Aku tahu ini episode yang masih sangat galau untuk tim Jung Hwan, ditambah aku nggak bisa masuk ke dalam kisahnya karena aku merasa perkembangan plot-nya sedikit aneh, terutama untuk bagian cinta segitiganya. You know what I mean.
Gosip mengenai time jump akhirnya terjadi di episode ini dan aku cukup senang karena ternyata tidak sesedih yang aku bayangkan.
Hanya saja, ada beberapa bagian yang membuat aku kesal sekali, terutama bagian Jung Hwan dan Deok Sun yang sama sekali tidak ada screentime berdua di episode ini T___T
Oke, tarik nafas minmin :)
Mari kita mencoba membuat sinopsisnya :)
Seperti biasa, aku membuat sinopsis dari RAW video, tanpa sub, jadi semampu terjemahanku aja, kalau ada yang salah harus dimaklumi (karena aku ga kuat nungguin sub nya lamaaaaaaaaaa sekaleeeeeeeeeee).
SONG OF THE DAY
Ji Sun - What Should I Do? [ download ]
Sinopsis Answer Me 1988 Episode 17
April 1989.
Rumah Belajar.
Deok Sun terlihat di meja belajarnya di rumah belajar, mencoba belajar tapi malah berakhir dengan mencoret-coret bukunya dan memikirkan sesuatu.
"Pasti berat baginya. PAsti dia kelelahan bahkan sampai membatalkan janjinya"
Dan well, dia memikirkan kenapa Taek membatalkan janji dengannya. Ia menghela nafas berat.
Ia mulai bicara pada dirinya sendiri dan kesal karena Taek yang membuat janji tapi malah membatalkannya, meski begitu ia mencoba berfikir positif kalau Taek memang nggak sempat karena kelelahan setelah pertandingannya, tapi kemudian dia kesal lagi, memangnya aku bukan apa-apa baginya? Ya, mungkin aku memang bukan apa-apa baginya.
Deok Sun terlihat cemberut dan mendesah panjang.
(tunggu dulu, kenapa dia tiba-tiba sekecewa ini?? Perasaan di ep 16 kemarin dia ga begitu kecewa? HA? Jadi ini katanya netizen plotnya makin aneh sejak awal? 0_0)
Tiba-tiba seseorang melempar kertas pada Deok Sun. Ja Hyun ada disana juga dan kita melihat Mi Ok tidak ada, kursinya kosong.Ja Hyun bertanya padanya, bukankah kau bilang mau nonton film hari ini?
Deok Sun menatap Ja Hyun dan mendesah lagi.
Keduanya pergi ke ruangan istirahat dan Ja Hyun terlihat mulai meminum yakult-nya. Ja Hyun terlihat kesal setelah mendengarkan cerita Deok Sun mengenai Taek yang membatalkan janjinya.
Ja Hyun menghela nafas dan mengatakan dia sudah mengerti sekarang, Deok Sun mendengarkannya dengan serius.
Ja Hyun mengatakan ia yakin kalau Taek pasti menganggap Deok Sun gadis yang mudah. Deok Sun terkejut dan ia cemberut mendengarnya. Kemudian ia mendesah lagi.
Keduanya kembali ke ruang belajar dan Deok Sun masih mendesah *akh, aku benci hal ini*
Kemudian melihat ke meja Mi Ok yang kosong di sampingnya dan melempar penghapus ke arah Ja Hyun, keduanya bicara berbisik. Deok Sun menanyakan tentang Mi Ok dan Ja Hyun menjawab kalau keadaannya parah, sepertinya Mi Ok dijaga ketat oleh ayahnya, bahkan tidak boleh keluar rumah.
Deok Sun merasa sedih karena Mi Ok ada janji kencan dengan Bong. Ja Hyun tertawa dan mengatakan semuanya sudah berakhir sekarang. WHAT?
Ayah Taek sedang menyiapkan makan malam di rumah dan saat ia akan mengangkat panci panas, ia tak sengaja membuat tangannya terbakar / luka bakar.
Ibu Sun Woo pulang kerja malam itu dan langkahnya terhenti melihat ayah Taek menunggunya di tempat biasa sambil menggendong Jin Joo. Ibu Sun Woo tersenyum manis dan segera menemuinya.
Ia menawarkan untuk menggendong Jin Joo karena Jin Joo pasti berat, tapi ayah menolak dan mengatakan ia akan menggendongnya, ia mengajak ibu pulang.
Ibu sekilas melihat tangan ayah yang terluka dan sudah di plester, ibu menatap ayah Taek.
Keduanya pulang berjalan beriringan dan ibu masih khawatir dengan luka ayah Taek meski ayah mengatakan kalau dia tidak apa-apa.
Ibu hanya mencoba tersenyum kemudian mengambil kue ikan yang ia bawa untuk membaginya dengan ayah TAek, tapi tangan ayah Taek menggendong Jin Joo jadi ayah Taek tidak bisa memegangnya dan ibu akhirnya menyuapi ayah Taek dengan satu gigitan.
Setelah habis ibu menyuapinya lagi, kali ini ia membiarkan ayah TAek menggigit semua ke ikannta, tapi ayah Taek kesulitan dan akhirnya ibu mengambilnya lagi.
Keduanya tersenyum malu-malu dengan sedirinya dan mereka berdua pulang dengan begitu romantis!! OMG!! Suap-suapan d jalan :)
Deok Sun dan Ja Hyun pulang bersama malam itu dan mereka membicarakan janji mereka yang akan hangout besok, makan pizza.
Mereka kemudian berpisah di persimpangan dan saat yang sama seorang pengendara motor melewati Deok Sun dengan kencang. Deok Sun sangat kaget tapi dengan cepat ia memeluk tas-nya agar tidak di rampok.
Deok Sun masih shock saat Ja Hyun berlari mendekatinya dan bertanya apakah ia baik-baik saja. Ia memuji Deok Sun yang punya reaksi cepat kalau ada masalah meski Deok Sun masih sesak nafas dan beberapa saat kemudian ia menyadari ada yang aneh dengan kakinya.
Ia melihat ke bawah dan sepertinya kakinya dilindas sepeda motor tadi. Deok Sun terkejut dan ia mulai menangis. Ja Hyun juga shock dan bertanya apakah ia baik-baik saja, tentu saja Deok Sun menjawab kalau ia tidak baik-baik saja.
HAHAHHAHAHA, harusnya ini adegan sedih sih tapi entah kenapa adegan ini jadi lucu.
Pagi yang indah di Ssangmundong.
Ayah Deok Sun giliran menyapu jalan pagi ini, jadi dia keluar lebih cepat dengan sapunya.
Ibu Sun Woo ada di rumah, memasak sesuatu, handuk dan sabun???
Pinggang ayah Jung HWan belum sembuh sama sekali. Ia BAB di kamar mandi dan ibu menemaninya, ibu menutup hidungnya dengan sapu tangan karena bau HAHAHHA, ngapain pintunya ga ditutup aja LOL.
Ayah memberi kode kalau dia sudah selesai dan ibu menekan sesuatu agar airnya keluar adri toilet duduk itu, tapi airnya hanya keluar sedikit dan ibu heran kenapa, ia membuka sesuatu di belakang toilet dan menatap ayah dengan tajam dan geram, aku nggak ngerti apa yang salah disana tapi ayah kemudian pura-pura sakit pinggang agar tidak di marahi ibu HAHAHHAHAHAH.
Ibu Deok Sun di rumahnya, mencuci kain dengan sisa sabun yang sedikit dan tinggal 3. Ia kesulitan dan memutuskan memasukkan ketiga sabun itu ke dalam kaos kaki sehingga ia mudah menggenggamnya. Idenya bagus juga HAHHAHAHAH.
Sementara itu Dong Ryong masih belum sembuh dari penyakit wasirnya HAHAHHA.
Ia du rumah belajar membaca buku cara alami pengobatan wasir dan ia sudah menggenggam bawang putih di tangannya. Ia mengecek kesekliling untuk memastikan situasi aman dan ia mulai memasukkan bawang putih ke 'itu' nya sambil menahan sakit HAHAHHAHAHAHAHAHA. LAWAK KALI!!!
Deok Sun dengan kaki kiri di perban kesulitan kesana kemari sehingga No Eul harus membantunya keluar dari kamar dengan menggendongnya di punggung. Deok Sun memintanya menurunkannya dengan hati-hati meski berakhir dengan kasar HAHHAHAHHAH.
KIta melihat berita Taek di TV saat Deok Sun mengeluh mengenai besok harus sekolah. Ia kesal kenapa ia terluka di akhir pekan, ia berharap terluka di hari sekolah supaya ia bisa tidak ke sekolah LOL.
Kemudian Dong Ryong datang ke rumahnya dan memanggilnya bertanya apakah Deok Sun masih hidup atau tidak. Deok Sun dengan kesal menjawab kalau dia hidup dan Dong Ryong melihatnya dari pintu. Ia cuma memastikan hal itu dan mengatakan ia akan pergi.
Deok Sun bertanya dia mau kemana dan Dong Ryong mengatakan kalau ia akan bermain bola bersama anak-anak, bahkan Taek juga ikut.
Deok Sun juga pengin ikut dan memajukan tangannya, kode-kode agar Dong Ryong menggendongnya kesana.
Dong Ryong tentu saja tertawa menolak dan mulai mengatakan hal menyakitkan yang membuat Deok Sun cemberut kesal. Padahal ia pengin nonton tapi ia tak bisa jalan jadi berharap Dong Ryong mau menggendongnya.
Bo Ra ada di kamar kecilnya di tempat les, ia belajar dengan keras.
Salah satu temannya masuk dan mengajaknya makan. Bo Ra tersenyum dan mengikutinya.
Jung Bong dengan mata panda menerobos masuk ke kamar Jung Hwan untuk menyampaikan kabar gembira kalau dia sudah bisa melipat 1000 bangau kertas.
Tapi tidak ada siapapun disana, Jung Hwan pergi.
Bong bertanya-tanya kemana dia dan melihat sebuah kertas di atas meja Jung Hwan.
Itu kertas perekrutan untuk angkatan udara. WOOWOWOWOWOWOOWOWOWOWOWOWOWOOW.
Bong menatap kertas itu dan entah kenapa ia terlihat sedih. Ia menghela nafas dan meninggalkan kamar Jung Hwan.
Sun Woo dan Jung Hwan menyelinap ke lapangan sepak bola melalui jalan rahasia yang banyak semaknya dan Sun Woo mengatakan mereka aman, jadi Jung Hwan masuk.
Jung HWan masih takut-takut kalau mereka ketangkap tapi Sun Woo memastikan kalau nggak ada satpam yang berjaga di hari libur. Ia bertanya mana Taek dan TAek muncul dengan wajah mengantuknya dan mulai mengeluh karena ini masih sangat pagi dan dingin.
Sun Woo mengomel memintanya berolahraga sekali-kali. IA melempar bola ke arah TAek dan mengatakan ia akan ke kamar mandi.
Ia meninggalkan Taek dan Jung HWan berdua. Keduanya terdiam, tanpa kata. Jung Hwan terlihat memainkan jarinya, canggung banged mereka!
Jung Hwan dan Taek berdua duduk di tepi lapangan dan keduanya masih terlihat canggung, tida bicara apa-apa.
Jung Hwan menyibukkan diri dengan mengecek tali sepatunya dan melihat Taek sudah mengikat tali sepatunya dengan baik. Keduanya kemudian membicarakan sesuatu, sepertinya tentang TAek yang sudah bisa mengikat tali sepatunya sendiri HAHAHAHHAHAHA *aku ga yakin mereka ngomong apa*
Kemudian keduanya terdiam lagi, canggung.
Jung Hwan meminta bola yang dipegang Taek tanpa bicara apa-apa dan hanya menjulurkan tangannya dan TAek memberikannya juga tanpa bicara.
Jung Hwan memainkan bolanya dan mencari waktu yang tepat dan akhirnya ia bicara, Apakah mungkin kau melihat isi dompetku?
Taek terdiam. Ia mencoba berwajah biasa dan meyakinkan, ia mengatakan ia tidak melihatnya.
Jung Hwan menatap Taek dan TAek juga menatap Jung Hwan yang memasang wajah meyakinkan kalau dia tidak melihatnya.
Jung Hwan tidak sempat biacra apapun saat terdengar suara Deok Sun dari jauh, mengeluh.
DorongNyong datang membawa Deok Sun di punggungnya dimana Deok Sun berteriak dan Dong Ryong lebih berteriak lagi HAHAHAHAHAHa.
ong Ryong jalan gontai dan hampir jatuh ia mengeluh karena Deok Sun sangat berat. Ia menyuruh Deok Sun turun saat sudah tiba dekat bangku tapi Deok Sun menolak dan makin mempererat pelukannya di leher Dong Ryong, Dng Ryong terus berteriak dan Sun Woo datang mengatakan kalau Dong Ryong bisa mati nanti HAHAHHHAHA.
Deok Sun sangat kesal dan emngeluh karena Dong Ryong berteriak sepanjang jalan karena ia berat dan itu memalukan, Dong Ryong membela diri dan mengatakan kalau itu memang benar dan keduanya bertengkar lagi.
LOL. Aku cek ekspresi Jung Hwan, dia tersenyum melihat keduanya HAHAHHAHAHA.
Kemudian Sun Woo membagi tim, ia dan Taek serta Jung Hwan dan Dong Ryong. Mereka mengatakan tentang kemampuan fisik Taek yang lemah dan TAek mengatakan kalau ia kuat membuat Dong Ryong dan Sun Woo tertawa karena mereka tahu bagaimana lemahnya Taek.
Sepertinya Dong ryong menyebutkan nama Deok Sun, kayaknya sih dia bilang kalau Taek kuat maka Deok Sun bisa masuk universita sKorea gitu, semacam ejekan.
Kemudian Dong Ryong memanas dan meminta mereka mulai. Jung Hwan langsung meng OK kan dan ia menendang bola dengan SANGAAAAAAAAAAAAAAAAT KEREEEEEEEEEEEEEEEEN KYAAAAAAAAAAAAAAA!!!!
Dan dimulailah permainan sepak bola oleh 4 anak Ssangmundong di lapangan musim semi itu.
Mereka bermain dnegan sangat baik, terutama Jung Hwan dan Sun Woo yang membuat gol. Jung Hwan lebay banged pas membuat gol dia langsung pasang gaya kayak pemain piala dunia kalau mencetak gol HAHAHHAH.
Dong Ryong malahan sibuk main curang dengan melempar jaketnya kesana kemari dan memblok Taek dengan Tangan HAHHAHAHAH.
Taek cukup lemah dan sering jatuh karena di dorong.
Sementara itu Deok Sun di pinggir lapangan hanya bisa berteriak dan tersenyum melihat sahabatnya bermain dengan bahagia.
OST-nya adalah Hyehwadong acoustic instrumental version dan sangaaaaaaaaaaaat cocok dengan adegan sepak bola ini, aku hampir nangis melihat mereka berlima benar-benar menikmati hari-hari mereka seperti ini T____T
Jung Hwan dan Dong ryong memenangkan pertandingan kecil itu dan keduanya berlarian di lapangan sampai Dong ryong terpeleset dan jatuh langsung kena bokongnya ke tanah. Ia berteriak kesakitan.
Jung Hwan yang baring di sampingnya bertanya, kau baik-baik saja?
Dong Ryong menahan sakitnya dan mengatakan kalau ia mungkin akan mati. Jung Hwan malah ketawa dan Sun woo juga mengejeknya. Taek membantu Dong Ryong berdiri dan Dong Ryong masih mengeluh kalau bokongnya sangat sakit.
Jung Hwan akhirnya menyuruhnya istirahat saja dekat Deok Sun dan Dong Ryong mengerti.
Ia mencoba berjalan sambil menahan sakit dan bertanya pada mereka apakah ada yang aneh dengan bokongnya karena ia merasa sangat sakit seperti akan mati.
Semuanya terdiam. Taek melihat bokong Dong Ryong dan sepertinya ada yang aneh disana.
Tiba-tiba SUn Woo dan Jung Hwan serentak memanggil Dong ryong dengan keras. Dong Ryong menghentikan langkahnya, ia berbalik, kenapa?
Deok Sun yang duduk jauh disana melihat bokong Dong Ryong dan terkejut, hey! Kau menstruasi?
Dong Ryong kaget, ia mengecek bokongnya, OMG!!!!!!!!!!!!!!!!!! Berdaraaaaaahhhhhh!
Dong ryong langsung shock dan pingsan.
Jung Hwan dengan sigap berlari ke arahnya dan menggendongnya di punggungnya, membawanya ke rumah sakit. Sun Woo mengikutinya, sebelum itu ia meminta Taek mengatakan apa yang terjadi pada keluarga Dong Ryong.
Taek dan Deok Sun tinggal berdua di lapangan. Keduanya saling menatap dan terdiam. Deok Sun duduk lagi di kursi karena kakinya masih sakit kalau berdiri.
Deok Sun kemudian meminta Taek untuk pulang duluan. Taek menatap Deok Sun dan Deok Sun menunjukkan wajah kalau ia nggak apa-apa dan meminta TAek pulang duluan.
Taek melihat kaki Deok Sun yang masih sakit dan ia berfikir, ia kemudian berjalan mendekati Deok Sun dan berjongkok. Ia menyuruh Deok Sun naik ke punggungnya.
Deok Sun terkejut, keningnya mengerut. Taek mengatakan lagi agar dia naik tapi Deok Sun tetap menolak dan akhirnya Taek berkata, YA!!
Tiba-tiba terdengar bunyi peluit. Pak satpam melihat mereka dan menyuruh mereka diam disana.
Deok Sun dan TAek panik. Taek terus meminta Deok Sun naik ke punggungnya, tapi Deok Sun masih ragu dan akhirnya Taek berdiri dan menggendongnya sendiri.
Deok Sun sangat terkejut dan bertanya apa yang kau lakukan, YA! Turunkan aku!
Taek tidak mendengar dan langsung membawa Deok Sun berlari melintasi lapangan.
Deok Sun masih saja mengomel saat tiba-tiba ia berhenti dan menyadari posisinya.
Pandangan Deok Sun tiba-tiba berubah, ia menatap Taek dengan mata yang berbeda dan kali ini ia kelihatan gugup.
Kita bisa melihat sekilas Taek menjadi tersenyum saat Deok Sun akhirnya terdiam karena gugup.
Dan keduanya *lebih tepatnya TAek* berlari melintasi lapangan sepak bola dengan Deok Sun di dadanya, meninggalkan jaket Jung Hwan sendirian di lapangan T___T
Bo Ra dan temannya makan ramyeon berdua di dapur dan temannya mengucapkan selamat pada Bo Ra.
Bo Ra awalnya nggak mengerti tapi kemudian temannya mengingatkan pada Bo Ra kalau Bo RA sangat ingin masuk sekolah hukum saat pertama kali masuk ke Universitas Seoul dan akhirnya sekarang bo Ra bisa menggapai impiannya.
Bo Ra hanya tersenyum tapi kemudian ia terlihat menghela nafas.
Episode 17: Irony of Life - Part 2
Bo Ra terlihat di meja belajarnya, sedang berusaha untuk belajar tapi kemudian ia mendesah panjang.
Ia mengambil sebuah kotak dari dalam lacinya, kalung pemberian Sun Woo. Ia menatap kalung itu cukup lama dan berfikir, kemudian ia mendesah lagi.
Ayah Jung Hwan seperti biasa ingin manja-manjaan pada istrinya. Ia kelihatan sangat senang dia terluka karena ibu Jung Hwan menjadi tangan dan kakinya sekarang. Apa-apa ia akan memanggil ibu dan minta ini dan itu. Di Kamar ayah minta bantal dan selimut dan ibu dengan sigap memberikannya pada ayah. Ayah kelihatan bahagia dan senyam senyum sendiri HAHAHHAHA.
Ibu mengambil buah dan mengupasnya sementara ayah masih senyam-senyum dan ia bertanya kenapa ayah senyam senyum ga jelas padahal yang luka punggungnya, bukan otaknya.
Ayah mengatakan kalau ia senang terluka karena ibu akan selalu disisinya, memberikan ini dan itu untuknya. Ibu tersenyum dan bertanya, kau segitunya suka padaku?
Ayah tertawa dan mengatakan tentu saja. Ia mulai menjelaskan bagaimana ia senang ibu merawatnya dan 24 jam bersamanya, memperlakukannya dengan baik dan lain sebagainya.
Ibu memberikan ayah sepotong apel dan ayah terus bercerita mengenai ia senang ibu tidak lolos audisi saat kontes menyanyi nasional, karen kalau ibu lolos maka tidak akan ada yang merawatnya karena ibu sibuk latihan dan lain sebagainya.
TApi kemudian pembicaraan ayah berubah ke arah mengejek ibu yang menyanyinya jelek dan kontes itu punya standar makanya ibu tidak lolos.
Ibu yang mendengarnya langsung kesal, ia melempar pisau ke nampan. Ayah menyadari kalau ia salah ngomong lagi dan ibu segera mengambil bantal ayah dan membuangnya, bahkan menarik selimut ayah dan meninggalkannya sendirian di kamar.
Ia bahkan tak peduli saat ayah minta maaf dan mengatakan kalau ia mencintai ibu, juga saat ayah mengatakan ia sesak pengen BAB.
AHHAHAHHAAHHAHAHAHAHHA.
Keluarga Sun Woo dan Taek akan makan bersama hari ini.
Ibu sedang menyiapkan makanan di dapur sementara Sun Woo mengobati luka bakar ayah Taek dan Jin Joo melompat-lompat nonton anime dan duduk di pangkuan ayah Taek.
Saat ibu meminta Sun Woo memanggil Taek, Taek datang dan menyapa semuanya. Sun woo tersenyum melihatnya bagaimana dia bisa tahu mereka akan makan bersama. Taek tersenyum dan mengatakan kalau ia mencium bau enak makanya dia datang. Sun Woo mengejeknya, memangnya hidungmu hidung anjing?
Taek tertawa dan mengatakan kalau ibu Sun woo yang mengajaknya makan bersama hari ini.
Sun Woo membersihkan meja saat ayah Taek bertanya keadaan Dong Ryong dan Sun Woo serta TAek menjelaskan kalau dia akhirnya baik-baik saja. Kalau aku nggak salah tangkap kayaknya Dong Ryong kena wasir karena kebanyakan makan daging (?) HAHAHHAHA.
Taek juga menjelaskan kondisi Dong Ryong pada ayahnya dan Sun Woo bicara dengan nada seperti biasa dan ia sempat mengucapkan kata kasar juga, kemudian ia sadar ada ayah TAek di hadapannya dan meminta maaf, tapi ayah Taek mengatakan tak apa-apa, Sun Woo bisa bicara seperti biasanya di hadapannya.
Taek membantunya mengatur sumpit tapi Taek beneran ga bisa, karena dia salah memasangkan sumpit LOL, jadi Sun Woo menyuruhnya duduk saja dan tidak melakukan apa-apa, karean Taek hanya menambah kerjaannya HAHAHHAHAHA.
Ayah dan No Eul menonton iklan di TV dan ayah beneran terpesona dengan bintang iklannya.
Ia bicara dengan No eul tapi No Eul ga mendengarkan dan ayah kesal, ia menarik headset No Eul LOL.
Ia kemudian bertanya apakah benar si cantik itu seumuran Deok Sun dan No Eul membenarkan. Ayah terus terpesona dengan bintang iklan itu dan bertanya dimana Deok Sun, apakah mungkin dia belajar di kamarnya.
Dan tentu saja No eul menjawab kalau kakaknya tidur.
Deok Sun di kamarnya, berbaring. Dia sama sekali tidak tidur dan terus mendesah dan mendesah.
Ia mengingat lagi bagaimana Taek memaksa menggendongnya saat di lapangan bola tadi. Ia bahkan tak habis pikir dan ia terduduk. Kemudian ia mendesah dan berbaring lagi.
Dia sama sekali tidak bisa tidur.
(KENAPAAAAAAAAAAA?!!!!!!!!!!!! Just like that and you thinking of him so much? what about how JH do sooooooo many sweet things and you didnt thinking that too much T____T *i start to crying now)
Sun Woo dan Taek berdua di kamar Sun Woo. Sun Woo sepertinya ingin mengatakan sesuatu tapi ia tak bisa mengatakannya. Melihat ekspresi Sun Woo, ia sudah tahu apa yang ingin Sun Woo katakan dan Taek mulai bicara.
Ia mengatakan suatu hari ia pulang terlambat ke rumah dan menemukan ayahnya makan hanya dengan nasi yang dicampur air dingin. Saat itu ayahnya benar-benar terkejut melihat Taek datang dan melihat dia makan hanya dengan itu dan ayah benar0benar linglung untuk menjelaskannya.
Taek kemudian tersenyum dan suaranya mulai parau, ia mengatakan saat itu ia berfikir akan lebih baik jika ada seseorang disamping ayahnya.
Taek mulai berkaca-kaca, ia menatap Sun Woo dan tersenyum, aku senang kalau itu adalah ibumu.
Sun Woo menatap Taek. Ia berkaca-kaca juga dan tersenyum, ia bertanya apakah Taek baik-baik saja dengan hal itu dan apakah dia tidak merasa sedih atas ibu kandungnya. Taek mengatakan kalau ia sudah merasakannya lebih lama dari pada Sun Woo, tentu saja lebih mudah baginya dari pada Sun Woo untuk menerima hal itu.
Sun Woo tersenyum melihat Taek dan mengatakan kalau Taek kelihatan dewasa belakangan ini, tapi karena ia lebih dulu lahir maka dia akan menjadi hyung. Tapi Taek menolak dan keduanya mulai bercanda sambil menyumpah ini dan itu. Kedua calon saudara ini terlihat sangat cocok dan bahagia.
I love them :)
Jin Joo, Ibu dan Ayah Taek sedang bersama di ruang makan, dimana ibu melihat berita kemenangan TAek di koran dan ia ingin menggunting dan menyimpannya. Ia meminta ayah Taek melakukannya tapi ayah menolak dan mengatakan kalau itu bukan hal besar yang harus disimpan.
Ibu tetap ingin melakukannya tapi ayah tetap menolak dan mengatakan kalau bukan masalah besar Taek ada di koran. Ibu juga ingin merayakan kemenangan Taek tapi lagi-lagi ayah menolak dan mengatakan kalau ia tak mau memberi tekanan pada anaknya saat menang karena kalau anaknya kalah nanti anaknya akan tertekan. Ia ingin memperlakukan Taek seperti biasa saja, baik menang atau pun kalah.
Ayah dan ibu Jung Hwan sudah baikan. Ayah tiduran di paha ibu sementara ibu mengelap wajah ayah dengan handuk basah. Mereka menonton siaran TV yang memberitakan akan ada bintang jatuh malam ini.
Sementara itu Jung Bong sudah ada di atap rumah, lebih tepatnya di atas tempat penyimpanan saos, dengan teropongnya.
Jung Hwan datang membawakan jaket untuk hyung-nya dan keduanya duduk di kursi yang sudah disiapkan Jung Bong.
Jung Bong mulai bertanya apakah Jung Hwan tahu tentang mitos bintang jatuh dan seperti biasa, Jung Hwan menjawab, memangnya aku harus tahu?
Tapi ia tetap mendengarkan hyung yang mengatakan kalau kita membuat permohonan pada bintang jatuh, maka akan terkabul.
Jung Hwan hanya menghela nafas panjang dan menatap langit.
Ayah Taek sedang menonton Tv di rumah dengan suara TV yang hampir nggak kedengaran.
Taek keluar dari kamar dan melihat ayahnya, ia memanggil ayahnya dan mengatakan ayahnya bisa memperbesar voume TV kalau dia mau. Tapi ayah mengatakan ia sudah akan tidur dan mematikan TV.
Ayah kemudian meminta TAek jangan makan obat malam ini dan menawarkan untuk membuat susu. TApi Taek mengatakan ia tidak minum obat malam ini dan akan berusaha tidur dengan baik, ia juga tidak ingin susu.
Sun Woo di rumahnya menerima telpon dari Bo Ra, Ia cukup kaget karena Bo Ra menelpon malam-malam begini meski ia tak bisa menyembunyikan kebahagiaannya, apalagi saat Bo Ra mengatakan ia sudah di depan rumah. WOW.
Sun Woo segera ganti baju dengan style yang lebih rapi dan senyam senyum keluar rumah untuk kencannya.
JUng Bong membuka cokelatnya dan memberikan sebagian pada Jung Hwan. Jung HWan akan memakannya saat Jung Bong menghentikannya dan mengatakan cara memakan yang tepat. Ia mengatakan kalau Jung Hwan harus memakan cokelat dengan menghisapnya, dengan begitu cinta akan melebur bersamaan dengan cokelatnya, atau sesuatu seperti itu.
TApi kemudian Jung Hwan menatap hyung nya dan mengatakan kalau itu permen (mungkin kalau itu cara memakan permen kali ya) Dan keduanya tertawa. Bong memuji adiknya yang tahu segalanya.
Akhirnya Jung HWan tertawa lagi KYAAAAAAAAAAAAa!!!! *aku menyadari aku terlalu merindukan wajah bahagia Jung Hwan T____T
Ayah dan ibu Jung Hwan sekarang ada di kamar. Ibu akan mengambil selimut saat matanya tertuju pada barang-barang lama ayah yang masih ia simpan dan melihat sebuah buku disana, ibu mengambilnya dan tertawa.
Ia bertanya pada suaminya, apakah kau masih menyimpan ini?
Ayah tertawa dan mengatakan, tentu saja, aku menyimpannya. Saat Jung bong dan Jung Hwan menikah nanti, aku akan memberikannya sebagai hadiah pernikahan.
Ibu tersenyum dan membuka-buka buku itu. Itu adalah diary Jung Hwan dan Jung Bong kecil, ibu tersenyum dan memuji Jung Hwan sudah menulis dengan baik sejak kecil menandakan kalau ia pintar.
Sun Woo dan Bo Ra duduk di tangga keramat berdua.
Mereka tidak bicara dan hanya diam. Kita bisa melihat Bo Ra yang kelihatan gelisah dan menggigit bibirnya ingin mengatakan sesuatu sementara Sun Woo menatap langit dan kemudian menatap Bo Ra dan bertanya kenapa ia memanggilnya.
Bo Ra menemukan keberaniannya untuk mengatakan sesuatu, tapi Sun Woo menahannya, ia menyentuh tangan Bo Ra dan menunjuk ke langit, ada bintang jatuh.
Bo Ra menatap ke langit, hatinya tidak tenang dan ia terlihat galau.
Jung Bong menatap langit menggunakan teropongnya dan heran kenapa bintangnya belum kelihatan jatuh juga, padahal ini sudah waktunya.
Jung Bong membuka matanya lebar di arah langit malam dan akhirnya melihat bintang jatuh, ia berteriak dan segera membuat permohonan.
Jung Hwan kelihatan ga peduli tentang hal itu meski ia berkomentar ternyata benar-benar ada bintang jatuh malam ini.
Bong bertanya, kau sudah membuat permohonan?
Jung Hwan dengan wajah biasa mengatakan kalau ia lupa HAHHAH.
Bong mengatakan kalau ia melakukannya, Jung Hwan tertawa, apa?
Bong memegang hidungnya dan tersenyum ke arah Jung Hwan.
Jung Hwan tertawa dan menebak, kau membuat keinginan agar hubunganmu dan Man Ok berjalan lancar?
Bong tersenyum dan menggeleng, Tidak.
Bong berbaring dan berkata, permohonanku adalah agar adikku dapat melakukan apa yang ia inginkan dalam hidup ini.
Jung Hwan terkejut, ia menghindari pandangan Bong hyung. Ia berkaca-kaca, ia menelan ludah dan menatap ke langit.
Kita kemudian melihat ayah dan ibu Jung Hwan membaca diary Jung Hwan kecil sambil tersenyum-senyum dan kita mendengar kalau diary Jung Hwan isinya kebanyakan tentang Deok Sun dan Jung Bong hyung.
Tentang Deok Sun yang bertengkar dengan anak kelas lain dan ia sangat kuat, bahkan lebih kuat dari laki-laki di kelas mereka dan ia ingin mengajaknya adu panco suatu hari nanti, tentang bermain sepak bola yang menyenangkan, tentang Deok Sun dan TAek, dan bagaimana impian hyungnya menjadi pelari maraton dan Jung Hwan mencoba untuk menggantikannya karena hyung sakit jantung jadi hyung tak bisa, jadi ia mencoba menggantikannya.
Kita bisa melihat foto Jung Bong dan Jung Hwan dalam seragam basket, saat Bong menyukai basket dan punya impian menjadi pemain basket, JUng Hwan juga bermain basket dengan hyung-nya dan punya impian yang sama.
DAn kita melihat Jung Bong dan Jung Hwan menonton Top Gun bersama-sama, Jung Bong sangat mengagumi pilot pesawat tempur dan ia ingin menjadi pilot pesawat tempur suatu hari nanti, tapi kemudian ia terlihat sedih karena ia tahu dia tidak akan pernah bisa.
Jung HWan mendengarkan hal itu dan menatap hyung-nya!
OMG!!!! Jadi? Selama ini impian Jung Hwan berubah-ubah karena mengikuti impian abangnya? Abangnya mau jadi pemain sepak bola dia juga, abangnya mau jadi pemain basket, dia juga. DAn saat abangnya mau jadi pilot pesawat tempur, dia juga???
Dia ingin menggantikan hyung-nya meraih impian hyung-nya?!
Kembali ke atas atap, Jung Hwan menatap langit malam dan mendesah, ia ingin mengatakan sesuatu pada hyungnya tapi Bong memotong dan mengatakan pada adiknya kalau ia tidak suka Jung HWan mempunyai impian yang sama dengannya. Maksudnya, ia tak suka Jung HWan menyukai suatu hal karena ia juga menyukainya, ingin jadi ini karena Bong juga ingin jadi ini. Ia ingin Jung HWan melakukan sesuatu yang benar-benar Jung Hwan inginkan, bukan karena dia sebagai alasan.
Bong mengatakan kalau ia akan senang kalau Jung Hwan menemukan apa yang benar-benar ingin ia lakukan. Itu adalah permohonan Bong.
JUng Hwan menatap hyung-nya dengan mata berkaca-kaca, air matanya hampir menetes dan ia berbalik agar Bong tidak melihatnya.
Jung Hwan menahannya dan akhirnya mengatakan kalau itu semuanya bukan karena hyung. Ia melakukan itu karena ia memang ingin melakukannya.
Bong masih menatap Jung HWan yang masih mengatur air matanya dan akhirnya ia melihat ke arah hyungnya. Ia mengatakan kalau ia benar-benar ingin melakukannya kali ini, menjadi pilot tentara, itu benar-benar keinginannya.
Bong tidak percaya dan masih terus menatapnya, jung Hwan tertawa dan menyakinkan abangnya kalau itu benar-benar keinginanya, ia meyakinkan Bong hyung berkali-kali dan keduanya akhirnya tertawa di bawah langit malam itu.
Awwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww.
Sun Woo dan Bo Ra masih didekat tangga dan Sun Woo tersenyum memandang langit dan bertanya apakah Bo Ra sudah membuat keinginannya.
Bo Ra balik bertanya dan Sun Woo mengatakan keinginannya adalah agar Bo Ra berhenti merokok. Bo Ra sedikit tertawa tapi kemudian ia memasang wajah galau lagi.
Sun Woo kemudian bertanya juga apa keinginan Bo Ra. Bo Ra dengan hati-hati mengatakan ia juga sudah membuat satu, permohonannya adalah agar mereka putus. HAH?
Senyuman di wajah Sun Woo perlahan langsung menghilang. Sun Woo menutup matanya berharap apa yang ia dengar salah.
Bo Ra menatapnya, Sun Woo ya, mari kita putus.
Sun Woo menatap Bo Ra hampir menangis. Bo Ra tak tahan lagi dan meminta maaf, kemudian berdiri untuk pergi.
Sun Woo menghentikannya dengan memanggil namanya. Bo Ra menghentikan langkahnya.
Sun Woo mengatakan jika Bo RA bergerak selangkah saja maka seumur hidup dia tidak akan menemui Bo Ra lagi.
Bo Ra terdiam, tapi kemudian ia meyakinkan diri dan melangkah meninggalkan Sun Woo tanpa keraguan sedikit pun.
Sun Woo terkejut. Ia sangat kesal dan menyumpah disana.
Ia menangis dan menutup wajahnya dengan tangannya.
WENNYOL?!! KOK TIBA-TIBA PUTUS? WHY??????
Jung HWan masih di atap menatap langit malam setelah hyung-nya masuk ke dalam rumah.
Kita melihat Sun Woo masih di luar, di dekat tangga itu dan Deok Sun masih gelisah didalam kamarnya, ia tidak bisa tidur sama sekali.
Jung Hwan masih menatap langit saat ibunya melihatnya dan memanggilnya, ia bertanya apakah Jung HWan sudah membuat permohonan.
Jung Hwan hanya tersenyum dan ibu memastikan kalau dia harus membuat permohonannya.
Jung Hwan tersenyum melihat ibunya.
Senyumannya maniiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiissssssssssssssssssssss banged!!!
Tapi itu hanya sampai ibunya masuk dan Jung Hwan kembali membuat wajah murungnya.
Ia menatap lurus kedepan dan sesekali berkedip, matanya mulai terlihat basah dan otaknya berfikir. Ia bergumam, permohonanku...
IA merenungkannya lagi dan menatap lurus kedepan, matanya berkaca-kaca dan berkata, aku berharap... dia adalah orang yang jahat.
Jung Hwan menghela nafas, tahu itu tak mungkin dan berbaring.
Lalu kita kemudian melihat ke seberang, Taek ada disana!!!!
Jung Hwan ternyata tadi pas membuat permohonan menatap Taek! OMG!
Taek ada di atap rumahnya, merokok, ia melihat Jung Hwan disana dan melambaikan tangannya, sadar tangan kirinya memegang rokok, ia tetap berwajah biasa dan meletakkan rokoknya.
Jung Hwan menatapnya dan hanya mengangguk. Taek turun dari atap dan Jung Hwan berbaring lagi.
Poor Jung Hwan, Taek adalah anak yang baik, ia begitu menyayanginya dan ia tak bisa membencinya.
MAlam itu, kita melihat Jung Hwan tidak bisa tidur di kamarnya. Matanya masih terjaga.
Deok Sun masih sama, ia mencoba untuk tidur tapi tak bisa.
Taek meminum obat tidurnya dan ia tertidur pulas.
Bo Ra menangis di kamar tepat les-nya. LHA? Tapi kamu yang minta puus kok bangis ?
Sementara Sun Woo juga di kamarnya tak bisa tidur.
Deok Sun keluar dari kamar mandi pagi itu dan menyapa ayah Dong Ryong yang akan pergi ke suatu tempat pagi-pagi sekali. Deok Sun menyapa dan bertanya keadaan Dong Ryong. Ayah mengatakan kalau dia baik-baik saja.
Kemudian Deok Sun bertanya ayah mau kemana pagi-pagi dan Deok Sun panik apakah ayah mau ke sekolah, apakah ia salah ingat kalau hari ini libur. Ayah mengatakan kalau hari ini memang libur dan saat Deok Sun bertanya lagi dia mau kemana, ayah mencurugakan dan menjawab itu rahasia LOL. Deok Sun jadi bingung.
Saat ayah Dong ryong keluar, ia melihat koran di depan rumah dan membaca dengan bangga berita tentang Taek, tapi kemudian ia terlihat kesal pada salah satu berita, sepertinya kejadian memalukan Dong Ryong masuk berita dan ia kesal sekali dan melempar korannya ke dalam pagar rumahnya.
TApi kemudian ia teringat akan tetangganya dan mulai mencuri semua koran milik kompleks mereka dan menyembunyikannya di rumahnya AHAHAAHHAHAHHAHAH.
BAhkan saat ayah Taek pulang dengan sesuatu dalam jaketnya, ayah bingung saat ia mencari korannya dan ayah Dong Ryong pura-pura ga peduli LOL.
Ibu, Deok Sun dan No Eul sarapan bersama dan ibu kelihatan mendesah beberapa kali karena ia mengkhawatirkan Bo Ra, apakah dia makan dengan baik atau tidak. Deok Sun mencoba menyemangati ibunya dan mengatakan kalau Bo Ra akan baik-baik saja, toh dia punya uang dan bisa beli makanan sendiri.
Ibu tersenyum melihat Deok Sun dan sepertinya ibu memujinya makanya Deok Sun kesenangan. Ia kemudian bertanya apakah Deok Sun punya cita-cita, dia ingin menjadi apa nantinya. Deok Sun terdiam, ia tidak / belum mempunyai impian apapun.
No Eul kemudian bersemangat dan mengatakan impiannya, ia ingin menjadi seorang penyanyi dan ibu langsung melarangnya.
Ibu mengomeli impiannya yang mustahil dan bla bla bla, No Eul tampak cemberut dan Deok Sun menatap adiknya, bahkan adiknya sudah menemukan sesuatu yang ingin ia lakukan.
Telpon di rumah Deok Sun berbunyi dan ia mengangkatnya, Deok Sun tampak panik menerimanya.
Jung Bong di kamar sedang dandan, ia mengenakan kemeja pink itu lagi. Ini adalah kencannya dengan Mi Ok, dimana mereka akan bertemu untuk merayakan ulang tahun Mi Ok.
Bong sudah sangat keren dan tinggal rambutnya, jadi dia pake krim rambut yang buanyak banged dan merapikan rambutnya.
Bong membawa 1000 bangau kertasnya yang sudah dimasukkan dengan rapi dan diberi pita di keramik kaca. IA bersiap pergi saat tiba-tiba Deok Sun dengan kaki terpincang-pincang mengejarnya.
Deok Sun merasa tak enak dan mengatakan kalau Mi Ok baru saja menelponnya kalau ia tidak bisa pergi keluar hari ini, karena ayahnya melarangnya dan ia dijaga sangat ketat.
Bong langsung kehilangan jiwanya, ia terlihat sangat sedih. Deok Sun juga ikut bersedih hati dan menawarkan mengambil hadiah Bong, ia akan memberikannya pada Mi Ok di sekolah besok.
Bong memberikannya dan Deok Sun kembai berjalan pulang dengan pincang-pincang.
Bong Tampak seperti akan menangis tapi ia menahannya. Ya ampuuun, Bong sedih banged T___T
(Itu kudanya aku yang salah liat ato gimana, kayaknya ada yang ciuman HAHAHHA)
Ayah Jung Hwan dengan punggungnya yang masih terluka mencoba berjalan sekitaran rumah sambil meringis. Ibu yang membawa cemilan melihatnya dan memarahi ayah yang sejak tadi nggak mau diam, ia meminta ayah duduk diam dengan tenang, tapi ayah mengatakan kalau dia bosan diam saja. Dan keduanya mulai bertengkar.
Ibu menanyakan dimana Jung Hwan dan Jung Bong, ayah menebak keduanya sedang belajar saat Jung Hwan keluar dengan membawa komik dan ibu bertanya dia mau kemana.
Jung Hwan mengatakan ia akan menjenguk Dong Ryong dan ibu berteriak padanya agar pulang dengan taksi saja kalau kemalaman.
Sementara itu Bong ada di kamarnya, menulis surat untuk Mi Ok.
Ia mengucapkan selamat ulang tahun pada Mi Ok dan juga menuliskan agar Mi Ok jangan merasa terlalu khawatir karena janji mereka batal hari ini. Intinya sih itu.
Deok Sun ada dalam kamarnya, ia mencoba belajar tapi perhatiannya teralih pada origami bangau milik Jung Bong. Ia menatap hadiah itu sambil mendesah sedih dan cukup lama ia melamun dimana kita bisa mendengar suara ibu Sun Woo dan ibu JUng HWan datang ke rumahnya mengantar makanan.
Para ibu berkumpul sambil makan makanan yang dibawa oleh ibu Jung HWan di ruang tengah rumah keluarga Sung.
Sepertinya ibu Deok Sun menceritakan tentang impian No Eul yang ingin jadi penyanyi tapi ibu tidak mau dia terlalu berharap akan hal itu karena itu tak mungkin, meski ibu Jung Hwan mengatakan itu mungkin saja.
Mereka merasa nostalgia akan masa remaja dan ibu Sun woo mengatakan kaau impiannya waktu kecil adalah ingin menjadi seorang penyanyi juga. Ibu Deok Sun mengingat masa mudanya dan mengatakan kalau impiannya adalah ingin menjadi seorang aktris dan mereka semuanya tertawa.
kemudian mereka bertanya apa impian ibu Jung Hwan saat dia remaja dan semuanya terkejut saat ibu mengatakan kalau ia ingin menjadi seorang pelukis. Mereka semuanya nggak menyangka dan ibu Jung HWan mengatakan itu saat dia masih kecil.
Ibu Sun Woo mengerti kenapa ibu Jung Hwan sangat menyukai lukisan.
Para ayah berkumpul di rumah keluarga Jung Hwan, menonton TV sambil bergosip juga melihat berita yang menyiarkan generasi baru yang memilih pekerjaan berdasarkan impia mereka.
Ayah Jung Hwan mengatakan dulu ia ingin menjadi seorang ilmuan dan semua ayah terkejut saat mereka bertanya apa impian ayah Taek, ayah Taek menjawab dulu ia ingin menjadi pegulat, ia bahkan pernah ikut latihan khusus. Mereka juga bertanya apa impia ayah Dong Ryong dan ayah menjawab kalau dulu ia ingin jadi dancer.
Ia menawarkan menunjukkan pada mereka, tapi ayah Deok Sun menggeleng, ayah Jung Hwan juga menggeleng tapi ayah Dong Ryong mulai berdiri dan berjoged di depan TV dengan lucu HAHHAHAHAAHHAHAHA.
Ia menari dengan sangat lucu sampai aku berfikir untuk request gif ayah Dong Ryong yang menari ini HAHAHHAHHAHAHAHAHAHHA.
Para ayah cuma bisa mendesah dan akhirnya mereka tahu Dong Ryong itu mirip siapa, ternyata ayahnya HAHHAHAHAHA.
Deok Sun duduk di luar seolah menunggu seseorang dan kita bisa melihat Taek pulang dari klub baduk dan Deok Sun tersenyum melihatnya.
Taek tampak sangat mengantuk dan kelelahan, Deok Sun menunggu di tempat duduk depan rumah Jung Hwan dan menatapnya, Taek bertanya kenapa dia di luar padahal kakinya sedang sakit.
Deok Sun mengatakan kalau ia bisa berjalan sendirian dan ia berdiri dihadapan Taek. Ia bertanya apakah Taek masih latihan kalau tidak ada pertandingan, apakah Taek takut kalau kemampuannya menghilang.
Taek hanya tersenyum dan memperbaiki kata-kata Deok Sun yang salah, kemudian ia menyuruh Deok Sun masuk ke rumah karena di luar dingin dan Deok Sun menyuruhnya untuk cepat masuk juga.
Taek berjalan meninggalkannya dan Deok Sun menatapnya, sepertinya mau mengatakan sesuatu deh.
Deok Sun sepertinya memang ingin mengatakan sesuatu dan juga mengkhawatirkan Taek, jadi dia memutuskan pergi ke rumah Taek.
Deok Sun mengetuk pintu dan masuk, ia tersenyum di depan pintu dan Taek bertanya, kau tidak pulang?
Deok Sun duduk di meja dan TAek sedang meminum obatnya, Deok Sun khawatir dan memintanya berhenti minum obat. Taek mengatakan ia mengerti. Ia kemudian masuk ke dalam selimutnya dan mengatakan kalau ia akan tidur.
Ia meminta Deok Sun pulang. Deok Sun mengerti dan melangkahkan kaki keluar dari kamar Taek.
huft.
Ini dia T___T
Tiba-tiba layar menjadi kabur dan BGM berubah.
Kita melihat Taek masih menutup matanya dan perlahan ia membukanya. Ia menatap ke depan dan ada Deok Sun disana!!!! OMG!!!!
Mereka dalam posisi terbalik. Taek menatap Deok Sun dan Deok Sun menatap Taek, Deok Sun menatap e arah lain dan ternyata keduanya berpegangan tangan.
Keduanya masih saling menatap tanpa kata-kata saat Taek tiba-tiba mendekatkan wajahnya dan mencium bibir Deok Sun.
Deok Sun tidak terlihat terkejut atau apapun, dia menutup matanya dan membalas ciuman Taek.
Keduanya berciuman cukup lama dan mereka saling menutup mata, dan begitulah malam berakhir....
*kissunya manis, cuma hatiku sakut T___T
Bersambung ke Part 2
0 komentar:
Posting Komentar