-------------------------------------------------------------------------------
Yi Seul datang ke klinik Ri Hwan malam itu.
Ia melihat-lihat kantor Ri Hwan dan sedikit tidak enak, karena ia pikir klinik Ri hwan buka saat malam hari, makanya ia datang malam hari. Ia tidak tahu kalau Ri Hwan menunggunya.
Ri Hwan mengatakan biasanya ia di klinik sampai malam, ia membaca di klinik, kalau sudah waktu tidur ia baru kembali ke rumah.
Yi Seul tersenyum dan mengalihkan pembicaraan, melihat banyak lokasi travel tertempel didinding, Yi seul bertanya apakah Ri Hwan suka traveling.
Ri Hwan membenarkan, meski ia belum pernah ke luar negeri. Yi seul bingung.
Ri Hwan menusuk kaki Yi seul dengan jarum akupunturnya.
Yi Seul bertanya kalau Ri Hwan tidak pernah ke luar negeri, jadi untuk apa banyak buku panduan travelling disana.
Ri Hwan mengatakan, meski ia tidak tahu kapan, ia akan pergi suatu hari nanti, sebelum itu ia ingin mempelajarinya. Ri Hwan mengatakan jika saatnya tiba ia akan menutup matanya dan melemparkan dart, kemana panah terarah, kesanalah dia akan pergi (Jangan bilang ini akan menjadi spoiler ending, HAHAHAHA).
Yi Seul mengerti tapi ia bertanya lagi, apa maksudnya 'kalau waktunya sudah tiba?'
Belum sempat menjawab, ponsel Ri Hwan berbunyi, ada telpon dari Ji Hoon hyung. Ri Hwan mengatakan Ji Hoon pasti mabuk lagi dan memintanya menjemput. Ia mengingatkan Yi Seul, Ji Hoon hyung adalah orang yang memotret mereka waktu itu.
Yi Seul mengingatnya. Ri Hwan menelungkupkan ponsel-nya agar tidak mengganggu mereka. TApi telpon kantor malah berdering.
Mau tidak mau, Ri Hwan harus mengangkatnya.
Ri HWan bicara dengan nada sopan sekali dan tanpa ekspresi sama sekali, Yeobseyo. Kau menelpon ke klinik jadi menurutmu aku sedang dimana? Ya, klinik tradisional Hoon and Hwan.
Kemudian nada bicara Ri Hwan berubah menjadi khawatir. Kau kenapa? Kau menangis?
Haeng Ah tiba di kedai ayam tempat mereka akan makan bersama. Ia terkejut melihat Dong Il, Ji Hoon, Ri Hwan dan bahkan Yi seul ada disana. Ji Hoon mengatakan ia gersandiwara agar Ri Hwan datang.
Se Young menyuruhnya duduk dan memberikan bir padanya. Haeng Ah akan minum tapi Tae Hee menatapnya tajam dan Haeng Ah mengurungkan niatnya untuk minum.
Se Young tertarik pada Yi Seul yang adalah chaebol, anak pemilik mall, dia bahkan minta diskon disana. Yi seul mengatakan ia jarang sekali belanja di mall milik keluarganya. Se Young menuduknya tidak mau memberi diskon padanya. LOL.
Se Young menyukai Yi seul dan bahkan sampai memukuli-nya saat tahu kalau keluarganya punya banyak sekali kedai kopi di Seoul, sekitar 200.
Ji Hoon menggoda TAe Hee, ia memberikan paha ayam pada Tae Hee dan mengatakan kalau itu hadiah. Tae hee dengan dingin bertanya pada Haeng Ah, apakah hari ini ulang tahunku?
Ji Hoon tertusuk, ia membelai paha ayamnya yang merasa malu.
Haeng Ah diam aja dari tadi dan mengangkat gelasnya lagi untuk minum, tapi Tae Hee menghentikannya lagi. HAeng Ah hanya melihat tingkah Ji Hoon dan Dong Il dan ikutan tertawa.
Haeng Ah bosan, ia akan minum lagi tapi Tae Hee melarangnya lagi dan lagi.
Yi seul tidak terlalu menyukai situasinya, ia berdiri dan ingin ke toilet, Se Young menunjukkan jalan ke toilet.
Yi seul kembali dan berbisik pada Se Young, kenapa ada laki-laki disana?
Se Young malah senang, apa dia tampan?
Yi Seul jadi ga mengerti, mana Se Young sudah beneran mabuk disampingnya.
Yang lain pada mabuk, tinggal Haeng Ah yang masih ada dalam kesadarannya. Ia kembali memikirkan kata-kata Suk Joon waktu itu. Saat Suk Joon bertanya, apakah aku kelihatan baik bagimu? Apa aku kubiarkan disampingku hanya karena kau menyukaiku? Kalau aku bisa hidup tanpa melihatmu, pasti sudah ku lakukan sejak dulu.
Haeng Ah menghela nafas. Ia memikirkan hal itu berkali-kali.
Paman, Bibi dan Dong Hwa memeriksa rekaman CCTV, rupanya ada pelanggan yang menuduh mereka mencuri scraft. Padahal pelanggan itu jelas membawa scraft-nya pulang.
Kemudian mereka melihat rekaman CCTV Yi Seul yang berdiri di depan foto-foto keluarga.
Anehnya, saat adegan itu bukannya bibi mendekatinya dan menjelaskan semuanya?
Tapi entah kenapa mereka penasaran.
Mereka ingin tahu Yi Seul melihat apa, jadi bibi berdiri di tempat Yi seul berdiri. Dong Hwa dan paman mencocokkan dengan CCTV.
Setelah menemukan tempat yang pas, bibi melihat ke depan, dan YI seul berdiri tepat di hadapan foto kelulusan Haeng Ah yang sedang tersenyum.
Mereka terkejut.
Mereka mengecek CCTV lagi dan melihat ekspresi Yi Seul, mereka heran kenapa ekspresinya seperti itu.
Mereka menyangka Yi Seul tertarik pada Haeng Ah. Mereka semuanya melihat dengan seksama sambil berfikir dan kemudian tiba-tiba Yi Seul di CCTV melihat ke arah CCTV dan mereka bertiga berteriak HAHAHHAHAAHHA.
Nah Lho??????????????????????
Tae Hee dan Haeng Ah memanggilkan taksi untuk Se Young dan Dong Il yang mabuk. Haeng Ah juga memanggilkan taksi untuk Tae Hee. Tae Hee memastikan dulu Haeng Ah tidak mabuk dan dia baru pulang.
Ri Hwan memapah Ji Joon yang mabuk, Yi seul menawarkan mengantarkan mereka pulang. Tapi Ri Hwan menolak karena ga enak ada Ji Hoon yang mabuk.
Yi Seul mengatakan mereka akan mengantarkan Ri Hwan. Ri Hwan melihat Haeng Ah di tepi jalan, dia bingung, dia tidak bisa meninggalkan Ji Hoon dan tidak bisa juga meninggalkan Haeng Ah.
Yi Seul menyadari pandangan Ri Hwan, ia menghela nafas kecewa dan mengatakan akan mengantar mereka pulang.
Akhirnya Ri Hwan ikut mobil Yi Seul. Haeng Ah sendirian jadinya. Ri Hwan mengkhawatirkan Yi Seul dan memastikan kalau dia langsung pulang dengan taksi.
Haeng Ah mengiyakan. Ri Hwan bahkan melihat taksi dibelakang dan menyuruh Haeng Ah pulang dengan taksi itu. Haeng Ah mengangguk.
Yi Seul mengerutkan keningnya melihat mereka berdua, ia tidak suka.
Haeng Ah memastikan Ri Hwan melihatnya mendekati taksi, setelah mobil Yi Seul menghilang, ia minta maaf dan tidak jadi naik ke dalam taksi.
Yi Seul kembali ke kedai itu, bagaimana pun, malam ini, ia ingin mabuk.
Beberapa jam kemudian Haeng Ah keluar dari kedai dan ia sudah mabuk, ia tidak lupa mendengarkan siaran radio mereka dengan headset dan mulai berjalan, ia membungkuk pada semua hal yang ia temui, menari di jalanan, berteriak, ia juga membeli sesuatu di toko ikan.
Haeng Ah juga singgah di cafe untuk membeli frappucino.
"Seharusnya aku tidak bertemu dengannya, sudah terlambat untuk menyesal, sekarang masih terlalu awal untuk menerima kalau kita putus. Aku terlalu tua untuk menangis di sembarang tempat, tapi aku terllau muda untuk tertawa dan mengatakan 'di dunia ini kita hanya sendiri'. Aku baru ingin mengatakan 'aku mencintaimu' tapi kita sudah putus. Aku ingin mengatakan 'aku pernah mencintaimu' tapi aku masih mencintaimu."
Yi Seul baru tiba di halaman rumahnya saat ia menerima telpon dari Yi Seul yang protes dengan frapuccino yang ia beli.
Haeng Ah yang mabuk bicara ngawur dan membuat Yi Seul bingung. Haeng Ah terus memanggil Yi Seul unni, membuat Yi Seul kesal karena usianya lebih muda dari Haeng Ah.
Mendengar ada yang tidak beres, Ia bertanya Haeng Ah ada dimana, apakah dia sedang bersama seseorang?
Meskipun Yi seul terlihat tidak terlalu menyukai Haeng Ah, ia datang ke tempat Haeng Ah yang mabuk. Haeng Ah menunggunya di depan mini market dan tersenyum saat melihat Yi Seul. Haeng Ah menawarkan permen yang ia beli pada Yi Seul.
Permennya jatuh, Haeng Ah mengatakan ia akan membelinya lagi karena dia punya banyak uang. Haeng Ah tertawa dengan suara aneh dan Yi Seul melangkah menjauh karena agak takut HAAHHAHAH.
Yi Seul dibuat kesal lagi karena Haeng Ah terus memanggilnya unni. Yi Seul lega ketika melihat Ri Hwan akhirnya datang dengan mobil.
Haeng Ah terkejut saat tahu Ri Hwan ada disana. Ia segera berdiri dan panik kenapa Ri Hwan bisa ada disana. Yi seul mengatakan ia yang menelpon Ri Hwan.
Haeng ah merapikan rambut dan pakaiannya dan bertanya apakah ia terlihat seperti orang mabuk. Yi Seul membenarkan. Haeng Ah makin panik dan kabur masuk ke dalam minimarket.
Yi Seul khawatir dan mengikutinya.
Haeng Ah yang mengantri untuk membayar tertawa melihat paman setengah botak di hadapannya. Ia berbisik pada Yi Seul, barcode.
Yi seul ga mengerti, Haeng Ah diam-diam mengambil pen-scan barcode harga dan meletakkannya di kepala bapak itu HAHHAHHAHAHAA.
Tentu saja bapak itu marah pada Haeng Ah.
Ri Hwan dengan sigap datang dan mengatakan pada Yi Seul kenapa Yi seul membuka pintu mobil, kenapa membiarkan wanita gila keluar?
Ri Hwan kemudian memaksa menggendongnya keluar dari minimarket. HAHHAHAHAHA.
Ri Hwan kemudian memasukkan Haeng Ah ke kursi belakang mobilnya.
Ri Hwan minta maaf pada Yi Seul, ia juga ga tau kenapa Haeng Ah menelpon Yi Seul. Ia mengatakan biasanya Haeng Ah tidak seburuk itu jika mabuk, paling-paling hanya memasukkan laptop ke mesin cuci HAHHAAHAHHA.
Haeng Ah terbangun lagi, ia keluar dari pintu sebelahnya. Ri Hwan melihatnya dan menyuruhnya masuk. Haeng Ah mengatakan kalau ia ingin mengucapkan selamat tinggal pada unni.
Yi seul masih kesal, ia mengatakan lagi kalau dia bukan unni.
Haeng Ah tidak peduli, ia mengatakan ia ingin menyerahkan sesuatu, hadiah. Haeng Ah mengeluarkan hewan laut dari kantong plastik yang sedari tadi ia bawa dan memperlihatkannya pada Yi Seul, jelas Yi Seul teriak.
Haeng Ah memasukkannya dalam tas Yi Seul dan meminta Yi Seul memeliharanya, ia akan memelihara yang satunya.
Ri Hwan shock dan geram sekali melihat tingkah Haeng Ah. HAHAHHAHAAHHA
Haeng Ah meninggalkan mereka. Ri Hwan bingung karena ia juga ga bisa meninggalkan Yi Seul dan tasnya HAHHAHAHAHA.
Ri Hwan meminta maaf pada Yi Seul sekaligus melarang Haeng Ah pergi. Tapi Haeng Ah mengatakan ia akan bekerja dan keburu memanggil taksi.
Ri Hwan permisi sebentar pada Yi seul dan mengeluarkan ponselnya, memotret plat nomer taksi itu.
Kemudian Ri Hwan keburu lagi menemui Yi Seul yang shock dengan tas-nya. Ri Hwan mengatakan sepertinya tas itu mahal.
Yi Seul mengatakan tidak juga, Ri Hwan lega. Yi Seul mengatakan harganya 15 juta dan Ri Hwan shock berat HAHHAHAHAHA.
Haeng Ah masuk ke kantor CBM dan berusaha terlihat tidak seperti orang mabuk. Ia juga mengangkat plastik hitam-nya agar tidak kena scan.
Suk Joon masih di kantor dan akan pulang saat ia mendengar suara musik dari ruangan radio tempat Haeng Ah menjadi PD.
Suk Joon berjalan kesana.
Haeng Ah tertidur di atas meja. Lagu terus mengiringi tidurnya.
Suk Joon duduk disana menatap Haeng Ah yang tertidur. Ia sudah melepaskan jas-nya dan menutupi Haeng Ah dengan itu agar tidak kedinginan.
Ia disana cukup lama dan berdiri saat melihat HP Haeng Ah bergetar.
Ia melihat wajah Ri Hwan di layar dengan nama Park Dong Saeng.
Suk Joon mengambul ponsel dan mengangkatnya.
Diseberang sana terdengar suara Ri Hwan yang mengatakan akan menelpon polisi jika Haeng Ah tidak mengangkatnya. Ri Hwan ada di bawah gedung dan bertanya kenapa Haeng Ah tidak pulang ke rumah dan malah ke ruang siaran. Ia menyuruh Haeng Ah cepat turun, ia menunggu dibawah.
Ri HWan heran kenapa tidak ada jawaban. IA mengecek layar ponselnya, masih tersambung.
Suk Joon menghela nafas, bagaimana jika lain kali kita bicara? Haeng Ah... sedang tidur disampingku.
Ri Hwan shock mendengar suara Suk Joon. MAtanya terbelalak, apalagi saat Suk Joon mematikan ponselnya.
Ri Hwan segera berlari ke dalam gedung.
Suk Joon melepas baterai HP Haeng Ah.
Ri Hwan berlari ke dalam gedung dan dihalangi oleh penjaga. Penjaga tidak membiarkan siapapun masuk tengah malam begitu. Ri Hwan memaksa, 5 menit saja, tapi tetap tidak dibiarkan.
Ri Hwan menjelaskan dengan tergesa-gesa kalau ada PD bernama Kim Haeng Ah di bagian Radio, dan ada orang lain yang mengangkat telponnya. Ia meminta penjaga menghubungi rekan kerjanya atau menemaninya ke atas.
Tapi penjaga tetap menolak dan mengusir Ri Hwan.
Suk Joon mengecilkan suara musik dan HAeng Ah terbangun. Ia terkejut melihat Suk Joon disana dan langsung berdiri.
Suk Joon mengatakan ia hanya mengecilkan suara musiknya. Haeng Ah bertanya, bagaimana jika orang lain melihat?
Ri Hwan masih belum menyerah, ia masih di lantai dasar dan mencoba menelpon ponsel Haeng Ah, tapi mati.
Ri Hwan makin khawatir. Kemudian ia melihat seseorang keluar dari dalam lift. Ia menunggu saat yang tepat dan berlari ke arah lift dan melewati pagar dengan melompat.
Ri Hwan dengan cepat menutup pintu lift.
Untungnya dia tahu ruang siaran di lantai berapa dan dengan cepat menemukan ruangannya.
DAlam hati Ri Hwan ia ingin membunuh Suk Joon.
Ri Hwan masuk ke dalam ruang siaran dan melihat Suk Joon disana. Suk Joon juga melihat Ri Hwan.
Suk Joon sengaja mendorong Haeng Ah ke dinding agar Haeng Ah tidak melihat Ri Hwan, Ri Hwan yang melihatnya langsung berjalan menuju ruang rekaman.
Suk Joon terus mendorong HAeng Ah ke dinding di dekat pintu hingga akhirnya Suk joon menahan pintu dari dalam.
Ri Hwan terlambat, pintunya tidak bisa di buka karena SUk Joon menahannya. Sementara Ri Hwan mengetuk dari luar dan berteriak tapi tidak terdengar dari dalam karena ruangan itu kedap suara.
Haeng Ah bingung, entah ia tahu atau tidak Ri hwan ada disana.
Suk Joon menatap Haeng Ah. Ri Hwan belum menyerah, ia menuju jendela siaran dan memukul kaca sambil meneriakkan nama HAeng Ah.
Suk Joon menatapnya dan mendorong Haeng Ah lebih ke sudut sehingga itu menjadi titik buta bagi Ri Hwan, ia tidak bisa melihat mereka.
Ri Hwan terkejut.
Ri Hwan menahan amarahnya, ia keluar dari ruang radio, ia menuju ke tombol darurat dan mencoba menyalakannya. Ia memukulnya dengan tangan, tapi tak bisa.
Ia mengambil tabung pemadam dan memukul tombol darurat sehingga pecah dan alarm-nya berbunyi.
Haeng Ah terkejut karena alarm berbunyi. Ia melihat ke sekitar.
Suk Joon satu-satunya menyadari apa yang terjadi, ia menghela nafas.
Ri Hwan masuk lagi ke dalam ruang siaran tepat saat Haeng Ah membuka pintu untuk melihat apa yang terjadi.
Haeng Ah belum sempat bicara apa-apa saat Ri Hwan berjalan melewatinya sambil berkata, Tak peduli aku kakaknya atau bukan, yang penting dia tidak boleh denganmu, dasar bajingan!!!
Ri Hwan memberikan pukulan di wajah Suk Joon.
Flashback.
Yang aku inginkan adalah yang kau inginkan.
Ri Hwan dan Haeng Ah kecil ada di pasar untuk membeli ikan mas.
Mereka takjub melihat kakek penjual ikan yang rambutnya sedikit dan mereka memegangi kepala kakek itu untuk memastikan kepalanya panas atau tidak. HAHAHAHHA.
Ayah Haeng Ah melihat mereka dan mengatakan mereka tidak boleh melakukan itu pada orang tua. Ia menyuruh keduanya meminta maaf. Ri hwan dan Haeng Ah hanya diam.
Ayah mengancam akan memasak ikan mas mereka kalau tidak mau minta maaf, akhirnya keduanya membungkuk minta maaf pada kakek itu.
Mereka kembali ke restoran dan keduanya bertengkar lagi, salah satu tangan masing-masing memegangi kantong plastim berisi ikan mas dan yang lain memegangi kepala.
Ayah menghela nafas karena mereka bertengkar lagi. Ri Hwan mengatakan ikan itu adalah miliknya, Haeng Ah mengatakan kalau yang satunya adalah miliknya.
Ayah mendamaikan mereka dan mengeluarkan bungkusan ikan dari dalam plastik dan menyerahkan pada masing-masing.
Haeng Ah dan Ri Hwan sedang main rumah-rumahan dimana Ri Hwan jadi ibu rumah tangga dan Haeng Ah jadi kepala keluarga.
Mereka bertengkar seperti pasangan suami isteri yang suaminya marah karena istrinya tidak membersihkan rumah dan istrinya marah karena pulang-pulang bau yoghurt.
Keduanya bertengkar dengan sangat lucu, persis seperti pasangan dan anak mereka adalah kedua ikan itu AHAHAHHHAAHHA.
Istrinya pengin suaminya ga usah kerja dan di rumah aja HAHAHAHA.
Ayah melihat keduanya dan tertawa, hei kalian, kenapa tidak menunggu 4 minggu lagi? (Maksudnya apa yak?)
Ri Hwan dan Haeng Ah menatap ayah. Mereka tidak mengerti maksudnya.
Haeng Ah : Ngomong apa dia?
Ri Hwan : Entahlah.
-END-
Komentar :
Kawaiiiiiiiiiii!!!
Haeng Ah dan Ri Hwan kecil beneran lucu banged. Aku suka melihat Haeng Ah kecil, mirip banged dengan gede-nya, cuma yang udah gede lebih mengalah pada Ri Hwan, pas kecilnya Haeng Ah terus yang menang HAHAHAHHAHAHAHA.
Aku suka adegan ending di episode ini. Direkturnya memang pandai banged mencari cara pengambilan gambar yang membuat hati kita dag dig dug. Pokoknya aku suka banged adegan saat Ri Hwan datang dan Suk Joon mendorong Haeng Ah ke sudut sambil emnutup pintu. Entah kenapa bikin aku senyam senyum sendiri, entah itu untuk Ri Hwan atau untuk Suk joon.
Yang jelas, Haeng Ah beruntung banged jadi ceweeeeeeeeeeek!!!!!!!!! KYAAAAAAAAa!!!!!
Aku tau banyak yang ga suka sama karakter Suk Joon. Aku baca beberapa komentar tentang episode ini dan makin banyak yang ga suka LOL.
Tapi aku suka kok, aku suka dia ga mau kalah dan seolah mempermainkan hati Ri Hwan. TApi jjustru karena itu Ri Hwan jadi menyadari perasaannya sendiri, iya kan???
Entah karena bukan aku yang mengalaminya, tapi aku suka cowok tipe Suk Joon ini, HAHAHAHAHAHAHAH.
Aku rasa aku mengerti kenapa Haeng Ah dulu menyukainya, karena Suk Joon hanya menunjukkan hal-hal itu padanya, bukan ada orang lain. Senyumannya, kebaikannya, dan sedikit perhatiannya.
Aku cukup kaget saat tahu Haeng Ah ternyata phobia rumah sakit. Seperti yang dikatakan ibu Ri Hwan, mungkin dia phobia karena kedua orang tuanya masuk rumah skait pertama kalinya dan penyakit yang sama tapi tidak pernah kembali alias meninggal disana.
Ia terlihat sesak nafas sekali kalau udah berhubungan dengan rumah sakit. Pantes wajahnya berubah saat episode pertama waktu itu,Hmmmmmmmmm.
Apakah itu alasannya Ri Hwan tidak mau menjadi dokter yak?
Karena kalau dia jadi dokter kerjanya kan di rumah sakit dimana Haeng Ah tidak akan bisa masuk? Makanya dia memilih jadi akupuntur. Bisa jadi! Bisa Jadi!
Aku khawatir dengan ibu Ri Hwan. Semakin kesini semakin jelas kalau dia ada penyakit. Pertama lupa memasukkan yoghut ke dalam jus dan kali ini dia lupa tujuannya menemui dokter itu. Aku merasa dia punya penyakit pelupa. Gelaja alzemeir-kah ?
Aku juga penasaran kenapa kita tidak pernah melihat wajah ayah Ri Hwan. Bahkan di foto-foto kenangan pun kita tidak melihatnya. HAeng Ah, Ri Hwan, Paman dan Bibi juga jarang sekali membicarakan ayah Ri hwan.
Episode sebelumnya kita tahu hubungan kakek dan ibu tidak baik, apakah karena itu? Mungkin dulu ibunya kawin lari? Penasaran deh~
NAh, aku juga tertarik dengan Yi Seul di episode ini.
Sebenarnya dia ini manis sih, cuma mungkin dia kurang pergaulan makanya dia kelihatan kikuk dan wajahnya selalu cemberut.
Aku rasa dia dan HAeng Ah akan bisa menjadi teman yang baik.
Aku suka sifatnya yang tidak amu ditindas ibunya hanya karena dia jelek dan gemuk. Lucu banged saat dia di depan ibunya menelpon Ri Hwan, jelas-jelas ibunya baru bilang kalau dia harus bersifat agak cuek. LOL.
Nah, saat di restoran itu aku juga agak bingung nih, kenapa bibi, paman dan Dong hwa terkejut melihat Yi Seul berdiri di depan foto-foto itu ya?
Apakah bibi yang menceritakan masa kecil Ri hwan itu hanya bayangan yang diciptakan Yi Seul saja? KArena bibi heran kenapa Yi Seul berdiri di depan foto itu.
DAn yang ditatap Yi Seul adalah foto HAeng Ah. Ada dua kemungkinan, bisa saja dia sebelumnya pernah kenal dengan HAeng Ah. Atau dia penasaran dengan HAeng Ah yang sangat dekat dengan calon-nya? Cemburu gitu...
Saat Ri Hwan dan Yi Seul membicarakan mengenai travelling aku malah membayangkan kalau itu spoiler ending LOL.
Bisa saja nanti Ri Hwan patah hati dan memutuskan untuk berpetualang dan akhirnya kembali dan di sambut lagi oleh Haeng Ah. Bisa jadi kan????
Karena mereka menekankan pada waktu yang tepat, jadi aku kepikirannya itu. LOL.
Itu pun kalau Haeng Ah dan Ri Hwan berjodoh HAHAHHAHAHAHHAHA.
Tokoh-tokoh dalam drama ini semuanya menyegarkan. Aku menyukai semuanya, tidak ada yang benar-benar antagonis, rasanya seperti real life dimana kita bisa menemukan hal-hal seperti ini.
Seorang gadis kaya yang tidak percaya diri dan suka menarik diri, dua sahabat sejak kecil yang dekatnya melebihi saudara, gadis yang merasa terbuang karean di abaikan kekasihnya, pria yang tidak bisa mengekspresikan perasaanya dan lain sebagainya.
Aku menyukai komentar netizen yang positif tentang drama ini. Semoga berlanjut, karena akhirnya Lee Dong Wook menemukan drama yang cocok untuknya, selain jadi chaebol. HAHAAHAHHA.
Ngomongin soal Lee Dong Wook, aku jadi ingat Running Man 100 vs 100 yang baru tayang minggu kemarin. Ji Hyo sempat menelpon Dong Wook dan memperlihatkan kalau mereka berdua sangat akrab. KYAAAAAAAAaa!!!!
Sayangnya Dong Wook oppa ga bisa datang karena ada jadwal syuting, padahal aku pengin liat dia di Running Man lagi XD XD
Semoga nanti dia jadi guest lagi dan dipasangin sama Ji Hyo unni :)
Atau sekalian aja cast Bubblegum datang, hehehehehe, tapi kayaknya ga mungkin sih, kan beda channel T____T
Hmmmmm, kayaknya aku sudah pernah bilang yak, belakangan aku kalau nonton drama entah kenapa suka jatuh cinta sama second lead male-nya dan itu GAK enak banged!!!!
Well, you know, setiap drama zaman sekarang 98% akan happy ending dan pastinya lead female akan bersama lead male pada akhirnya, meski ada juga yang agak maksa endingnya.
Jadi sebenarnya drama-drama sekarang ini endingnya udah ketebak dan malah kalau udah mendekati ending penontonnya makin deg degan, karena takut ending menghancurkan segalanya. HAHAAHHAAHA.
MAkanya sebagai penikmat drama udah cukup lama, aku tetep merasa drama-drama lama itu lebih terasa feel-nya dan beneran ga tertebak.
Aku udah patah hati lagi karena Ji Soo yang melihat Eun Ji kissing, atau King-ku yang patah hati, atau Jackson Shin Hyuk yang merelakan cintanya T_________T
0 komentar:
Posting Komentar