Asadora/moring drama adalah drama yang tayang di NHK pagi hari sepanjang tahun, berdurasi 15 menit per episodenya. Hiyokko sendiri adalah asadora ke-96 yang mulai tayang April dan direncanakan akan berakhir pada September 2017 mendatang.
Mungkin pada bingung ya, kenapa judulnya 'week 1' bukan 'episode 1', karena asadora tayang setiap hari senin-sabtu, 15 menit per episode, jadi biasanya para uploader raw file ataupun subtitle-nya membaginya perminggu saja, bukan per episode. Makanya di sinopsis ini aku juga membuatnya per minggu saja. Karena kalau per episode hanya 15 menit jadi nanti kayaknya bakalan kebanyakan dan capek juga kalau buat satu per satu LOL.
Aku pernah membuat Cast & Details Hiyokko beberapa waktu yang lalu, meski ternyata beberapa hal dari deskripsi singkat yang beredar justru berbeda jauh dari cerita dramanya sendiri. Aku juga bingung kok ga sesuai sinopsis singkat yang pertama keluar HAHAHHAH. Mungkin NHK memang menyembunyikan details drama sebelum tayang kali ya.
Misalnya, katanya di deskripsi singkat keluarga YAtabe tinggal bertujuh satu rumah, padahal kenyataannya mereka hanya berenam. Dan alasan ayah Mineko bekerja di Tokyo juga berbeda jauh dari sinopsis singkatnya. Aku kaget HAHAHHA.
Sinopsis Asadora Hiyokko Week 1 (Episode 1-6): Dad is Coming Home!
Hiyokko minggu pertama fokus dengan keluarga Yatabe dan keseharian tokoh utama kita, Yatabe Mineko.
Hiyokko mengambil tahun 1964 di Prefektur Ibaraki, tepatnya desa Ookuibaraki. Mineko berasal dari keluarga petani yang mempunyai sawah dan ladang untuk bertanam sayuran. Mineko adalah siswa tahun terakhir di SMA. Pagi hari dimulai dengan menyapa kakeknya di sawah mereka yang sudah menguning. Ia menyapa padi disana dan mengambil telur ayam untuk sarapan pagi mereka. IA bahagia hari itu, karena ayam mereka bertelur lebih banyak dari biasanya.
Ia membawa telur itu ke dapur dimana ibunya sedang menyiapkan sarapan dan punya permintaan khusus untuk memasukkan telur di bekal makan siangnya. Biasanya ibunya tidak memperbolehkan itu, tapi kali ini karena ayam mereka bertelur 5 butir, ibunya memperbolehkannya. Mineko sangat senang. Dua adiknya, Chiyoko dan Susumu yang baru bangun tidur mendengar hal itu dan merasa iri pada kakaknya, mereka merasa itu tidak adil.
Mineko akan berangkat sekolah dan ibunya menyadari sepatu Mineko sudah rusak tapi Mineko mengatakan ia masih bisa memakainya, ia sangat menyukai sepatu itu karena itu hadiah dari ayahnya. Mineko berangkat ke sekolah dengan bahagia pagi itu. Ia berangkat dari rumahnya dengan menggunakan sepeda. Perjalanan Mineko ke sekolah ternyata sangat panjang.
MIneko harus naik sepeda ke rumah Tokiko temannya, perjalanannya 20 menit. Ia menitipkan sepeda disana dan berjalan kaki ke tempat pemberhentian bus selama 5 menit. Mereka naik bus ke sekolah butuh waktu 40 menit. Jadi totalnya, perjuangan Mineko ke sekolah memakan waktu 65 menit.
Di Ookuibaraki, Mineko punya 2 teman seumuran dan sama-sama di tahun terakhir SMA.
Tokiko Sukegawa dan Mitsuo Sumitani. Mitsuo dan Mineko adalah teman bertengkar, mereka sering saling ejek. Sementara Mitsuo menyukai Tokiko. Tokiko adalah gadis tercantik di desa dan punya impian untuk menjadi aktris.
Aku suka banged melihat Mitsuo dan Mineko bertengkar HAHAHAHHAHA.
Sepulang sekolah, Mineko akan membantu kakek dan ibunya di ladang, seperti mencangkul untuk menyuburkan tanah.
Hari itu ia melihat Chiyoko menggendong Susumu pulang dan ia curiga terjadi sesuatu. Mineko diam-diam melihat mereka. Ternyata sepatu Susumu rusak karena bermain di dekat sungai. Awalnya Mineko memarahi adiknya karena itu sepatu pemberian ayah mereka. Tapi kemudian melihat adiknya juga merasa sangat bersalah akhirnya ia mengatakan ia akan memperbaikinya.
Mineko mengambil jarum jahit dan mulai menjahit sepatu adiknya. Tapi ternyata sangat sulit.
Ibu Mineko mencari ketiga anaknya dan diam-diam melihat mereka bertiga. Ibu menangis melihat Mineko menasehati adiknya dan membantu menjahitkan sepatu Susumu dan ia berjanji tidak akan mengatakan pada ibu karena itu akan membuat ibu sedih.
Tapi Mineko malah membuat sepatu makin rusak karena ia tak sengaja menariknya hingga lepas. Susumu menangis melihat hal itu. Mineko meminta maaf. Ibu tersenyum dengan air mata di pipinya.
Sementara itu ayah Mineko di Tokyo melihat ada yang menjual sepatu murah dan ia merasa ingin mmebelinya. Ia berusaha mendapatkan diskon.
Ayah Mineko akan pulang pada musim gugur ini, untuk membantu panen. Ayahnya selalu pulang saat musim panen..
Sebagai siswa tingkat akhir, tentu saja mereka berkonsultasi dengan guru masalah karir mereka selanjutnya. Hari ini giliran Tokiko. Tokiko sedang berdiskusi mengenai rencananya ke Tokyo pada wali kelas mereka sementara Mineko dan Mitsuo menunggu di luar. Tokiko diskusi lama sekali, sehingga mereka berdua merasa bosan.
Mineko tampak kesal karena Tokiko akan pergi ke Tokyo dan ia pikir Mitsuo juga pasti senang karena Mitsuo juga akan pergi ke Tokyo. Mitsuo sendiri mengatakan ia tak begitu tertarik ke Tokyo, tapi bagaimana pun ia harus pergi. Mitsuo adalah anak bungsu keluarganya yang punya kebun apel, karena itu bagaimanapun suatu hari ia harus mencari pekerjaan karena ia tak akan mewarisi kebun keluarganya. IA akan bekerja di 'rice dealer shop' di Tokyo.
Mitsuo bertanya apakah Mineko benar-benar tak pernah berfikiran untuk ke Tokyo?
Mineko menjawab dengan yakin, tidak. Ia sangat menyukai Ookuibaraki, ia suka bertani dan ingin berusaha yang terbaik demi pertanian. Ia mencintai keluarganya, makanya ia tak ingin ke Tokyo. Meski ia tak masalah jika hanya pergi liburan ke Tokyo suatu hari nanti, tapi ia tak pernah berfikiran untuk menetap disana.
Mineko mengatakan saat SMP, ia menawarkan diri untuk mulai bekerja mencari uang sendiri tapi ayahnya malah menyuruhnya melanjutkan sekolah ke SMA meski keluarga mereka miskin. Ayah memintanya bersenang-senang di SMA jadi ia selalu bersyukur keluarganya memberinya kesempatan untuk sekolah meski ia tak pintar. Mitsuo mengatakan seharusnya dengan alasan itu Mineko belajar dengan giat dan mendapat nilai yang bagus. Tapi Mineko mengatakan ayahnya menyuruhnya bersenang-senang di sekolah bukan belajar HAHAHAHAHHAHA. Mineko melarikan diri dari kenyataan.
Tak lama kemudian Tokiko selesai berdiskusi dan mengatakan guru mereka sudah mencarikannya pekerjaan di Tokyo, disebuah pabrik membuat transistor radio. Para pegawai semuanya perempuan dan tinggal di asrama juga, jadi ia tak perlu khawatir. Mineko mengucapkan selamat pada Tokiko. Meski ia tersenyum. Mineko sebenarnya galau karena sahabatnya akan berpisah dengannya.
Di bus ia dengan sedih memandangi Tokiko dan bertanya-tanya seperti apa sih Tokyo itu, kenapa semua orang ingin pergi kesana. Ia mengatakan dalam hati kalau ia mulai membenci Tokyo, yang merebut orang-orang yang ia cintai.
Setelah mereka tiba di desa dan turun dari bus, Mitsuo mengucapkan selamat dengan gayanya pada Tokiko membuat keduanya tertawa.
Ibu Tokiko bersahabat dengan ibu Mineko sejak kecil. Ibu Tokiko kadatang datang ke rumah Mineko untuk membantu ibu Mineko di ladang, meski sebenarnya mereka sambil-sambilan bergosip ala ibu-ibu.
Ibu Tokiko sepertinya tidak setuju Tokiko pergi ke Tokyo, ia khawatir.
Saat Tokiko kembali ke rumah, ia mengatakan kalau pekerjaannya sudah di tetapkan oleh guru mereka. Meski ibunya, ayah dan kakaknya tidak menjawab.
Mineko tiba di rumah malam harinya. Ia terkejut melihat keluarganya berkumpul di depan TV dan bertanya-tanya apa yang terjadi. Ternyata ada bencana di Tokyo, sebuah bangunan yang baru dibangun roboh dan sepertinya itu bangunan tempat ayah mereka bekerja.
Kakek mengatakan pada mereka untuk tidak khawatir dan mematikan TV. Ibu mencoba tidak khawtair dan mulai memasak makan malam. Tapi Mineko tahu ibunya sangat khawatir dan akhirnya mengajak ibu untuk menelpon.
Ibu dan Mineko pergi ke rumah tetangga yang punya telpon. Pada masa itu, kalau mau menelpon, kita di hubungan ke operator dan mengatakan alamat/nomor mana kita ingin dihubungkan dan kita harus menunggu sekitar 30 menit untuk dihubungi kembali, kalau jaringan sedang sibuk, maka harus menunggu 1 jam atau lebih.
Mineko dan ibu menunggu cukup lama sampai telpon berdering dan akhirnya ibu mengangkatnya. Untung ayah tidak apa-apa. Ibu benar-benar lega dan menahan diri untuk tidak menangis, sampai ia tak bisa bicara dan akhirnya memberikan telpon pada Mineko.
Ini adeganya sumpah sedih banged. Pemeran ibu Mineko aktingnya jjang!!!
Ibu dan Mineko sedang kalau ayah baik-baik saja, mereka pulang sambil tersenyum. Ternyata meski kakek terlihat tenang, dia juga khawatir dan membawa Chiyoko & Susumu menemui Mineko. IA lega saat tahu puteranya baik-baik saja.
Mineko menyombongkan diri pada dua adiknya kalau ia bicara dengan ayah mereka tadi. hehehehhehe. Keluarga Mineko pulang dengan bahagia.
Paman Mineko ternyata sudah menikah, katanya sih istrinya kalau marah sangat seram HAHAHHAHHA. Rumah jadi sangat ramai karena Muneo sangat dekat dengan anak-anak.
Ia menasehati Mineko kalau Mineko harus merasa bersyukur ayahnya bisa bekerja di Tokyo. Ia tak ingin Mineko mengasihani kakaknya karena kakaknya pasti kesepian tinggal disana. Ia mengatakan tentu saja kakaknya juga pasti memilih ingin tinggal bersama keluarganya kalau ia bisa memilih. Kakaknya pasti merasa kesepian disana, bekerja demi keluarga, jadi jika Mineko mengasihaninya maka itu perasaan yang sangat kasar. Jadi ia ingin Mineko jangan menunjukkan wajah sedih di hadapan ayahnya dan karena ayahnya nanti pulang tidak akan lama dan segera kembali ke Tokyo, ia ingin Mineko mengantarnya dengan senyuman. Meskipun ia tahu Mineko pasti sedih berpisah dengan ayahnya, tapi Mineko sekarang sudah dewasa jadi Mineko bisa bersikap dewasa.
Mineko mengerti.
Mineko kemudian mengubah pembicaraan, bertanya kenapa pamannya selalu tersenyum bahagia. Pamannya mengatakan kalau ia memutuskan untuk selalu hidup dengan senyuman di wajahnya.
Mineko bertanya alasannya tapi pamannya tidak memberitahukannya, ia akan mengatakannya kalau Mineko sedikit lebih dewasa lagi.
Kakek menatap mereka, sepertinya sesuatu memang pernah terjadi pada Muneo.
Mineko ingat kata-kata ayahnya, kalau pamannya jadi berubah seperti itu sepulang dari perang. Kita bisa luka di punggung Muneo masih membekas.
Pagi hari, hari kepulangan ayah Mineko. Kakek ada di sawah. Ibu memasak di dapur. Mineko bangun lebih pagi dari biasanya dan terkejut melihat ibunya. Ibu bertanya ada apa, tapi Mineko mengatakan tak ada apa-apa.
Mineko menatap ibunya, diam-diam tersenyum. Ia tahu ibunya memakai baju corak bunga kesukaan dan kesayangan ibunya dan bahkan memakai make up hari itu.
Chiyoko dan Susumu juga bangun pagi dengan cepat, karena Susumu pipis di kasur HAHAHAHAHA.
Mineko berangkat sekolah dengan bahagia. Tokiko sudah menunggu di halaman rumahnya dan tahu kalau Mineko pasti senang hari ini, karena MIneko tak terlambat seperti biasanya.
Bahkan paman di bus juga tahu kalau ayah Mineko pulang hari ini karena Mineko tidak terlambat datang dan senyuman ada diwajahnya.
Ayah Mineko ada di Tokyo, sebelum berangkat ia berjalan-jalan disekitaran pasar dan saat berdoa di sebuah tempat berdoa kecil, ia melihat halaman dapur dari sebuah restoran, dimana para chef sedang melakukan sesuatu. Ayah Mineko tertarik dan melihat restoran seperti apa itu.
Ayah Mineko menemukan restorannya, sebuah restoran barat bernama Suzufuritei. Saat ia melihat-lihat, pemiliknya keluar untuk memasang tanda restoran buka dan tertarik dengan ayah Mineko. Ia mengajak ayah Mineko masuk. Tapi ayah Mineko menolak awalnya, kemudian ia mencium bau sangat enak dan memutuskan untuk mampir disana.
Ayah Mineko tidak pernah makan makanan barat dan ia juga tak pernah ke restoran sebelumnya, jadi ia tak tahu apa yang harus ia lakukan disana saat mereka memberikan menu. Pemilik membantunya. Ayah Mineko tertarik dengan beef stew tapi harganya mahal, jadi ia memesan yang murah saja, Hash and Rice.
Para koki di dapur bersemangat membuatkan pesanan pertama mereka hari itu.
Selagi menunggu makanan jadi, pemilik mengobrol dengan ayah Mineko. Dialeg ayah Mineko sangat kental dan asik aja gitu dengerin ayah Mineko bercerita. Ia orangnya suka bercerita sepertinya. Ia menceritakan asalnya dari mana adan apa yang ia kerjakan di Tokyo. Ia dalam perjalanan kembali ke desa karena musim panen. Ia juga menceritakan anggota keluarganya, istri dan 3 anaknya.
Ayah juga menceritakan kalau ia bekerja sebagai buruh bangunan membangun gedung untuk keperluan olimpiade Tokyo dan ayah sadar kalau ia terlalu bersemangat menceritakan itu jadi kesannya seperti membual/sombong. Ia minta maaf.
Pemilik malah mengatakan tak apa-apa jika ayah Mineko membual tentang hal itu. Ia tinggal di Tokyo sudah cukup lama, orang sangat menantikan Olimpiade Tokyo dan begitu juga dirinya, orang membual mengenai Tokyo ini dan itu, padahal Tokyo tetaplah Tokyo, bangunan itu dibangun untuk olimpiade, untuk pengunjung, jadi menurutnya tak masalah jika ayah Mineko membual mengenai hal itu. Jika gedungnya nanti jadi, maka ayah Mineko bisa mengatakan dengan bangga kalau ayahnya dulu membangun gedung itu.
Ayah senang mendengar hal itu, ia mengatakan kalau ia tiba-tiba merasa bangga pada dirinya sendiri. Ini pertama kali ia bicara banyak dengan orang Tokyo dan ia merasa senang.
Makanan hangat disajikan. Ayah MIneko mencobanya dan sangat menyukai makanan itu. Ia bahkan tak bisa berhenti memujinya. Ia berfikir kalau anak-anaknya pasti menyukai itu dan berharap ia bisa membawa anak dan istrinya ke sana suatu hari nanti.
Pemilik dan koki senang mendengar pujian itu. Pemilik kemudian kedapur dan mengatakan sesuatu pada chef disana, membuatkan makanan sampel.
Ayah Mineko akan pergi setelah makan kenyang. Ia membayar makanannya dan pemilik memberikan hadiah korek api Suzufuritei pada ayah Mineko.
Sebelum ayah pergi, chef datang memberikan sesuatu pada ayah Mineko. Ia memasakkan khusus untuk ayah Mineko, fried pork curlet sandwiches.
Ayah Mineko awalnya menolak tapi chef dan pemilik meyakinkannya untuk membawa itu pulang, untuk keluarga mereka.
Akhirnya ayah menerima dan pemilik mengatakan pada ayah untuk tidak membenci Tokyo.
Mineko, Chiyoko dan Susumu ada di tempat pemberhentian bus, menunggu ayah mereka.
Chiyoko dan Susumu terus berdiri di jalan menunggu bus, mereka terlihat tidak bersemangat karena bus-nya lama sekali. Akhirnya mereka memutuskan untuk duduk.
Sementara ibu dirumah, menjahit dengan senyuman di wajahnya, menunggu suaminya pulang.
Akhirnya bus datang. Mineko, Chiyoko dan Susumu sangat senang. Mereka menunggu diseberang jalan. Ayah keluar dari bus dan senang melihat anak-anaknya datang menjemputnya. Chiyoko bahkan menyiapkan buket bunga untuk ayahnya. awwww.
Mereka berempat pulang dengan jalan kaki, mereka terlihat sangat bahagia. ayah bertanya bagaimana sekolah Mineko dan Mineko mengatakan kalau sekolahnya sanagt menyenangkan setiap hari.
Ayah mengatakan Mineko sudah bicara seperti orang dewasa sekarang dan Mineko mengingatkan kalau dia sudah dewasa.
Ayah, Mineko, Chiyoko dan Susumu tiba di rumah saat hari sudah gelap. Ayah tersenyum melihat rumah mereka dan ibu menyambutnya. Tapi hal pertama yang ayah lakukan setelah tiba dirumah bukannya masuk dan istirahat tapi malah berlari ke ladang mereka, menggenggam tanah disana dan menciumnya.
Ayah senang membaui tanah Ookuibaraki. Chiyoko dan Susumu bingung, karena bau tanah ya bau tanah. Ayah tersenyum. Kakek menyuruhnya segera ke rumah dan mandi.
Akhirnya mereka kembali ke rumah. Mineko masih disana, ia melakukan seperti yang ayahnya lakukan, ia mencium bau tanah sambil bicara dalam hati, kalau ayahnya pasti ingin ada di ibaraki, bekerja diladang dan sawah mereka. Karena ayahnya lahir dan dibesarkan dirumah itu, ia mengerti aklau ayahnya adalah orang yang paling tidak ingin pergi dari sana.
Mineko mengatakan saat itu ia berfikir ia ingin menjadi perdana menteri suatu hari nanti dan mensejahterakan para petani.
Mineko kembali ke rumah, setelah mandi, ia membuka hadiah dari ayahnya, ayahnya memberikannya sepatu baru, sangat cantik. Tapi ia tak berniat memakainya dalam waktu dekat, ia akan menyimpannya.
Sementara Susumu asik lari di rumah dengan sepatu baru yang dibelikan ayahnya.
Mineko membantu ibunya di dapur menyiapkan makan malam. Ibunya memperlihatkan sesuatu yang dibawa ayahnya, pork sandwichs yang membuatnya sangat berselera.
Ayah asik mengobrol bersama Chiyoko dan Susumu. Mereka menceritakan bagaimana Mineko ingin memperbaiki sepatu Susumu tapi malah merusaknya.
Padahal itu harusnya menjadi rahasia mereka, tentu saja Mineko menatap adiknya dengan tajam. Ayah mengejek Mineko terlihat seperti akuma hAHHAHAHA.
Keluarga Yatabe makan di meja makan dan mulai mencoba makanan dari Tokyo itu. Menurut mereka makanan itu sangat sangat enak dan berfikir orang Tokyo makan seperti itu setiap hari.
Ayah tentu saja mengatakan tidak. Itu hanya tersedia di sebuah restoran yang ia kunjungi hari itu dan menceritakan betapa bagusnya restoran itu, pemiliknya juga baik. Ia memberikan korek api hadiah Suzufuritei pada ibu dan ibu menyimpannya di tempat berdoa, seolah itu barang berharga.
Keluarga Yatabe makan malam dengan bahagia.
Malam harinya, saat anak-anak sudah tidur, Kakek, Ayah dan ibu membicarakan sesuatu. Mineko belum tidur dan ternyata menguping. Ayah saat itu sedang membicarakan masalah uang, tentang hutang mereka dan kesulitan mereka membayarnya. Mineko akan menutup pintu tapi bunyinya kuat dan akhirnya ketahuan kalau ia menguping.
Karena Mineko sudah dewasa jadi ayah memutuskan untuk mengikutsertakannya dalam rapat keluarga ini.
Jadi malam itu mereka membicarakan masalah keuangan. Intinya penghasilan utama mereka adalah dari tanaman padi. JIka mereka panen, mereka hanya mendapatkan 100.000 yen kalau nggak salah. Mereka juga mendapat penghasilan dari ladang sayur dan dari upah menjahir ibu, tapi itu tak banyak. Mereka sempat gagal panen beberapa waktu yang lalu dan ayah meminjam uang, jadi untuk melunasi itu, mereka kesulitan. Itulah alasan kenapa ayah ke Tokyo untuk mencari penghasilan tambahan, meski gajinya per bulan hanya 20.000 yen. Mereka juga masih harus membeli pestisida dan kebutuhan lainnya, jadi mereka benar-benar kekurangan uang. JAdi begitulah kondisi keuangan mereka saat itu.
Mereka akan baik-baik saja selama ayahnya bekerja di Tokyo meski mereka tak akan bisa membelikan sesuatu yang mewah untuk Mineko dan adik-adiknya. Mineko mengatakan orang di desa setelah lulus SMP akan berangkat ke Tokyo untuk bekerja, sementara keluarganya memintanya tetap sekolah, baginya itu saja sudah merupakan kemewahan tersendiri dan ia selalu bersyukur akan hal itu. Ia bahkan berfikir bagaimana ia harus membayarnya suatu hari nanti.
Sebagai orang tua, ayah tentu saja tidak mengharapkan sesuatu, asalkan anaknya bahagia di sekolah itu sudah cukup baginya. Tapi Mineko tetap merasa khawatir dan berkata mungkin sebaiknya dulu ia mulai bekerja dan sedikit banyaknya ia pasti bisa membantu keuangan mereka dan ayahnya tidak harus bekerja di Tokyo.
Mineko membenarkan, ia menyukai pekerjaan di ladang dan ia ingin menjadi seperti ibunya. Ia ingin bekerja keras di ladang mereka.
Ayah berkata lagi, kau... hanya dengan pergi ke sekolah, kau sudah membantu keluarga ini. Itu adalah pekerjaanku sebagai seorang ayah untuk meninggalkan desa dan menghasilkan uang. Kau disini membantu ibumu dan kakekmu karena pekerjaan kakek dan ibu sangat melelahkan, dengan adanya dirimu, itu sangat membantu.
Mineko mengerti dan mengatakan ia akan berusaha lebih keras lagi.
Pembicaraan tentang itu kemudian berakhir dengan tawa sambil minum-minum.
Dalam hati Mineko mengatakan kalau ia tak akan pernah melupakan malam itu, untuk pertama kalinya ayanya menganggapnya orang dewasa dam ikut serta dalam rapat keluarga. Ia merasa sedang dan bangga, sekaligus malu. Keluarga mereka memang miskin, tapi mereka semua berusaha keras dan bisa tersenyum seperti malam ini sudah membuatnya dipenuhi kebahagiaan.
Keesokan harinya panen padi di sawah keluarga Mineko. Semua orang bekerja keras.
Keluarga Tokiko, Mitsuo dan Muneo juga datang membantu panen. Mereka memanen sawah dengan cara manual. Kakek dan para ibu bertugas memotong tanaman padi. Para ayah membuat tempat menggantung padi kemudian memotong padi. Mineko dan Tokiko mengumpulkan padi dan mengikatnya. Chiyoko juga ikut bekerja, ia masih belajar mengikat padi dan menggantungnya, Mineko mengajarinya dengan baik. Mitsuo juga berusaha keras bekerja dan sepertinya Muneo suka menjahilinya.
Panen hari itu terasa menyenangkan meski mereka kelelahan. Mereka panen sambil mengobrol. Para wanita membicarakan Tokiko yang akan ke Tokyo dan ibunya ternyata masih belum memberi izin.
Sementara para pria, ayah membicarakan gedung seperti apa yang ia buat, mereka membayangkan gedung bertingkat yang ayah buat, katanya sih 17 stories, itu maksudnya apa ya, 17 tingkat?
Sementara itu Muneo tahu kalau Mitsuo sejak tadi memandangi Tokiko, ia tahu kalau Mitsuo menyukai Tokiko.
Muneo memintanya menggunakan kesempatan ini untuk melamar Tokiko karena ayah Tokiko ada disana. mitsuo malah setuju, meski ia ditolak bahkan sebelum ia mengatakan niatnya HAHHAHAHAA.
Ayah Mineko meminta Mitsuo nanti membantu menjualkan beras mereka dan Mitsuo bingung kenapa ia, ia lupa kalau nanti ia akan bekerja di toko beras di Tokyo HAHAHAHHA.
Mereka melanjutkan pekerjaan setelah istirahat makan siang.
Mereka panen dengan bahagia, para ibu bahkan asik menyanyi sambil bekerja. Saat istirahat mereka bermain kejar kejaran, ayah dan anak. Muneo bahkan membawa kamera dan memotret disana.
Waktu cepat sekali berlalu. Seiring berlalunya waktu, kesedihan tampak di wajah Mineko. Setelah hari ini berakhir, ayahnya akan kembali ke Tokyo. Ia jadi tidak ingin panen segera berakhir dan ia tak ingin membuat tangannya cepat bekerja.
Tapi pada akhirnya panen selesai.
Para tetangga kembali pulang.
Setelah tetangga pulang, keluarga Yatabe memandangi hasil panen mereka. Ayah minta maaf karena ia tak akan ada disana saat mereka melanjutkan pekerjaan selanjutnya, memisahkan gabah dari tanaman padinya.
Ibu meminta suaminya jangan khawtair, mereka bisa melakukannya sendiri. Ayah mempercayakan itu pada mereka, pada Mineko yang sudah dewasa dan Chiyoko dan Susumu yang akan membantu.
Mereka kemudian berkemas untuk kembali ke rumah.
Mineko menatap keluarganya dan memanggil mereka, Keluarga Yatabe! Terima kasih atas kerja kerasnya untuk panen tahun ini.
Mineko membungkuk. Mereka tersenyum. Chiyoko mengikuti kakaknya dan membungkuk, Susumu juga.
keluarga Yatabe tersenyum bahagia dan kembali ke rumah.
-The End-
Komentar:
Minggu pertama asadora Hiyokko tidak mengecawakan saia. Menurut aku justru minggu pertama Hiyokko lebih bagus dari Beppin-san. Karena aku ingat betapa bosannya aku saat menonton minggu pertama Beppin-san makanya saat itu aku memutuskan menonton Toto Nee Chan saja LOL.
Tapi aku merasa ada yang aneh dengan pembawa narasi di asadora Hiyokko ini. Aku memang nggak bisa bilang aku berpengalaman dalam asadora, tapi biasanya pembaca narasi itu salah satu tokoh di dramanya dan dia yang selalu membacakan narasi, bahkan pikiran pemeran utamanya dia yang membacakannya.
Tapi disini, kadang pembaca narasi hanya muncul di awal dan justru isi hati pemeran utama malah pemeran utama sendiri yang membacakannya. Jadi seolah narasinya cuma awal aja, yang lain justru suara Arimura KAsumi.
Kalau di Beppin-san kemarin isi hati Sumire yang baca justru ibunya dengan mengatakan 'itu yang ada dipikiran Sumire'.
JAdi menurut aku justru kok pembaca narasinya jadi pihak kedua disini, harusnya dia seolah menceritakan pada kita, pihak pertamanya HAHAHHAHA.
Ngerti ga? LOL.
Aku suka asadora ini tidak dimulai dari masa kecil Mineko, karena biasanya asadora dimulai dari masa kecil tokoh utama sampai dia tua. Ini mirip dengan Amachan, dimana tokoh utamanya dimulai saat SMA. Nggak tahu juga ya gimana nanti apakah ceritanya sampai Mineko tua? Karena akalu Amachan cuma sampai Aki lulus SMA.
Dan tahunnya juga setelah perang dunia II jadi nggak lama-lama amat dan mereka sudah berpakaian modern, jadi terasa beda aja hehehehhe.
Aku suka Arimura Kasumi disini nggak awkward sama sekali. Biasanya aku merasa dia awkward kalau dalam drama/movie HAHAHAHAHA. Makanya aku sempat khawatir dengan Hiyokko. Tapi memang sih, asadora biasanya memilih aktor/aktrisnya yang cocok dengan perannya. Jadi pasti sudah dengan pemikiran matang ya.
Tapi aku cukup kaget karena ratingnya sulit sekali menyentuh 20%, rating Beppin-san justru lebih bagus. Kenapa ya? Padahal menurut aku ceritanya bagus.
Aku suka banged ayah dan ibu Mineko, pas banged dah mereka dan jujur aja, aku menangis saat menonton Week 1 ini, padahal baru memasuki cerita dan nggak ada yang meninggal juga, tapi kok sedih banged gitu.
Apalagi saat ayah Mineko mencium bau tanah itu aduh T__________T
Melihat adegan panen sawah jadi kangen masa kecil aku.
Dulu bukan sawah sih, tapi ladang. Aku pernah merasakan ikut panen. Kalau nggak salah aku masih sebesar Chiyoko saat itu. Dan kerjaan aku sih cuma duduk-duduk aja sambil melihat pemandangan LOL. Karena anak kecil nggak dibolehin panen sendiri. Paling main batang padi, du=ibuat kaya terompet kecil gitu wkwkkwkw.
Tapi seru lho, panen padi :))
Jadi Mineko ini benci Tokyo karena semua orang pergi ke Tokyo. Ayahnya dan sahabatnya akan meninggalkannya dan pergi ke Tokyo. IA akan kesepian. Ia sangat menyukai desa-nya dan tidak ada niat meninggalkan desa. Aku penasaran bagaimana nanti saat dia harus pergi ke Tokyo. Aku rasa pemilik restoran Suzufuritei yang akan membuatnya mencintai Tokyo.
DAn kira-kira ayah Mineko nanti hilang kenapa ya? Aku harap siah ayahnya nggak kenapa-napa.
Love line belum ada nih ya HAHAHAHHA, Meski nggak akan fokus kisah cinta, tapi aku selalu menantikan love line di asadora. Biasanya sederhana sih dan ada beberapa yang manis juga tapi tidak berlebihan.
Biasanya teman tokoh utama jodohnya sama keluarga tokoh utama, aku berharap sih Mitsuo sama Mineko HAHAHHAHA. Mitsuo kalau dilihat-lihat manis juga ya.
Ryo Ryusei belum muncul sih, padahal aku pengen mendukung dia dan Mineko wkwkkwkw
0 komentar:
Posting Komentar