Sinopsis Kiss Me Episode 3 Part 1
Taliw masih membelalakkan matanya karena Tenten ada di hadapannya.
Otaknya kosong saat Tenten menatapnya dengan tajam. Taliw penuh dengan kebingungan, bagaimana Tenten bisa ada di rumah yang akan ia tinggali.
Dan akhirnya, Taliw menyadarkan dirinya sendiri dan sedikit menjauh dari Tenten.
Taliw kemudian tersenyum dan menyangka Tenten memang datang untuk mencarinya, ia bertanya bagaimana Tenten bisa menemukannya, ia memuji bibi Dao yang baik, memberikan arah yang benar pada Tenten untuk menemukannya.
Taliw kegirangan sendiri.
Belum sempat Tenten menjawab, tiba-tiba seorang ibu datang berlari kecil sambil memanggil Taliw. Ia terlihat senang sekali, dengan baju pink-nya yang modis, ibu bohay itu berlari mendekati TAliw, tidak peduli pada Tenten dan mendorong Tenten menjauh.
Ia menatap TAliw dengan kagum dan mengatakan kalau TAliw sudah berubah menjadi gadis muda yang cantik, ia memuji bibir dan hidung kecil Taliw, sangat lucu.
Taliw ga mengerti, ia mengerutkan keningnya meski ia membiarkan ibu itu menyentuhnya.
Taliw hanya tersenyum meski ia masih bingung. Ibu mengatakan kalau ia sangat sangat merindukan TAliw dan bertanya apakah Taliw juga merindukannya. Tenten melihat keduanya dan menggeleng kesal, Tenten akan pergi saat ibu menarik tangannya tanpa melihat padanya.
Ibu fokus menatap TAliw dan bicara pada Tenten menyuruhnya mengatakan pada Ayahnya dan P'Han kalau makan malam sudah siap.
Taliw bingung, Ayah? P'Han adalah Ayahku.... AH!!! ASTAGA KAMU????????????????????!!!!!
Tenten kesal, jadi kau baru sadar sekarang hah???
Semuanya berkumpul di meja makan, dekat kolam renang. Ayah memukul gelas dan mulai bertindak seperti pembawa acara. IA mengatakan sudah lama mereka tidak berkumpul seperti ini, ia yakin semuanya mengingatnya kecuali TAliw, karena wajah Taliw memang bingung saat itu. Ia masih nggak paham.
TAliw mengerutkan keningnya, Ibu tersenyum, Ayah tersenyum menatapnya, sementara Tenten cemberut sambil bertopang dagu, LOL.
Ayah Tenten memperkenalkan ibu Tenten, Bibi Kaew, teman dekat Nuan, ibu Taliw dulu. Ayah Tenten bertanya apakah TAliw masih ingat.
Taliw bingung dan menatap ayahnya, Ayah mengangguk, TAliw masih tidak mengingat.
Ayah Tenten mengatakan kalau ia adalah teman dekat ayah Taliw. Ayah Tenten memuji ayah Taliw yang sangat baik padanya.
Kemudian ayah memperkenalkan Tenten, ia mengatakan Tenten adalah teman dekat TAliw, karena mereka tumbuh besar bersama-sama, tentu saja saat masih kecil, Hihihihihi.
Tenten menatap TAliw dengan tatapan tajam, wajah cemberut. TAliw bingung, dalam hati ia shock karena tidak mengingat apapaun tentang mereka berdua yang teman dekat. LOL.
Ayah juga tidak lupa mengatakan kursi kosong di samping Tenten adalah milik Turbo, adik Tenten, yang akan pulang terlambat hari ini. Pokoknya mereka sekarang adalah keluarga, dan ibu menyambar mengatakan kalau mereka adalah mertua dimasa depan. Tenten yang mendengarnya langsung menatap setajam pisau pada ibunya.
Ibu cuma tersenyum seolah ia tidak mengatakan apapun dan mengajak semuanya makan.
Saat makan malam berakhir, ibu mengajak Taliw berkeliling dan mereka masuk ke kamar Tenten.
TAliw sangat senang melihat kamar orang yang ia sukai, tapi semuanya serba pink, ia bertanya apakah Tenten menyukai warna pink. Ibu mengatakan TIDAK, tapi ia menyukai warna pink. Keduanya tertawa, HAHAHHAHA.
Ibu membuka barang bawaan Taliw dan melihat bra pink yang besar disana, ibu terkejut karena bahkan itu bukan ukurannya, Taliw tersenyum mengatakan kalau itu sumbangan.
ibu kemudian memutuskan akan membawa TAliw shopping saat akhir pekan. TAliw tersenyum meski tidak enak hati.
Ibu mengatakan ia sangat senang bertemu dengan Taliw lagi, ia memeluk Taliw dengan penuh kasih sayang dan menyuruhnya istirahat, kemudian ibu meninggalkan TAliw di kamar itu.
Taliw terlalu lambat untuk menyadari ada yang aneh disana.
Ia jelas berada di kamar Tenten, dan semua barang pindahannya ada disana. Apakah mereka akan sekamar????????? 0_o
Taliw tidak menyadari kemungkinan itu dan malah guling-guling di kasur, menghirup aroma Tenten, LOL.
Ia senyam senyum sendiri sambil membayangkan Tenten tidur disebelahnya dan membayangkan Tenten tidurnya miring ke kanan atau kekiri. Ia tidak bisa menghentikan senyumannya.
Waktu berlalu, keesokan harinya, Taliw turun dari lantai dua, memakai baju olahraga dan siap ke sekolah. (Artinya mereka ga sekamar, cuma, Tenten pindah ke kamar adeknya, kayaknya,)
Taliw pagi itu berwajah ceria dan berniat menyapa saat ia mendengar adik tenten protes pada ibunya, kenapa ibu membiarkan orang asing tinggal dirumah mereka, kenapa Tenten harus tidur dikamarnya dan apakah mereka menyadari kalau mereka itu mengganggu dan membuat mereka dalam kesulitan.
Taliw yang mendengarnya langsung memasang wajah tidak enak hati.
Taliw merasa ga enak untuk ke ruang makan, ia mengintip-ngintip dan ibu melihatnya, Ibu menyuruhnya makan karena ia harus mengambil sesuatu dulu.
Taliw merasa ga enak akan satu meja sama adiknya Tenten yang tadi protes.
Taliw mencoba bersikap ramah, ia menyapa Turbo yang sedang makan di meja makan.
Turbo menatapnya dengan tajam dan sedikit menggeser kaca matanya yang besar.
TAliw memperkenalkan namanya dan duduk di hadapan Turbo untuk makan, Turbo langsung berdiri dan menatapnya dengan tatapan tidak suka. Taliw agak takut melihatnya.
Turbo lalu berlari meninggalkan rumah dan berangkat ke sekolah.
Ibu yang baru datang dari dapur membawa makanan memanggilnya, tapi kemudian perhatiannya teralih kembali melihat Taliw dimeja makan. Ia mengatakan sama seperti namanya, Turbo hanya membaca buku sepanjang hari dan Turbo lebih menyukai makan buku dari pada makanan.
Taliw yang bego banged malah menganggapnya serius, HAh? Makan buku?
Ibu tersenyum dan mencoa memperjelas kalau itu hanya ungkapannya saja.
Taliw kemudian baru mengerti dan ibu menyuruhnya untuk melanjutkan sarapannya agar ia punya tenaga di sekolah nanti.
Tenten datang ke ruang makan, senyum Taliw mengembang dan melambaikan tangan. Tenten melihatnya dan hanya menatapnya, mengambil sepotong roti dan memasukkan ke dalam mulutnya. Ia berjalan keluar.
Ibu menahannya, ia bertanya apa Tenten tidak akan makan nasi. Teten mengatakan ia sudah terlambat.
Ibu masih menahannya, Tenten tidak bisa hanya berangkat sendiri. Tenten mengatakan dengan polos karena adiknya yang biasanya berangkat bersamanya sudah pergi duluan.
Ibu senyum dan mengatakan sekarang di rumah mereka sudah ada TAliw. Ibu ingin Tenten berangkat bareng Taliw.
Tenten sok ga ngerti dan mengatakan tentu saja dirumah mereka ada Taliw, karena kalau ga ada Taliw mereka ga bisa memasak. INGET Taliw = Sutil alias sendok goreng. LOL.
Ibu kesal melihat puteranya yang mengejek nama TAliw. IA cemberut dan meminta Tenten berangkat bersama Taliw.
Tenten bete dan menatap Taliw memberi kode kode. Taliw menganga dan beberapa dedek kemudian ia mengatakan kalau ia bisa berangkat sendiri.
Ibu kemudian bersikap manja, Hmmm, bagaimana kau bisa ke sekolah sendirian, putriku~ Kau tidak tahu bagaimana untuk pergi kan? Oh, bagaimana kalau aku meminta sopir untuk mengantarkanmu dengan van?
Taliw tetep menolak dan mengatakan kalau ia bisa pergi, ibu hanya perlu mengatakan arahnya padanya.
Tenten menatapnya, hmmmm... sepertinya kau bersikap seperti orang yang mudah paham.
Ibu menatapnya dengan bete, Tenten mengatakan bagaimana pun Taliw pasti akan sampai ke sekolah nanti, dan ia akan berangkat duluan.
Ibu menutup matanya dan menghela nafa, dengan suara mengancam ibu memanggil Tenten, Tenten kha!
Tenten kelihatannya agak takut dengan hal itu dan tidak jadi pergi. Taliw bingung.
Ibu senyum mengancam dan mengatakan sesuatu tentang 'Krub' dan dengan manis memaksa Tenten duduk, menghabiskan sarapan dan nanti membawa Taliw ke sekolah bersama-sama. Hal lain akan dibahas nanti.
Tenten menelan ludah.
Tenten akhirnya duduk dan ibu memberikan supnya.
Ia tersenyum pada Taliw dan menyuruhnya menghabiskan sarapannya juga.
Taliw hanya bisa tersenyum memaksa karena melihat wajah Tenten yang beneran bete dan ga semangat sarapan. LOL.
Ibu melihat ekspresi Tenten yang malas dan memperingatkannya, Tenten Ka, makan sarapanmu dengan lebih ceria.
Tenten menghela nafas, tiba-tiba ia menggerakkan badannya dengan aneh, kayak ulat bulu kepanasan, HAHAHHAHAHAHAHHAHAHAHAHAHA. NAOKIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII!!!!!
Ibu malah ikut-ikutan joged.
Taliw melihat dengan heran. Ekspresi TAliw beneran sama dengan ekspresiku, cuma aku ikutan ketawa ga jelas juga.
Kenapa coba Tenten dibuat jadi kayak gitu, beneran kayak cacing kepanasan, HAHAHAH.
TAliw dan Tenten akan berangkat ke sekolah. Tenten naik ke sepedanya. Taliw memperhatikan dan bertanya, dimana aku akan duduk?
Sepedanya memang ga punya bangku belakang. Tenten menghela nafas kesal dan mengatakan 'diroda depan'.
Taliw malah beneran duduk di roda depan, YA AMPUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUN.
HAHAHHAHAHAHAHAHAH.
Tenten geleng-geleng kepala dan menyuruhnya turun.
Taliw turun dan bertanya lagi, jadi dimana?
Tenten mengatakan dibelakangnya dan menyuruhnya untuk cepat.
Taliw perlahan berjalan ke belakang, ia melirik-lirik ke arah Tenten.
Ia jadi deg-degan membayangkan ia akan menyentuh Tenten.
Taliw meletakkan tangannya di bahu Tenten dan mulai menutup matanya, senyam senyum sendiri.
Tenten kesal, seolah-olah ia tahu TAliw sedang memikirkan apa. Ia kesal dan mengatakan, Jika kau tidak naik, aku akan meninggalkanmu!
Taliw panik dan akhirnya naik ke belakang sepeda.
Dan keduanya menikmati perjalan ke sekolah mereka pertama kalinya, tentu saja dengan suasana hati yang berbeda.
BElum sampai ke sekolah, Tenten sudah menghentikan sepedanya secara tiba-tiba. Taliw kehilangan kendali dan agak condong ke depan, tentu saja wajah mereka berdekatan.
TAliw terbelalak, Tenten biasa saja dan kemudian menyuruh Taliw untuk turun.
Tenten membuat gerakan memaksa dan TAliw harus turun. Ia menatap TEnten. Tenten mengingatkan, Aku tidak ingin ada yang tahu kalau kita berdua tinggal satu rumah, kau mengerti?
Taliw mengangguk. Tenten masih ragu, Apa kau benar-benar mengerti?
Taliw mengiyakan. Tenten bertanya, mengerti apa?
TAliw mengatakan kalau Tenten tidak ingin ada yang tahu mereka tinggal bersama.
Mendengar hal itu, Tenten yakin kalau Taliw sudah mengerti, ia mengayuh sepedanya dan meninggalkan Taliw.
TAliw menatap Tenten yang meninggalkannya sendirian dan ia cemberut karena kecewa, KAu merasa malu kan?
Cutie Cutie King sedang resah dan gelisah menunggu ke datangan TAliw ke sekolah. IA di lantai dua melihat ke gerbang sambil melihat-lihat jam ditangannya.
IA lega saat melihat Taliw datang kesekolah dan memanggilnya. Taliw melihat KIng dan menyapanya. King berlari menuruni tangga menemuinya.
King langsung bertanya tanpa basa-basi kemana Taliw menghilang semalam. Taliw bingung karena ia tidak menghilang, karena ia bukan hatu, bagaimana ia bisa menghilang.
King sedikit kesal dan meminta TAliw jangan menggodanya. LOL. TAliw polos mengatakan kalau ia tidak menggodanya.
King menatapnya dan bertanya, kenapa semalam TAliw pindah ga bilang-bilang?
Taliw gugup dan mengatakan kalau ia pindah ke rumah teman ayahnya, ia pindah mendadak jadi tidak sempat bbilang.
King bertanya lagi, dimana rumah teman ayahmu?
Taliw ggup, hmmmmm itu sangat jauh.
King tidak puas, aku bertanya dimana?
Taliw melangkah menjauh dan menjauh, takut salah bicara.
Untungnya Yuyee, Peaw dan Arm datang menyapa Taliw, meski dengan pertanyaan yang sama, kemana TAliw menghilang?
Taliw mengerutkan keningnya dan bergumam kalau ia tidak menghilang.
Yuyee protes semalam King menelponnya dan mengeluh padanya, ia tidak bisa tidur.
King menghela nafas dan mengatakan kalau Taiw pindah ke rumah teman ayahnya.
Yang lain bingung, Taliw membenarkan teman ayahnya.
Yang lain bertanya, dimana ?
Taliw menganga, King dengan cepat menjawab singkat, sangat jauh.
Peaw protes, ia menggaruk kepalanya, Aku tidak ingin tahu seberapa jauh rumahnya, aku bertanya di daerah mana rumahnya?
King bete juga karena tadi Taliw menjawabnya begitu.
Yuyee kepo, ia menatap Taliw dengan tajam, jadi dimana itu? Kemana kau pergi? dan seberapa jauh?
Taliw pusing mendengarnya dan malah berjalan menjauhi mereka berkeliling diantara tanaman di tengah aula dan yang lain mengekor seerti kereta api dengan pertanyaan masing-masingnya.
Taliw berhenti di hadapan King dan berbalik, ia marah, Astagaaaa, kenapa begitu banyak pertanyaan? Aku tidak bisa menjawab dengan cukup cepat dan itu membuatku sakit kepala?
Taliw menunjukkan wajah memelasnya dan mengatakan ia tidak ingin menjawab pertanyaan sekarang, ia meninggalkan teman-temannya yang bingung dan masih penasaran dengan tempat tinggal Taliw yang baru.
Dan tentu saja yang paling kecewa dan khawatir adalah King.
Tenten sedang menaruh tasnya di loker saat ia berselisih dengan guru Muay. Guru menanyakan apakah Tenten sudah memutuskan ingin masuk klub apa?
Tenten menjawab kalau ia tidak berniat bergabung dengan klub mana pun.
Guru Muay mengatakan tidak baik belajar sendiri, ada baiknya mencari pengalaman dengan masuk klub. Guru Muay mengatakan kalau ia diminta oleh guru matematika untuk meminta Tenten bergabung dengan klub matematika, agar bisa ikut kompetisi matematika.
Tenten belum sempat mengiyakan, guru Muay memberikan buku-buku yang sudah ia persiapkan dan karena Tenten menerimanya ia malah menganggap alias memaksa kalau artinya Tenten setuju ikut kompetisi. Tenten cuma terdiam, ia ga bisa menolaknya karena guru MUay keburu pergi.
Kelas Taliw ribut-ribut bahkan saat guru Hang sudah ada disana, ia kesulitan menenangkan mereka. Saat semuanya tenang, guru HAng mengatakan kalau komperisi MTK nasional akan segera diadakan dan salah sati teman sekelas mereka terpilih. YAng lain pada ribut karena berfikir dirinya yang terpilih.
Kemudian guru mengatakan kalau Tenten yang terpilih. Semuanya terdiam dan menatap Tenten.
Guru Hang tahu kalau hubngan semuanya belum membaik, jadi ia mengatakan yang berlalu biarlah berlalu. Yang lain terdiam, Taliw sendiri yang tersenyum dan setuju.
Semuanya menatap ke arah TAliw.
Yuyee menatap si korban TAliw yang sama sekali ga keberatan, ia bertanya, KAu tidak apa-apa? Kau tidak malu sama sekali?
Taliw gagap menjawab dan mengatakan tapi tadi guru HAng mengatakan kalau yang berlalu biarlah berlalu.
Karena Taliw sepertinya sudah memaafkan, akhirnya yang lain juga setuju untuk melupakan kejadian itu.
Guru Hang senang mendengarnya. Ia kemudian meminta kelas mereka bersorak untuk TEnten saat pertandingan..
Taliw tersenyum menatap Tenten dan mengatakan kalau ia akan bersorak untuk TEnten.
Tenten hanya menatapnya dan diam, ia mengalihkan pandangannya pada bukunya lagi.
Taliw tersenyum senang sekali.
Kemudian guru menyuruh mereka membuka buku halaman 27. Taliw membuka buku dan entah kenapa ia membuat tanda piece pada Tenten. Hmmm, apakah mereka berbagi buku? Kayaknya sih gitu.
Tenten sedang membaca buku di kamar Turbo. Turbo melirik kakaknya dan bertanya apakah benar kakaknya akan ikut kompetisi matematika?
Tenten membenarkan. Turbo mengibaratkan kalau mereka mengirim harimau untuk memakan babi. IA mengatakan kalau mereka tidak mungkin bisa mengalahkan Tenten.
Turbo malah tahu siapa lawan Tenten nanti, namanya Namkang, gadis yang cerdas dengan IQ tinggi juga. Cantik~ Tinggi ~ Kulitnya putih ~ Berkaki panjang ~
Turbo berdiri dan mendekati kakaknya dari belakang dan berkata, X. . .
Tenten menatapnya dan tersenyum sambil menyentuh kepala adiknya.
Turbo mengatakan kalau NAmKang sangat baik dalam pelajaran dan juga hiburan. Ia mengatakan jika ada kompetisi mereka pasti akan mengirim NamKang dan mereka memanggilnya sebagai P'Deever sebagai slogan-nya.
Tenten hanya menjawab hmmmmmm sambil terus membaca. Turbo meliriknya dan bertanya Kau pasti menyukainya?
Tenten dengan tenang menjawab, Tidak! Aku sangat tidak menyukai wanita yang mengikuti kompetisi.
Turbo tidak setuju, Tidak! Tidak! Tidak! P'Deever sangat keren! Dia sangat lucu!
Tenten berkomentar sambil tersenyum, Apa kau memaksa orang lain menyukainya? Cukup ibu saja, aku tidak kuat menanganinya..
Turbo kecewa mendengarnya, jangan bandingkan dia dengan orang yang dijodohkan ibu, skala mereka berbeda.
Tenten tersenyum mendengarnya.
Disaat yang sama Taliw sedang membersihkan rumah sambil menari-nari dengan Ngaew, kucing yang mereka tolong waktu itu.
Kembali ke kamar Turbo, ia bertanya pada kakaknya, apakah kau menyukai seseorang? Apa ciri-cirinya?
Tenten tidak menjawab, dia hanya senyum senyum sendiri, NAH LHO??????? kekkkekekkekekekkeke
Malam harinya, Taliw tidur, ia memisahkan tempat tidur dengan bantal, seolah tenten disebelahnya dan mengucapkan semangat pada Tenten untuk kompetisinya.
0 komentar:
Posting Komentar