Sinopsis Don't Worry I am a Ghost Part 1
Sinopsis Don't Worry I am a Ghost Part 2
Moon Ki berkata kalau ia pernah disini. Moon Ki ingat bagaimana perut Yeon Hwa terus mengeluarkan darah karena tertusuk pisau.
Yeon Hwa berkata hari itu adalah ulang tahunnya.
Wow, Moon Ki berfikir ia yang membunuh Yeon Hwa. Ia sedikit lemas dan bertanya lagi, Apa sebenarnya alasanmu menemuiku? Apa yang seharusnya aku ketahui? Apa sesungguhnya yang aku lakukan disini?
Yeon Hwa : Aku rasa, ajusshi melihatku sebelum aku meninggal. Jadi, kau satu-satunya saksi mata atas kematianku.
Moon Ki bingung dan ia merasa pusing. Kakinya lemas hingga ia akhirnya berjongkok. Yeon Hwa berkata : Jangan terlalu terkejut soal itu, lebih tepatnya kau hanya menyaksikan kematianku. itu saja.
Moon Ki memegang kepalanya dan berkata, katakan lebih jelas soal itu.
Yeon Hwa berkata kalau ia juga tak tahu. Ia tak bisa ingat dengan jelas bagaimana situasinya. Tapi Yeon Hwa yakin ia mengingat jelas wajah Moon Ki. Karena sebelum meninggal, ia tersadar dan melihat wajah Moon Ki. Ia mengatakan kalau Moon Ki saat itu terlihat sangat terkejut.
Moon Ki ingat bagaimana seseorang menyekap Yeon Hwa dan menodongkan pisau pada Yeon hwa. Moon Ki berkata : Tempat ini, ada satu orang lagi disana. Orang itu kelihatannya adalah pembunuhnya. Yeon Hwa terlihat terkejut. Lalu 2 orang polisi datang dan bertanya apa yang dilakukan Moon Ki disana.
Moon Ki di bawa ke kantor polisi untuk di mintai keterangan. Polisi itu adalah So Hyun yang sebelumnya ia temui saat ia hilang ingatan. So Hyun menjelaskan lagi, Jadi, kau ingat beberapa hal dan menyadari kalau itu adalah TKP?
Moon Ki berkata ia kesana untuk mengantarkan sesuatu dan menjadi saksi pembunuhan.
So Hyun meminta Moon Ki menjelaskan apa yang ia lihat. Moon Ki berkata ia melihat seorang wanita tak sadarkn diri di lantai. Moon Ki lalu memandang hantu Yeon Hwa yang ada disampingnya. So Hyun berkata itu Kim Yeon Hwa, lalu apa kau melihat orang lain?
Moon Ki berkata, iya, sambil terus memandang Yeon Hwa. So Hyun heran dan bertanya lagi, kau pikir orang itu adalah pembunuhnya?
Moon Ki berkata, bisa saja, orang itu mengejarku. So Hyun bertanya apa yang dikenakan pria itu. Moon Ki tak yakin dan berkata ia tak tahu. So Hyun bertanya lagi, untuk apa Moon Ki ke rumah Yeon Hwa. Moon Ki tak ingat, ia memandang Yeon Hwa membuat So Hyun bingung lagi. Moon Ki akhirnya menjawab ia mengantarkan barang. So Hyun tak yakin dan tanya barang apa yang diantar Moon Ki. Moon Ki akhirnya menunduk dan mengatakan ia tak bisa mengingatnya. So Hyun berkata ia tak bisa menulis laporannya jika begitu dan minta moon Ki datang lagi jika sudah mengingatnya dengan jelas.
Mereka akhirnya keluar dari kantor polisi. Yeon hwa berkata : Jika kau melihat wajah pembunuhnya, bisa saja pembunuhnya akan menemuimu tuan Moon Ki. Sebaiknya kau hati-hati. Moon Ki lalu mengendarai sepeda motornya tanpa sadar ada seorang pria yang membuntutinya. Pria tadi yang ada di apartemen Yeon Hwa. Dan sepertinya ia pembunuhnya.
Moon Ki kini ada di kantornya. Ia melihat catatan pegawai di hari kejadian dan bertanya pada Bos-nya kenapa catatan pekerjaannya tak ada disana. Bos bertanya, masa?
Bos ikut melihatnya dan baru ingat kalau hari itu Moon Ki pulang lebih awal. Moon Ki terkejut, Ia memandang Yeon Hwa dan bicara dalam hati : Jika aku pulang lebih awal, artinya aku tidak kesana untuk pengantaran barang.
Ia dan Yeon hwa sedang berjalan dan masih bertanya-tanya kenapa ia ada dirumah Yeon hwa saat itu. Bukannya aku tak bisa mengingat segalanya, hanya saja semuanya tidak kelihatan jelas. Yeon Hwa minta Moon Ki jangan khawatir, karena Moon Ki bukan pembunuhnya. Kau hanya saksi mata.
Moon Ki berhenti berjalan dan memandang Yeon Hwa. Apa kau tahu segalanya? Mengapa aku datang ke tempatmu? Bisakah kau jelaskan semuanya?
Yeon Hwa : Apa kau sungguh ingin tahu?
Moon Ki mengangguk. Yeon Hwa berkata : Kalau begitu aku punya permintaan.
Yeon Hwa tanpa berkedip berjalan ke arah Moon Ki. Moon Ki tak bisa menghindar dan ia berjalan mundur. Yeon Hwa terus berjalan lurus ke arah Moon Ki hingga Moon Ki hampir jatuh ke sungai han. Moon Ki berteriak : Ya! Apa yang sebenarnya kau lakukan?
Yeon Hwa menjawab : Ini permintaanku. Bukankah kau bilang kau ingin mengingat semuanya?
Moon Ki tak percaya ini. Ia bertanya lagi, Apa Yeon Hwa memintanya terjun ke dalam sungai?
Dengan enteng Yeon Hwa menjawab, iya. Moon Ki tersenyum tipis dan berkata : Ini tak buruk, tapi sepertinya kita harus mencari solusi lain. Tapi Yeon Hwa tak mau, ia berkata menurutnya inilah cara terbaik. Moon Ki tak tahan lagi dan berteriak sekuat tenaga : YAA!!!!
Moon Ki sedikit memelas dan berkata : Aku masih ingin hidup.
Yeon Hwa berkata manusia tak akan mati semudah itu. Moon Ki tak percaya ini, bagaimana Yeon hwa bisa menganggap hal semacam itu sebagai hiburan. Tapi Yeon Hwa berkata kalau Moon Ki pasti tak bisa melakukannya sendiri. Yeon Hwa mengambil ancang-ancang, Moon Ki terkejut setengah mati, tapi ia tak bisa menghentikan saat Yeon Hwa mendorongnya, ia berteriak keras. Ada seorang paman yang minum disana, melihat Moon Ki seolah menjatuhkan dirinya sendiri ke sungai. Paman itu tak mau tahu dan malah tidur.
Tubuh Moon Ki mengambang. Ia berteriak kalau ia tak bisa berenang. Yeon hwa santai-santai saja diatas. Ia mengatakan kalau Moon Ki bisa berenang. Moon Ki masih di dalam sungai dan bertanya bagaimana Yeon hwa bisa tahu?
Yeon Hwa berkata kalau Moon Ki pernah jatuh disana sebelumnya, persis seperti saat ini.
Moon Ki mulai tenggelam. Lalu ia melihat bayangan di air. Dirinya yang tenggelam. Lalu seseorang datang menyelamatkannya. Moon Ki masih bingung, ia lalu melihat ada bayangan seorang gadis memakai seragam di sana.
Flashback.
Yeon hwa saat SMA duduk di tepi sungai Han. Ia membuang bunga krisan ke dalam sungai dan mengenang ayahnya yang baru saja meninggal. Tak jauh dari sana, ada seorang pria yang berdiri menatap sungai Han. Yeon hwa melihatnya. Itu Lee Moon Ki. Moon Ki seolah berusaha menggapai sesuatu dalam air, dengan pandangan kosong. Dan Moon Ki terjatuh ke sungai. Yeon hwa melihat hal itu. Dan menyelamatkanya. Ia menarik tangan Moon Ki di dalam air.
Yeon Hwa terbangun saat ia sudah di darat. Ia batuk-batuk. Yeon Hwa melihat Moon Ki dan mencoba membangunkannya. Yeon Hwa berkomentar : Ajusshi, kau merasa malu kan? Makahnya kau tak bangun, mengapa kau melakukan perbuatan rendah seperti itu? Lihat berapa usiamu, bagaimana kau hidup selama ini? Lalu kenapa dengan sungai han? Sungai Han bukan tempat pembuangan sampah. Yeon Hwa benar-benar marah. Ia lalu melihat kelopak bunga krisan di kaki Moon Ki. Yeon Hwa berkata lagi : Bagaimana kalian semua bisa berbuat begini? Mengapa kalian hanya memikirkan diri sendiri? Apa kau tidak memikirkan perasaan orang yang ditinggalkan? Lagi pula kau berhutang nyawa padaku, kau tak boleh mati sesukamu. hidup sebaik mungkin.
Pada akhirnya Yeon Hwa marah pada Moon Ki yang masih tak sadar, itu juga ungkapan kemarahannya pada ayahnya. Sepertinya ayah Yeon Hwa meninggal/bunuh diri di sungai Han. Yeon Hwa pergi meninggalkan Moon Ki yang ternyata sadar sedari tadi, hehhhehe.
"Aku selalu penasaran dengan Ajusshi itu. Apakah ia hidup dengan baik. Suatu waktu aku tahu dia hidup dengan baik".
Yeon hwa pergi ke mini market dekat toko bunganya. Ia memberikan setangkai bunga pada pelayannya dan berkata kalau toko bunganya baru buka di sebelah, jadi ia minta dukungannya. Pelayan mini market itu masih wanita itu. Saat leuar dari mini market itu lah, Yeon Hwa kembali bertemu dengan Moon Ki, yang singgah di mini market itu setelah mengantar barang.
Yeon Hwa tersenyum melihatnya. Ia mendekati Moon Ki dan memberinya setangkai bunga mawar. Yeon Hwa berkata itu hari peringatan berdirinya toko miliknya. Moon Ki heran memandang Yeon hwa. Yeon Hwa bertanya apa Moon Ki tak suka bunga? Moon Ki masih bengong. Tapi Yeon Hwa tetap membuang bunganya ke arah Moon Ki. Ia melihat Moon Ki sambil tersenyum : Ini peringatan, untuk memperingati...
Well, kita tahu maksudnya bukan toko bunga, tapi peringatan bertemunya Moon Ki dan Yeon hwa kembali. Meski Moon Ki nggak ingat.
Yeon Hwa meninggalkan Moon Ki yang masih bingung dan terus memandanginya. Yeon Hwa berbalik kebelakang melihat Moon Ki yang gugup dan langsung memasang helm-nya. Yeon Hwa tersenyum.
Flashback end.
Yeon Hwa : Bagaimana bisa kau tidak mengenaliku? Aku langsung mengenalimu dari pertama. Apa kau menyesal? Pasti kau menyesal. Bagaimana bisa kau tidak tahu itu aku? Bukan bicara tetang kecantikanku, tapi aku yang menyelamatkanmu.
Moon Ki tersenyum untuk pertama kalinya mendengar hantu narsis itu bicara. Yeon hwa senang melihat senyum itu. Ia terus memandangi Moon Ki hingga Moon Ki menghapus senyumnya diganti dengan wajah bingung.
Yeon hwa : Lebih lama lagi... Bisakah kau tersenyum lebih lama lagi? Senyum seperti aku. Hee~ Seperti ini.
Moon Ki tersenyum lagi. Dan Yeon Hwa terpesona (Handeeeewwwwww).
Tapi kemudian Moon Ki berhenti tersenyum lagi dan Yeon Hwa memintanya senyum lagi. Senyum lebih lebar, senyum sebanyak yang kau mau.
Moon Ki tersenyum lagi. Hehheheh. Yeon hwa berkata semua jadi menyenangkan saat melihatmu tersenyum. Sangat cantik.
Moon Ki kali ini benar-benar bingung. Yeon Hwa tahu situasinya dan ia memalingkan wajah. Yeon hwa hampir menangis dan berkata : Ajusshi, bukankah kau ingin tahu kenapa kau datang ke tempatku? Aku mengundangmu ke rumahku.
Moon Ki terkejut, kenapa kau mengundangku?
Yeon Hwa : Karena aku menyukai ajusshi.
OMO!!!! Moon Ki terkejut. Sementara itu Yeon hwa menunduk sedih. Moon Ki : Kenapa kau tidak katakan dari awal?
Yeon hwa : Aku berharap kau mengingatku sebelum aku memberitahukan semuanya. Berharap kau bisa mengenaliku.
Moon Ki memandangi Yeon Hwa dengan sedih.
Mereka akhirnya bersulang. Lucunya, Yeon hwa yang mengatakan bersulang duluan, tapi ketika Moon Ki menjulurkan munumannya, Yeon Hwa malah langsung minum. Mereka minum banyak sekali. Sampai akhirnya Yeon hwa mabuk duluan, sepertinya. Moon Ki melihat Yeon hwa sudah mabuk, ia menjulurkan tangannya ke muka Yeon Hwa, melihat apakah Yeon Hwa sudah tidur. Karena tak ada reaksi, ia memastikan Yeon hwa sudah tidur : Hantu bisa mabuk juga?
Yeon Hwa membuka matanya dan berkata : Itu tidak mungkin.
HAHAHHAHAH.
Yeon Hwa dengan serius berkata pada Moon Ki yang masih gugup : Ajusshi, Kau mau mengencaniku?
AWWWW.
Moon Ki terkejut. Wajahnya mulai memerah. Ia berkata : Apa yang kau lakukan?
Yeon Hwa : Kenapa? Aku gadis baik. Hanya kau satu-satunya yang bisa melihatku, jadi mustahil aku selingkuh.
Yeon Hwa tersenyum ke arah Moon KI yang dari tadi memandanginya dengan ekspresi 'haaah? ada apa dengan wanita ini? Apa ia serius? Masa?'
Moon Ki mengembalikan pikirannya. Ia menundu dan kemudian berdiri. Ia meninggalkan Yeon Hwa di dalam rumahnya sementara ia pergi keluar mencari udara segar. Moon Ki berkata pada dirinya sendiri: Tenang saja. Kau tidak bisa di rayu oleh hantu. Benar sekali. Ini pasti berhubungan dengan kecelakaan. Ya! Benar sekali. Ya!
Moon Ki menarik nafas lagi dan lagi, ia berusaha menenangkan pikirannya.
Pagi harinya ada tamu yang datang ke rumah Moon Ki. Dia adalah polisi So Hyun. So Hyun mengatakan ia ingin mengkonfirmasi sesuatu. So Hyun mengatakan ia menemukan kalau Moon Ki ke rumah korban (Yeon Hwa) bukan untuk mengantar barang karena hari itu Moon Ki pulang cepat, jadi kenapa Moon Ki ke sana?
Moon Ki berkata ia mendapat undangan ulang tahun dari Yeon Hwa.
So Hyun : Dia mengundangmu? Bukannya sebelumnya kau bilang kau kesana mengantarkan barang?
Moon Ki : Aku mulai bisa mengingat beberapa hal.
So Hyun curiga : Kalian berdua berpacaran?
Moon Ki sedikit tertawa dan menjawab : Tidak, itu pertama kalinya aku mendapat undangan darinya.
So Hyun memandangnya lagi dan bertanya apa Moon Ki tak ingat hal lain, seperti keluarga, teman. Kenapa Moon Ki hanya mempunyai ingatan Kim Yeon Hwa, bukan yang lain. So Hyun merasa itu aneh karena Moon Ki bilang dia tak punya hubungan special dengan Yeon Hwa. So Hyun akhirnya pergi.
Moon Ki mendapatkan panggilan, itu dari teman Yeon Hwa yang bekerja di toko bunga. Ia minta Moon Ki mengantarkan bunga pada pelanggannya. Biasanya yang mengantarakan adalah Yeon Hwa, tapi peristiwa itu terlalu tiba-tiba. Yeon Hwa tampak sedih. Moon Ki mengatakan ia mengerti. Bunga itu adalah karya terakhir Yeon Hwa.
Yeon Hwa memandangi keranjang bunga itu dan berkata ia ingin bertemu dengan pelanggan itu.
Moon Ki masuk kesebuah ruangan dimana banyak orang tua di sana. Aku rasa itu adalah panti jompo. Para ibu senang mendapat hadiah bunga. Moon Ki bertanya apakah ibu2 itu mengetahui siapa yang mengirimkannya. Salah seorang menjawab, bukannya kau?
Moon Ki berkata ia hanya mengatarkan saja. Yeon Hwa melihatnya dan berkata : Kenapa dia jadi serius?
Salah seorang berkata : Kami juga ingin mengenalnya. Kalau bukan dia, maka wanita tua seperti kami tak akan mendapatkan hadiah bunga. Ibu-ibu itu lalu pergi saat Moon Ki pamit.
Salah seorang dari mereka memanggil Moon Ki dan bertanya : Anak muda, gadis toko bunga itu cantik sekali bukan? Kau menyukainya bukan?
Moon Ki terkejut, Ya?? Ia kemudian memandang Yeon Hwa yang ada agak jauh dari mereka membaca sesuatu di dinding.
Nenek itu berkata lagi : Orang yang menulis dan memberi surat cinta, memiliki cinta yang lebih besar dari pada yang lain. Itu namanya kisah cinta sesungguhnya.
Moon Ki lalu memandangi Yeon Hwa lagi. :)
Moon Ki ada didepan komputer. Ia sedang melakukan sesuatu. (Nggak ngerti artinya).
Ia ingat kata-kata nenek itu : Suamiku mengungkapkan cinta padaku. Katanya sesungguhnya ia yang menulis surat.
Moon Ki mencoba membuka ID-nya (Aku nggak tahu Id apa, mungkin email ya, entah itu punyanya atau tidak, tapi aku rasa itu miliknya). Ia mencoba berbagai password, tapi selalu salah. Ia mencoba memikirkan sesuatu. Dan sepertinya ia ingat. Ia menuliskan nama 'Kim Yeon Hwa' disana, ENTER, dan terbuka!!!
Moon Ki mulai gugup. Ia mencoba membukanya. Sepertinya itu email. Moon Ki membuka Email terakhir dan membacanya. Ia kelihatan gugup. Semua pesan di peruntukkan pada orang yang sama.
Flashback saat Moon Ki membaca email itu : Tolong buatkan aku karangan bunga favorite-mu.
Moon Ki mengintip Yeon Hwa dari luar toko bunga. Sedangkan Yeon Hwa sedang membuat karangan bunga. Temannya dan Yeon Hwa sedang berbicara. Yeon Hwa : Kau tahu tragedi pemilik toko bunga ini sebelumnya? Sudah jelas ia menyukai bunga, tapi ia tak bisa mendapatkannya. Kembali ke Moon Ki di depan komputernya. Ia tersenyum mengingat hal itu. Akhirnya jelas kalau ternyata dulu Moon Ki juga menyukai Yeon Hwa.
Moon Ki menuruni tangga rumahnya dan melihat Yeon Hwa di sana sedang duduk. Moon Ki memandangi gadis itu, ia kemudian tersenyum dan menuju Yeon Hwa. Moon Ki mengajak Yeon hwa pergi. Yeon Hwa berkata kalau Moon Ki sudah terlambat bekerja. Moon Ki berkata untuk sementara ia memutuskan mengambil cuti dan ia sudah menelpon Bos-nya. Yeon Hwa bertanya ada apa? Moon KI berkata ia hanya ingin mengubah dirinya. Yeon Hwa sedikit terkejut tapi ia juga tersenyum.
Yeon Hwa dan Moon Ki kencan. Hehehhe. Mereka jalan-jalan di pasar. Mereka melihat-lihat aksesoris, makan kue bakar, makan ttoppoki/ kue beras dan nonton di bioskop. Moon Ki dan Yeon hwa duduk bersebelahan. Seorang gadis (cameo : yang jadi adiknya Sun Ho di Love Rain, yang jadi putri di drama baru Lee Min Ho Faith, lupa namanya). Ingin meletakkan tas di bangku yang di duduki Yeon Hwa. Moon Ki melarangnya. Gadis itu bingung karena tak ada siapapun di sana. Moon Ki berkata, ada orang disini. Gadis itu berkata aku akan mengangkatnya saat orang itu datang. Moon Ki masih tak memperbolehkannya dan berkata : Apa tasmu punya tiket? Ia lelu menunjukkan 2 tiket miliknya. Gadis itu heran dan merasa aneh. sementara itu Yeon Hwa hanya tersenyum saja.
Yeon hwa berkata kalau sebenranya ia tak masalah dengan hal itu. Tapi Moon Ki sok cool dan berkata : Bagiku itu masalah, tas berbeda dengan roh. Dan terlihat bagaimana bahagianya Yeon Hwa. Aiiiiiigo :) :) :)
Mereka nonton film Horror. Dan ternyata Yeon Hwa ketakutan, ia menutup telinganya. Hahahhah. Moon Ki berkomentar : Dasar hantu penakut.
Yeon Hwa berkata : Dulu aku juga manusia, hanya saja sekarang sudah mati. Moon Ki tersenyum melihat tingkah lucu yeon Hwa. Ia terus memandangi Yeon Hwa.
Gadis yang tadi merasa ada yang aneh disampingnya dan ia melihat ke arah Moon Ki. Moon Ki yang saat itu tertawa ke arah Yeon Hwa, tentu saja membuat Gadis itu heran karena tak ada siapapun disampingnya. Hal itu membuat seolah-olah Moon Ki tertawa padanya. HAHAHHA.
Gadis itu ketakutan dan mengatakan pada temannya.
Moon Ki dan Yeon Hwa pergi ke supermarket. Yeon Hwa duduk di keranjang belanjaan dan mengatakan apa yang ingin ia makan. Ia melihat spagetti, kulit babi, ia juga mau minum cola. Saat Yeon hwa minta buah Peach, Moon Ki menolak. Yeon hwa menganalisisnya dan ternyata ia mendapatkan petunjuk : Pasti karena mahal bukan?
Moon Ki tak menjawab, tapi memang benar karena harganya mahal.
Seperti ini adalah hari besar, mereka masak banyak makanan. Sebenarnya yang bekerja adalah Moon Ki sementara Yeon Hwa hanya makan saja, si pencicip. Hehheh. Tapi karena masakan Moon Ki enak, Yeon hwa tak tahan. Moon Ki bahkan mengatakan, air liurmu menetes. Hahaahhaha.
Moon Ki menyalakan lilin diatas cake. Tapi Moon Ki bingung masalah kepala ikan (Apa ya?) yang harusnya ke timur, tapi entah dikiri Yeon Hwa atau di kanan. Yeon hwa meminta meletakkan yang paling ia suka di dekatnya. Moon Ki memindahkan apel dan pir ke samping Yeon Hwa. aku masih bertanya-tanya, ini apa ya? Apa seperti sebuah altar?
Moon Ki duduk di samping Yeon Hwa. yeon Hwa berterima kasih. Moon Ki mengatakan lilinnya akan meleleh dan minta yeon hwa meniup lilinnya. Yeon hwa lalu meniup lilinnya. Tapi tak bisa, ia hanyalah hantu. Moon Ki menyuruhnya melakukannya sekali lagi. Saat Yeon Hwa meniup, ia juga ikut meniupnya bersama-sama. Moon Ki lalu mengucapkan selamat ulang tahun. Sedikt terlambat, maaf.
Yeon Hwa terlihta terharu. Tapi ia mengatakan : Berhenti bersikap baik padaku, aku akan menginginkannya terus.. Kau datang hanya untuk merayakan ulang tahunku bukan? Sebenarnya aku penasaran dengan hatimu. Kau tidak memiliki ingatan tentang aku. Apa aku serakah?
Moon Ki menjawab : Amnesia, menurutku penyakit yang mengerikan. Jika aku tak bisa mengingat, apa artinya aku tak punya banyak waktu lagi menjadi manusia?
Mata Yeon Hwa terlihat berkaca-kaca. Moon Ki masih menunduk dan berkata : Maaf, kau sudah meninggal. Tapi aku tak tahu aku harus sesedih apa.
Yeon hwa tersenyum : Tak apa-apa untuk mencoba mengingatnya sekarang. Perlahan-lahan...
Moon Ki mengambil karangan bunga yang kemarin ia antar ke panti jompo. Ia mengatakan pada nenek itu bahwa ia minta maaf, karena ia akan memberikan karangan itu ke pada pemilik sesungguhnya. Moon Ki berlari menuju ke sungai Han dan melihat Yeon Hwa di sana sedang memandang ke arah sungai. Moon Ki berkata dalam hati : Indahnya bisa hidup... Indahnya bisa hidup... Kau membuatku hidup, bagaimana aku bisa melupakanmu?
Moon Ki memandangi Yeon Hwa dengan penuh cinta. Saat ia akan mendekati Yeon Hwa ia berhenti melangkah dan menyadari ada orang lain di belakangnya. Refleks, Moon Ki lalu menghindar dan menjatuhkan pria itu. Pria itu adalah orang yang sebelumnya membuntuti Moon Ki, ia memanggil Moon Ki, hyung, ada apa? Ini aku, Jin Su.
Moon Ki mengingat kalau Jin Su adalah karyawan sama dengannya di pengantaran barang.
Jin Su waspada setelah Moon Ki melepaskannya dan bertanya : Apa polisi mengikutimu? Apa yang kau pikirkan sekarang? Kenapa kau bergaul dengan polisi? Kenapa kau menghindariku?
Moon Ki sedikit bingung. Tapi ia mencoba bersikap biasa agar Jin Su tak tahu dia amnesia : Bukannya kau sedang cuti?
Jin Su heran : Apa maksudmu? Hyung, ada apa denganmu? Baiklah, aku tak tahu apa yang terjadi padamu beberapa hari ini, kau harus tahu ini, Aku tersangka kasus pembunuhan, polisi mencariku. Hyung, jika aku tertangkap sekarang, aku bisa hancur. Berpura-puralah tak ada yang terjadi hari itu. Itu rahasia antara kau dan aku. Kau mengerti maksudku?
Moon Ki masih mencerna kata-kata Jin Su. Namun kita tahu, Jin Su lah pria satu lagi yang ada dalam kasus pembunuhan YeoN Hwa. Moon Ki juga menyadari itu.
Jin Su : Kau mengerti maksudku? Selama kau tidak buka mulut, Jika kita lepas dari insiden ini, kita bisa hidup seperti orang normal. Hyung, kau mengerti?
Moon Ki tak menjawab. Ia masih bingung, bingung, bingung. Jin Su kesal dan mencengkram baju Moon Ki, katakan sesuatu! Jika kau bertindak bodoh, kita berdua akan mati.
Terdengar suara sirine mobil polisi. Jin Su lalu kabur. Moon KI masih berdiri di sana. Ia bingung. Ia tahu maksud Jin Su, tapi tak mempercayainya.
Di rumahnya, Moon Ki memeriksa laci dan mencari sesuatu. Ia menemukan foto masa kecilnya. ternyata Moon Ki anak yatim piatu. Ia besar di panti asuhan. Ada foto Moon Ki bersama seorang anak. Moon Ki melihat ada tulisan di belakang foto : Impian anak yatim piatu, Moon Ki dan Jin Su bisa bersama. Akhirnya Moon Ki tahu, Jin Su adalah orang yang dekat dengannya, seperti keluarga.
Moon Ki pergi ke panti asuhan tempat ia dibesarkan dan berbicara dengan seorang ibu di sana. Ibu itu berkata ia berencana menghubungi Moon Ki. Jin Su datang kesini tadi, dia kelihatan resah. Jin Su menimbulkan masalah lagi bukan? Kudengar dia dicari-cari polisi. Apa terjadi sesuatu yang buruk? Kapan dia bisa belajar hidup yang benar?
Moon Ki memang tidak mengingat Jin Su, tapi ia sadar Jin Su memang dekat dengannya. Ibu memegang tangan Moon Ki dan berkata : Pasti berat bagimu, tapi kau perlu menjaganya juga. Dia mengandalkanmu dalam hidupnya. Menjadi saudara bukan hanya dari darah saja, kalian berdua adalah keluarga bagi satu sama lain.
Moon Ki menjadi bimbang lagi.
Moon Ki kembali ke rumah Yeon Hwa, lokasi pembunuhan itu. Ia berkata dalam hati : Hanya ada 3 orang disini. Korban, saksi mata dan pembunuhnya. Sebenarnya apa yang aku janjikan padanya? Bagaimana bisa aku hidup?
Moon Ki membuka pintu rumah itu. Ia masuk dan menyalakan lampu. Ia melihat-lihat rumah itu. Ia melihat bayangannya di kaca. Moon Ki ingat, saat itu tubuh Yeon Hwa sudah berlumuran darah, ada pisau di sana. Jin Su dengan tangan gemetar mengambil pisau barang bukti pembunuhan itu. Ia menghadapi Moon Ki, Jin Su mengatakan sesuatu. Moon Ki ingat saat Jin Su mengatakan semua akan baik-baik saja, hanya mereka berdua yang tahu kejadian itu, saat di sungai Han Tadi. Otak Moon Ki berfikir keras.
Moon Ki bersama Yeon Hwa menikmati indahnya lampu kota, atau mungkin sedang berpikir mengenai semua yang terjadi. Yeon Hwa : Bagaimana aku bisa tahu ini saat hidup? Betapa indahnya, betapa cemerlangnya, betapa indahnya bisa hidup.
Yeon Hwa memandang Moon Ki dan berkata sepertinya ia bisa pergi sekarang, sebentar lagi ia akan pergi. Aku hanya ingin sebentar disini. Karena aku berharap kau bisa mengingatku. aku ingin meninggalkan kenangan indah denganmu. Mungkin aku terlalu serakah. Yeon Hwa tampak berkaca-kaca saat ia mengatakan itu. Moon Ki berkata ia akan menangkap penjahatnya dengan tangannya sendiri. Itu seharusnya kulakukan, itu satu-satunya yang bisa ku lakukan untukmu.
Yeon Hwa tersenyum, ia mengatakan sudah banyak yang dilakukan Moon Ki untuknya. Moon Ki meminta Yeon Hwa jangan pergi. Dan ini membuat Yeon Hwa sedikit terkejut. Tapi ternyata Moon Ki mengatakan, Jangan pergi dulu. Aku belum mengenalmu dengan baik. Aku baru saja mengenalmu. Aku tak yakin dengan yang lainnya. Tapi aku berharap bisa mengingatmu sepenuhnya.
Oww, dan lihat betapa terharunya Yeon Hwa. Ia menangis sambil tersenyum. Moon Ki mengulurkan tangannya untuk menghapus air mata Yeon Hwa. Tapi kemudian ia berhenti tanpa sempat menyentuhnya. Aku rasa ia menyadari gadis dihadapannya adalah hantu, atau hal lain?
Pagi harinya Moon Ki bangun di rumahnya. Ia kemudian langsung bangkit dan melihat kesekeliling. Mencari Yeon Hwa tapi tak ada. Ada ekspresi kekhawatiran di wajah Moon Ki. Lalu sebuah telpon masuk, Moon Ki hanya menjawab, iya, aku akan kesana. Tiba-tiba Yeon Hwa muncul disampingnya dan bertanya siapa yang menelpon?
Moon Ki tak menjawab dan malah bertanya : kemana saja kau?
Yeon Hwa menjawab ia dari tadi disana. Wah, apakah benar? Jangan-jangan Yeon Hwa mulai menghilang tak kelihatan lagi.
Yeon Hwa bertanya siapa yang tadi menelpon dan Moon Ki menjawab itu dari polisi yang ingin ia mengenali tersangka. Moon Ki meminta Yeon hwa tinggal dirumah saja. Tapi Yeon Hwa tetap ingin ikut. Moon KI akhirnya tetap ingin pergi sendiri, ia tak ingin Yeon Hwa mengingat kenangan buruk.
Polisi menunjukkan wajah Jin Su di komputer, ternyata Jin Su tersangkut banyak kasus perampokan dan polisi menemukan ada kaitannya dengan kasus pembunuhan Yeon Hwa. So Hyun berkata kalau mereka menemukan fakta bahwa Jin Su satu panti asuhan dengan Jin Su. Moon Ki masih memandangi gambar itu. So hyun bertanya apakah Jin Su pelakunya. Moon Ki berkata, benar, dia pelakunya. Sementara itu Yeon Hwa ternyata datang ke kantor polisi juga. Ia mengintip dari balik dinding.
Moon Ki sepertinya bekerja sama dengan polisi. Ia bertemu dengan Jin Su dan polisi mengamatinya. So Hyun bertanya pada rekannya, apa dia baik-baik saja? dia bilang ingin menangkap pelakunya dengan tangannya. Rekan So Hyun berkata, baguslah kalau dia mau membantu, Tiba-tiba So Hyun merasa kedinginan. Tentu saja karena Yeon Hwa ada disana. Rekan So Hyun mengatakan kalau Jin Su sudah datang.
Begitu Jin Su datang menemui Moon Ki, polisi keluar dari mobilnya. Jin Su tahu apa yang terjadi dan berusaha kabur. Tapi Moon Ki menangkapnya. Jin Su bertanya dengan marah : Kau memberitahu polisi? Apa yang terjadi?
Saat Jin Su berontak, Moon Ki memukulnya dan tetap menahannya sampai polisi datang, tapi So Hyun menahan polisi menangkap Jin Su sementara. Yeon Hwa juga ada disana, ia terlihat khawatir.
Moon Ki bertanya : Apa yang kau lakukan? Apa yang sudah kau lakukan?
Jin Su : Hyung, kenapa kau begini?
Moon Ki : Kau tahu yang sudah kau lakukan? Kau tahu perbuatan gila yang kau lakukan?
Jin Su kembali berontak. Moon Ki masih mencengkram baju Jin Su, ia berkata kalau bukan karenamu, semuanya baik-baik saja. Kami dapat memulai hubungan kami.
Jin Su : Hyung, kau gila!
Moon Ki : Kau... sudah menghancurkan segalanya. Kenapa kau melakukannya, kenapa kau membunuhnya? Kenapa?
Jin Su tak mengerti : Apa yang kau katakan?
Moon Ki : Dia wanita yang aku cintai.
Jin Su kesal dan mendorong Moon Ki : Kau bicara omong kosong. Kau kan yang membunuhnya! Kau yang sudah membunuhnya!
0_0
Moon Ki shock. Yeon Hwa juga sangat terkejut. Begitu juga dengan para polisi. Gantian Jin Su yang mencengkram kerah baju Moon Ki, itu kau yang menghancurkan segalanya!
Polisi segera datang mengamankan. Jin Su masih marah : Aku mengamankanmu selama ini, bisanya kau mengkambinghitamkan aku! Polisi menarik Jin Su. Sementara Moon Ki diborgol So Hyun atas pembunuhan nona Kim Yeon Hwa. Sepertinya Moon Ki masih syok. Ia memandangi Yeon Hwa dengan sedih. Yeon Hwa juga terguncang, ia menangis.
Hwaaaaaa, sedih banged. Moon Ki digiring oleh So Hyun dan rekannya melewati yeon hwa disana yang masih syok. Mereka melewatinya dan tentu saja bisa karena Yeon hwa adalah hantu.
Polisi, Moon Ki dan Jin Su serta banyak wartawan dan warga di dekat apartemen Yeon hwa. Mereka melakukan reka ulang kejadian pembunuhan. Moon Ki masih bingung, ia tak ingat bagaimana kejadiannya. Salah seorang polisi memberikan pisau untuk membunuh, tapi Moon Ki menjatuhkannya. Ia masih berfikir keras, bagaimana itu bisa terjadi. Sati per satu orang yang ada disana menghilang. Hanya tinggal dirinya dan So Hyun. So Hyun memberikan pisau itu dan bertanya : Kau tahu kenapa kami membutuhkan demonstrasi? Karena pikiran dan perkataanmu bisa menipu. Tapi tubuhmu tak bisa berbohong.
Flashback.
Moon Ki menerima secarik kertas berisi alamat rumah Yeon hwa. Yeon Hwa memberikannya padanya dan minta Moon Ki datang ke rumahnya besok. Besok hari ulang tahun Yeon Hwa.
Moon Ki masih bingung. Moon Ki: Aku? Kenapa aku?
Yeon Hwa tersenyum dan berkata : Kau tahu, aku menyukaimu, ajusshi.
Lalu Moon Ki mendapat telpon kapan ia akan mengambil karangan bunganya. Moon Ki berkata ia akan kesana segera. Dalam perjalanan ke toko bunga, Moon Ki bertemu dengan Jin Su. Moon KI terkejut : Bukannya kau sedang cuti?
Jin Su : Aku mau membereskan sesuatu dulu. Jadi aku menundanya. Hyung, kau mau kemana? Kau sedikit berdandan.
Moon Ki : Aku berencana memiliki kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya.
Jin Su : Bagus sekali. Aku juga berharap bisa hidup baru. Tapi aku butuh bantuanmu.
Moon Ki berkata lain kali saja. Tapi Jin Su tetap memaksa. Moon Ki menolak dan berkata ia ada kecan, jadi lain kali. Jin Su berkata kalau ia tak berani pergi sendirian. Jadi ia minta Moon Ki menemaninya. Moon Ki terlihat ragu, ia melihat jam dan akhirnya menyetujuinya.
Moon Ki dan Jin Su masuk ke sebuah rumah. Moon Ki bertanya rumah siapa ini? Tapi Jin Su tak mau menjawab. Ia malah membuka laci dengan mengatakan ia ingin mencari sesuatu. Moon Ki mulai kesal dan menarik baju Jin Su. Jin Su mengatakan ia ingin mencari sesuatu. Tapi Moon Ki bertanya dengan serius rumah siapa ini. Cepat katakan!
Jin Su mulai kesal juga : Rumah siapa ini? Karena dia punya orang tua yang hebat, dia hidup dengan baik sejak kecil. Wanita muda yang bebas dan suka menanam bunga. Tak sadar bahwa dia kehilangan kunci, bahkan sampai sekarang.
Jin Su melanjutkan aksinya. Sepertinya ia ingin mencuri. Moon Ki tak tahu harus berbuat apa. Jin Su berkata ia hanya ingin meminjam, lain kali akan ia kembalikan. Moon Ki melihat ke sekitar dan melihat ada foto pemilik rumah. Moon Ki menyadari itu rumah Yeon Hwa. Ia melihat ada surat disana. Moon Ki mengambil alamat yang dicatatkan oleh Yeon hwa, dan alamatnya sama. Itu memang rumah Yeon Hwa.
Jin Su mengambil tabungan dan uang tunai dari laci Yeon hwa. Ia berkata ia benar-benar beruntung. Moon Ki mulai marah, ia menarik Jin Su dan menyuruhnya meletakkan semuanya jika Jin Su tak mau putus hubungan dengannya. Jin Su bertanya : kenapa? Karena kau menemuinya setiap saat? Tapi menurutku dia tak terlihat menyenangkan. Dia selalu saja tersenyum, tersenyum dengan ceria. Dia membuatku kelihatan semakin tak berarti. Dia tak akan sedih meski dia kehilangan semua ini. Dia hidup sangat positif, jangan khawatir.
Moon Ki akhirnya memukul Jin Su. Jin Su menodongkan pisau dan minta Moon Ki jangan mendekat, ia sangat membutuhkan uang itu. Mereka sempat berebut. Tapi kemudian mereka mendengar langkah kaki menuju ke rumah itu. Yeon Hwa sudah kembali bekerja. Jin Su kabur bersembunyi sambil melemparkan masker pada Moon Ki. Pintu mulai terbuka, Moon Ki memutuskan bersembunyi juga. Yeon hwa masuk tanpa curiga sedikitpun. Mau tak mau Moon Ki akhirnya memakai masker itu.
Saat Yeon Hwa lengah, Jin Su dengan cepat menyekap gadis itu sambil menodongkan pisau pada Yeon Hwa. Terlihat tangan Jin Su gemetaran. Yeon Hwa ketakutan. Moon Ki masih ditempat persembunyiannya. Moon Ki akhirnya menuju Jin Su dan berusaha merebut pisau Jin Su. Tapi Jin Su mendorongnya, pisau itu ada ditangan Moon Ki saat ia terjatuh dan mata pisaunya menghadap ke atas. Yeon hwa berusaha kabur, tapi Jin Su menamparnya dan jatuh tepat di dekat Moon Ki hingga pisau tadi mengenai perut Yeon Hwa. :'(
Moon Ki sangat terkejut. Yeon Hwa masih sadar dan melihat wajah Moon Ki. Yeon Hwa menahan kesakitannya. Moon Ki menidurkan Yeon hwa dan ia menjauh ketakutan. Darah keluar dari luka Yeon hwa. Moon Ki membuka maskernya. Ia syok dan menjatuhkan topinya. Yeon hwa masih sadar dan melihat Moon Ki disana. Bahkan masih sempat memanggilnya : Ajusshi. Dan saat itu juga Yeon Hwa meninggal. SEDIIIIIIIIIH.
Moon Ki syok dan terjatuh lemas. Jin Su juga bingung karena ini diluar rencana. Saat itu lah ia melihat dirinya sebagai pembunuh Yeon Hwa di kaca.
Moon Ki di tahan di penjara bersama Jin Su. Moon Ki masih merenungi kesalahannya. Ia sedih dan ingat masa lalu saat Ia jatuh ke sungai Han.
Flashback.
Yeon Hwa juga masuk ke air untuk menyelamatkannya. Ia menyadarkan Moon Ki, namun pada akhirnya, Yeon hwa lah yang pingsan duluan dan kehabisan nafas. Moon Ki pun menyelamatkan Yeon hwa. Yeon Hwa tak sadarkan diri waktu sampai di atas. Moon Ki khawatir dan ingin memberikannya nafas buatan, tapi belum sempat, Yeon Hwa batuk-batuk dan mengeluarkan air. Moon Ki yang terkejut pura-pura pingsan. L.O.L
Setelah Yeon hwa pergi, Yeon Hwa ternyata meninggalkan kartu pelajarnya. Dari situ Moon Ki tahu kalau nama gadis itu adalah Kim Yeon Hwa.
Besok paginya, Yeon Hwa mendapat kabar dari satpam sekolahnya kalau ia menemukan kartu pelajar Yeon hwa. Yeon Hwa heran siapa yang menemukannya. Moon Ki yang mengembalikannya. Ia berdiri di dekat dinding, bersembunyi sambil tersenyum.
Flashback End.
Yeon Hwa datang. Moon Ki tak menatapnya. Ia hanya menangis sedih. Yeon Hwa berdiri dekat jeruji dengan mata berkaca-kaca dan berkata : Orang itu... Seharusnya kau tidak mengikutinya. Seharusnya kau langsung pergi ke rumahku. Jika kau tahu itu seharusnya kau datang.
Mereka berdua menangis sedih. Yeon Hwa tersenyum dan berkata : Ajusshi, hiduplah dengan baik.
Yeon Hwa melangkah pergi. Moon Ki akhirnya menatap Yeon Hwa saat gadis itu sudah pergi. Moon Ki menangis melihat punggung Yeon Hwa, Sementara Yeon Hwa menangis menahan perasaannya.
Dan perlahan, Yeon hwa menghilang. Sementara Moon Ki terus menangis dengan keras.
So Hyun dan dokter melihat dari luar. dokter mengatakan: ia masih mengatakan ia melihatnya?
So Hyun : Artinya itu hantunya?
Dokter : Sepertinya ia sangat mencintai wanita itu. Tapi kenangan soal ia membunuh orang yang ia cintai. Ia berharap dapat melupakan kenangan menyakitkan itu.
So Hyun : Tapi kenapa Kim Yeon Hwa mengembalikan ingatannya?
Dokter : Meski Ia berharap Ia bisa melupakan kenangan itu, Kenangan soal Kim Yeon-Ha sangat sulit dilupakan.
So Hyun : Jadi, apa yang sebenarnya Ia lihat ?
Dokter : Aku rasa itu hanya ilusinya saja. Apakah itu hantu, kenangan , atau ilusi, Tuan Lee Moong-Ki tidak mungkin bisa melupakan nona Kim Yeon Hwa.
Moon Ki dikamar inap itu dengan pandangan kosong. Ia berkata dalam hati : Yeon Hwa, kau disini ? Sekali saja, sekali ini saja, Aku ingin bertemu denganmu. Bagaimana kabarmu?
Lalu tiba-tiba Yeon Hwa sudah ada disampingnya. Yeon hwa melihat wajah Moon Ki yang masih memandang ke dinding dengan kosong.
Yeon Hwa juga menjawab dalam hati : Dont worry, I am a ghost.
Moon Ki tersenyum.
Yeon Hwa juga tersenyum.
-END-
Short Story :
Moon Ki sering datang ke minimarket itu adalah untuk melihat Yeon Hwa. Seperti kata Yeon Hwa, Moon Ki hanya membeli minuman itu tiap dia kesana. Yeon hwa sendiri memperhatikan Moon Ki dari toko bunganya. Saat hujan turun, Moon Ki tak bisa keluar dan menunggu hujan reda di pintu minimarket, sedangkan Yeon Hwa berusaha memasukkan bunganya ke dalam toko.
Moon Ki melihat hal itu dan segera pergi ke toko bunga Yeon Hwa. Ia membantu Yeon Hwa memasukkan bunga yang ada di luar. mereka kini berteduh. Moon Ki mengeringkan rambutnya, ia tersenyum. Yeon Hwa : Lagi, tersenyum lagi. Ajusshi, kalau tersenyum. Sangat tampan.
Moon Ki pura-pura bingung dan ia memalingkan wajah dari Yeon Hwa. Ia kemudian tersenyum malu. Begitu juga dengan Yeon Hwa.
Comment :
AKKKHHH! Cinta ini begitu menyakitkan. Kenyataan bahwa kita lah yang membunuh orang yang kita cintai, pasti sangat menyedihkan. Menyakitkan. Makanya sepertinya Moon Ki terlihat depresi. Tapi benarkan yang selama ini bersamanya hanyalah ilusi? Benarkan tidak ada apapun disana, bahkan hantu pun tak ada? Hanya ilusi saja?
Bagiku, akting Bong Tae Gyu keren. Meski pun banyak yang bilang ceritanya agak datar, tapi tidak menurutku. Karena sejak awal memang di konsep begitu. Bagaimana seorang yang amnesia bertemu hantu. Aku cukup tahu dengan akhir cerita yang tak happy ending karena Yeon Hwa ya memang hantu.
Tapi cerita yang singkat begini memang asik diikutinya, meski bukan movie, hanya 1 episode, tapi menarik. Aku baru tahu kalau KBS selalu setiap minggu punya drama special, sayangnya banyak genrenya yang aku kurang suka, jadi kalau aku nonton artinya aku memang tertarik banged, biasanya sih karena cast-nya.
aku trauma banged membuat sinopsis drama, sepertinya untuk kedepannya aku banyak menulis review saja, kalaupun sinopsis mungkin recaps, karena kalau drama sinopsisnya populer suka kena dmca dan aku takut blog ini nanti di hapus lagi T____T
Aku udah khawatir karena sinopsis goblin banyak yang kena. Aku mungkin akan menguploadnya di lain waktu, tapi dengan judul yang berbeda dan kemungkinan nggak ada gambar.
Dmca tuh apa yh..?? (Kurang faham)
BalasHapusPantesan kemaren aku mau rerun baca sinop goblin ko pada ga ada 😢😢
Ia knpa sih ko pda di hapusin sih?? Padahal bgus bgt goblin ....klo giti tuh yg ngehapus y siapa sih???
BalasHapus