Sinopsis Koinaka Episode 1 Part 1
-----------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------
Akari di rumah sakit semalaman. Pagi harinya, ia berjalan menuju rumah Aoi.
Aoi menunggunya dan melihat Akari dari jendela. Ia menyapa Akari, Akari tampak terkejut dan merasa bersalah. Aoi kemudian menyinggung tentang Akari dan Shota, ia berfikir Akari menghabiskan malam bersama Shota.
Akari ingin menjelaskan tapi Aoi memotong pembicaraan dan berkata, Selamat atas kelulusanmu. Kau bilang kau akan datang jam 7, aku tidak tahu ternyata maksudmu jam 7 pagi.
Akari ingin menjelaskan dan mengatakan ia akan naik tapi Aoi melarangnya, karena ia akan berangkat kerja.
Akari terdiam. Ia berbalik dan melihat ponselnya, banyak missedcall dari Aoi.
Akari teringat malamnya, ia tidak bisa pulang karena khawatir pada Kokone dan lagi tasnya ada di dalam kamar Kokone. Suster keluar dan memberikan tas pada Akari. Shota terkejut karena Akari masih diluar. Akari lalu menyanyakan keadaan Kokone. Shota mengatakan kalau Kokone baik-baik saja. Akari lega dan akhirnya ia bisa pulang dengan tenang.
Karena sudah larut malam, Aoi menawarkan mengantar Akari pulang, tapi Akari menolak, ia akan pulang sendiri.
Aoi bersiap ke kantor saat langkahnya terhenti melihat cake perayaan kelulusan Akari.
Ia menatap cake itu dengan kesal.
Akari sendiri masih di luar apartemen Aoi, ia menatap ke arah jendela apartemen. Ia merasa bersalah, tapi memutuskan meninggalkan apartemen itu.
Aoi mengambil cake dan membuangnya ke tempat sampah.
Koinaka -Bestfriend in Love- Episode 7
~ Confession ~
Shota di panggil oleh dokter kepala yang berencana memindahkan Kokone ke rumah sakit di Hokkaido. Keluarganya sudah setuju kalau Kokone akan dipindahkan pada akhir bulan.
Shota berfikir.
Shota pergi ke ruang rawat inap Kokone untuk memberitahukan hal itu. Ia melihat teman Kokone datang mengujungi. Kokone tampak bahagia, apalagi dengan rencana Hanabi mereka dan juga temannya yang masuk tim regional sepak bola dan akan bertanding pada bulan november, Kokone berjanji akan datang.
Keduanya tampak bahagia. Shota merasa tidak enak untuk memberitahukan berita tersebut.
Di Kantor, Aoi membuat kesalahan pada miniatur design cafe penguin, ia membuatnya dengan design lama sedangkan Mirei memintanya mengganti bentuk kolam. Padahal presentasinya hari ini, semuanya menjadi khawatir. Ruiko menawarkan untuk membuat janji ulang.
Aoi tampak lega mendengarnya, melihat reaksi Aoi, Isohara marah, Kenapa kau kelihatan senang? Perusahaan kecil seperti kita akan hancur jika kehilangan kepercayaan klien! Apa kau tahu seberapa ruginya kita akibat kesalahanmu?
AOi terdiam. Isohara kesal dan menyuruh Aoi keluar dari proyek cafe penguin. Isohara mengatakan kalau Aoi dipecat.
semuanya hening, Aoi minta maaf.
Akari kembali ke rumahnya pagi itu.
Erika menggodanya karena pulang malam setelah menjadi guru. Erika sepertinya juga berfikir ia menghabiskan waktu diluar bersama Shota.
Akari hanya bisa menghela nafas karena semuanya berfikir hal yang sama.
Akari mendapat telpon dari Shota. Akari ragu untuk mengangkatnya tapi akhirnya ia menjawab.
Mariko-san bicara dengan Aoi. Aoi udah deg degan tapi Mariko malah membicarakan tentang gaya kupu-kupu saat berenang, dimana ia sama sekali tidak bisa dan malah ditertawakan anak-anak di kolam renang.
Aoi tidak mengerti lagi dan bertanya apa sebenarnya yang ingin Mariko bicarakan dengannya.
Mariko menunjukkan sesuatu, sebuah pekerjaan baru yang cocok dengan Aoi, menjadi instruktur renang, gajinya 1000 yen per jam, karena Aoi menyukai anak-anak.
Aoi menyadari kalau pemecatannya benar akan terjadi, ia berdiri dan membungkuk meminta maaf.
Mariko berkata bukannya ia setuju dengan pemecatan Aoi, tapi jika aoi terus bekerja disana, Aoi tidak akan bisa menjadi arsitek.
Mariko meminta Aoi memikirkan pekerjaan itu dan meninggalkan Aoi sendirian.
Poor Aoi. Mirei mendengarkan hal itu diam-diam.
Shota dan Akari bertemu di cafe dan membicarakan tentang Kokone. Shota mengatakan Kokone belum tahu akan hal itu, dia tidak tahu kalau dia akan dipisahkan dengan pacarnya. Jika Kokone tahu, ia khawatir Kokone akan shock.
Akari bertanya, kalau begitu, artinya festival kembang api itu akan menjadi festival terakhir bagi mereka?
Shota kemudian meminta Akari menasehati Kokone, ia pikir akan lebih nyaman jika bicara sesama wanita. Akari mengerti.
Shota lega mendengarnya, Akari mau membantunya.
Akari menatap Shota dan mengatakan Shota sedikit berubah.
Shota berkejut, benarkah?
Akari tersenyum dan membenarkan.
Shota kemudian bertanya lagi apakah kemarin Akari baik-baik saja, Aoi pasti mengkhawatirkannya.
Akari tersenyum dan mengatakan baik-baik saja, tapi kemudian ia membuat ekspresi bahwa ada sesuatu yang terjadi kemarin.
Malam harinya, Aoi kembali ke apartemennya dan terkejut melihat Akari menunggu dibawah.
Keduanya bicara berdua di tepi sungai.
Akari minta maaf tentang kejadian semalam, ia menjelaskan kalau banyak hal yang terjadi dirumah sakit, ia tidak sempat menelpon Aoi dan lain-lain.
Ia kemudian mengubah pembicaraan tentang Kare keluarga Miura, ia ingin sekali memakannya karena sudah lama tidak memakannya.
Aoi menghela nafas, ia minta maaf dan mengatakan sekarang ia sedang tidak mood membicarakan hal itu.
Akari menunduk. Ia melihat sesuatu dalam tas Aoi dan mengambilnya, buku yang diberikan Mariko, seperti brosur pencarian pekerjaan.
Akari bertanya, apa ini? Apa kau akan ganti pekerjaan?
Aoi melihat hal itu dan menarik brosur itu dari tangan Akari, ia mengatakan ini tak ada hubungannya dengan Akari.
Aoi meninggalkan Akari.
Akari menahannya, ia mengatakan ini ada hubungannya, karena.... ia sudah melihat keingingan Aoi untuk menjadi arsitek sejak SMA. Dan juga ia melihat Aoi berusaha keras menggapainya dan membuatnya bersemangat juga.
Aoi tidak menatap Akari. Ia mengatakan kalau itu bagus, karena semangat itu membantu Akari menjadi seorang guru. Tapi baginya, sebanyak apapun Akari berfikir kalau ia bisa, hal itu tak akan terjadi.
Aoi minta maaf dan meninggalkan Akari sendirian.
Di rumahnya, Aoi melihat-lihat brosur pekerjaan itu. Tapi tentu saja ia tidak tenang dan banyak pikiran. Ia melihat-lihat buku arsiteknya dan menemukan selembar design, yang dibuat Akari saat mereka masih SMA.
Ia juga teringat kenangannya bersama Akari saat pertama kali design rumah kelincinya dibuat.
Sementara itu Akari juga memikirkan Aoi sambil melihat jimat yang diberikan Aoi saat ujiannya dan Aoi malah ingin menghapuskan semua impiannya, ia meremas kertas design awal dari mimpinya itu.
Malam harinya, keduanya kesulitan untuk tidur karena banyak pikiran.
Nanami melihat kakaknya bangun siang dan bertanya apakah Aoi sedang libur.
Aoi masih merahasiakan dan mengatakan kalau ia libur hari ini.
Aoi mengambil minuman dan bertanya pada Kouhei apakah Kouhei punya tempat yang ingin ia datangi di Tokyo.
Kouhei jadi bersemangat dan mengatakan ADA. Ia memberi petunjuk, Kamu bisa pergi kesana setiap saat, tapi akhirnya kamu tidak bisa datang kesana.
Kouhei ingin Nanami menjawab. Tapi Nanami tidak mood dan mengatakan itu bukan urusannya.
Kouhei kecewa dan akhirnya menunjuk jawabannya.
Sky Tree yang kelihatan dari rumah Aoi.
Ketiganya pergi ke Sky Tree. Kouhei menggila dengan berteriak-teriak, SUGEIIIIIIII, SANGATT TINGGIIIIIII!!
Aoi ikutan menggila dan berteriak. Nanami beneran sangat malu dan harus menunduk meminta maaf karena keduanya sangat berisik.
Akari menikmati harinya bersama Kokone dengan berbelanja ke toko Yukata. Akari juga berisik dengan memuji-muji Yukata yang ada disana.
Kokone mengatakan kalau ia tidak mau memakai Yukata karena pasti akan diejek.
Akari setuju, para pria memang suka mengejek, tapi kalau mereka mengejek ia tinggal menedang mereka. Kokone tertawa, apakah pernah ada orang yang mengejekmu?
Akari tersenyum dan mengalihkan pembicaraan dengan melihat jepitan rambut dan meminta Kokone mengenakannya.
Nanami beneran menahan malu dengan tingkah dua orang itu. Mereka bahkan teriak-teriak ga jelas, juga teriak saat melihat rumah mereka dari sky tree.
Aoi bersikap aneh, ketawa-ketawa dari tadi membuat Nanami bertanya pada Kouhei kalau kakaknya sepertinya berusaha untuk terlihat cerita.
Kouhei juga merasa aneh, ia merasa ada sesuatu yang terjadi. Karena jika Aoi mengajaknya keluar, pasti ada sesuatu yang terjadi.
Aoi melihat pemandangan dari atas Sky Tree tapi pikirannya kemana-mana. Ia bahkan jadi memikirkan Akari saat mendengar seorang ibu memanggil anaknya yang bernama Akari.
Aoi dkk makan di kedai okonomiyaki (bener kan?)
Aoi banyak minum bir dan Nanami mengingatkan kalau sekarang masih sore.
Kouhei kemudian menatap okonomiyaki dan mengatakan kalau Tokyo itu tidak hanya berkilau, tapi ternyata ada lumpur juga didalamnya. sebuah sungai yang menerima lumpur juga sangat penting.
Nanami mengerutkan keningnya, Apa yang kau bicarakan?!
Kouhei tak peduli dan mengatakan kalau ia ingin sekali menjadi sungai itu.
Aoi menatapnya dengan heran.
Akari menggoda Kokone dengan mengatakan kalau Kokone harus mengaku kali ini.
Kokone menolak, ia mengatakan kalau ia sudah senang dengan hubungan mereka yang sekarang dan lagi, ia tidak ada perasaan seperti itu dengan Yuma (cowok itu).
Akari menatapnya, benarkah tidak apa-apa? Besok atau lusa... kau tidak akan tahu kamu bisa bersama dengan orang yang kau sukai atau tidak. Kau harus jujur, atau kau akan menyesal seumur hidupmu.
Kokone menatap Akari, ia berfikir dan merasa perkataan Akari ada benarnya.
Tapi kemudian Akari mengalihkan pembicaraan dengan mengibaratkannya seperti pancake yang tidak enak lagi kalau sudah dingin dan bla bla bla.
Kokone mengatakan ia tak mengerti apa yang Akari bicarakan, Akari tersenyum dan meminta maaf.
Aoi kemudian menceritakan masalahnya pada Nanami dan Kouhei. Ia mengatakan kalau Akari meminta maaf padanya karena datang terlambat. Aoi bisa mengerti kalau Akari datang telat, tapi dia datang hari sudah terang, tentu saja ia jadi tidak enak. Ia juga mengibaratkan pilihan Akari antara asisten yang ingin menjadi arsitek dan seorang dokter dengan masa depan cerah, tentu saja jika ia jadi Akari ia akan memilih dokter.
Nanami mengerti, ternyata Mood Aoi buruk karena ada masalah dengan Akari. Aoi mengatakan bukan hanya itu masalahnya. Ia menceritakan tentang CEO-nya yang jenius dan bekerja dengan org seperti itu membuatnya tidak percaya diri.
Kouhei mengerti apa yang dirasakan Aoi. Ia mengajak aoi minum sampai pagi untuk menyemangatinya.
Akari dan Kokone kembali ke rumah sakit, keduanya tampak ceria dan Shota bisa menebak kalau keduanya menikmati jalan-jalan mereka.
Kokone tiba di kamarnya dan ia melihat ibunya bersama dokter kepala. Ibu Kokone excited karena ada dokter yang hebat di Hokaido, jadi mereka akan pindah ke sana minggu depan.
Dokter kepala mengatakan kalau dokter disana meminta Kokone pindah secepatnya, hari ini juga seharusnya Kokone tidak boleh keluar rumah sakit.
Shota mencoba memohon agar Kokone tetap di Tokyo lebih lama, sayangnya dokter menolak.
Kokone terlihat sedih mendengarnya, ia hampir menangis. Akari memperhatikannya.
Aoi dkk pulang ke rumah dengan bahagia. Aoi dan Kouhei bahkan bernyanyi dengan semangat membuat Nanami makin kesal karena mereka mengganggu tetangga. Keduanya tidak peduli dan terus menyanyi sampai dekat rumah dan langkah Kouhei terhenti.
Ada gadis cantik di depan pintu apartemen mereka.
Aoi terkejut melihat Mirei ada disana. Mirei menatap Aoi dengan tajam dan mengatakan ia sudah menduga Aoi tidak sakit. Aoi menunduk karena ia berbohong untuk absennya hari ini.
Aoi mengajak Mirei masuk ke rumahnya. Mirei duduk di ruang tamu sambil melihat-lihat rumah Aoi dan mengatakan lokasinya cukup bagus karena bisa melihat Sky Tree.
Sementara itu Nanami dan Kouhei mengintip dari ruangan berbeda.
Aoi menyuguhkan minuman dan bertanya kenapa Mirei ke rumahnya. Mirei mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya dan mengatakan karena Aoi tidak hadir kerjaannya jadi menumpuk.
Aoi menunduk dan emngingatkan kalau ia sudah di keluarkan dari proyek itu. Mirei menatapnya dengan tajam.
Aoi mencari alasan, ia mengatakan kalau dirinya tidak punya kemampuan seperti Mirei. Mirei menghela nafas dan melihat Aoi yang tidak percaya diri, ia memutuskan untuk pulang, tapi ia meninggalkan design disana.
Aoi menunduk kesal dengan mengerutkan keningnya setelah Mirei pergi.
Kouhei dan Nanami khawatir melihatnya.
Akari masih mengkhawatirkan Kokone, jadi ia belum pergi dari rumah sakit.
Ia mengetuk kamar Kokone malamnya dan masuk ke dalam, ia melihat Kokone sedang menangis. Kokone mengatakan kalau dirinya bodoh, saking senangnya ia bahkan membeli Yukata, seperti orang bodoh.
Akari menatapnya dengan sedih. Kokone menatap akari dan bertanya, Apakah aku melakukan hal yang salah?
Akari menatap Kokone. Kokone menangis dan berkata padahal ia hanya ingin pergi hanabi. Ia hanya ingin melihat kembang api. Padahal ia hanya ingin melihat kembang api disampingnya.
Akari sedih menatapnya.
Akari duduk di luar kamar Kokone. Shota juga ada disana. Shota mengatakan kalau Kokone sangat menantikannya.
Akari mengatakan kalau ia tidak ingin Kokone menyesalinya. Akari meyakinkan Shota, kalau ia ingin melakukan sesuatu untuk Kokone.
Shota menatap kesungguhan hati Akari.
Kokone tidak bisa tidur malam itu.
Aoi juga kelihatan depresi.
Akari menghabiskan malam dengan merancang sesuatu.
Pagi harinya, Aoi memasukkan semua buku dan miniatur yang berhubungan dengan arsitektur ke dalam kardus, sepertinya ia akan membuangnya. Ia juga melihat buku yang ditinggalkan Mirei semalam dan memasukkannya ke dalam kardus.
Kemudian ia melihat sebuah kertas yang digulung di dekat tempat sampah, ia membukanya, itu rancangan yang ia dan Akari buat saat SMA. Aoi meremas kertas itu dan memasukkannya dalam kardus, ia siap menutup kardus dengan selotip saat bel berbunyi.
Aoi membuka pintu rumahnya dan terkejut melihat akari disana. Akari tanpa basa basi mengatakan kalau ia punya permintaan. Aoi bingung, Akari mengatakan lagi kalau ia punya permintaan.
Aoi bertanya, apa?
Akari bertanya, apa kau bisa menggambar rancangan lantai rumah Sazae-san?
Aoi bingung, kenapa?
Akari tak ingin menjelaskan, ia meminta Aoi menggambar saja untuknya.
Aoi kemudian menggambar di meja tamu, ia menggunakan pensilnya membuat rancangan rumah yang dimaksud Akari, sementara Akari duduk di meja makan melihatnya.
Saat rancangannya selesai, Akari memuji Aoi sangat hebat, bisa mengingatnya, ia juga sering melihatnya tapi ia tidak ingat sama sekali, dengan yakin ia berkata Aoi memang cocok mejadi arsitek.
Aoi tidak mengatakan apa-apa tentang pemberhentiannya, ia kemudian bertanya, apa yang kau maksud dengan bantuan?
Akari berdiri dan mengambil sesuatu dalam tasnya, yang ia corat coret semalam. Ia menunjukkan pada Aoi dan ingin aoi menggambar berdasarkan itu, karena ia kesulitan membuat blueprint-nya, padahal ia punya banyak ide, ia ingin menjadikannya rancangan. Karenanya ia ingin meminta tolong pada Aoi.
Aoi terdiam. Ia kemudian akan menjelaskan sesuatu tapi Akari memotongnya, Aku menyukainya...
Aoi menatap Akari. Akari memperbaiki kata-katanya, semua hal yang kau buat, meja dan rak ini, juga kandang kelinci. Semua hal tentangmu membuatku nyaman. Itu yang aku rasakan, dan aku yakin banyak yang merasakan hal yang sama. Mulai dari sekarang.
Akari mengatakan karena hal itu Aoi harus menggambar untuknya.
Aoi diam saja. Ia kembali menatap kertas yang diberikan akari.
Akari mengambil tasnya, ia minta maaf karena pagi-pagi datang dengan permintaan, tapi ia ingin Aoi memikirkannya.
Akari kemudian meninggalkan Aoi. Aoi menatapnya.
Akari dalam perjalan ke tujuannya selanjutnya saat ia dikagetkan karena Aoi memanggilnya dari jendela.
Akari menatap Aoi. Aoi bertanya, apa kau mau makan kare special keluarga Miura?
Akari tersenyum mendengarnya, ia mengiyakan. Aoi memberi tanda menyuruhnya masuk.
0 komentar:
Posting Komentar