Sementara itu ayah Mineko yang kembali ke Tokyo tiba-tiba saja menghilang tanpa jejak. Ibu merahasiakan itu dari anak-anaknya dan membuat Mineko merasa tidak tenang.
Sinopsis Asadora Hiyokko Week 2 (Episode 6-12):
~We Don't Want To Cry, We Will Smile~
Pagi hari di Ookuibaraki, rumah keluarga Yatabe. Ini adalah hari dimana ayah akan kembali ke Tokyo. Mineko bangun pagi seperti biasa. Ia membantu ibunya membuat sarapan. Ia menuju kandang ayam untuk mengambil telur, sayang sekali tidak ada telur sama sekali hari ini. Ia sedih. Ayahnya sedang bekerja di ladang. Ia menatap ayahnya dengan wajah sedih karena akan berpisah hari ini.
Sarapan pagi di keluarga Yatabe pagi itu sangat hening. Mereka tidak cerita seperti biasanya, tentu saja. Mineko, Chiyoko dan Susumu saling tatap sambil tersenyum.
Ternyata semalam sebelum tidur mereka sudah janji kalau mereka tidak akan menangis hari ini karena ayah akan kembali ke Tokyo. Mereka harus mengantarnya dengan senyuman, agar ayah tidak sedih.
Ayah Mineko akan pulang saat siang, jadi saat itu Mineko ada disekolah, ia tak akan bisa melihat kepergian ayahnya.
Mineko bersiap berangkat ke sekolah pagi itu dan pamitan pada ayahnya, mengatakan pada ayahnya untuk bekerja keras di Tokyo.
Ayahnya sangat menyayangi puterinya, ia bahkan memanggil Mineko sebelum berangkat dan memegang pipinya, mengacak rambutnya membuat Mineko malu. Tapi ia bahagia. Mineko berangkat dengan senyuman ke sekolah.
Tokiko menunggu di depan rumahnya seperti biasa. Ia yakin hari ini Mineko pasti berwajah murung karena ayahnya akan kembali ke Tokyo.
Tokiko suka bicara sendiri dan akan memarahi dirinya sendiri jika ia mulai bicara dengan dialeg, ia sedang membiasakan diri bicara tanpa dialeg karena ia akan tinggal di Tokyo sebentar lagi.
Tapi ternyata hari itu Mineko datang dengan wajah tersenyum dan Tokiko mengatakan kalau Mineko terlihat sudah dewasa sekarang.
Ayah sedang bersiap di rumah. Chiyoko dan Susumu akan berangkat ke sekolah.
Chiyoko dan Susumu tak seperti biasanya, biasanya kalau ayah akan pergi mereka akan menangis sejadi jadinya tapi kali ini mereka menangis diam-diam dan itu justru terlihat lebih sedih.
Ibu tahu kalau Mineko pasti mengatakan sesuatu pada mereka. Chiyoko mengatakan mereka janji semalam tak akan menangis karena ayahnya akan pergi tapi ia tak bisa menahan air matanya.
Ayah tersenyum sedih melihat mereka dan meminta mereka berhenti menangis, ia berjanji akan kembali saat tahun baru.
Ibu mengantar ayah ke stasiun bus meski ayah mengatakan ibu tak perlu mengantarnya. Tapi ibu mengatakan ayah mertua ingin ia melakukannya.
Ayah dan ibu bicara awkward mengenai di Tokyo pasti banyak gadis yang lebih cantik dari ibu dan ayah mengatakan kalau ia tak peduli tentang hal itu.
Ayah bahkan menggenggam tangan ibu dan mereka berdua berjalan sambil mengobrol mesra.
Minekomeletakkan kepalanya di meja sambil bicara pada mitsuo di tengah pelajaran dan ternyata guru sudah ada di dekatnya dan menjawab pertanyaannya. Mineko sangat malu semuanya menertawakannya.
Sementara itu Mitsuo yang duduk di belakangnya ternyata sejak tadi fokus pada surat kabar di bawah mejanya. Ia terlihat sangat serius dan membuat Mineko & Tokiko bertanya-tanya.
Ayah Mineko tiba di Tokyo dan tempat pertama yang ia datangi adalah Suzufuritei. Saat itu restoran sangat sibuk jadi ayah merasa tak enak mengganggu. Ayah datang untuk memberikan manju buatan istrinya, hadiah untuk mereka, rasa terima kasih karena pork sandwich yang waktu itu. Pemilik dan chef sangat senang menerimanya.
Ayah tak sempat singgah karena harus pergi, bahkan pemilik tak sempat menyalin tempat manju itu dan ayah mengatakan lain kali ia akan datang mengambil tempatnya jadi tak apa jika disimpan dulu.
Ayah meninggalkan restoran dan Pemilik & Dhef sepertinya menyukai ayah karena ayah terlihat sangat baik.
Ayah kembali ke tempat tinggalnya di Tokyo dimana tempat itu terdiri dari kamar-kamar dan satu kamar bisa 5-6 orang.
Saat ayah kembali, salah satu temannya bertanya bagaimana cara ayah untuk mengirim uang ke kampung dan ayah mengatakan tiap gajian ia langsung ke kantor pos dan mengirimkannya.
Temannya mengatakan bagus ayah tidak mengumpulkan banyak lalu membawanya pulang, karena belakangan ada banyak perampok. Temannya meminta ayah berhati-hati kalau mengantar uang ke kantor pos.
Saat jam pulang sekolah, Mitsuo mengajak Tokiko bicara sepulang sekolah. Tokiko masuk ke kelas dimana hanya ada Mitsuo sendiri disana. Tokiko berfikir Mitsuo akan menyatakan perasaannya, jadi sebelum Mitsuo bicara ia mengatakan sebenarnya selama ini ia tahu mengenai perasaan Mitsuo padanya.
Mitsuo meminta Tokiko berhenti, karena ia mengajak Tokiko bertemu bukan mengenai masalah cinta. Tokiko terkejut. Mineko yang diam-diam menguping di luar kecewa mendengarnya HAHAHHAHA. Mitsuo mengatakan lain kali ia akan melakukannya HAHAHAHHHA.
Bagaimana kalau mereka melakukan perayaan olimpiade sendiri di daerah mereka. Tokiko yang menjawab pertanyaan dengan ketus sejak tadi ternyata masih merasa malu karena ia salah paham dan Mineko menyuruh Tokiko berhenti menjawab ketus atas apa yang dikatakan Mitsuo.
Mitsuo benar-benar bersemangat dengan ide ini, ia mengatakan ia merasa kalau ia harus punya kenangan sebelum ia ke Tokyo, sesuatu tentang desa mereka dan ia merasa inilah saatnya. KArena perayaan olimpiade tak akan sampai di desa mereka, jadi mereka bisa melakukannya sendiri.
Mineko dan Tokiko ternyata tertarik dengan hal itu dan setuju untuk melakukannya bersama Mitsuo.
Tapi masalahnya, Mitsuo ternyata belum punya rencana apa-apa. Tentu saja karena ini acara besar, mereka butuh orang dewasa untuk membantu mengurusnya, tapi mereka tak tahu siapa.
Pada akhirnya mereka pergi ke rumah Mineko dan meminta saran kakek. Ternyata sebelumnya mereka sudah meminta saran ibu Mitsuo tapi ibu tak tertarik. Mereka juga minta saran ke ibu Tokiko,tapi ibu Tokiko malah bersemangat ingin menjadi pelari pertama. Karena mereka rasa tak ada yang serius, makanya mereka menemui kakek, meski kakek awalnya menolak karena merasa dia adalah pelarian terakhir mereka HAHHAHAHHA.
Kakek menasehati mereka, ini bukan sesuatu yang bisa mereka putuskan sendiri, hal seperti ini biasanya di putuskan oleh kantor desa. Karena hal seperti ini tentu saja membutuhkan dana. Kakek mengatakan kalau penduduk pasti sedang dengan ide ini, karena penduduk selalu bersemangat tentang festival dan sejenisnya. Karenanya kakek menyarankan mereka memberitahu persatuan pemuda ookuibaraki. Mereka bisa membantu banyak dengan mengumpulkan penduduk dan mengumpulkan dana juga.
Ibu mengatakan pada MIneko kalau ayah Mineko dulu adalah ketua pemuda desa mereka, saat itu ayah sangat keren. Mineko bersemangat mendengarnya.
Mitsuo tampak tidak bersemangat. Mineko bingung. Mitsuo mengatakan kalau ketua pemuda desa sekarang adalah kakaknya yang menyeramkan itu dan kakaknya pasti menganggap idenya bodoh. Karena kakaknya selalu tidak sepaham dengannya.
Tokiko juga jadi ragu, karena kakaknya juga anggota persatuan pemuda desa. Mereka menghela nafas. Kakek mminta mereka melupakan ide itu kalau mereka smeuanya sudah menyerah. Tapi tentu saja MIneko dkk tidak akan menyerah dengan mudah. Mereka akan berusaha. Karena itu mereka meminta saran kakek bagaimana cara untuk meyakinkan persatuan pemuda desa.
Kakek mengatakan mereka perlu persiapan matang sebelum menyampaikan pada mereka. Kalau persatuan pemuda bertanya, maka mereka harus bisa menjawab dengan yakin, jadi tentu saja mereka harus melakukan persiapan matang.
Mineko, Tokiko dan Mitsuo cukup yakin dan mereka bersemangat melakukan berbagai penelitian. Mereka menghabiskan waktu membaca sesuatu saat jam istirahat, bahkan Mitsuo dan Tokiko terlihat makin akrab lama-lama.
Sepulang sekolah mereka berkumpul sambil membawa alang-alang seolah membawa obor. Mereka menggambar peta Ookuibaraki dan melakukan banyak hal lainnya, seperti meminta saran pada guru-guru, baik guru wali kelas, bahkan sampai guru olahraga. Mereka menanyakan tentang bagaimana membawa obor olimpiade, apakah sulit, bagaimana lari sebaiknya, sejauh apa jaraknya per orang dan lain sebagainya.
Mereka masih merahasiakan hal ini. Mereka belum boleh membahasnya di depan siapapun, kecuali ibu dan kakek Mineko, karena mereka sudah tahu. Jiro sepertinya sudah tahu sih. Katanya di deskripsi Jiro ini supir bus, taunya penjaga pintu bus HAHHAHHA.
Mereka pulang telat hari itu. Dari jalan besar, Tokiko dan Mineko berjalan ke rumah Tokiko sambil mengobrol. Mereka bicara masalah mereka. Tokiko masih belum mendapat izin dari ibunya untuk ke Tokyo.
Mereka juga membicarakan masalah Mitsuo, Mitsuo di rumah seperti di anak tirikan, keluarganya sangat ingin Mitsuo segera keluar dari rumah meski Mitsuo sebenarnya tak ingin pindah dari Ookuibaraki. Mineko dan Tokiko bersemangat untuk mewujudkan keinginan Mitsuo ini, relay obor olimpiade Tokyo di Ookuibaraki.
Tokiko memuji Mineko yang sepertinya selalu disukai oleh orang lain terutama dirumah. Mineko mengatakan kalau itu semua karena ayahnya tidak ada di sini, jadi orang-orang berusaha bersikap baik padanya agar ia tak sedih. Di rumah ia juga punya masalahnya sendiri, seperti adik-adiknya yang bersikap lebih dewasa dari anak-anak seusianya karena tak ingin keluarga khawatir dan saat menonton TV, kalau ada acara komedi yang lucu, mereka berusaha tidak tertawa terlalu banyak, karena merasa tak enak dengan ayah yang bekerja di Tokyo. Jadi intinya semua orang menahan diri.
Tokiko mengerti, semua orang punya masalahnya sendiri-sendiri. Mineko menebak jangan-jangan selama ini Tokiko pkir ia tak punya masalah karena ia selalu terlihat gembira. Tokiko awlanya membantah tapi akhirnya ia jujur, terkadang ia memang berfikir begitu.
Sementara itu tanpa sepengetahuan Mineko, sesuatu terjadi di rumah. Pak pos datang hari ini, mengembalikan paket dan surat.
Ibu bingung, itu adalah paket dan surat yang mereka kirim untuk ayah di Tokyo, tapi dikembalikan, yang artinya sesuatu terjadi. Ibu sangat khawatir tapi kakek mengatakan mungkin ada yang salah dengan alamat suratnya. Ibu berusaha berfikiran positif, tapi tentu saja hatinya tidak tenang.
Saat Mineko pulang, ibu sedang menatap foto ayah. Ia segera berusaha bersikap biasa saja dan menyiapkan makan malam. Mineko bertanya apakah balasan suratnya dari ayah sudah datang, tapi ibu mengatakan belum. Ibu tak bisa menceritakan hal itu pada puterinya.
Selesai makan malam, Chiyoko dan Susumu menonton acara di TV, Mineko bersemangat menceritakan mengenai relay obor olimpiade pada ibu dan kakek. Mereka sudah menemtukan rutenya, kira-kira sejauh 20 km.
Tapi masih banyak yang harus mereka pikirkan, seperti siapa pelarinya, mengenai obornya dan masih banyak lagi.
Ibu bertanya apakah mereka bertiga bisa melakukannya. Mineko yakin mereka bisa karena guru mereka juga membantu. Ini masih menjadi rahasia jadi mereka tak bisa meminta saran penduduk desa.
Saat itu Mineko sadar kalau adiknya mendengarkannya, lebih tepatnya Chiyoko. Tentu saja Mineko panik dan meminta adiknya tidak menceritakan pada siapapun. Tapi Chiyoko cerdik, ia minta uang tutup mulut, salah satu jepitan rambut kakaknya HAHAHAHAA. Mineko terpaksa memberikannya.
Malam harinya, setelah 3 anaknya tidur, ibu bangun. Ia tersenyum melihat Mineko sepertinya bermimpi memegang obor olimpiade.
Ia keluar dan melanjutkan pekerjaan menjahitnya. Kakek masih bangun, menganyam sesuatu. IBu masih khawatir dan meminta izin kakek untuk menelpon suaminya besok. Bagaimanapun ia tak bisa tenang, jika ia mendengar suara ayah Mineko saja maka ia sudah bisa lega.
Kakek mengerti keresahan hati menantunya. akhirnya ia memperbolehkannya.
Ibu jadi makin khawatir.
Jadi nih ya, menurut aku karena situasi ekonomi sangat buruk waktu itu, banyak imigran yang ke Tokyo tak sanggup lagi untuk melanjutkan hidup. Menurut aku sih ada 2 kemungkinan yang terjadi, ayah Mineko mungkin dijahati orang atau bunuh diri. Tapi saat itu banyak kasus bunuh diri juga, jadi mungkin mereka kepikiran ke arah sana.
Paman Mineko datang ke rumah dan bermain dengan keponakannya. Ibu kemudian meminta Chiyoko membawa Susumu keluar karena ia ingin bicara dengan paman.
Paman tahu pasti ada sesuatu. Ibu kemudian mengatakan masalahnya, ayah ternyata menghilang di hari ketiga ia di Tokyo setelah kembali dari desa. Mereka tak menerima kabar dari ayah dan ia juga tak bisa bertanya lanjut lewat telpon karena ada banyak pekerja disana dan pengurus tak ingat satu per satu juga.
Ayah masih meninggalkan barangya di asrama dan bahkan tidak membawa surat dari keluarganya. Paman merasa itu memang aneh, karena kakaknya tidak akan melakukan hal seperti itu, pergi tanpa membawa surat dari keluarga, karena kakaknya selalu menganggap keluarga hal yang berharga banginya.
Paman juga khawatir dan berkata kalau ibu Mineko memang tak tenang, sebaiknya ibu langsung ke Tokyo untuk memastikan. Kalau ibu takut sendirian, ia bisa menemani. Tapi ibu Mineko mengatakan ia tak apa-apa pergi sendirian.
Mineko kembali ke rumah dan bertemu pamannya di jalan. Ibu menyiapkan makan malam dan mengatakan pada MIneko kalau besok ia akan ke Fukushima, ada keluarga mereka yang kemalangan disana. Ia ingin Mineko membantu memasak makan malam besok.
Mineko mengerti. Ia meminta Chiyoko dan Susumu juga membantu mereka besok. Karena besok Mineko yang akan memasak, ia bertanya pada adik bungsunya, adiknya ingin makan apa. Susumu meniru acara di TV, tebak gerakan dan kakek bisa menjawab dengan benar, Susumu ingin makan kare.
Kakek menemuinya dan meminta menantunya berhati-hati. Kalau misalnya menantunya tak bisa menemukan jejak apapun, maka segera lapor ke kantor polisi. Ibu mengerti.
Mineko kembali dari kandang ayam dan ibu meminta Mineko melanjutkan menyiapkan sarapan karena ia harus berangkat mengejar kereta.
Chiyoko dan Susumu datang, mengantar kepergian ibu.
Ibu naik bus menuju stasiun kereta. Jiro-san berfikir kalau ibu akan ke Tokyo menemui suaminya untuk kencan. Jiro-san juga bertanya bagaimana kabar suaminya. Ibu mengatakan suaminya baik-baik saja, pasti baik-baik saja. Ibu tampak resah ia berharap ia tak terlambat karena ia harus mengejar kereta pukul 6.39.
Mineko, Tokiko dan Mitsuo naik bus seperti biasa ke sekolah.
Jiro kahwatir dengan ibu Mineko dan bertanya apa terjadi sesuatu karena ibu Mineko agak aneh pagi ini.
Mineko mengatakan ada kerabat yang kemalangan di Fukushima, jadi ibu kesana.
Jiro-san bingung, ia yakin ibu tidak ke Fukushima. Karena ibu tadi mengatakan akan mengejar kereta pukul 6.39 dan itu adalah kereta menuju Tokyo.
Mineko terkejut mendengarnya. Ia merasa tidak tenang.
Mineko tak bisa tenang di sekolah. Ia bertanya-tanya apa yang terjadi, kenapa ibu berbohong padanya.
Mitsuo dan Tokiko khawatir padanya. Mereka bahkan tak berani membahas masalah obor olimpiade itu. Tapi akhirnya Mineko menenangkan pikirannya dan meminta maaf pada dua temannya.
Ia juga minta maaf karena ia tak bisa pulang terlambat hari ini, ia harus memasak di rumah karena ibu tak ada. Mitsuo tampak senang karean artinya hanya dia dan Tokiko berdua hari ini HAHAHAHAHAHAH.
Aduh Mitsuo makin lama makin manisssss, plis nanti jadi misua Mineko ya XD XD
Ibu tiba di asrama tempat ayah tinggal dan ternyata asramanya lebih mengejutkan drai dugaan ibu, terlihat tidak terurus.
Ibu bertemu dengan pengurus dan menanyakan suaminya, apakah ada yang aneh sebelum suaminya menghilang. Tapi pengurus tidak begitu ingat, karena ada banyak pria di sana, ia tak ingat satu per satu.
Pengurus memberikan barang yang ditinggalkan ayah dan benar itu tas milik suaminya. Ia membuka tas itu dan surat dari Mineko masih ada disana, terikat rapi.
Pengurus mengatakan para pekerja imigran hidup sangat keras disana, bekeja dari pagi sampai malam dan mengirim uang yang dihasilkan ke kampung, tanpa ada yang tersisa untuk mereka, karena itu sudah banyak kejadian menghilang seperti ini.
Sebelum pergi, ibu meminta izin untuk melihat kamar tempat suaminya tinggal. IBu terkejut karena kamarnya begitu kecil dan berantakan.
Mineko kembali ke rumah siang itu. Ia membuka kotak surat, tapi surat balasan dari ayahnya belum juga datang.
Ia memasak di dapur bersama adiknya Chiyoko. Chiyoko cukup pandai memasak. Mereka akan makan kare sesuai permintaan si bungsu. Mereka tidak menggunakan kare instant, tapi membuatnya sendiri.
Selagi memasak, Mineko bertanya kenapa paman datang kemarin dan apa yang mereka bicarakan.
Chiyoko tidak tahu karena ibu menyuruhnya dan Susumu main di luar. Mineko mengerti.
Mineko merasa tidak tenang dan akhirnya menemui kakek. Ia melihat kakek sepertinya juga tidak tenang hari ini. Kakek mengatakan itu karena ia sudah tua.
Mineko tahu kakek bohong dan bertanya sebenarnya apa yang terjadi. Ia tidak bodoh, jadi ia tahu sesuatu sedang terjadi.
Kakek mencoba membantah, Mineko hampir menangis dan berkata ia tahu kalau ibunya ke Tokyo. Ia bertanya apa yang sebenarnya terjadi, apakah berhubungan dengan ayah dan kenapa ibu berbohong padanya.
Kakek meminta Mineko mendekat dan duduk. Kakek mengatakan terkadang orang tua harus berbohong pada anak mereka. Saat orang tua berbohong pada anak mereka, mereka punya alasan melakukannya. Mereka memikirkan anak mereka saat mereka berbohong.
Kakek ingin Mineko menunggu ibunya untuk mengatakan hal yang sebenarnya. Mineko mengerti.
Malamnya keluarga Mineko makan malam dengan senyuman.
Tapi dalam hati, Mineko takut, kira-kira apa yang akan ibu katakan padanya. Itu membuatnya takut.
Ibu masih mencari suaminya, ia bertanya ke tempat kerja, tapi ia tak menemukan jawaban memuaskan. Pada akhirnya, seperti saran kakek, Ibu pergi ke kantor polisi untuk melaporkan ayah yang menghilang.
Tapi di kantor polisi ibu diperlakukan seolah tidak penting, hanya karena banyak kasus imigran yang menghilang, jadi polisi menganggap itu kasus biasa. Apalagi polisi salah terus menyebutkan nama Ibaraki dengan Ibaragi.
Polisi mengatakan kalau ada banyak imigran yang datang ke Tokyo dan menghilang dan pada akhirnya hasilnya sangat buruk (dalam artian alasan menghilangnya bunuh diri). Ada baiknya ibu jangan mencari suaminya.
Ibu tidak tahan lagi dan memperbaiki ucapan polisi itu, ia mengatakan daerahnya adalah Ibaraki, bukan Ibaragi. Ia ingin polisi mencari suaminya Yatabe Minoru, bukan pekerja imigran.
Ibu menangis sambil berteriak, Aku memintamu mencari Yatabe Minoru, seorang pria yang lahir dan dibesarkan di desa Ookuibaraki. Dia mempunyai nama! Dia bukan tipe pria yang akan menghilang sendiri seperti itu! Jadi tolong! Tolong carilah dia!
Ibu menangis sambil mengatakan hal itu dan seseorang memperhatikannya.
KYAAAAAAAAAA Ryusei
Pria yang memperhatikan ibu sejak tadi, ia mencari ibu diluar dan melihat ibu masih duduk di gedung kantor polisi. Ia mendekati ibu dan memperkenalkan dirinya sebagai salah satu polisi di Akasaka, Watahiki Masayoshi dan ia berasal dari Ibaraki.
Ia meminta maaf karena mencuri dengan permbicaraan ibu tadi. Ia sudah meminta izin pada seniornya agar tugas mencari suami ibu ia yang melakukannya dan ia sudah diizinkan asal tidak mengganggu pekerjaannya. Jadi ia berjanji akan mencari suami ibu.
Iu cukup terkejut kenapa Watahiki mau melakukan itu untuknya. Watahiki mengatakan karena mereka sama-sama berasal dari Ibaraki.
Kakek menghiburnya, mengatakan jika tidak ada yang datang, ia akan datang ke setiap rumah dan menyuruh mereka datang. Mineko senang mendengarnya.
Malam itu, saat sedang berjalan, ibu teringat korek api Suzufuritei dan memutuskan datang kesana. Saat itu restoran sudah tutup dan ibu masuk ke dalam membuat Pemilik dan chef terkejut. Ibu memperkenalkan dirinya sebagai Yatabe dari Ibaraki dan pemilik langsung mengenalinya sebagai istri Minoru. Ibu terkejut karena mereka mengenal suaminya.
Ibu kemudian menceritakan masalahnya dan pemilik sangat khawatir. Tapi ia yakin suami ibu bukan orang seperti itu. Mereka ingat ayah Mineko sangat bersemangat menceritakan keluarganya saat makan disini dan bahkan berfikir untuk membawa keluarganya ke sana nantinya. Jadi mereka yakin ayah Mineko bukan orang yang berfikiran pendek.
Chef berusaha berfikir positif mengatakan kalau mungkin ayah Mineko dapat pekerjaan baru dan tidak sempat menelpon karena sibuk.
Pemilik mengambil tempat bekal bekas manju yang dulu dibawa ayah dan memberikan pada ibu. Mereka mengatakan mereka menikmati manjunya.
Ibu sedih melihat tempat bekal itu dan memeluknya. Tapi pemilik meminta tempat bekal itu kembali, ia menyarankan agar ia menyimpannya.
Ibu tentu saja terkejut karena pemilik bisa saja mengembalikan padanya. Pemilik mengatakan ayah Mineko berjanji akan mengambil tempat bekal itu, jadi sampai saat itu tiba, ia berharap ibu mengizinkannya untuk menyimpannya.
Ibu mengerti. Pemilik meyakinkan semuanya akan baik-baik saja. Saat ia meminta chef menyiapkan makan malam, ibu menolak. Karena suaminya berjanji membawa mereka kesana suatu hari nanti, sampai saat itu tiba, ia tak akan memakan makanan disana. Ibu meminta maaf.
Tapi pemilik dan chef mengerti.
Mineko tidak bisa tidur. Ia terbangun dan menemui kakek yang menganyam sesuatu. Kakek meminta Mineko duduk karena ia akan mengajari Mineko.
Mineko senang kakek mengajarinya, dan ia cukup kaget kakek bekerja sangat cepat sementara ia sangat lambat.
Ibu ada di stasiun kereta api, menunggu kereta pagi.
Ia memeluk tas suaminya. Ibu masih merasa sedih dan tak tenang.
Ibu juga agak takut sendiri disana karena banyak preman. Tapi tiba-tiba pemilik Suzufuritei dan chef datang membuat ibu terkejut.
Pemilik mengatakan tebakannya benar ibu pasti ada di stasiun. Chef mengatakn ibunya menebak dengan benar kalau ibu Mineko pasti di stasiun, makanya merea berlari kesana.
Ibu Mineko belum makan malam, jadi mereka membawakan makanan yang bukan dari restoran mereka untuk ibu karena ibu pasti lapar.
Ibu tak mengerti kenapa mereka sampai datang malam-malam begini menemuinya yang notabene adalah orang asing bagi mereka.
Pemilik mengatakan kalau mereka punya hubungan yang berharga.
Pemilik meminta mereka bicara hal-hal lain, mereka akan menemani ibu dan ibu bisa makan makan malamnya.
Mereka tak ingin ibu bersedih jadi mereka bicara sepanjang malam. Sepertinya pemilik membicarakan tentang suaminya, atau anaknya?
Siang harinya, Mineko kembali ke rumah dan melihat ibunya sudah bekerja di ladang.
Ibu yang melihat Mineko langsung berlari ke arahnya.
Ibu memanggil puterinya dan akan mengatakan sesuatu.
-THE END-
Komentar:
Yang aku suka dari asadora adalah mereka tidak lama mengulur waktu untuk masuk ke masalah inti certianya tiap minggu. Untuk minggu-minggu awal sih, karena kebanyakan asadora akan kehilangan arah cerita di tengah-tengah nanti HAHAHHAHA.
Makanya aku senang mereka sudah membahas mengenai ayah Mineko yang menghilang di minggu kedua ini.
Ayah Mineko sih tidak akan melakukan seperti bunuh diri itu, karena sepertinya pengurus, bos di tempat kerja ayah Mineko dan polisi, menyimpulkan kalau kemungkinan ayah Mineko bunuh diri, meski mereka nggak mengatakannya secara langsung sih ya.
Bisa jadi seperti yang dikatakan teman ayah Mineko itu, mungkin ada yang jahat pada ayahnya.
Tapi ayahnya kan baru 3 hari di Tokyo, belum gajian, jadi aklau di rampok kayaknya enggak, jadi kemana ya?
Apakah ayahnya mungkin dapat pekerjaan baru jadi tak sempat pulang ke rumah dan tak sempat menghubungi keluarga seperti kata si chef?
Bisa jadi. Tapi masa sih? Atau ayahnya luka di suatu tempat?
Ya, itu masih inti dari kisah perjalanan hidup Mineko, semuanya berubah karena hal ini nantinya.
Tapi tegang saja, ayah Mineko pasti akan baik-baik saja, dia tidak akan meninggal kok.
Keluarga Suzufuritei sangat baik, sumpah deh. Pada orang asing seperti ibu Mineko, mereka bahkan sampai datang menemaninya di stasiun kereta, benar-benar menghangatkan hati.
Dan Watahiki, karena sama-sama warga ibaraki, menawarkan diri untuk membantu ibu Mineko. Mereka dikelilingi oleh orang-orang yang baik :')
Aku suka banged sama Suzufuritei dan menantikan Mineko bekerja disana nantinya. Sepertinya bakalan ada sesuatu dengan Maeda, salah satu calon chef yang masih belajar disana, kerjaannya disuruh-suruh sama seniornya HAHAHAAHA.
Aku skip bagian itu diatas karena kurang penting HAHAAHHA.
Di awal berita asadora ini aku udah ship dia dan Mineko untuk menjadi couple selanjutnya, tapi dia munculnya lama dan aku keburu jatuh cinta pada Mitsuo AHHAHAHHA. Meski hati Mitsuo ada pada Tokiko, tapi bisa jadi nanti akan berubah, ya kan?
Mitsuo manis bangeeeeeeeeeeeeeed XD XD XD Aku jadi fans Mitsuo.
Tapi kasian banged ya, Mitsuo sebenarnya nggak mau ninggalin desa, tapi dipaksa keluarganya. Hmmmmmmm.
Tapi dengan begitu, nanti 3 sekawan akan sama-sama di Tokyo^^
Tapi baru-baru ini aku membaca kalau Hiyokko punya cast tambahan lho. RYOMA TAKEUCHI!!! OMG! Mimpi apa gue baru ngefans sama Ryoma gara-gara Toki wo Kakeru Shoujo udah bisa liat dia di asadora XD
Sebuah kesempatan yang besar banged, habis ini semoga dia kena popularitas asadora kaya Yamazaki Kento, Fukushi Sota, Masahiro Higashide, Sakaguchi Kentaro :))
Seneng banged di Hiyokko ini ada banyak yang gue suka wkwkkwkwkw. Ryo, Ryoma, Yuki :')
0 komentar:
Posting Komentar