ia diminta memilih apakah ia harus ikut ayah atau ibu, ia baru ingat kalau saat itu ia melihat wajah kakaknya tanpa ekspresi. Saat itu ayah dan ibunya bahkan tidak menanyakan kakaknya dan terus bertanya padanya ia akan ikut siapa.
JI Hye yang membaca surat dari ayahnya menyadari kalau di surat itu tidak ada membahas kakaknya, melainkan hanya dirinya dan ibunya.
Ji Hye baru menyadari saat itu, saat mereka masih kecil, salam wajah kakaknya tanpa ekspresi itu, kakaknya menangis sambil berteriak di dalam hati, 'jangan pergi.'
Ji Hye menjemput kakaknya di tempat perkumpulan geng mereka dan bertanya kenapa kakaknya ada disana, ibu sudah menunggu di rumah.
Ji Hye menarik tangan kakaknya untuk ikut dengannya. Teman Ji Han melarangnya pergi tapi Ji Han mengatakan ia akan segera kembali.
Ji Han, Ji Hye dan ibu duduk di ruang tamu. Ibu bertanya apakah mereka sudah membuat keputusan.
Ji Hye mengatakan ia sudah bicara dengan ayah Seung Yeon, ayah Seung Yeon berkata mereka bisa membuat surat menolak warisan dan karena hutang ayah Ji HYe bukan hanya dari bank, jadi sebaiknya mereka jangan pergi ke pemakaman (maybe ayahnya punya hutang dari lintah darat jadi takutnya ada mereka menunggu disana, kalau keluarga ada yang datang bisa jadi nanti ditagih ke keluarganya).
Ji Han mengatakan mereka bisa menulis surat itu besok dan ia akan pergi.
Ji Hye juga akan kembali ke kamarnya.
Ji Han mengatakan kalau selama ini tanpa ayah mereka hidup dengan baik, mereka akan baik-baik saja tanpanya mulai dari sekarang. Mereka akan bisa hidup dengan baik.
JI Han mengatakan hal itu sambil menangis. Ji Hye juga menangis dalam diamnya. Ibu, JI Han dan Ji Hye menangis sedih.
"Dogs go woof woof, cicadas buzz. All three of us cried in different ways. My mom and my brother cried in their own ways. But I couldn't hear them. That's because I'd been blocking my ears. I think my dad's final words were telling me to open my ears now. Just as the cockroaches survived because they don't make a sound. Humans cry in order to survive. Each in their own way."
Ji Han ribut karena nasi nggak masak-masak sementara ibu sibuk membuat lauk.
Ji Hye akan berangkat hari itu, ke Inggris, ia sibuk karena passpornya tidak ada.
Mereka sibuk mencari dimana passpor dan ternyata ada di koper Ji Hye.
Ibu menyuruh Ji Hye makan karena ia akan mengantar Ji Hye ke bandara tapi Ji Hye mengatakan ia akan makan di bandara.
Ji Han mendekatinya dan memintanya makan nasi yang ia masak. Ji Hye terkejut, Oppa, kau memasak nasi?
JI Han mengatakan pada adiknya untuk tidak melupakan hadiah darinya.
JI Hye ragu karena sepertinya nasi mereka masih belum matang, ia akan pergi saja karena takut terlambat.
Tapi ibu menahannya, karena ia bisa mematangkannya di microwife, ia tak bisa membiarkan Ji Hye berangkat tanpa sarapan, karena meski Ji Hye mengatakan akan makan di bandara, ia tak percaya.
Pada akhirnya ibu dan Ji Han memaksa Ji Hye untuk tetap sarapan, bahkan tanpa nasi.
Ji Han mengambilkan daging dan meniupnya untuk Ji Hye, ibu ikut meniupnya. Ji Hye hanya makan sedikit yang menghabiskan adalah Ji Han.
Pada akhirnya mereka bertiga tersenyum bahagia dan saat itulah nasi matang.
Ji Hye tersenyum berkaca-kaca, untuk selanjutnya mereka akan terus melanjutkan hidup dengan bahagia.
-THE END-
Komentar:
awwwwwww.
Aku nggak nyangka kisahnya bagus juga ternyata. Sebenarnya aku sudah punya drama ini sejak lama tapi belum aku tonton HAHAHHAHA.
Entah kenapa malah jadi bikin sinopsisnya aja, karena kebetulan hanya 1 episode jadi gampang, nggak perlu kepikiran bakal boring di tengah jalan.
Awalnya aku agak gimana gitu sama hubungan Ji Hye, Ji Han dan ibu mereka. Kok kayaknya kasar gitu. Tapi well, aku mengerti. Meski mereka kelihatan begitu, sebenarnya mereka saling mencintai. Mereka saling perhatian satu sama lain. Hanya karena mereka jarang berkumpul bersama jadinya mereka agak kaku. Tapi melihat Ji Han dan Ji Hye jadi ingat aku dan adik aku. waktu masih tinggal serumah kami juga sering bertengkar begitu, rebutan remote TV, tendang sana sini, bertengkar, menangis dan lain sebagainya, tapi karena saudara jadi cepat baikannya.
Tapi lucu juga ya melihat Ji Han takut sama kecoa HAHHAHAHA. Cowok lho. Tapi jangan salah sih, cowok juga banyak yang begitu wkwkwkwkkw.
Saat Ji Hye diminta memilih antara ayah dan ibunya, sebenarnya aku juga bettanya-tanya sih, kenapa ayah dan ibu hanya berebut Ji Hye, kenapa mereka nggak bertanya Ji Han. Aku pikir mungkin alasan itu Ji Han jadi benci adiknya. Untung dia nggak benci.
Dan pada akhirnya, siapa yang dipilih Ji Hye? Aku rasa JI Hye memilih bersama kakaknya saat itu, jadi kemana kakaknya, ia ikut. Makanya ibunya membesarkan mereka berdua. Aku sedih banged saat Ji Hye mengatakan saat itu kakaknya diam saja tanpa ekspresi dan ia tahu kakaknya menangis dalam hati memintanya jangan pergi.
Menurutku unik banged drama ini menggunakan suara serangga sebagai sesuatu yang berbeda. Biasanya ya di drama atau movie yang aku tonton, suara serangga itu enak di dengar, termasuk ada bagian romantisnya. Pokoknya suara serangga musim panas itu eank banged didengar. Tapi di drama ini kita diperlihatkan sisi lain, dimana tokoh utamanya nggak suka suara serangga musim panas. Ia malah menyukai kecoa HAHAHAHHA. Alasannya karena nggak berbunyi.
Ia benci suara serangga itu karena teringat akan kenangan musim panasnya yang dulu ya, saat ayah dan ibunya berpisah.
Aku suka dengan Seung Yeon. Aku pikir dia bakalan jadi antagonis gimana gitu, ternyata dia baik ya. IA bahkan menyadari kalau dirinya bersalah setiap kali ia berniat membantu Ji Hye, seperti masalah uang atau memeblikan buku. Ia berniat baik sih dan Ji Hye juga tahu akan hal itu. Aku suka pertemanan mereka. Setidaknya Seung Yeon tidak menjauhinya saat tahu keluarga Ji Hye seperti itu.
Ayah Seung yeon juga baik pada Ji Hye, tidak melarang anaknya berteman.
BTW aku suka banged kalau Kim So Hyun tuh meranin karakter seperti ini. Bukan pure baik tapi ada sisi jahatnya. Dia memang memulai karirnya dengan banyak memerankan peran antagonis, jadi kesannya dapet banged. Pengen dia lebih sering memilih peran-peran yang ada disis jahatnya. Kelihatan banged aktingnya keren.
0 komentar:
Posting Komentar