Jadi ceritanya episode 2 lebih seru dari episode pertama, tentu saja.
Aku cuma shock ternyata meski Takane kelihatan ga gaul tapi dia punya keberanian juga, punya niatan buat mempertahankan keputusannya.
Jadi ceritanya Junko dikurung di ruangan itu dengan semua fasilitas yang ada, kata Takane sih karena Junko ga mau hilang dari pikirannya, ia jadi aneh, makanya ia berusaha untuk meyakinkan dirinya.
Junko tentu saja ga mau, dia berontak abis-abisan berusaha untuk dikeluarkan dengan alasan ini dan itu, TApi Takane berhasil mengatasinya. Dan ujung-ujungnya Junko malah merasa nyaman dalam kamar itu meski terkunci, karena semua fasilitas ada, mana alat pijat tradisional beneran bikin dia nyaman.
sayangnya kenyamanan itu dengan cepat berlalu saat nenek Takane datang karena heran Takane dari tadi didepan sebuah pintu. Ia tetap ga setuju mengenai perjodohan itu. Makanya Takane membua pintu kamar Junko untuk menunjukkan kalau Junko ada disana. Junko panik dan berniat kabur lewat jendela, LOL. Mana dia masih pake masker, tentu saja nenek Takane teriak LOL.
Junko berhasil kembali ke rumahnya dengan selamat setelah dikejar-kejar sama biarawan dan juga ditanyai setiap tetangga yang lewat, gosip mengenai pernikahannya sudah menyebar.
Ia kembali ke rumah dan shock banged karena Takane udah ada disana LOL.
dengan bunga dan juga pakaian Junko yang ketinggalan.
Keluarga malah mengira ia akan melamar Junko, ayah bahkan siap-siap memakai jas, ibu juga pengen dandan dulu, Nene, adik Junko juga ga kalah heboh.
Ga ada yang mendengarkan Junko. Bahkan Takane setuju aja tuh, dibilang mau lamaran, HAHHHAHHA.
Kasian banged. Dan kehebohan berakhir saat suara perut mereka keluar, Lapeeeer, barengan pula.
Makan malam keluarga Junko beneran ribut, mereka bicara ini dan itu, Takane sampe bingung. Junko minta maaf karena keluarganya ribut banged, tapi Takane bilang ga apa-apa karena ini pertama kali baginya makan dengan suasana seperti itu.
Setelah makan malam, semuanya berkumpul lagi dan dikejutkan dengan kedatangan nenek Takane.
Nenek langsung ke intinya, ia akan merestui perjodohan mereka kalau Junko mau tinggal di kuil. Ia ingin melihat bagaimana kerja Junko dulu. Junko tentu saja menolak. Tapi semuanya udah setuju, ayah, ibu dan adiknya setuju, jadi mereka ga mendengarkan pendapat Junko sama sekali. Langsung deh para biarawan datang dan membopong semua barang-barang Junko. LOL.
Kasian banged deh si Junko~
Keesokan harinya Junko dapat kabar gembira di ELA kalau ada perusahaan yang membuka lamaran untuk pekerjaan di New York. Tes-nya seminggu lagi, jadi ia akan siap-siap untuk ikut tes itu.
Saat kembali ke rumah, Takane udah menunggunya. Junko masih menolak, ia tidak mau tinggal di kuil dan lagi ia akan ada ujian seminggu lagi.
Takane terus merayu Junko agar dia mau, hanya seminggu saja.
Junko mengatakan berbagai alasan untuk menolak.
Takane ga menyerah begitu saja, dia mengatakan hanya seminggu saja, mengurus kuil mulai dari jam 5 - 9 pagi, kemudian Junko boleh kerja di ELA sampai malam dan kembali ke kuil malamnya.
Junko beneran ga tahan dan setelah berfikir lagi, dan memastikan hanya seminggu dari jam 5-9, ia akhirnya setuju.
Nah disini aku baru mengerti kenapa judulnya dari 5 ke 9 LOL.
Dan dimulailah kehidupan Junko di kuil dimana ia harus mengurus kuil dari jam 5 sampai jam 9 pagi.
Hari pertamanya berantakan, ia memasak tapi kacau banged, ia ga begitu mahir menjahit dan harus diajari sama nenek, dan ujung-ujungnya malah salah jahit, masa dia menjahit baju dan bisa-bisanya kimono nenek ikutan terjahit LOL.
Dia juga mengepel lantai tentunya dengan tangan, Junko kerjanya terlalu semangat sehingga ia tergelincir dan jatuh dari tangga HAHHAHAHAHAHA, pasti pinggangnya sakit banged!!
Setelah selesai kerja di kuil, Junko pergi ke tempat les di ELA dan merasakan suasana Amerika disana. HAnya menghirup udara disana, ia sudah senyam senyum sendiri, sayangnya TAkane adalah siswa disana, jadi begitu dia melihat Takane, ia menyipitkan matanya kesal.
TAngan Junko rupanya luka saat kerja dikuil tadi, Takane datang mengobatinya, cieeeeeeeee.
Malam harinya Junko kembali ke kuil dan makan malam bersama semuanya.
MAkan malamnya beneran ga asik. Junko sih ga peduli dengan itu, dia makan acar bunyi-bunyi dan bahkan menghirup sup dengan suara.Meski akhirnya ia ditegur.
Junko baru menyadari apa maksud Takane saat makan malam dirumahnya waktu itu. Selama ini gaya makan di kuil memang sopan, tapi tak ada keakraban sama sekali.
Sebelum tidur, Junko belajar dulu untuk tes pekerjaannya nanti. IA belajar sampai emngantuk dan tertidur di meja.
TAkane datang membawakan cemilan untuknya, tapi ia sudah tidur, Takane membangunkannya tapi tak berhasil. Akhirnya ia menyiapkan tempat tidur dan menidurkan Junko disana.
Iman Takane terganggu lagi, LOL. IA ga tahan melihat wajah Junko yang tidur sambil tersenyum dan makin mendekatkan wajahnya lagi dan lagi. Ia hampir saja mencuri ciuman gadis yang sedang tidur, untung kakeknya melihatnya dan melarangnya HAHAHAHHA.
Pagi harinya ia menenangkan pikiran di bawah air terjun dan Kakek serta adiknya Sankyu melihatnya, Sankyu yang imut dan kecil mengatakan kalau Takane dipenuhi dengan nafsu duniawi. HAHAHAHAH.
Kehidupan Junko hampir seperti itu setiap harinya, setiap paginya.
Kali ini melalui Sankyu, Takane mengirimkan pesan dan satu pot bunga (aku lupa bunga apa itu).
Pesannya selalu dimulai dengan 'Kau sudah berusaha keras hari ini'.
Junko sudah terbiasa dengan kehidupan di kuil dan ELA, kuil dan ELA. Jadi dia ga panik-panik lagi. Ia mulai dekat dengan biarawan / biksu lainnya, IA bahkan bertanding dengan mereka siapa yang paling cepat membersihkan tangga. Hehehhehehe.
Para biarawan lain menyukainya. Nenek Takane satu-satunya yang tidak suka karena Junko mulai terbiasa.
Junko juga memasak dengan baik, menghidangkan makanan dengan baik. Ia bahkan bisa menaklukkan Sankyu yang ga suka makan wortel.
Lucunya Takane datang mengambil makanannya dan mengatakan kalau ia akan memakan wortelnya, HAHAHAHHAHAHHA. Junko jadi bingung, tentu saja Takane harus memakannya.
Tapi Takane ini kadang bisa jadi lucu juga, meski ia tanpa ekspresi.
Misalnya, dia yang lagi baca kitab, bahasa kitanya ngaji-lah gitu, dia konsentrasi banged, tapi kalau udah mendengar suara Junko, ia berhenti dulu, ga konsen lagi, saat Junko udah pergi dia lanjut lagi HAHAHHAHHHAHAA.
Atau saat ia mengaku dengan jujur kalau ia pernah hampir mencium Junko saat tidur. Junko shock dan makin shock kenapa Takane harus bicara itu padanya.
Saking deg-degannya Junko bahkan mengira Takane akan menciumnya padahal Takane cuma mau menutup pintu mobil saat mereka akan berangkat ke ELA. HAHAHAHAHAH.
Nenek Takane masih belum menyerah menghentikan Junko. Rupanya nenek punya janji pada Takane. Kalau Junko bertahan selama seminggu, nenek akan setuju Junko jadi pengantinnya. Nah hal ini dirahasiakannya dari Junko, dimana yang Junko tahu, kalau dia bertahan selama seminggu, maka TAkane ga akan menganggunya lagi.
TAkane ini cerdik-cerdik gimanaaaaaaaaaa gitu.
Nah, si Nenek mengundang gadis yang dijodohkan dengan Takane sebelumnya. Katanya sih untuk mengajari Junko, tapi sebenarnya nenek ingin Junko melihat betapa berbedanya mereka, dimana cewek itu melakukan pekerjaan rumah dengan sangat baik.
Ya, Junko sih memang memuji gadis itu. dia juga ga pernah mau bersaing, toh dia ga ingin menikah dengan TAkane juga, HAHHAHAHA.
Nah, Yuki cuma muncul dua adegan kalau aku ga salah. PErtama saat ia dan guru les yang naksir padanya minum di bar. Aku bete sama cewek itu yang bahkan aku ga ingin tau namanya, dia nempel di bahu Yuki, ANDWEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEE!!!!! T_____T
Si cewek tahu Junko tinggal di kuil jadi ia ngasi informasi pada Yuki / Mishima.
Mishima langsung menemui Junko dan minta penjelasan. Junko ga bisa menjelaskan banyak hal, tapi itu memang benar dia tinggal di kuil.
Mishima ini suka sama Junko, kayaknya ia juga bakalan ikut ke New York kalau Junko diterima disana nanti.
Nene berkenalan dengan Hachiya dan cewek yang suka sama Junko itu. Cewek itu seneng banged karena ketemu dengan adeknya Junko sensei. Mereka berencana mengadakan pesta malam hrinya dan mengundang nene ke bar. Sayangnya Nene ga pernah masuk ke tempat begituan dan langsung kena tipu. Untung ia masih sempat menelpon kakaknya sebelum diapa-apain dan Junko datang tepat waktu.
Tapi dua wanita lawan 2 pria, tentu saja dua wanita kalah. Untungnya ada gunanya juga Takane selalu mengekori Junko, jadi ia sempat menolong mereka.
TAkane ini entah ga pandai kelahi atau menahannya, jadi dia tidak membalas saat dipukuli, ia hanya menggunakan badannya untuk melindungi Junko.
Hari terakhir Junko di kuil, ada pertemuan antara ia, nenek, Takane dan kakek. Nenek mengatakan begitulah kehidupan yang akan dijalani Junko kalau ia menikah dengan Takane nanti, karena itu ia ingin Junko memutuskan dengan cepat.
Junko tidak berfikir dua kali, ia menolak perjodohan itu dan tentu saja nenek senang.
Takane kali ini diam saja, ia tidak menghalangi Junko sama sekali.
Junko mengikuti tes-nya dengan sangat baik. Ia bisa menjawab semua pertanyaan dan bahkan menceritakan kisah lucu pada juri. Ia yakin ia akan lulus.
Tapi ternyata ia tidak lulus. Bahkan Makoto yang merekomendasikannya juga heran kenapa dia tidak lulus. Ia yakin para juri menyukai Junko, ia mengatakan ada permainan orang dalam.
Junko tidak bisa menangis, ia menahannya, ia duduk dibawah pohon tempat ia biasa makan siang.
Saat itu Takane datang dengan hadiahnya. Junko sangat membenci itu, karena Takane selalu ada saat ia sedang tidak keren, ia sangat membencinya.
TAkane sih santai aja, dia membawakan Junko sepasang sepatu, karena sepatu Junko yang waktu itu rusak, ia bahkan membantu memasangkannya.
Junko menangis, karena Takane mengatakan dihadapannya Junko boleh terlihat lemah.
Junko kembali ke kuil dan makan bersama dua biksu, serta Sankyu. Junko sedikit terhibur karena mereka makan dengan bersuara. BAhkan biksu itu mengataakan enak sekali makan dengan bersuara. TAkane juga ikutan mencoba makan acar dengan bersuara. Sankyu bahkan terkejut karena Takane mau melakukannya.
Tapi Junko tetap harus pindah hari itu. Jadi ia beres-beres di dalam kamar, memasukkan barang-barangnya kedalam kardus.
Takane datang dan mengatakan ia ingin mengatakan sesuatu.
Takane jujur mengatakan ia tidak sanggup berpisah dengan Junko, salah seorang juri adalah jemaat kuil mereka dan ia meminta pada juri itu agar tidak meluluskan Junko.
Junko shock mendengarnya.
Bagaimana kisah selanjutnya???????????????
AKKKHHHHHHH. Aku heran kenapa ratingnya turun, padahal ceritanya semakin bagus.
Penasaran gimana reaksi Junko, dia pasti marah besar sama Takane.
Apakah mereka akan bermusuhan??????
Dilihat dari previewnya sih dia nangis dan marah banged kalau keluarganya mengungkit tentang perjodohan lagi XD
Aku juga penasaran kenapa Takane ngebet banged sama Junko, aku rasa abu jatuh itu bukan pertemuan pertama mereka berdua. Jangan-jangan mereka sebenarnya udah kenal sejak kecil, cuma Junko udah lupa Hohohohohohohoho.
Kayaknya begitu sih, karena perjodohan itu kan yang ngatur juga Takane. Curiga saia~~~
Episode minggu depan beneran mengerikan, HAHAHAHHHA.
Yuki beruntung banged, tidurnya sama siapa dan kissu-nya sama siapa XD
Aku heran kenapa dia selalu dapat adegan bed scene yak?? MAna dadanya diliatin lagi, AKHHHHHHH!! Bukannya gimana ya, seperti yang sudah selalu aku katakan dan katakan, badan Yuki itu ga bagus, jadi agak kurang cocok kalau ada adegan buka-bukaan T________T
Gomen ne Yuki-kun~
Kalau sama Hononon sih aku rela lahir bathin, hihihihihihi
Aku cuma shock ternyata meski Takane kelihatan ga gaul tapi dia punya keberanian juga, punya niatan buat mempertahankan keputusannya.
Jadi ceritanya Junko dikurung di ruangan itu dengan semua fasilitas yang ada, kata Takane sih karena Junko ga mau hilang dari pikirannya, ia jadi aneh, makanya ia berusaha untuk meyakinkan dirinya.
Junko tentu saja ga mau, dia berontak abis-abisan berusaha untuk dikeluarkan dengan alasan ini dan itu, TApi Takane berhasil mengatasinya. Dan ujung-ujungnya Junko malah merasa nyaman dalam kamar itu meski terkunci, karena semua fasilitas ada, mana alat pijat tradisional beneran bikin dia nyaman.
sayangnya kenyamanan itu dengan cepat berlalu saat nenek Takane datang karena heran Takane dari tadi didepan sebuah pintu. Ia tetap ga setuju mengenai perjodohan itu. Makanya Takane membua pintu kamar Junko untuk menunjukkan kalau Junko ada disana. Junko panik dan berniat kabur lewat jendela, LOL. Mana dia masih pake masker, tentu saja nenek Takane teriak LOL.
Junko berhasil kembali ke rumahnya dengan selamat setelah dikejar-kejar sama biarawan dan juga ditanyai setiap tetangga yang lewat, gosip mengenai pernikahannya sudah menyebar.
Ia kembali ke rumah dan shock banged karena Takane udah ada disana LOL.
dengan bunga dan juga pakaian Junko yang ketinggalan.
Keluarga malah mengira ia akan melamar Junko, ayah bahkan siap-siap memakai jas, ibu juga pengen dandan dulu, Nene, adik Junko juga ga kalah heboh.
Ga ada yang mendengarkan Junko. Bahkan Takane setuju aja tuh, dibilang mau lamaran, HAHHHAHHA.
Kasian banged. Dan kehebohan berakhir saat suara perut mereka keluar, Lapeeeer, barengan pula.
Makan malam keluarga Junko beneran ribut, mereka bicara ini dan itu, Takane sampe bingung. Junko minta maaf karena keluarganya ribut banged, tapi Takane bilang ga apa-apa karena ini pertama kali baginya makan dengan suasana seperti itu.
Setelah makan malam, semuanya berkumpul lagi dan dikejutkan dengan kedatangan nenek Takane.
Nenek langsung ke intinya, ia akan merestui perjodohan mereka kalau Junko mau tinggal di kuil. Ia ingin melihat bagaimana kerja Junko dulu. Junko tentu saja menolak. Tapi semuanya udah setuju, ayah, ibu dan adiknya setuju, jadi mereka ga mendengarkan pendapat Junko sama sekali. Langsung deh para biarawan datang dan membopong semua barang-barang Junko. LOL.
Kasian banged deh si Junko~
Keesokan harinya Junko dapat kabar gembira di ELA kalau ada perusahaan yang membuka lamaran untuk pekerjaan di New York. Tes-nya seminggu lagi, jadi ia akan siap-siap untuk ikut tes itu.
Saat kembali ke rumah, Takane udah menunggunya. Junko masih menolak, ia tidak mau tinggal di kuil dan lagi ia akan ada ujian seminggu lagi.
Takane terus merayu Junko agar dia mau, hanya seminggu saja.
Junko mengatakan berbagai alasan untuk menolak.
Takane ga menyerah begitu saja, dia mengatakan hanya seminggu saja, mengurus kuil mulai dari jam 5 - 9 pagi, kemudian Junko boleh kerja di ELA sampai malam dan kembali ke kuil malamnya.
Junko beneran ga tahan dan setelah berfikir lagi, dan memastikan hanya seminggu dari jam 5-9, ia akhirnya setuju.
Nah disini aku baru mengerti kenapa judulnya dari 5 ke 9 LOL.
Dan dimulailah kehidupan Junko di kuil dimana ia harus mengurus kuil dari jam 5 sampai jam 9 pagi.
Hari pertamanya berantakan, ia memasak tapi kacau banged, ia ga begitu mahir menjahit dan harus diajari sama nenek, dan ujung-ujungnya malah salah jahit, masa dia menjahit baju dan bisa-bisanya kimono nenek ikutan terjahit LOL.
Dia juga mengepel lantai tentunya dengan tangan, Junko kerjanya terlalu semangat sehingga ia tergelincir dan jatuh dari tangga HAHHAHAHAHAHA, pasti pinggangnya sakit banged!!
Setelah selesai kerja di kuil, Junko pergi ke tempat les di ELA dan merasakan suasana Amerika disana. HAnya menghirup udara disana, ia sudah senyam senyum sendiri, sayangnya TAkane adalah siswa disana, jadi begitu dia melihat Takane, ia menyipitkan matanya kesal.
TAngan Junko rupanya luka saat kerja dikuil tadi, Takane datang mengobatinya, cieeeeeeeee.
Malam harinya Junko kembali ke kuil dan makan malam bersama semuanya.
MAkan malamnya beneran ga asik. Junko sih ga peduli dengan itu, dia makan acar bunyi-bunyi dan bahkan menghirup sup dengan suara.Meski akhirnya ia ditegur.
Junko baru menyadari apa maksud Takane saat makan malam dirumahnya waktu itu. Selama ini gaya makan di kuil memang sopan, tapi tak ada keakraban sama sekali.
Sebelum tidur, Junko belajar dulu untuk tes pekerjaannya nanti. IA belajar sampai emngantuk dan tertidur di meja.
TAkane datang membawakan cemilan untuknya, tapi ia sudah tidur, Takane membangunkannya tapi tak berhasil. Akhirnya ia menyiapkan tempat tidur dan menidurkan Junko disana.
Iman Takane terganggu lagi, LOL. IA ga tahan melihat wajah Junko yang tidur sambil tersenyum dan makin mendekatkan wajahnya lagi dan lagi. Ia hampir saja mencuri ciuman gadis yang sedang tidur, untung kakeknya melihatnya dan melarangnya HAHAHAHHA.
Pagi harinya ia menenangkan pikiran di bawah air terjun dan Kakek serta adiknya Sankyu melihatnya, Sankyu yang imut dan kecil mengatakan kalau Takane dipenuhi dengan nafsu duniawi. HAHAHAHAH.
Kehidupan Junko hampir seperti itu setiap harinya, setiap paginya.
Kali ini melalui Sankyu, Takane mengirimkan pesan dan satu pot bunga (aku lupa bunga apa itu).
Pesannya selalu dimulai dengan 'Kau sudah berusaha keras hari ini'.
Junko sudah terbiasa dengan kehidupan di kuil dan ELA, kuil dan ELA. Jadi dia ga panik-panik lagi. Ia mulai dekat dengan biarawan / biksu lainnya, IA bahkan bertanding dengan mereka siapa yang paling cepat membersihkan tangga. Hehehhehehe.
Para biarawan lain menyukainya. Nenek Takane satu-satunya yang tidak suka karena Junko mulai terbiasa.
Junko juga memasak dengan baik, menghidangkan makanan dengan baik. Ia bahkan bisa menaklukkan Sankyu yang ga suka makan wortel.
Lucunya Takane datang mengambil makanannya dan mengatakan kalau ia akan memakan wortelnya, HAHAHAHHAHAHHA. Junko jadi bingung, tentu saja Takane harus memakannya.
Tapi Takane ini kadang bisa jadi lucu juga, meski ia tanpa ekspresi.
Misalnya, dia yang lagi baca kitab, bahasa kitanya ngaji-lah gitu, dia konsentrasi banged, tapi kalau udah mendengar suara Junko, ia berhenti dulu, ga konsen lagi, saat Junko udah pergi dia lanjut lagi HAHAHHAHHHAHAA.
Atau saat ia mengaku dengan jujur kalau ia pernah hampir mencium Junko saat tidur. Junko shock dan makin shock kenapa Takane harus bicara itu padanya.
Saking deg-degannya Junko bahkan mengira Takane akan menciumnya padahal Takane cuma mau menutup pintu mobil saat mereka akan berangkat ke ELA. HAHAHAHAHAH.
Nenek Takane masih belum menyerah menghentikan Junko. Rupanya nenek punya janji pada Takane. Kalau Junko bertahan selama seminggu, nenek akan setuju Junko jadi pengantinnya. Nah hal ini dirahasiakannya dari Junko, dimana yang Junko tahu, kalau dia bertahan selama seminggu, maka TAkane ga akan menganggunya lagi.
TAkane ini cerdik-cerdik gimanaaaaaaaaaa gitu.
Nah, si Nenek mengundang gadis yang dijodohkan dengan Takane sebelumnya. Katanya sih untuk mengajari Junko, tapi sebenarnya nenek ingin Junko melihat betapa berbedanya mereka, dimana cewek itu melakukan pekerjaan rumah dengan sangat baik.
Ya, Junko sih memang memuji gadis itu. dia juga ga pernah mau bersaing, toh dia ga ingin menikah dengan TAkane juga, HAHHAHAHA.
Si cewek tahu Junko tinggal di kuil jadi ia ngasi informasi pada Yuki / Mishima.
Mishima langsung menemui Junko dan minta penjelasan. Junko ga bisa menjelaskan banyak hal, tapi itu memang benar dia tinggal di kuil.
Mishima ini suka sama Junko, kayaknya ia juga bakalan ikut ke New York kalau Junko diterima disana nanti.
Nene berkenalan dengan Hachiya dan cewek yang suka sama Junko itu. Cewek itu seneng banged karena ketemu dengan adeknya Junko sensei. Mereka berencana mengadakan pesta malam hrinya dan mengundang nene ke bar. Sayangnya Nene ga pernah masuk ke tempat begituan dan langsung kena tipu. Untung ia masih sempat menelpon kakaknya sebelum diapa-apain dan Junko datang tepat waktu.
Tapi dua wanita lawan 2 pria, tentu saja dua wanita kalah. Untungnya ada gunanya juga Takane selalu mengekori Junko, jadi ia sempat menolong mereka.
TAkane ini entah ga pandai kelahi atau menahannya, jadi dia tidak membalas saat dipukuli, ia hanya menggunakan badannya untuk melindungi Junko.
Hari terakhir Junko di kuil, ada pertemuan antara ia, nenek, Takane dan kakek. Nenek mengatakan begitulah kehidupan yang akan dijalani Junko kalau ia menikah dengan Takane nanti, karena itu ia ingin Junko memutuskan dengan cepat.
Junko tidak berfikir dua kali, ia menolak perjodohan itu dan tentu saja nenek senang.
Takane kali ini diam saja, ia tidak menghalangi Junko sama sekali.
Junko mengikuti tes-nya dengan sangat baik. Ia bisa menjawab semua pertanyaan dan bahkan menceritakan kisah lucu pada juri. Ia yakin ia akan lulus.
Tapi ternyata ia tidak lulus. Bahkan Makoto yang merekomendasikannya juga heran kenapa dia tidak lulus. Ia yakin para juri menyukai Junko, ia mengatakan ada permainan orang dalam.
Junko tidak bisa menangis, ia menahannya, ia duduk dibawah pohon tempat ia biasa makan siang.
Saat itu Takane datang dengan hadiahnya. Junko sangat membenci itu, karena Takane selalu ada saat ia sedang tidak keren, ia sangat membencinya.
TAkane sih santai aja, dia membawakan Junko sepasang sepatu, karena sepatu Junko yang waktu itu rusak, ia bahkan membantu memasangkannya.
Junko menangis, karena Takane mengatakan dihadapannya Junko boleh terlihat lemah.
Junko kembali ke kuil dan makan bersama dua biksu, serta Sankyu. Junko sedikit terhibur karena mereka makan dengan bersuara. BAhkan biksu itu mengataakan enak sekali makan dengan bersuara. TAkane juga ikutan mencoba makan acar dengan bersuara. Sankyu bahkan terkejut karena Takane mau melakukannya.
Tapi Junko tetap harus pindah hari itu. Jadi ia beres-beres di dalam kamar, memasukkan barang-barangnya kedalam kardus.
Takane datang dan mengatakan ia ingin mengatakan sesuatu.
Takane jujur mengatakan ia tidak sanggup berpisah dengan Junko, salah seorang juri adalah jemaat kuil mereka dan ia meminta pada juri itu agar tidak meluluskan Junko.
Junko shock mendengarnya.
Bagaimana kisah selanjutnya???????????????
AKKKHHHHHHH. Aku heran kenapa ratingnya turun, padahal ceritanya semakin bagus.
Penasaran gimana reaksi Junko, dia pasti marah besar sama Takane.
Apakah mereka akan bermusuhan??????
Dilihat dari previewnya sih dia nangis dan marah banged kalau keluarganya mengungkit tentang perjodohan lagi XD
Aku juga penasaran kenapa Takane ngebet banged sama Junko, aku rasa abu jatuh itu bukan pertemuan pertama mereka berdua. Jangan-jangan mereka sebenarnya udah kenal sejak kecil, cuma Junko udah lupa Hohohohohohohoho.
Kayaknya begitu sih, karena perjodohan itu kan yang ngatur juga Takane. Curiga saia~~~
Episode minggu depan beneran mengerikan, HAHAHAHHHA.
Yuki beruntung banged, tidurnya sama siapa dan kissu-nya sama siapa XD
Aku heran kenapa dia selalu dapat adegan bed scene yak?? MAna dadanya diliatin lagi, AKHHHHHHH!! Bukannya gimana ya, seperti yang sudah selalu aku katakan dan katakan, badan Yuki itu ga bagus, jadi agak kurang cocok kalau ada adegan buka-bukaan T________T
Gomen ne Yuki-kun~
Kalau sama Hononon sih aku rela lahir bathin, hihihihihihi
Seruuu bela2in nonton ep 3 tanpa sub demi liat junko takane couple... udh nonton tetap aja ga afdhol tanpa baca review hazuki
BalasHapusMakasih mbak seneng bacanya. Malah senyum senyum ni. Ditunggu utk yg episode 3 ya. Semangatttt..!!!!
BalasHapusMakasiiihhhh.... ud bikin review nyaaa...
BalasHapusJujur aja, dari kapan bolak balik ke mari nyari lanjutannya takane junko. Wkwkwk...
Ah iya.. bentuk badan itu salah satu bedanya dorama & drakor.
Di drakor cowo2 nya body nya baguuss... di dorama rata2 krempeng2, six pack nya krn krempeng. Hihihi...
Nunggu banget ep slanjutnya..
Ganbattee!!!