Aku terlambat membuat sinopsis drama ini karena aku masih banyak sekali urusan di kampus. Aku sendiri baru nonton 2 hari yang lalu bareng anak kost dan beneran, ini episode 9 galau banged dan aku benci.
You know, 2 minggu ini terasa sangat berat karena Reply 1988 penuh dengan kegalauan dan ternyata From Five To Nine yang biasanya buat aku ketawa cekikikan malah bikin galau juga.
Aku rencananya mau gabungin episode 9 dan 10, tapi akhirnya aku memutuskan memisahkannya saja HHAHHAHAHAHA.
Oke Episode 9 dimulai dengan Junko yang memberikan surat pengunduran dirinya dari ELA kepada Kiyomiya-san.
Kiyomiya-san cukup terkejut dengan keputusan Junko karena selama ini Junko selalu memiliki satu impian dan kali ini ia melepaskannya karena cinta.
Momoe sensei yang mendengarnya langsung menangis karena sahabatnya Junko akan berhenti, jadi mereka menariknya ke ruang ganti wanita.
Masako sensei terkejut juga karena Junko akhirnya mengambil keputusan dan Junko mengatakan itu adalah kekuatan cinta. MAsako iri karena ia tidak punya keberanian seperti itu mengenai HAchiya LOL.
Momoe sensei beneran sangat sedih dan mengatakan kalau ia akan membuat pesta perpisahan yang meriah untuk Junko.
Junko dan Takane ada di rumah untuk mengumumkan hubungan mereka dan para tetangga datang dengan buket bunga untuk mengucapkan selamat pada Junko dan Takane. Keduanya memang memutuskan untuk menikah jadi para tetangga meminta mereka jangan lupa untuk mengundang LOL.
Keluarga sangat senang tapi kemudian Junko mengumumkan kalau ia sudah mengundurkan diri dari ELA dan memutuskan akan menjadi pengantin kuil. Keluarga turut senang, tapi tidak dengan Takane. IA cukup kaget karena Junko mengundurkan diri tapi junko mengatakan demi mendapatkan restu nenek, ia tidak boleh bekerja dan harus fokus.
Junko sudah menetapkan hatinya untuk Takane dan meski Takane mengatakan kalau junko harusnya tetap bekerja, Junko sudah membuat keputusan itu.
Ibu malah menawarkan keduanya untuk kawin lari saja HAHHAHAH.
Takane datang ke kuil hari itu juga dan menyampaikan rencana Amane yang akan membongkar kuil.
Nenek cuma tertawa dan mengatakan sejak awal dia tidak pernah berniat menjadikan Amane kepala pendeta kuil Ikkyou, karena menurutnya Amane sama sekali tidak cocok.
Tapi nenek mengatakan ia juga tidak akan memberikan jabatan itu pada Takane, kecuali Takane menikah dengan Kaori.
Jika Takane tetap bersikeras menikahi Junko, maka Takane boleh pergi dan ia akan mencari orang lain untuk menjadi pendeta kuil.
Malam harinya, Takane menceritakan hal itu pada Junko di rumah. Junko selesai sikat gigi dan ia memasukkan sikat gigi ke mulut Takane dengan lucu, dimana mereka berdua masih ngobrol.
Takane masih ragu karena Junko keluar dari pekerjaannya. Maksud Takane sih baik, dia memang ingin menikahi Junko, tapi dia tidak mau hanya gara-gara itu Junko meninggalkan pekerjaan yang ia cintai.
Tapi Junko sudah membuat keputusan bulat dan ia mengajak Takane besok ke kuil bersamanya untuk mendapatkan restu nenek yang sangat keras kepala itu.
Sayangnya di depan kuil mereka berdua malah dilempari garam HAHAHHAHAHAHAHHA. Buang sial.
Nenek menolak bertemu dan pintu kuil ditutup. Amane melihat mereka berdua dan menertawakan kakaknya. IA masih menganggap kakaknya sangat egois, ingin memiliki segalanya, kuil dan Junko.
Junko kesal sekali melihat seorang adik bicara tak sopan pada kakaknya dan Amane ga mau tau, katanya itu ga ada urusannya sama Junko yang hidupnya selalu mudah.
Takane mengatakan bagaimanapun ia tak akan menyerahkan kuil Ikkyou pada Amane.
Junko belum menyerah untuk bertemu dengan nenek, ia meminta Takane mencarikan jadwal nenek dan mereka berdua beneran pergi ke sana dan minta bicara dengan nenek. Tapi nenek tentu saja tidak mau.
Bahkan hari berikutnya, ditengah cuaca dingin, keduanya menunggu jadwal nenek selesai juga. Takane membawakan Junko kursi, susu, roti, bola nasi, bahkan ada pengorek kuping dan lain-lain HAHAHHAHAHAHAH. BAhkan power bank juga ada LOL.
Saat nenek keluar, nenek juga menolak bicara dan dihalangi para biksu lain.
Keesokan harinya mereka menunggu lagi dan kali ini Junko membutuhkan sesuatu, hotpack, karena cuaca sangat dingin. Lucunya, itu barang penting tapi Takane malah ga bawa HAHAHHAHAHAH. Ia malah bawa jas hujan, senter, makanan kering dan roller yang ga gunanya LOL. Akhirnya ia memutuskan membelinya meski ga jadi karena nenek keluar.
Junko dan Takane minta bicara lagi tapi nenek masih menolak dan akhirnya Junko memutuskan untuk menghalangi langkah nenek dengan menyembah pada Nenek memintanya merestui pernikahan mereka. Ia juga sudah berhenti dari pekerjaannya dan akan menjadi pengantin kuil. Junko terus memohon dan memohon.
Takane tidak suka melihatnya melakukan hal itu dan memintanya berdiri tapi Junko menolak.
Nenek sepertinya menunggu saat-saat ini dan ia tersenyum licik, menyuruh Junko mengangkat kepalanya.
Takane melihatnya dengan penuh kecurigaan.
Junko tinggal di kuil lagi, lebih tepatnya ia menjadi pesuruh nenek melakukan ini dan itu.
Meski Takane mencoba melindunginya tapi Junko ingin melakukan yang terbaik. Setelah memasak, Junko disuruh membeli kain dan ia kembali dengan 2 buntalan. Tapi yang ia beli salah semuanya, nenek mengejeknya yang tidak mengerti kain tapi tetap mau menjadi pengantin kuil. Nenek menyuruhnya mengganti semuanya dan Junko pergi lagi. Ia kembali dengan 2 buntalan yang lebih besar dan belum sempat bernafas, nenek sudah menyuruhnya menyapu halaman belakang.
Junko kembali ke kamarnya malam itu, badannya seakan remuk semuanya.
Takane melihatnya dan mengatakan kalau Junko bukannya diakui tapi malah dijadikan pembantu. Ia memutuskan mereka kawin lari saja kalau begini jadinya. Tapi Junko menolak dan memeluk Takane. Ia mengatakan kalau ia ingin Takane menjadi pendeta kuil dan ia akan melakukan pekerjaannya dengan baik.
Takane mengatakan kalau seperti ini terus maka senyuman Junko akan menghilang, ia ingin menikahi junko agar junko bahagia, bukannya malam begini. TApi Junko meyakinkan Takane.
Lucunya, saat keduanya dalam posisi romantis siap ciuman, Sankyu masuk dan membuat mereka kaget. Eh, dianya malah meminta mereka melanjutkan hal tadi LOL. Takane sih mau banged tapi junko tentu saja menolak dan Sankyu malah mengejeknya, sayang sekali ya HAHAHAHAHAHAHHA.
Takane kesal dan menggedongnya keluar LOL.
Sementara itu Arthur sensei membawa Mishima pada Momoe sensei dan membuat Momoe terkejut. Mishima ga tau apa-apa sama sekali dan Arthur meminta Momoe untuk menjelaskan perasaannya pada Mishima. Momoe tentu saja menolak dan mengatakan kalau ia tidak punya perasaan seperti itu pada Mishima. Mishima bengong.
Arthur kesal dan bertanya, lalu kenapa kau melihatnya dengan penuh gairah?
Mishima makin heran. Momoe akhirnya menjelaskan kalau ia melihat tokoh manga favoritnya dalam diri Mishima dan seperti biasa, Momoe sensei mulai menceritakan dengan lebay manga yaoi favorit-nya HAHHAHAHAHAHA.
KAsian banged si Mishima, dia ga ta apa-apa diseret kesana dan malah kena ejek sama Arthur sensei, katanya Mishima ditolak dalam 5 tembakan HAHAHAHHA.
Junko kelelahan seperti biasanya dan kali ini ia ga malu-malu senam kaki saat Takane masuk HAHHAHAHHAHAHHA, lebih tepatnya ia ga tau Takane masuk saat ia senam kakinya ngangkang dan kembali feminin saat Takane masuk LOL.
Takane mengatakan kalau junko tidak perlu kerja hari ini karena ia dan nenek akan pergi menjemput jemaat dan Junko senang sekali mendengarnya. Takane bahkan sampai terkejut karena JUnko sudah lama tidak sebahagia itu. Junko mengatur ekspresinya.
Junko jalan-jalan ke ELA dan ia disambut oleh Yuki, Hachiya, para siswa dan para pegawai yang bahagia melihatnya kembali.
Di sana kita bisa melihat Junko benar-benar sangat menyukai pekerjaannya itu, ia bahkan masuk ke ruang kelas sendirian dan menghapus papan tulis, juga teringat kenangan saat ia mengajar disana. Sedih banged T___T
Kiyomiya-san masuk ke kelas dan menyapa Junko, membuat lamunannya berhenti.
Kiyomiya mengatakan kalau ia akan pergi ke New York sebentar lagi karena ada panggilan disana. IA senang menghabiskan waktu di ELA dan bahkan bisa melihat Junko mengajar, karena Junko dulu adalah siswi-nya.
Junko cukup kaget karena Kiyomiya akan ke New York lagi. Kiyomiya mengatakan kalau Junko merasa sedih, Junko bisa menelponnya dan ia akan langsung kembali ke Jepang HAHHAHAHHAHA, meski butuh waktu satu setengah hari. Keduanya tertawa.
Setelah kiyomiya keluar, Arthur dan Momoe sensei masuk ke dalam dan bicara tentang Kiyomiya pada Junko. Mereka akhirnya mengatakan kalau foto yang dilihat oleh Junko waktu itu adalah istri Kiyomiya yang meninggal 5 tahun lalu. Dan KIyomiya sejak saat itu menutup hatinya, saat Junko mengirimkan kartu natal, Kiyomiya masih bimbang saat itu, itu sebabnya dia tidak membalasnya. Tapi Kiyomiya kembali ke Jepang saat sudah memantapkan hatinya pada Junko dan berakhir pula seperti ini.
Arthur sensei mengatakan sebagai sahabat Kiyomiya, dia tidak bisa melihat mereka berdua berpisah seperti ini, makanya ia mengatakannya.
Junko hanya tersenyum pahit.
Junko mulai merasakan kehidupannya menjadi sangat sulit, meski ia bertekad tidak menyerah.
Malam itu ia pulang agak terlambat dan nenek memarahinya karena belum menyiapkan makan malam. Junko akan membuatkan karena masih ada waktu tapi nenek menolak karena Kaori sudah menyiapkannya.
Takane datang dan menegur nenek karena Junko tidak salah, justru neneklah yang salah karena mempercepat jam makan malam.
Nenek kedal karena Takane memihak Junko, ia meninggalkan mereka dan Takane ingin marah tapi junko menahannya.
Malam itu Junko menelpon keluarganya dan keluarganya kelihatan bahagia makan sukiyaki dan Junko berusaha membuat nada suaranya terdengar bahagia meski ia menunjukkan wajah sedih. Takane melihatnya.
Besoknya saat menyiapkan sarapan/makan siang, Junko memasak dengan baik tapi nenek tidak mau mencicipinya, bahkan meski Junko mengatakan lain kali, nenek mengatakan kalau Junko terlalu percaya diri ia akan diterima menjadi pengantin kuil.
Nenek mengatakan tidak peduli seberapa keras Junko berusaha, ia tidak akan pernah menerima Junko, karena ada beberapa hal didunia ini yang tidak bisa didapatkan bagaimanapun caranya. Ia mengingatkan lagi kalau mereka hidup di dunia yang berbeda.
Junko terdiam sedih. Takane tidak tahan lagi dan meminta nenek berhenti, ia tak mengerti kenapa nenek sangat tidak menyukai Junko dan ia bertanya alasannya. Nenek mengatakan tidak ada, ia hanya benci saja.
Nenek mengatakan kalau apapun yang Junko lakukan ia tidak akan menerimanya. Ia sangat membenci Junko. Junko hampir menangis mendengarnya.
Junko kembali ke kamarnya dengan gontai dan hampir terjatuh. Takane membantunya dan JUnko mengatakan ia baik-baik saja.
Junko terduduk disudut sementara Takane menyiapkan futon untuk Junko. Takane melihat Junko sudah tertidur saking kelelahannya hati ini. Takane menatapnya. Ia membantu Junko untuk tidur dan melihat air mata gadis itu di sudut matanya.
Junko menangis diam-diam. Takane sedih melihatnya dan berbaring disampingnya.
Keesokan harinya, akan ada perjamuan dikuil dan nenek minta Takane menyanyikan sutra, kepala pendeta bertanya apakah itu artinya Takane akan menjadi pendeta kuil berikutnya tapi nenek malah tertawa dan mengatakan kalau ia akan mempertimbangkan jika Takane menikah dengan Kaori.
Junko mendengarnya dari luar dan permisi untuk ikut serta dalam perjamuan itu. Nenek mengeluarkan senyum liciknya dan setuju. Junko udah senang tapi Takane khawatir karena nenek sangat licik, nenek pasti punya rencana.
Junko tidak peduli dan ia akan berusaha keras kali ini. Ia menelpon rumah dan meminta dibawakan kimono. Ayah membawakan kimono untuk Junko, kimono lama peninggalan nenek.
Di hari perjamuan, Kaori juga ada disana menyambut tamu dan Junko datang terlambat karena kimononya baru datang. Nenek menemuinya diluar dan menghina kimono Junko yang kuno. Junko berusaha untuk tidak terjatuh karena kata-kata nenek dan melakukan sebaik mungkin, menghidangkan makanan untuk para tamu.
Tapi saat salah seorang menanyakan nama masakannya, Junko yang pucat tidak bisa menjawab dan Kaori mengambil alih.
JUnko udah merasa ga enak badan dan hati sejak pagi, jadi ia melakukan kesalahan fatal dengan menumpahkan sup dan mengenai kimono salah satu tamu. Semuanya panik. Kaori dengan sigap mengamankan situasi sementara nenek terus minta maaf dan Junko terpojokkan.
Junko kembali ke kamarnya sendirian, ia menangis sambil mengelap kimononya dengan saputangan karena kimononya juga basah kena sup.
Takane datang dan membantunya. Tapi Junko menyuruhnya kembali, karena ini acara Takane yang berharga. Tapi Takane menolak dan terus membersihkan kimono Junko sambil mengatakan kalua tidak ada yang lebih berharga dari Junko.
Junko menangis dan mengatakan ia tidak mau menjadi penghalang Takane. Takane memeluknya dan mengingatkan Junko sendiri yang mengatakan padanya bagaimana rasanya jatuh cinta, dikelilingi keluarga yang berharga, betapa menyenangkannya bersama orang yang kau cintai.
Junko makin menangis dan memeluk Takane lebih erat. Keduanya terus berpelukan menahan rasa sakit dihati masing-masing.
Para pegawai di ELA sibuk untuk persiapan pesta perpisahan Junko dan Momoe akan membacakan pidato perpisahan tapi ia khawatir ia tidak bisa karena ia pasti akan menangis nanti. Bahkan sekarang ia sudha berkaca-kaca.
Arthur sensei mendekatinya saat ia sendirian dan Arthur menyatakan perasaannya kalau ia mencintai Momoe. Momoe shock dan terkejut bahkan ia mulai panik sendiri karena ia berdebar-debar saat Arthur menyentuh tangannya HAHHAHHAHAHA. Momoe sensei ini lebay banged kalau soal perasaannya tapi aku suka banged sama dia LOL.
Kiyomiya menelpon Junko untuk menanyakan kapan ia bisa merayakan acara perpisahannya dan saat mereka bicara, Kiyomiya menyadari kalau Junko sedang ada masalah. Junko beneran kelihatan frustasi, sedih dan tidak bersemangat Poor Junko.
Dalam kamarnya, ia mempersiapkan pidato perpisahannya dengan ELA dan ia menulis dengan baik pidatonya, tapi saat ia mencoba membacanya, ia teringat semua kenangan menyenangkannya di ELA dan ia mulai meneteskan air matanya. Ia sangat mencintai ELA.
Takane masuk kedalam saat itu dan Junko menghapus air matanya. Ia meminta Junko siap-siap karena ia akan mengantar Junko pulang.
Nenek dan Amane bertemu di lorong kuil saat nenek mengatakan kalau ia tidak akan menyerahkan kuil pada Amane dan membuat Amane penuh dendam.
Keesokan harinya, Amane datang bersama para kontraktor dan pekerja untuk menghancurkan kuil. Tentu saja semuanya terkejut.
Amane mengatakan ia akan menghancurkan semuanya kali ini dan ia serius.
Semuanya ada disana dan Amane bicara pada Takane yang sangat egois karena ingin membentuk keluarga baru tapi malah membuat Junko harus membuang semua impiannya. Ia menyinggung Takane yang ingin menjadi pendeta kuil dan juga ingin menikah dengan Junko. Itu sebuah keegoisan.
Amane juga mengatakan itu sama dengan dirinya, semua orang hanya memikirkan Takane dan hanya menyukai Takane, bahkan nenek juga, makanya ia ditinggalkan di kuil Kyoto. Takane mengatakan nenek tidak pernah melakukan itu dan Amane berteriak, Lalu kenapa tidak ada seorangpun yang mengunjungiku disana, bahkan sekali?!
Semuanya terdiam. Amane menangis, kau meninggalkan adikmu, apakah itu keluarga? Aku selalu sendirian selama ini, tidak tergantung siapapun dan kau membuatku sengsara, semuanya karena kuil Ikkyou ini. Karenanya aku akan menghancurkan tempat ini.
Tentu saja Junko terkejut.
Keesokan harinya, setelah berfikir semalaman, Takane mengajak Junko bertemu.
Junko menunggu Takane di tempat dimana mereka berdua pernah bertemu dengan memakai sepatu hadiah Takane dan membawakan Takane bekal.
Takane bersikap aneh dan aku sudah bisa menangkapnya. Junko sudah terlihat bahagia tapi Takane malah mengatakan ia sudah mengecewakan Junko dan Junko tidak cocok menjadi pengantin kuil, karena seberapa keras Junko berusaha, Junko tidak akan pernah bisa menjadi istrinya.
Junko tentu saja terkejut saat Takane mengatakan hal itu dan bahkan Takane mengatakan kalau ia sudah membuka matanya dan ia menjadi membenci Junko.
Junko bertanya, itu bohong kan?
Takane menatap Junko dan mengatakan kalau ia benci kebohongan, ia akan segera menikah dengan Kaori-san.
Junko menangis. Takane mengalihkan pandangannya dan mengatakan menangis untuk memohon sesuatu sangatlah buruk, apa kau pikir kau bisa mengubah hati dengan menangis? Aku membencimu. Kita tidak akan pernah bertemu lagi.
Takane meninggalkan Junko yang terus menangis tanpa suara.
Junko berjalan sendirian malam itu.
Kakinya terus melangkah di tengah lampu-lampu jalanan.
Junko terus berjalan sampai akhirnya ia sudah berada di tangga ELA.
Kiyomiya yang akan pulang melihatnya dan mendekatinya.
Kiyomiya tidak perlu jawaban untuk pertanyaan saat ia bertanya ada apa, ia sudah tahu apa yang terjadi dan langsung memeluk Junko yang seperti kehilangan jiwanya.
Komentar :
Babo ya! YA! BABO!
Saat kamu mencintai seseorang dari dalam hatimu, bahkan jika dia membuatmu kecewa, menolakmu, atau mengatakan hal-hal buruk tentangmu, kamu tidak akan bisa berubah menjadi membencinya hanya dalam satu hari!
Takane jelas berbohong, well, aku rasa kita semua juga tahu, tapi aku kesal karena Junko sepertinya percaya! Hellowwwww, Takane itu mencintainya jadi ga mungkin dia membenci Junko hanya karena alasan 'kamu tidak cocok menjadi pengantinku'.
alasannya? Tentu saja karena Takane kasihan melihat Junko menderita seperti itu.
Sejak awal Takane tidak setuju Junko menjadi pembantu tinggal dirumahnya, Tapi Junko memaksa karena siapa tahu nenek akan merestui. Tapi nenek sangat keras kepala dan aku penasarana ada apa sebenarnya dibalik semua itu LOL. Meski akhirnya aku sudah tahu dan aku sedikit mengerti (efek nonton last episode duluan HAHAHHAHAHA).
Tapi Junko ini sangat mencintai Takane. Ia rela melepaskan impiannya dan meninggalkan tempat yang ia sukai demi menikah dengan orang yang ia cintai. Aku salut padanya. Hanya saja, aku juga menyukai Takane yang sebenarnya tidak mau hanya karena dirinya Junko meninggalkan semuanya.
Jika ini bukan drama maka keduanya akan berakhir seperti ini. LOL.
Amane ternyata tidak membenci kakaknya. Ia menjadi seperti itu hanya karena ingin mendapatkan perhatian. Selama ini dia merasa dibuang karena semuanya lebih menyukai kakaknya dan itu semua karena kuil Ikkyou. Niatnya mungkin kalau kuil hancur maka setidaknya ia tidak akan kesepian lagi. Well, dalam drama Jepang, tidak ada yang benar-benar jahat kan? HAHHAHAHA.
You know, 2 minggu ini terasa sangat berat karena Reply 1988 penuh dengan kegalauan dan ternyata From Five To Nine yang biasanya buat aku ketawa cekikikan malah bikin galau juga.
Aku rencananya mau gabungin episode 9 dan 10, tapi akhirnya aku memutuskan memisahkannya saja HHAHHAHAHAHA.
SONG OF THE DAY
Hanako Iku - Kawarai Mono [ download ]
Sinopsis From Five To Nine Episode 9
Oke Episode 9 dimulai dengan Junko yang memberikan surat pengunduran dirinya dari ELA kepada Kiyomiya-san.
Kiyomiya-san cukup terkejut dengan keputusan Junko karena selama ini Junko selalu memiliki satu impian dan kali ini ia melepaskannya karena cinta.
Momoe sensei yang mendengarnya langsung menangis karena sahabatnya Junko akan berhenti, jadi mereka menariknya ke ruang ganti wanita.
Masako sensei terkejut juga karena Junko akhirnya mengambil keputusan dan Junko mengatakan itu adalah kekuatan cinta. MAsako iri karena ia tidak punya keberanian seperti itu mengenai HAchiya LOL.
Momoe sensei beneran sangat sedih dan mengatakan kalau ia akan membuat pesta perpisahan yang meriah untuk Junko.
Junko dan Takane ada di rumah untuk mengumumkan hubungan mereka dan para tetangga datang dengan buket bunga untuk mengucapkan selamat pada Junko dan Takane. Keduanya memang memutuskan untuk menikah jadi para tetangga meminta mereka jangan lupa untuk mengundang LOL.
Keluarga sangat senang tapi kemudian Junko mengumumkan kalau ia sudah mengundurkan diri dari ELA dan memutuskan akan menjadi pengantin kuil. Keluarga turut senang, tapi tidak dengan Takane. IA cukup kaget karena Junko mengundurkan diri tapi junko mengatakan demi mendapatkan restu nenek, ia tidak boleh bekerja dan harus fokus.
Junko sudah menetapkan hatinya untuk Takane dan meski Takane mengatakan kalau junko harusnya tetap bekerja, Junko sudah membuat keputusan itu.
Ibu malah menawarkan keduanya untuk kawin lari saja HAHHAHAH.
Takane datang ke kuil hari itu juga dan menyampaikan rencana Amane yang akan membongkar kuil.
Nenek cuma tertawa dan mengatakan sejak awal dia tidak pernah berniat menjadikan Amane kepala pendeta kuil Ikkyou, karena menurutnya Amane sama sekali tidak cocok.
Tapi nenek mengatakan ia juga tidak akan memberikan jabatan itu pada Takane, kecuali Takane menikah dengan Kaori.
Jika Takane tetap bersikeras menikahi Junko, maka Takane boleh pergi dan ia akan mencari orang lain untuk menjadi pendeta kuil.
Malam harinya, Takane menceritakan hal itu pada Junko di rumah. Junko selesai sikat gigi dan ia memasukkan sikat gigi ke mulut Takane dengan lucu, dimana mereka berdua masih ngobrol.
Takane masih ragu karena Junko keluar dari pekerjaannya. Maksud Takane sih baik, dia memang ingin menikahi Junko, tapi dia tidak mau hanya gara-gara itu Junko meninggalkan pekerjaan yang ia cintai.
Tapi Junko sudah membuat keputusan bulat dan ia mengajak Takane besok ke kuil bersamanya untuk mendapatkan restu nenek yang sangat keras kepala itu.
Sayangnya di depan kuil mereka berdua malah dilempari garam HAHAHHAHAHAHAHHA. Buang sial.
Nenek menolak bertemu dan pintu kuil ditutup. Amane melihat mereka berdua dan menertawakan kakaknya. IA masih menganggap kakaknya sangat egois, ingin memiliki segalanya, kuil dan Junko.
Junko kesal sekali melihat seorang adik bicara tak sopan pada kakaknya dan Amane ga mau tau, katanya itu ga ada urusannya sama Junko yang hidupnya selalu mudah.
Takane mengatakan bagaimanapun ia tak akan menyerahkan kuil Ikkyou pada Amane.
Junko belum menyerah untuk bertemu dengan nenek, ia meminta Takane mencarikan jadwal nenek dan mereka berdua beneran pergi ke sana dan minta bicara dengan nenek. Tapi nenek tentu saja tidak mau.
Bahkan hari berikutnya, ditengah cuaca dingin, keduanya menunggu jadwal nenek selesai juga. Takane membawakan Junko kursi, susu, roti, bola nasi, bahkan ada pengorek kuping dan lain-lain HAHAHHAHAHAHAH. BAhkan power bank juga ada LOL.
Saat nenek keluar, nenek juga menolak bicara dan dihalangi para biksu lain.
Keesokan harinya mereka menunggu lagi dan kali ini Junko membutuhkan sesuatu, hotpack, karena cuaca sangat dingin. Lucunya, itu barang penting tapi Takane malah ga bawa HAHAHHAHAHAH. Ia malah bawa jas hujan, senter, makanan kering dan roller yang ga gunanya LOL. Akhirnya ia memutuskan membelinya meski ga jadi karena nenek keluar.
Junko dan Takane minta bicara lagi tapi nenek masih menolak dan akhirnya Junko memutuskan untuk menghalangi langkah nenek dengan menyembah pada Nenek memintanya merestui pernikahan mereka. Ia juga sudah berhenti dari pekerjaannya dan akan menjadi pengantin kuil. Junko terus memohon dan memohon.
Takane tidak suka melihatnya melakukan hal itu dan memintanya berdiri tapi Junko menolak.
Nenek sepertinya menunggu saat-saat ini dan ia tersenyum licik, menyuruh Junko mengangkat kepalanya.
Takane melihatnya dengan penuh kecurigaan.
Junko tinggal di kuil lagi, lebih tepatnya ia menjadi pesuruh nenek melakukan ini dan itu.
Meski Takane mencoba melindunginya tapi Junko ingin melakukan yang terbaik. Setelah memasak, Junko disuruh membeli kain dan ia kembali dengan 2 buntalan. Tapi yang ia beli salah semuanya, nenek mengejeknya yang tidak mengerti kain tapi tetap mau menjadi pengantin kuil. Nenek menyuruhnya mengganti semuanya dan Junko pergi lagi. Ia kembali dengan 2 buntalan yang lebih besar dan belum sempat bernafas, nenek sudah menyuruhnya menyapu halaman belakang.
Junko kembali ke kamarnya malam itu, badannya seakan remuk semuanya.
Takane melihatnya dan mengatakan kalau Junko bukannya diakui tapi malah dijadikan pembantu. Ia memutuskan mereka kawin lari saja kalau begini jadinya. Tapi Junko menolak dan memeluk Takane. Ia mengatakan kalau ia ingin Takane menjadi pendeta kuil dan ia akan melakukan pekerjaannya dengan baik.
Takane mengatakan kalau seperti ini terus maka senyuman Junko akan menghilang, ia ingin menikahi junko agar junko bahagia, bukannya malam begini. TApi Junko meyakinkan Takane.
Lucunya, saat keduanya dalam posisi romantis siap ciuman, Sankyu masuk dan membuat mereka kaget. Eh, dianya malah meminta mereka melanjutkan hal tadi LOL. Takane sih mau banged tapi junko tentu saja menolak dan Sankyu malah mengejeknya, sayang sekali ya HAHAHAHAHAHAHHA.
Takane kesal dan menggedongnya keluar LOL.
Sementara itu Arthur sensei membawa Mishima pada Momoe sensei dan membuat Momoe terkejut. Mishima ga tau apa-apa sama sekali dan Arthur meminta Momoe untuk menjelaskan perasaannya pada Mishima. Momoe tentu saja menolak dan mengatakan kalau ia tidak punya perasaan seperti itu pada Mishima. Mishima bengong.
Arthur kesal dan bertanya, lalu kenapa kau melihatnya dengan penuh gairah?
Mishima makin heran. Momoe akhirnya menjelaskan kalau ia melihat tokoh manga favoritnya dalam diri Mishima dan seperti biasa, Momoe sensei mulai menceritakan dengan lebay manga yaoi favorit-nya HAHHAHAHAHAHA.
KAsian banged si Mishima, dia ga ta apa-apa diseret kesana dan malah kena ejek sama Arthur sensei, katanya Mishima ditolak dalam 5 tembakan HAHAHAHHA.
Junko kelelahan seperti biasanya dan kali ini ia ga malu-malu senam kaki saat Takane masuk HAHHAHAHHAHAHHA, lebih tepatnya ia ga tau Takane masuk saat ia senam kakinya ngangkang dan kembali feminin saat Takane masuk LOL.
Takane mengatakan kalau junko tidak perlu kerja hari ini karena ia dan nenek akan pergi menjemput jemaat dan Junko senang sekali mendengarnya. Takane bahkan sampai terkejut karena JUnko sudah lama tidak sebahagia itu. Junko mengatur ekspresinya.
Junko jalan-jalan ke ELA dan ia disambut oleh Yuki, Hachiya, para siswa dan para pegawai yang bahagia melihatnya kembali.
Di sana kita bisa melihat Junko benar-benar sangat menyukai pekerjaannya itu, ia bahkan masuk ke ruang kelas sendirian dan menghapus papan tulis, juga teringat kenangan saat ia mengajar disana. Sedih banged T___T
Kiyomiya-san masuk ke kelas dan menyapa Junko, membuat lamunannya berhenti.
Kiyomiya mengatakan kalau ia akan pergi ke New York sebentar lagi karena ada panggilan disana. IA senang menghabiskan waktu di ELA dan bahkan bisa melihat Junko mengajar, karena Junko dulu adalah siswi-nya.
Junko cukup kaget karena Kiyomiya akan ke New York lagi. Kiyomiya mengatakan kalau Junko merasa sedih, Junko bisa menelponnya dan ia akan langsung kembali ke Jepang HAHHAHAHHAHA, meski butuh waktu satu setengah hari. Keduanya tertawa.
Setelah kiyomiya keluar, Arthur dan Momoe sensei masuk ke dalam dan bicara tentang Kiyomiya pada Junko. Mereka akhirnya mengatakan kalau foto yang dilihat oleh Junko waktu itu adalah istri Kiyomiya yang meninggal 5 tahun lalu. Dan KIyomiya sejak saat itu menutup hatinya, saat Junko mengirimkan kartu natal, Kiyomiya masih bimbang saat itu, itu sebabnya dia tidak membalasnya. Tapi Kiyomiya kembali ke Jepang saat sudah memantapkan hatinya pada Junko dan berakhir pula seperti ini.
Arthur sensei mengatakan sebagai sahabat Kiyomiya, dia tidak bisa melihat mereka berdua berpisah seperti ini, makanya ia mengatakannya.
Junko hanya tersenyum pahit.
Junko mulai merasakan kehidupannya menjadi sangat sulit, meski ia bertekad tidak menyerah.
Malam itu ia pulang agak terlambat dan nenek memarahinya karena belum menyiapkan makan malam. Junko akan membuatkan karena masih ada waktu tapi nenek menolak karena Kaori sudah menyiapkannya.
Takane datang dan menegur nenek karena Junko tidak salah, justru neneklah yang salah karena mempercepat jam makan malam.
Nenek kedal karena Takane memihak Junko, ia meninggalkan mereka dan Takane ingin marah tapi junko menahannya.
Malam itu Junko menelpon keluarganya dan keluarganya kelihatan bahagia makan sukiyaki dan Junko berusaha membuat nada suaranya terdengar bahagia meski ia menunjukkan wajah sedih. Takane melihatnya.
Besoknya saat menyiapkan sarapan/makan siang, Junko memasak dengan baik tapi nenek tidak mau mencicipinya, bahkan meski Junko mengatakan lain kali, nenek mengatakan kalau Junko terlalu percaya diri ia akan diterima menjadi pengantin kuil.
Nenek mengatakan tidak peduli seberapa keras Junko berusaha, ia tidak akan pernah menerima Junko, karena ada beberapa hal didunia ini yang tidak bisa didapatkan bagaimanapun caranya. Ia mengingatkan lagi kalau mereka hidup di dunia yang berbeda.
Junko terdiam sedih. Takane tidak tahan lagi dan meminta nenek berhenti, ia tak mengerti kenapa nenek sangat tidak menyukai Junko dan ia bertanya alasannya. Nenek mengatakan tidak ada, ia hanya benci saja.
Nenek mengatakan kalau apapun yang Junko lakukan ia tidak akan menerimanya. Ia sangat membenci Junko. Junko hampir menangis mendengarnya.
Junko kembali ke kamarnya dengan gontai dan hampir terjatuh. Takane membantunya dan JUnko mengatakan ia baik-baik saja.
Junko terduduk disudut sementara Takane menyiapkan futon untuk Junko. Takane melihat Junko sudah tertidur saking kelelahannya hati ini. Takane menatapnya. Ia membantu Junko untuk tidur dan melihat air mata gadis itu di sudut matanya.
Junko menangis diam-diam. Takane sedih melihatnya dan berbaring disampingnya.
Keesokan harinya, akan ada perjamuan dikuil dan nenek minta Takane menyanyikan sutra, kepala pendeta bertanya apakah itu artinya Takane akan menjadi pendeta kuil berikutnya tapi nenek malah tertawa dan mengatakan kalau ia akan mempertimbangkan jika Takane menikah dengan Kaori.
Junko mendengarnya dari luar dan permisi untuk ikut serta dalam perjamuan itu. Nenek mengeluarkan senyum liciknya dan setuju. Junko udah senang tapi Takane khawatir karena nenek sangat licik, nenek pasti punya rencana.
Junko tidak peduli dan ia akan berusaha keras kali ini. Ia menelpon rumah dan meminta dibawakan kimono. Ayah membawakan kimono untuk Junko, kimono lama peninggalan nenek.
Di hari perjamuan, Kaori juga ada disana menyambut tamu dan Junko datang terlambat karena kimononya baru datang. Nenek menemuinya diluar dan menghina kimono Junko yang kuno. Junko berusaha untuk tidak terjatuh karena kata-kata nenek dan melakukan sebaik mungkin, menghidangkan makanan untuk para tamu.
Tapi saat salah seorang menanyakan nama masakannya, Junko yang pucat tidak bisa menjawab dan Kaori mengambil alih.
JUnko udah merasa ga enak badan dan hati sejak pagi, jadi ia melakukan kesalahan fatal dengan menumpahkan sup dan mengenai kimono salah satu tamu. Semuanya panik. Kaori dengan sigap mengamankan situasi sementara nenek terus minta maaf dan Junko terpojokkan.
Junko kembali ke kamarnya sendirian, ia menangis sambil mengelap kimononya dengan saputangan karena kimononya juga basah kena sup.
Takane datang dan membantunya. Tapi Junko menyuruhnya kembali, karena ini acara Takane yang berharga. Tapi Takane menolak dan terus membersihkan kimono Junko sambil mengatakan kalua tidak ada yang lebih berharga dari Junko.
Junko menangis dan mengatakan ia tidak mau menjadi penghalang Takane. Takane memeluknya dan mengingatkan Junko sendiri yang mengatakan padanya bagaimana rasanya jatuh cinta, dikelilingi keluarga yang berharga, betapa menyenangkannya bersama orang yang kau cintai.
Junko makin menangis dan memeluk Takane lebih erat. Keduanya terus berpelukan menahan rasa sakit dihati masing-masing.
Para pegawai di ELA sibuk untuk persiapan pesta perpisahan Junko dan Momoe akan membacakan pidato perpisahan tapi ia khawatir ia tidak bisa karena ia pasti akan menangis nanti. Bahkan sekarang ia sudha berkaca-kaca.
Arthur sensei mendekatinya saat ia sendirian dan Arthur menyatakan perasaannya kalau ia mencintai Momoe. Momoe shock dan terkejut bahkan ia mulai panik sendiri karena ia berdebar-debar saat Arthur menyentuh tangannya HAHHAHHAHAHA. Momoe sensei ini lebay banged kalau soal perasaannya tapi aku suka banged sama dia LOL.
Kiyomiya menelpon Junko untuk menanyakan kapan ia bisa merayakan acara perpisahannya dan saat mereka bicara, Kiyomiya menyadari kalau Junko sedang ada masalah. Junko beneran kelihatan frustasi, sedih dan tidak bersemangat Poor Junko.
Dalam kamarnya, ia mempersiapkan pidato perpisahannya dengan ELA dan ia menulis dengan baik pidatonya, tapi saat ia mencoba membacanya, ia teringat semua kenangan menyenangkannya di ELA dan ia mulai meneteskan air matanya. Ia sangat mencintai ELA.
Takane masuk kedalam saat itu dan Junko menghapus air matanya. Ia meminta Junko siap-siap karena ia akan mengantar Junko pulang.
Nenek dan Amane bertemu di lorong kuil saat nenek mengatakan kalau ia tidak akan menyerahkan kuil pada Amane dan membuat Amane penuh dendam.
Keesokan harinya, Amane datang bersama para kontraktor dan pekerja untuk menghancurkan kuil. Tentu saja semuanya terkejut.
Amane mengatakan ia akan menghancurkan semuanya kali ini dan ia serius.
Semuanya ada disana dan Amane bicara pada Takane yang sangat egois karena ingin membentuk keluarga baru tapi malah membuat Junko harus membuang semua impiannya. Ia menyinggung Takane yang ingin menjadi pendeta kuil dan juga ingin menikah dengan Junko. Itu sebuah keegoisan.
Amane juga mengatakan itu sama dengan dirinya, semua orang hanya memikirkan Takane dan hanya menyukai Takane, bahkan nenek juga, makanya ia ditinggalkan di kuil Kyoto. Takane mengatakan nenek tidak pernah melakukan itu dan Amane berteriak, Lalu kenapa tidak ada seorangpun yang mengunjungiku disana, bahkan sekali?!
Semuanya terdiam. Amane menangis, kau meninggalkan adikmu, apakah itu keluarga? Aku selalu sendirian selama ini, tidak tergantung siapapun dan kau membuatku sengsara, semuanya karena kuil Ikkyou ini. Karenanya aku akan menghancurkan tempat ini.
Tentu saja Junko terkejut.
Keesokan harinya, setelah berfikir semalaman, Takane mengajak Junko bertemu.
Junko menunggu Takane di tempat dimana mereka berdua pernah bertemu dengan memakai sepatu hadiah Takane dan membawakan Takane bekal.
Takane bersikap aneh dan aku sudah bisa menangkapnya. Junko sudah terlihat bahagia tapi Takane malah mengatakan ia sudah mengecewakan Junko dan Junko tidak cocok menjadi pengantin kuil, karena seberapa keras Junko berusaha, Junko tidak akan pernah bisa menjadi istrinya.
Junko tentu saja terkejut saat Takane mengatakan hal itu dan bahkan Takane mengatakan kalau ia sudah membuka matanya dan ia menjadi membenci Junko.
Junko bertanya, itu bohong kan?
Takane menatap Junko dan mengatakan kalau ia benci kebohongan, ia akan segera menikah dengan Kaori-san.
Junko menangis. Takane mengalihkan pandangannya dan mengatakan menangis untuk memohon sesuatu sangatlah buruk, apa kau pikir kau bisa mengubah hati dengan menangis? Aku membencimu. Kita tidak akan pernah bertemu lagi.
Takane meninggalkan Junko yang terus menangis tanpa suara.
Junko berjalan sendirian malam itu.
Kakinya terus melangkah di tengah lampu-lampu jalanan.
Junko terus berjalan sampai akhirnya ia sudah berada di tangga ELA.
Kiyomiya yang akan pulang melihatnya dan mendekatinya.
Kiyomiya tidak perlu jawaban untuk pertanyaan saat ia bertanya ada apa, ia sudah tahu apa yang terjadi dan langsung memeluk Junko yang seperti kehilangan jiwanya.
-END-
Komentar :
Babo ya! YA! BABO!
Saat kamu mencintai seseorang dari dalam hatimu, bahkan jika dia membuatmu kecewa, menolakmu, atau mengatakan hal-hal buruk tentangmu, kamu tidak akan bisa berubah menjadi membencinya hanya dalam satu hari!
Takane jelas berbohong, well, aku rasa kita semua juga tahu, tapi aku kesal karena Junko sepertinya percaya! Hellowwwww, Takane itu mencintainya jadi ga mungkin dia membenci Junko hanya karena alasan 'kamu tidak cocok menjadi pengantinku'.
alasannya? Tentu saja karena Takane kasihan melihat Junko menderita seperti itu.
Sejak awal Takane tidak setuju Junko menjadi pembantu tinggal dirumahnya, Tapi Junko memaksa karena siapa tahu nenek akan merestui. Tapi nenek sangat keras kepala dan aku penasarana ada apa sebenarnya dibalik semua itu LOL. Meski akhirnya aku sudah tahu dan aku sedikit mengerti (efek nonton last episode duluan HAHAHHAHAHA).
Tapi Junko ini sangat mencintai Takane. Ia rela melepaskan impiannya dan meninggalkan tempat yang ia sukai demi menikah dengan orang yang ia cintai. Aku salut padanya. Hanya saja, aku juga menyukai Takane yang sebenarnya tidak mau hanya karena dirinya Junko meninggalkan semuanya.
Jika ini bukan drama maka keduanya akan berakhir seperti ini. LOL.
Amane ternyata tidak membenci kakaknya. Ia menjadi seperti itu hanya karena ingin mendapatkan perhatian. Selama ini dia merasa dibuang karena semuanya lebih menyukai kakaknya dan itu semua karena kuil Ikkyou. Niatnya mungkin kalau kuil hancur maka setidaknya ia tidak akan kesepian lagi. Well, dalam drama Jepang, tidak ada yang benar-benar jahat kan? HAHHAHAHA.
d tunggu updatean ep 10 nya blm sempt ntn krn mw namatin ntn reply dl br slsy in ntn f5t9
BalasHapusLanjutanya donk penasaran bgt niy
BalasHapusSemangat mbah ep terakhir 10, makin penasaran mbah gmn junko dgn takane? Tlg mbah tampilkan sinopsis ep 10. Trims byk mbah..
BalasHapus