Udah lama punya drama ini tapi belum aku tonton-tonton HAHAHHAHA.
Belakangan males bikin sinopsis drama populer kalau ujung-ujungnya di hapus sama google. Ga tau siapa yang laporin atau memang karena dari pihak produksinya HAHAHHAHAHA. Jadi aku kalau mau buat sinopsis mending dari drama biasa aja yang nggak populer. Meski kadang gatel juga sih pengen buat sinopsis drama populer. Atau apakah hanya drama-drama TVN ya, yang kena dmca itu? Karena dulu Reply 1997 dan sekarang Goblin. Hmmmmmmm.
Oke, kali ini sinopsis untuk drama aktris kesayangan aku, Kim So Hyun~
Aku masih ragu nih bikin sinopsis Ruler The Master of the Mask atau enggak ya, tapi ada Kim So Hyun dan Yoo Seung Ho pula Hhehehehhehe. Ditunggu aja ya :))
Sinopsis KBS Drama Special We All Cry Differently Part 1
Seorang gadis sedang berusaha belajar di kamarnya. Pelajaran matematika yang membutuhkan konsentrasi penuh. Dia adalah Ryu Ji Hye. Ia sedang berusaha berkonsentrasi saat suara serangga malam musim panas sangat nyaring di luar. Ia berusaha mengabaikannya tapi tak bisa, suara itu sangat menganggunya. Ia tak bisa berkonsentrasi dan akhirnya berteriak di jendela, menyuruh serangga diam.
Saat suaranya mulai hilang. Ji Hye tersenyum dan mulai belajar lagi. Tapi kali ini suara ibu dan kakak laki-lakinya, Ji Han bertengkar di luar membuatnya tidak bisa berkonsentrasi lagi. Ia benar-benar kesal.
Saat suara mereka hilang, ia mulai berkonsentrasi lagi tapi serangga mulai berbunyi lagi. Pada akhirnya Ji hye sadar ia tak akan bisa belajar malam itu. Ia kesal dan mencoret buku catatannya.
(Mirip aku, kalau lagi bete rasanya nggak puas kalau nggak mencoret buku sekuar tenaga HAHAAHHA)
Lalu kita beralih di musim panas saat Ji Hye masih kecil. Ayah dan ibunya bercerai dimana ia harus memilih salah satu, apakah ia ingin tinggal bersama ibu atau ayahnya. Ji Hye terlihat bingung ia tak bisa memilih sementara ayah dan ibu berebut akan dirinya.
Pada akhirnya ayah dan ibu meminta pendapatnya, apakah ia memilih ayah atau ibu. Di tengah pertengkaran itu, matahari terik sangat menyengat, suara serangga musim panas dimana-mana, mungkin karena itulah Ji Hye benci suara jangkrik musim panas.
Ji Hye bingung dan ragu, ia menatap kertas itu. Itu adalah sebuah kertas untuk belajar di luar negeri, Studying English Aboard Program. Ji Hye terpilih karena ia pintar bahasa Inggris, tapi ia ragu apakah ia harus ikut atau tidak, karena biayanya cukup mahal.
Guru meminta mereka mendiskusikan dengan orang tua mereka terlebih dahulu. Guru sepertinya sangat berharap Ji Hye mengikuti program itu jad ia ingin Ji Hye berfikir baik-baik sebelum mengambil keputusan.
Ji Hye dan temannya, Seung Yeon makan diluar saat jam makan siang. Ji Hye hanya makan es krim kesukaannya sementara Seung Yeon membawa bekal buah segar dari rumah. Seung Yeon sepertinya anak orang kaya karena ibunya tidak mau anaknya makan di cafetaria sekolah.
Seung Yeon bertanya apakah Ji Hye akan ikut program itu dan Ji Hye mengatakan ia masih belum tahu. Seung Yeon ingin Ji Hye ikut, kalau Ji Hye ikut maka ia akan ikut kesana, meskipun ia niatnya cuma liburan. Karena program itu akan diadalah di Inggris, ia tahu kalau itu adalah impian Ji Hye, untuk ke luar negeri.
Ji Hye mengingatkan kalau Seung Yeon akan ke Amerika menemui bibinya dan Seung Yeon mengatakan ia sudah bosan dengan Amerika, jadi kalau Ji Hye pergi maka ia akan pergi. Jadi ia membujuk Ji Hye untuk ikut program itu.
Saat Seung Yeon akan mengirim pesan pada ibunya dengan LINE, jadi ada suara pesan masuk di HP Seung Yeon dan Ji Hye mengatakan berisik. Seung Yeon bingung. JI HYe memperbaiki maksudnya bukan suara HP tapi suara serangga musim panas. Ia mengatakan suara itu menganggunya, ia harap pemerintah melakukan sesuatu pada serangga itu. Seung Yeon bingung kenapa pemerintah harus turun tangan, serangga itu sama sekali tidak menganggu.
Ji Hye mengatakan ia terganggu, serangga itu melakukan pencemaran suara. Ia bahkan lebih suka kecoa dari pada serangga musim panas itu. (Serangga yang biasa bunyi saat musim panas itu lho, cicadas? tonggeret?).
Ji Hye sepertinya sudah terbiasa dengan pertengkaran itu, jadi ia tak terganggu dan terus makan sambil membaca di ruang makan.
Malam harinya Ji Hye masuk ke kamar ibunya untuk membicarakan hal itu. Tapi ibunya sibuk menelpon seseorang dan bahkan merebut kertas yang dibawa Ji Hye untuk menulis nomor telpon.
Setelah ibunya selesai menelpon, Ji Hye mulai membicarakan hal itu dan bertanya apakah ibunya punya uang 2000 dolar. Ia menunjukkan kertas itu pada ibunya. Ibu membaca sekilas dan mengatakan kalau itu program tak penting dan kenapa malah sekali. Ji Hye menjelaskan kalau itu untuk 1 bulan dan biaya itu sudah cukup murah.
Ibu tak setuju Ji Hye ikut, karena nanti di Universitas Ji Hye juga bisa pergi, bahkan dengan gratis. Lagi pula selama ini Ji Hye melakukan dengan baik pelajarannya. Tapi Ji Hye mengatakan anak-anak seusianya bahkan sudah pergi ke luar negeri dan bla bla bla, jadi ia tetap ingin ikut. Ibunya terus menolak dan Ji Hye kesal, ia menutup laptop ibunya karena dari tadi ibunya bicara sambil menonton sesuatu.
Ji Hye kesal karena ibunya tak pernah melakukan sesuatu untuknya, keluarga lain mengirim anaknya untuk les tapi ibunya tidak dan hanya fokus pada kuliah ibunya. Sepertinya ibunya sedang kuliah dan persiapa wisuda, jadi ibunya sudah tidak punya uang karena pendidikannya.
PAda akhirnya ibu menyetujui program itu dan Ji Hye sangat senang. Besoknya di sekolah ia memberitahu guru dan guru memberikan syarat-syaratnya. Ji Hye dan temannya bersemangat karena mereka akan ke Inggris bersama-sama.
Ji Hye sedang menulis di komputer rumahnya saat Ji Han datang dan menyuruhnya minggir, karena ia ingin pakai komputer juga. Ia bahkan sampai mendorong Ji Hye hingga jatuh dari kursi, tapi Ji Hye tidak menyerah karena ia harus menyelesaikan itu hari ini. JI Han akhirnya menyerah dan mengingatkan Ji Hye harus selesai sebelum ia selesai mandi, ia mengancam akan membunuh JI Hye LOL. JI HYe tak peduli.
Saat Ji Han akan buka baju tiba-tiba ia panik setengah mati karena ada kecoa di sana. IA kabur dan berlindung di belakang Ji Hye menyuruh Ji Hye menangkap kecoa itu. JI Hye tentu saja berfikir panjang dan bertanya apa yang kakaknya berikan padanya kalau ia menangkapnya. Ji Han tanpa ragu mengatakan Ji Hye boleh pakai komputer sepuasnya LOL.
Ji Hye tersenyum menang dan dengan mudah ia menangkap kecoa itu. Sepertinya Ji Hye lebih menyukai kecoa karena kecoa tidak berbunyi dan karena nya ia tidak terganggu.
Pagi harinya, Ji Han menceritakan hal itu pada ibunya dan ingin ibunya memanggil orang untuk membasmi kecoa di rumah mereka. Ibunya kesal Ji Han bicara tentang kecoa saat mereka sarapan dan mengatakan itu bukan masalah besar, toh cuma 1.
Tapi Ji Han yakin para kecoa bersembunyi di suatu tempat di rumah mereka. Karena ibunya terus menolak, Ji Han jadi kesal. Ji Hye sih makan dengan tenang dan berfikir mengenai suara hewan, anjing mengongong, cicadas menimbulkan suara buzz dan kecoa sama sekali tidak mengeluarkan suara. Ia berfikir mungkin karena itu kecoa bisa selamat selama ini, karena kalau kecoa nggak keluar dari sarang orang tidak akan tahu ada kecoa. Kalau mereka bersuara pasti sudah ketahuan di mana sarang mereka.
JI Han dan ibu terus adu mulut dan Ji Hye menatap kakaknya dengan kesal sambil berkata dalam hati, kalau begitu bagaimana manusia bisa selamat, mereka membuat suara paling berisik dari semuanya.
Ji Hye masuk ke kamar setelah kakak dan ibunya selesai bertengkar dan ibu bingung kenapa Ji Hye masih belum mengenakan seragamnya. Ji Hye mengingatkan hari ini adalah ulang tahun sekolah jadi mereka libur. Ia kemudian mengatakan kalau ia harus membuat passpor dan ibu mengatakan akan memberikan kartu kreditnya pada Ji Hye.
Tapi masalahnya bukan uang, Ji Hye mengatakan anak dibawah umur butuh wali. Ibu mengatakan jam itu sama dengan jam kerjanya jadi ia tak bisa ikut. Lagi pula Ji Hye sudah dewasa nggak butuh wali lagi, kalau nanti ada apa-apa Ji Hye bisa menelponnya. Ji Hye kelihatan kesal.
Ji HYe dalam perjalanan membuat passpor. Ia terlihat bahagia tapi kemudian ia berhenti lagi karena suara serangga musim panas. Ia menatap ke arah pepohonan dan bertanya-tanya kenapa mereka masih bisa selamat meski mereka membuat suara berisik seperti itu.
Ji Hye pulang dengan kesal sambil menelpon ibunya, ia menjelaskan kalau ia butuh ayah untuk membuat passpor karena ia masih masuk dalam daftar keluarga ayahnya. Ibunya juga bingung bagaimana mereka mencari tahu ayah Ji Hye, sudah 10 tahun mereka tak berhubungan.
Ibu sedang sibuk jadi minta Ji Hye bicara di rumah nanti, ia menutup telpon. Ji Hye kesal.
Ji Hye bertanya apa ibunya benar-benar tak punya nomor telpon ayahnya. Tentu saja ibu mengatakan ia tak punya, untuk apa ia menyimpannya, bahkan penagih hutang juga tak tahu nomor ayahnya.
Ji HYe kesal karena ibunya mendaftarkannya sebagai anggota keluarga ayahnya. Ibu mengatakan itu adalah syarat perceraian mereka dulu, jadi ia bisa apa.
Ji Hye bingung apa yang harus ia lakukan untuk membuat passpor. Ibunya mengatakan Ji Hye harus menunggu beberapa tahun lagi dan menjadi dewasa, kemudian ia akan lepas dari ayahnya. Tapi Ji Hye butuh sekarang untuk passpor. Ibu kesal dan berteriak Ji Hye tak akan mati jika ia tak keluar negeri.
Ji Hye tak suka ibunya mengatakan hal seperti itu dan mengatakan ayahnya sangat tidak berguna, bahkan tak pernah membantu mereka, lebih baik kalau ayahnya mati saja (karena tadi petugas passpor mengatakan lain cerita kalau ayah Ji Hye sudah mati, maka mereka bisa menguruskannya).
Ji Hye meninggalkan kamar ibunya sambil membanting pintu, ia tak peduli ibu berteriak padanya.
Ji Hye kesal di kamarnya. Ia membuang buku dari mejanya dan merobek-robek kertas. Ia menangis. Ia menangis sambil berfikir kalau ibunya benar, selama ini ia tak peduli pada ayahnya dan ayahnya hidup seperti kecoa, diam dan tak bersuara. Baginya selama ini, ayah tak pernah ada dalam hidupnya dan tak pernah mempengaruhi hidupnya. Tapi bagi orang yang pernah dihantui oleh kecoa, tak akan pernah melupakan pengalaman itu seumur hidupnya. (Kecoa, bener banged. Aku nggak takut sih sama kecoa, tapi kecoa terbang aku takut HAHAHAHAHA).
Setelah menenangkan dirinya, Ji Hye menemukan ide lainnya. Ia masuk ke kamar kakaknya dan mulai membongkar laci. Ia menemukan foto keluarga mereka dulu dan sebuah surat dari ayahnya untuk Ji Han. Ji Hye mengambil itu dan ketahuan oleh kakaknya. Ji Hye menyembunyikan amplop di belakangnya dan dengan cepat otaknya berfikir saat Ji Han bertanya kenapa Ji Hye ada di kamarnya.
Ji Hye mengatakan ia datang menangkap kecoa. Ji Han benar-benar takut sama kecoa, ia tidak curiga pada JI Hye dan langsung panik. Ji Hye segera lari ke kamar dan Ji Han mengikutinya, menyuruhnya menangkap kecoa itu, kenapa Ji Hye malah lari ke kamar. Ji Han bahkan nggak berani ke kamarnya lagi dan menendang pintu kamar Ji Hye agar keluar menangkap kecoa di kamarnya HAHAHHAHA.
Ji Hye di kamarnya menelpon alamat yang ada di surat itu. Ia bertanya apakah ayahnya ada disana dan mengatakan ia puteri ayahnya. Tapi orang yang mengangkat telpon mengatakan tidak ada orang bernama Ryu Jung Chul disana. Ji hye kecewa.
Sementara Ji Han masih di luar ngamuk-ngamuk nendang pintu HAHAHHAHA.
Ji Hye besoknya melapor pada gurunya kalau ia tak bisa mengurus passpor, sepertinya ia tak mengatakan alasannya, jadi guru marah padanya dan menuduhnya sebenarnya tidak berniat pergi ke Inggris. Ji HYe tak tahu bagaimana menjelaskannya dan gurunya mengingatkan besok adalah batas akhir jadi Ji Hye harus menyerahkan semua dokumen besok.
Saat itu seorang wanita masuk dan mengenal Ji Hye. Ternyata itu adalah ibu Sueng Yeo. Mereka berakhir dengan makan bersama, bersama ayah, ibu dan Seung Yeon.
Orang tua Seung Yeon memuji Ji Hye dan mengatakan kalau anaknya sering membicarakan Ji Hye. ayah Seung Yeon bahkan akan menguruskan masalah passpor itu dan mereka senang anak mereka nanti ada teman di Inggris. Mereka memuji Ji Hye yang kelihatan lebih dewasa dari anak seusianya dan berfikir ia anak pertama, tapi Ji Hye mengatakan ia punya Oppa.
Mereka berfikir kalau oppa Ji Hye adalah seorang mahasiswa dan menawarkan untuk menjadi tutor anaknya, Ji Hye hanya bisa tersenyum mendengarnya, meski ia merasa tak enak hati. Orang tua Seung Yeon terus membicarakan mengenai Ji Hye yang dibesarkan dengan baik oleh ibunya sendirian dan bla bla bla.
Ji Hye memaksakan diri tersenyum. Saat ibunya menelpon, ia tak mengangkatnya.
(Sepertinya orang tua Seung Yeon berfikir Ji Hye dari keluarga harmonis gitu, Ji Han sepertinya nggak sekolah sih. Tapi JI Hye tidak bisa mengatakannya.
Malam itu Ji Hye diantar pulang oleh keluarga Seung Yeon dan ia baru mengangkat telpon dari ibunya. Ternyata kakaknya membuat ulah lagi, kakaknya memukul seseorang dan ibunya sedang ada di kantor polisi. Ia minta Ji Hye jangan menunggunya, ia bertanya apakah Ji Hye sudah makan malam dan JI Hye mengatakan sudah. Ji Hye ingin menceritakan mengenai keluarga Seung Yeon yang membantunya mengurus passpor tapi ibu keburu menutup telpon.
Di kamar, Ji Hye tampak senang karena ia akan keluar negeri kali ini setelah passpornya selesai.
Ibu dan Ji Han kembali. Ibu tampak pusing. Keluarga korban minta bayaran yang mahal karena anaknya luka sampai berdarah. Setidaknya biaya yang mereka minta lebih murah dari biaya menyewa pengacara. Ji Hye menangkap maksudnya kalau ganti rugi yang diminta pasti sangat mahal.
Ibu mendesah mengatakan ia harus melupakan kelulusannya, karena uang untuk kelulusan ia gunakan untuk membayar korban kalau tidak kakaknya akan masuk ke penjara. Dan bahkan mereka akan kesulitan membeli beras karena hal itu.
Mendengar hal itu, Ji Hye khawatir dengan uang biaya sekolah ke luar negerinya. Ibunya mengatakan lagu pula JI Hye tak akan bisa pergi tanpa passpor. Ji Hye menjelaskan kalau ia bisa membuatnya karena orang tua Seung Yeon membantunya. Tapi ibunya ingin Ji Hye tidak pergi karena mereka tak punya uang lagi.
Ji Hye kesal semuanya karena Ji Han. Ia mengatakan kalau kakaknya melakukan tindak kriminal maka sudah pasti dia kriminal kenapa harus menolongnya, kenapa kakaknya selalu membuat masalah dan dirinya yang harus menanggung resikonya.
Ji Hye marah dan masuk ke kamarnya. Kakaknya yang mendengar itu marah dan lagi-lagi menendang pintu kamar Ji Hye. Ji Hye kesal dan tak peduli, ia menangis di kamarnya.
Keesokan harinya, Ji Hye mengatakan pada guru kalau ia tidak bisa mengikuti program itu. Guru sepertinya kesal pada Ji Hye, kali ini masalah apa lagi. Dan pada akhirnya Ji Hye terpaksa jujur kalau ia tak bisa membayar biayanya. Akhirnya guru mengerti karena ia tak bisa melakukan apa-apa tentang itu.
Ji Hye juga minta maaf pada Seung Yeon dan ia ingin Seung Yeon menyampaikan pada orangtuanya karena ia tidak jadi pergi.
Seung Yeon penasaran ada masalah apa sebenarnya di rumah Ji Hye. Ji Hye mengatakan bukan masalah besar, tapi ibunya menggunakan uang itu untuk kepentingan lain.
Seung Yeon mengatakan kalau masalah uang ia bisa meminta ayahnya membayarkan Ji Hye. Seung Yeon kemudian sadar dan minta maaf, itu karena ia ingin pergi dengan Ji HYe. Ji Hye mengerti, karenanya ia minta maaf.
Ibu mengirim pesan pada Ji Hye saat itu, mengajaknya makan malam bersama. Ji Hye masih kesal pada ibunya dan menghapus pesannya.
Ji HYe kembali ke rumah malam harinya, tepat saat kakaknya akan pergi bersama temannya. Temannya sepertinya tertarik pada Ji Hye, ia tak tahu Ji Han punya adik secantik itu.
Ji Hye merebahkan diri di sofa rumah dan telponnya berdering. Ia menerima telpon dari seseorang yang ternyata ayahnya. Ayahnya mendapat nomor telpon Ji Hye dari temannya, dimana dulu Ji Hye sempat menelpon ke alamat surat dari ayahnya untuk Ji Han.
Ayah Ji Hye terdengar sangat merindukan Ji Hye. Ia menjelaskan kenapa dulu ia meninggalkan Ji Hye pada ibunya karena ia terlilit hutang dan harus kabur kesana kemari. Ia dulu bekerja di alamat yang ada di surat itu, itu adalah perusahaan temannya.
Ayah Ji Hye mengatakan kalau ia sedang sakit, kanker hati dan ia selalu berdoa ia ingin mati disamping keluarganya, karenanya ia sangat senang saat Ji Hye mencarinya. Ia berfikir Ji Hye merindukannya makanya menelponnya dan ia ingin Ji Hye meminta ibunya untuk hidup bersama dengannya lagi, karena ia yakin Ji Hye juga ingin hidup bersamanya lagi.
Ji Hye tidak bisa mengatakan alasan utama kenapa ia mencari ayahnya dulu dan hanya bisa membenarkan kalau ia merindukan ayahnya, meski wajahnya tidak menunjukkan hal itu.
0 komentar:
Posting Komentar