Sinopsis Tomorrow Cantabile Episode 16 FINAL
Seol Nae Il berbicara dengan Mini Min Hee di telpon saat tiba-tiba Cha Yoo Jin datang dan memeluknya dari belakang. NAe Il shock, kata-katanya terhenti. Ia melihat tangan yang memeluknya dan menyadari itu adalah Cha Yoo Jin. Yoo Jin mengatakan ia datang untuk membawa Nae Il kembali.
Nae Il masih diam karena shock. Tapi perlahan wajahnya menunjukkan senyuman. Nae Il berkata ia pernah bermimpi bahwa Yoo Jin akan naik pesawat dan datang menjemputnya. Nae Il terus mangatakan kalau ia hanya bermimpi. Yoo Jin melepaskan pelukannya dan menarik Nae Il untuk menghadapnya.Yoo Jin mengatakan ia benar-benar datang dan ingin Nae Il pulang bersamanya.
Nae Il hampir menangis. Ia menyentuh wajah Yoo Jin dan mengatakan ternyata Yoo Jin benar-benar datang.
Nae Il bertanya naik apa Yoo Jin ke Jeju. Yoo Jin mengatakan ia naik pesawat, awalnya ia memang tak bisa. Tapi ia mendengar suara Nae Il yang menangis saat ia dihipnotis jadi ia mendapat kekuatan. Yoo Jin bertanya, saat itu kau menangis, bukan?
Nae Il mengalihkan pandangannya dan sedikit tersenyum, Nae Il mengatakan ia pikir baik bagi Yoo Jin untuk bisa pergi kemanapun. Melakukan semua yang diinginkan dan kemanapun, Ia ingin Yoo Jin bisa melakukan semua yang ingin dilakukan. Karena itu pasti menyenangkan.
Yoo Jin menatap Nae Il dengan tatapan mata dalam. Ia melihat ketulusan Nae Il, betapa Nae Il mencintainya dan memikirkannya. Yoo Jin tak tahan lagi dan akhirnya menarik Nae Il ke dalam pelukannya.
Nae Il terkejut. Ia membelalakkan matanya, ia tak menyangka Yoo Jin akan melakukan hal itu lagi. Nae Il merasakan pelukan Yoo Jin dan membalas pelukannya.
Yoo Jin menarik nafas dan menutup matanya, ia lega. Nae Il menangis, ia menangis bahagia.
Cantabile Tomorrow
~Lesson 16 FINAL~
Nae Il dan Yoo Jin berjalan di antara pepohonan di pinggir pantai. Yoo Jin bertanya apakah Nae Il akan menyerah?
Nae Il mengangguk. Ia mengatakan dulu ia sangat gugup untuk naik ke panggung, tapi jari-jarinya selalu saja bergerak dengan sendirinya.
Yoo JIn bertanya lagi, Apakah kau tidak akan ikut audisi? Apa kau menyesal?
Nae Il mengangguk, sejujurnya ia menyesal kehilangan kesempatan untuk ikut audisi Slazburg, Ia masih terus memikirkannya.
Yoo Jin dan Nae Il tiba di dekat mobil yang di kendarai Yoo Jin. Yoo Jin berhenti dan berkata, Kalau begitu ikutlah.
Nae Il terkejut. Yoo Jin kemudian memaksa Nae Il masuk ke dalam mobilnya dan mengatakan kalau waktu mengirimkan file masih ada 1 jam lagi, jadi mereka masih punya kesempatan. Ia memaksa Nae Il membawanya ke mesin fax terdekat.
Malamnya Yoo Jin terlihat di rumah Nae Il. Anggota keluarga mengangumi pria tampan yang dibawa puterinya ke rumah. Ayah menuangkan arak beras untuk Yoo Jin dan Yoo Jin meminumnya dalam sekali tegukan. Ibu dan Nae Il sangat senang dan bertepuk tangan.
Ayah dengan senyuman mengembang di wajahnya mengatakan kalau kepribadian putrinya agak unik jadi ia sempat khawatir apakah kelak Nae Il akan mendapatkan suami.
Yoo Jin yang mendengarnya batuk-batuk dan mengatakan kalau mereka belum.
Ayah Nae Il menyuruh Yoo Jin jangan malu-malu karena mereka sudah keluarga sekarang. Ayah menuangkan arak lagi untuk Yoo Jin. Ibu memuji Nae Il seperti ia masih muda dulu, pandai mencari pria yang tampan.
Kekkeekkekke. Nae Il mengatakan ini berkat ayah yang mau menyewakannya rumah bagus.
Seseorang tampak menyentuh tangan Yoo Jin di cafe, ibu Yoo Jin yang telah mengubah gaya rambutnya. Ibu penasaran apakah Yoo Jin merasa sesak di pesawat dan apakah ia sempat pingsan.
Yoo Jin mengatakan sedikit kacau tapi ia tidak pingsan. Ibu shock dan benar-benar terkejut, mereka menghabiskan 10 tahun untuk pengobatan dan tidak berhasil. Ibu menyalahkan dirinya sendiri mengatakan kalau ia bukan ibu yang baik. Ibu hampir menangis dan akan pergi dengan alasan membuat kopi, tapi Yoo Jin menahannya. Ia bertanya kenapa ibunya menangis. Ibu membantah ia tidak menangis, matanya hanya kemasukan debu.
Yoo Jin khawatir apakah ibunya selama ini sering menangis sendirian dan menjadi cengeng. Ibu mengatakan bukan dia yang cengeng tapi Yoo Jin yang bertambah dewasa. Ia memegang pipi Yoo Jin dengan lucu dan memeluknya.
Min Hee, Il Rak dan Soo Min sedang berkumpul. Min Hee kesal karena Nae Il masih bisa mengajaknya bercanda setelah membuatnya sangat khawatir. Soo MIn mengatakan tapi untung saja Nae Il bisa ikut kompetisi, kompetisi di Slazburg pula, kalau ia menang maka ia akan bisa mengadakan resital sendiri.
Il Rak kagum, kalau begitu Nae Il akan ada di level Son Soo Ji? apakah kita harus mengundangnya untuk konser?
Ketiganya excited. Tapi kemudian mereka khawatir lagi dengan nasib RS Oke, karena Yoo Jin sepertinya akan ke luar negeri. Il Rak meminta mereka jangan khawatir, karena masih ada dirinya. Min Hee dan Soo Min menatap Il Rak bete. Tapi kemudian mereka tersenyum dan mengatakan benar sekali, masih ada Yoo Il Rak bersama kita. Il Rak jadi ga enak, setelah di tatap BETE malah di tatap penuh harapan, ia jadi aneh, hehehhehe.
Nae Il sedang berjalan ke ruang piano dan Yoon Hoo mengikutinya dari belakang, ia kemudian memanggil Nae Il dan mengejutkan Nae Il. Yoon Hoo sebal karena Nae Il seperti menghindarinya. Nae Il merasa tak enak dan meminta maaf. Ia mengatakan kalau Yoo Jin memintanya tidak bertemu Yoon Hoo lagi.
Yoon Hoo kesal bergumam kalau Yoo Jin mengajak berkelahi.
Nae Il mengatakan ia dan Yoon Hoo harus menjaga jarak mulai dari sekarang. Ia bahkan membuat tanda dengan tangan, sejauh ini.
Yoon Hoo kesal, bahkan suami istri yang bercerai masih bisa berteman, sikapmu padaku ini sangat berlebihan.Apakah kau begini karena kau menyukaiku, mungkin?
NAe Il terkejut. Yoon Hoo menggodanya, ia tersenyum dan mengatakan, begitu ya...
Nae Il mencoba menjelaskan kalau ia tidak menyukai Yoon Hoo, Yoon Hoo mengerti dan mengatakan ia tahu, ia tahu Nae Il masih tetap pada prinsipnya.
Nae Il jadi tak enak dan mencoba mengalihkan pandangannya, ia menunduk tidak tenang.
Yoon Hoo kemudian mengeluarkan sesuatu, sebuah kotak kecil dan memberikannya pada Nae Il. Ia meminta Nae Il berhati-hati disana nanti. Kemanapun kau pergi dan apapun yang kau lakukan, Saat kau ingin menyerah, ingatlah satu hal, Karena ada satu orang yang tidak menyerah karena permainan pianomu.
Nae Il menatap Yoon Hoo, Ia membuka kotak kecil itu, isinya sebuah kalung. Nae Il menatap Yoon Hoo dan berterimakasih, tapi ia tak bisa menerima pemberian Yoon Hoo.
Yoon Hoo ingin Nae Il menerimanya sebagai hadiah dari fans. Nae Il masih berfikir, ia tak bisa menerimanya dan sulit menolaknya. Yoon Hoo mengucapkan selamat tinggal pada Nae Il. Ia meminta Nae Il jangan menangis di saat sulit. Nae Il tersenyum dan mengiyakan. Keduanya saling tatap dalam senyuman persahabatan.
Suatu malam, Nae Il di ajak hiking oleh Yoo Jin. Nae Il tak mengerti kenapa mereka harus hiking malam-malam. Yoo Jin mengatakan ini baik untuk kesehatan Nae Il. Ia juga mengungkit soal Nae Il yang bertemu lagi dengan yoon Hoo. Nae Il heran bagaimana Yoo Jin bisa tahu. Ia menuduh Yoo Jin mengawasinya.
Yoo JIn mengatakan kalau Yoon Hoo sendiri yang datang dan menyombongkan diri padanya.
Nae Il mengatakan kalau mereka hanya mengucapkan salam perpisahan, ia mengatakan kalau Yoo Jin menjadi menyebalkan bahkan tak memperbolehkannya berteman dengan Yoon Hoo.
Yoo Jin menghentikan langkahnya, YA! Kenapa kau jadi manja begini?
Nae Il menjawab, memangnya kenapa? Ya tentu saja karena Sunbae~
NAe Il langsung memeluk lengan Yoo JIn dengan manja.
Lucunya Yoo Jin tidak menepis sama sekali, meski ia bicara dengan bete, ia membiarkannya dan melanjtkan perjalanan hiking, kekekkekke.
Nae Il dan Yoo Jin menatap bintang di langit. Galaksi bimasakti yang indah dengan ribuan bintangnya. Nae Il terpesona. Yoo Jin mengatakan mereka memang harus melihatnya sebelum pergi.
Nae Il bertanya, Sunbae, apakah semuanya akan berubah saat kita kembali nanti?
Yoo Jin bergumam, hmmm, dan apakah kita akan berjalan bersama atau terpisah?
Nae Il kesal dengan manja mengatakan kalau jawaban Yoo Jin tidak menyenangkan.
Yoo Jin tersenyum. Ia menatap bintang dan mengatakan, Lambat atau cepat, hanya salah satu dari pilihan itu...
Nae Il tersenyum. Keduanya menatap bintang yang bertaburan di langit. Ya. Cepat atau lambat, pilihan mereka berdua hanya tetap bersama atau terpisah,. Hanya waktu yang bisa menjawabnya.
"Setiap kali aku mengingat masa kecilku, Yang pertama terlintas adalah jalan-jalan di Eropa, Seakan udara membawa serta musik klasik. Melodi klasik bergemuru di setiap sudut jalan. Seolah-olah waktu berhenti. Begitulah perasaanku. Melodi yang selalu kurindukan. Guru Viera, akhirnya aku datang..."
Kita kembali ke awal episode 1, saat Yoo Jin kecil berlari di jalan-jalan eropa membawa kotak biolanya, setiap sudut jalan ia akan mendengarkan musik klasik. Kota yang dipenuhi musik, kini Cha Yoo Jin akhirnya bisa kembali ke KOta yang ia rindukan.
Di estalase sebuah toko, Seol Nae Il sedang terpesona melihat cincin couple yang dipajang disana. Matanya berbinar-binar melihat cinicn-cincin itu.
Tiba-tiba Cha Yoo Jin muncul dibelakangnya, Yoo Jin yang melihatnya langsung mendekati dan menariknya. Ia memarahi Nae Il yang pergi sendirian, ia khawatir Nae Il akan tersesat.
Nae Il tidak peduli, yang ia pedulikan adalah cincin yang dipajang lebih cantik dari cincin couple milik Il Rak dan Shi Won. Yoo Jin melihat cincin itu, AAAAAHhh, couple ring?
Kilas balik dimana Il Rak dan Shi Won memamerkan cincin couple mereka pada Nae Il dan Yoo Jin.
Nae Il menyukainya, tanda cinta, cincin couple seraya melirik ke arah Yoo Jin. Yoo Jin sih cuek saja.
Il Rak terus menunjukkan cincin couplenya bersama Shi won dan membanggakan nafas cinta mereka yang tergambar dari cincin itu. Ia meminta mereka memujinya.
Nae Il terus melirik-lirik Yoo Jin dan memberi tanda agar Yoo Jin membelikannya juga. Yoo Jin diam saja.
Kembali ke Eropa, Yoo Jin kesal karena Nae Il masih saja membahas tentang cincin couple itu. Yoo Jin mengomel mengingatkan Nae Il yang datang ke sini untuk kompetisi, jika Nae Il kalah maka ia tak akan bisa sekolah di luar negeri.
Nae Il mulai bersikap yakin lagi, karena ia dan Yoo Jin sudah sampai ke sini, maka ia yakin hubungan mereka sudah sangat direstui tuhan, jadi Yoo Jin jangan khawatir.
Nae Il mulai menggoyang-goyang badannya membuat Yoo Jin makin kesal menyuruhnya pulang.
Tapi perhatian Nae Il kembali pada cincin itu, sangat indah dan bentuknya bulat. Yoo Jin marah, cincin kan semuanya memang bulat!!!
Yoo Jin menyuruh Nae Il segera pulang dan latihan karena ia mau menemui guru Viera dulu.
Nae Il mulai merengek kesal karena Yoo Jin sudah janji mau mengajaknya jalan-jalan. Ia pergi menabrak Yoo Jin dengan BETE,
Yoo Jin menghela nafas berat dan menutup matanya, kemudian ia menatap cincin couple itu di estalase dan berfikir. Tapi pikirannya kembali normal dan mulai mengejar Nae Il yang ngambek, ia mengingatkan NAe il tak bisa pergi sendirian karena tak punya uang.
Yoo JIn dan Nae Il menaiki sebuah kereta api uap. Yoo Jin mendapat telpon kalau ia tak bisa menemui guru Viera hari ini karena jadwal Berlin guru Viera berubah. Yoo Jin sangat kecewa. Nae Il memperhatikan Yoo Jin yang kecewa dan mendekatinya dengan hati-hati. Ia bertanya apakah Yoo Jin belum bisa bertemu guru Viera?
Yoo Jin membenarkan. Nae Il mencoba menghibur dengan mengatakan kalau Yoo Jin sekarang sudah di Eropa jadi bisa menemuinya kapan saja, dan jangan khawatir. Yoo Jin tersenyum.
Nae Il mengatakan ia akan menghibur Yoo Jin agar jangan bad-mood lagi dan malah mendekatkan badannya ke arah Yoo Jin, ia berteriak senang karena janji mereka batal, mereka akan puas jalan-jalan.
Yoo Jin menuduh Nae Il tidak mau latihan dan hanya ingin jalan-jalan saja, bukannya menghiburnya. Nae Il mengatakan kalau tujuan utama mereka hari ini kan memang jalan-jalan setelah menemui guru Viera. Nae Il tersenyum dan mulai terpesona dengan pemandangan di Kota itu, btw ini Slazburg atau Vienna ya?
(BTW Nae Il memanggil Yoo Jin dengan Orabang lagi, jadi agak gimana gitu, sifat Nae Il juga malah mirip yang di episode awal, suka meluk-meluk paksa, beda sama Nae Il di episode akhir, ini efek syuting Final episode di awal, feel-nya malah beda kekekkeke).
NAe Il dan Yoo Jin menghabiskan hari dengan berjalan kesana kemari, menikmati kota musik klasik..
Nae Il berlari kesana kemari, ia tak bisa diam dan excited dengan segalanya. Yoo Jin berjalan di belakang, menikmati kota sambil mengawasi pacar kecilnya. Nae Il berlari kesana kemari dan Yoo Jin mengikutinya. Mereka tiba di patung Mozart dan menyapa, mereka juga main di rumah Mozart dan Nae Il tertarik dengan cokelatnya.
KEduanya berjalan dengan bahagia sekarang. NAe Il sangat menikmati cokelat Mozart dan terus memujinya. Yoo Jin tersenyum mengatakan Nae Il sepertinya lebih tertarik pada cokelatnya dari pada rumah mozart nya. Nae Il bete mengatakan itu karena ia tak diizinkan bermain piano disana.
Nae Il kemudian mendapat ide menyuapi Yoo Jin dengan cokelat, tapi Yoo Jin menolak.
Nae Il tentu saja tidak menyerah dan terus menyodorkan cokelat ke wajah Yoo Jin. Yoo Jin tak tenang melihat kesana kemari, dan saat merasa aman ia akhirnya menerima cokelat Nae Il dengan mulutnya, HAHHHAHHAHAHHA. Pria yang tak bisa lepas dari Seol Nae BAl.
Nae Il terus menanyakan enak kan? enak kan?
Yoo Jin tidak menjawab dan bertanya kenapa Nae Il membeli banyak sekali? Nae Il tersenyum dan mengatakan karena honeymoon adalah saatnya berbelanja~~
Ia kemudian menempel pada Yoo Jin, Yoo Jin kesal dan melepaskan Nae Il. Ia mengatakan karena Nae Il sudah melakukan yang diinginkan, ini saatnya latihan piano.
Nae Il masih ingin jalan-jalan dan mengajak Yoo Jin ke Hellbrunn. Yoo Jin tak mau, ia ingin Nae Il latihan dan mengakhiri wisata melelahkan ini, Tapi Nae Il tak menyerah, ia mengikuti Yoo Jin dan terus memohon mengajaknya ke Istana dimana kapten Von Trapp melamar maria, Sound of Music. Tempat Liesl dan pacarnya menyatukan cinta dan lain, lain.
Intinya ia ingin ke tempat paling romantis di Slazburg bersama Yoo Jin, kekekek.
Ujung-ujungnya Nae Il yang menarik Yoo Jin agar mengikutinya. Ia berlari sambil memegang tangan Yoo Jin dan mereka tiba di tempat asal Sound of Music. Nae Il keasyikan sendiri menikmati tempat itu sambil menyanyi. Aduuuuuh, aku tahu itu musik yang digumamkan Nae Il, tapi aku lupaa~
Nae Il menikmati dan menari serta berdiri di dinding air mancur taman, ia berlari kesana kemari dengan bahagia dan terus bersenandung.
Yoo Jin hanya mengikutinya di belakang dan tiba-tiba kita melihat Yoo Jin memegang sesuatu, sebuah cincin, cincin couple yang dilihat Nae Il tadi ternyata!!!
Yoo Jin memandangi cincin itu dan tersenyum. kekekekekek.
Nae Il dan Yoo Jin tiba disuatu tempat dekat air mancur. Nae Il berjalan di depan Yoo Jin, ia masih bersenandung bahagia. Yoo Jin kemudian memanggil Nae Il dan Nae Il berhenti.Tapi ia waspada siap-siap akan lari kalau Yoo Jin memaksanya pulang lagi.
Yoo Jin mengatakan kalau ia akan memberikan sesuatu pada Nae Il, dan menyuruh NAe Il menutup matanya.
Nae Il excited dan mendekatkan wajahnya ke arah Yoo Jin.
Nae Il tersenyum sambil menutup matany, ia juga memonyongkan bibirnya membuat Yoo Jin tertawa, Ya! Jangan memonyongkan bibirmu.
Nae Il tak peduli, ia terus melakukannya dan keduanya beneran berada di jarak yang sangat dekat dan sangat pas untuk berciuman. OMG!!!
Yoo Jin mengeluarkan cincinnya dan sengaja mengangkat tangannya di atas mata Nae Il menyuruhnya membuka mata, Buka Matamu!
Tepat saat itu, tiba-tiba air mancur keluar dari samping dan Yoo Jin terkejut sehingga cincinnya terlepas dan malah jatuh kekolam. HAHHAHAAHAH. Ternyata tempat itu adalah tempat dimana air mancur akan keluar kalau jamnya tiba. LOL.
Nae Il dan Yoo Jin basah kuyup, bahkan saat Nae Il belum sempat membuka matanya. Yoo Jin panik karena cincin couple jatuh dan segera masuk ke kolam untuk mencarinya. Yoo Jin mencari kesana kemari dengan panik sedangkan Nae Il kedinginan tersiram air. Ia kesal dan menuduh Yoo Jin mengerjainya. Ia mencari-cari Yoo Jin yang menghilang dan menemukannya di dalam kolam. Nae Il kesal mengatakan kalau Yoo Jin mengerjainya karena tak mau latihan, ia mau pulang saja.
Yoo Jin tak peduli dan fokus mencari cincinnya, akhirnya menemukannya dengan wajah sumringah.
Yoo Jin kemudian bertanya, apa kau sudah mau pulang? Kebetulan sekali, aku juga sudah sangat lelah. Aku menyesal membelinya.
Nae Il kesal dan marah, Kenapa? Kau mencari apa? Memangnya kau membeli apa?!
Yoo Jin keluar dari dalam kolam, dan menatap Nae Il, Cincin. Cincin bulat dan indah yang kau inginkan.
Nae Il terkejut, matanya membesar, wajahnya berubah menjadi khawatir dan mengerut. Nae Il panik, Apa? Cincin bulat indah?
Nae Il tergesa-gesa melepaskan tas-tasnya dan mengatakan ia harus menemukan cincin itu. Nae Il menerobos masuk ke kolam dan panik ia ingin mencari cincin itu.
Yoo Jin tidak mengatakan kalau cincin itu sudah ditemukan, ia bertanya apakah Nae Il tak akan pulang untuk latihan? Nae Il kesal mengatakan kalau ia harus menemukan cincin itu culu, ia tak akan latihan sampai cincin ditemukan. Cincin couple adalah lambang cinta, apa kau tidak tahu? Ya kau pasti tidak tahu.
Nae Il terlihat seperti akan menangis. Yoo Jin hanya menatap Nae Il yang mulai mencari cincin couple nya.
Yoo Jin akhinya mendekati Nae il dan menariknya, Nae Il masih kesal hingga Yoo Jin mengeluarkan cincinnya dan memperlihatkannya pada Nae Il. Nae Il terkejut, matanya membesar lagi dan ia terlihat senang, ia bahkan melihat cincin itu dan matanya mengikuti cincin kemanapun, lucu.
Nae Il ingin Yoo Jin memasangkan ke jarinya, tapi Yoo Jin menolak dan menjauhkan cincin itu dari Nae Il. Yoo Jin mengangkat tangannya ke atas dan mata Nae Il terus mengikuti cincin ia ingin meraihnya. Yoo Jin mengatakan ia tak akan memberikannya pada Nae Il sebelum Nae Il menang kompetisi. Nae Il tak peduli apapun lagi, ia ingin cincin itu. Yoo Jin mengatakan kalau Nae Il menang, ia akan memberikannya. Ia mengajak Nae Il latihan piano dan akhirnya Nae Il menurut, kekekkekkekek.
Yoo Jin sedang menelpon ibunya, ia mengatakan kalau ia akan mencari rumah setelah kompetisi Nae Il berakhir, jadi ia ingin ibunya jangan khawatir. Setelah menutup telpon, pintu kamar Yoo Jin di ketuk. Yoo Jin keluar dan melihat Nae Il dengan bantalnya di pintu. Nae Il mengatakan kalau ia tak enak badan dan tak bisa tidur, mungkin karena main air tadi. Yoo Jin menatapnya curiga dan menyentuh pipi Nae Il, ia mengatakan Nae Il tidak demam. Nae Il terus mencari alasan agar bisa masuk ke kamar Yoo Jin, ia mengatakan ia rindu keluarga dan teman-temannya, ia demam kampung. Yoo Jin diam saja. Nae Il tak menyerah, ia membuat wajah sakit dan mengatakan saat di pesawat kemarin Yoo Jin ketakutan dan ia menepuk-nepuk Yoo Jin, tapi saat ia sakit ternyata Yoo Jin dingin, ia jadi kecewa.
Nae Il terus batuk dan mencoba terlihat sangat sakit. Yoo Jin tahu Nae Il berbohong, ia diam saja dan akhirnya mengajak Nae Il masuk ke kamarnya. Nae Il senang, ia tersenyum bahagia tapi kemudian ia mulai sok sakit lagi dan masuk dengan hati-hati ke kamar Yoo Jin, Yoo Jin tersenyum.
Nae Il batuk-batuk dan mencoba terlihat kedinginan. Ia duduk di tempat tidur Yoo Jin dan mulai bertanya apakah Yoo Jin tak punya makanan yang bisa dimakan. Yoo Jin mengawasi Nae Il dan mengatakan tidak ada. Nae Il berkata kalau ia lapar, ia ingin makan ramen, apakah di toko depan tidak ada makanan?
Naeil terus berusaha membuat Yoo Jin pergi mencarikannya makanan, ia batuk lagi dan trelihat sakit. Yoo Jin menyerah dan akhirnya memutuskan membelikan Nae Il makanan. Nae Il melihat ke arah pintu, batuk dan kedinginan memastikan Yoo Jin sudah keluar, setelah Yoo Jin keluar, Nae Il tersenyum senang.
Yoo Jin sibuk di toko membeli makanan yang enak untuk orang pilek, ia membeli minuman, madu dan juga ramen. Ia tersenyum. (Lha? Yoo Jin ga tau kalau Nae Il bohong? Masa?)
Sementara itu Nae Il sibuk dengan videocall dengan Min Hee. Nae Il menyiapkan lingerie untuk dipakai malam ini, ia ingin Min Hee membantu memilihkannya. LOL.
Min Hee masih bingung, apa benar kalau malam ini Yoo Jin dan Nae Il akan sekamar?
Nae Il membenarkan, lagi pula mereka akan kuliah di luar negeri bersama-sama, jadi mereka akan latihan menjadi pasangan suami istri. Ia bahkan ingin min Hee menyebarkan pada semuanya, LOL.
Min Hee masih tak percaya, Nae Il sibuk memilih baju tidur seksinya dan tak sadar kalau Yoo Jin sudah kembali. Min Hee kemudian melihat Yoo Jin dan bertanya pada Nae Il, Tapi kenapa Yoo Jin sunbae ada dibelakangmu?
Nae Il terkejut, ia melihat Yoo Jin dengan kerutan diwajah dan ia mulai pura-pura sakit lagi, batuk-batuk. Yoo Jin kesal melihat Nae Il berbohong padahal ia sudah mengkhawatirkan Nae Il.
Yoo Jin marah dan menyuruh Nae Il keluar dari kamarnya. Nae Il masih menolak dan berpura-pura sakit,. Yoo Jin menarik Nae Il keluar dari tempat tidurnya. Nae Il panik dan berteriak memohon Min Hee membantunya. Min Hee hanya geleng-geleng saja, ia sudah tahu kalau itu akan terjadi.
Yoo Jin mengusir Nae Il dari keluar dari kamarnya, ia mengingatkan NAe Il tak boleh masuk ke kamarnya sampai kompetisi berakhir, ia menyuruh Nae iL latihan piano saja kalau punya banyak waktu luang.
Nae Il meminta maaf memohon agar Yoo Jin memaafkannya, ia tak akan melakukannya lagi.
Yoo Jin yakin nanti Nae IL akan bohong lagi. Yoo Jin meutup pintu. Nae Il di luar merasa menyesal, harusnya tadi ia pura-pura sakit saja tidak usah menelpon Min hee, Kekekkekkeke. Yoo Jin membuka pintu lagi dan Nae Il pura-pura sakit lagi. Yoo Jin mengeluarkan barang Nae Il dan ramennya. Ia menutup pintu kamar.
Il Rak dan Shi Won juga menikmati hari-hari terakhir mereka. Il Rak excited membeli baju couple dan sepatu couple tapi Shi Won mengatakan itu kekanak-kanakan. Il Rak kemudian menawarkan dalaman couple pula, HAHAHHHAAHHA. Ayah Il Rak kelihatan masih badmood dengan Shi Won, ia mengantarkan makanan dan menyuruh mereka kencan diluar saja, kenapa harus di restorannya. Shi Won mengatakan Il Rak ingin membantu ayahnya makanya mereka sering bertemu di restoran.
Shi won bahkan mengeluarkan obat herbal yang ia beli dan mengatakan kalau Il Rak yang membelinya untuk ayah. Il Rak awalnya bingung karena ia tidak membelinya, tapi Shi won memberinya kode sehingga Il Rak membenarkan, Ayah senang mendapat obat herbal dan membawanya. Ia berubah sikap menjadi baik menyuruh mereka sering pergi berkencan. LOL.
Saat ayah Il Rak pergi, ia berbalik lagi dan bergumam kalau Shi Won sangat perhatian mirip dengan ibu Il Rak. Sepertinya ia sudah mulai menerima Shi Won.
Anggota RS Oke melakukan latihan mereka dengan baik bersama konduktor baru Lee Yoon Hoo. Mereka memainkan Tchaikovsky The Sleeping Beauty Suite Op. 66 untuk latihan kali ini. Berbeda dengan gaya latihan Yoo Jin yang penuh tantangan karena teriakan dan sebagainya, gaya latihan Yoon Hoo lemah lembut. Tapi semuanya menikmati latihan mereka.
Nae Il dan Yoo Jin pergi ke tempat kompetisi untuk menyerahkan formulir dan menarik undian. Nae Il mendapat nomor tampil 12, terakhir. Panitia mengingatkan Nae Il untuk latihan dan jangan datang terlambat saat kompetisi. Nae Il mengerti. Yoo Jin kemudian bertanya dimana panggung kompetisi dan mengajak Nae Il kesana.
Nae Il dan Yoo Jin masuk ke ruangan dimana kompetisi piano akan diadakan. Mereka mendengar suara piano dan melihat penampilan seseorang disana. Wajah Nae Il yang awalnya ceria berubah seketika mendengar bagusnya permainan dan teknik piano gadis itu. Nae Il terpesona. Gadis itu memainkan Chopin Piano Sonata No. 2 in B Flat Minor Op. 35: I. Grave - Doppio movimento dengan sangat cepat. Nae Il menelan ludah, dia adalah salah satu lawan Nae Il dalam kompetisi nanti. Nae Il menatap Yoo Jin dan kemudian menunduk. Yoo Jin melihat reaksi Nae Il dan menariknya keluar.
Mereka berdua berhenti di luar ruangan. Yoo Jin mengatakan kalau gadis itu bernama Lu Wei. Nae Il tidak mengenalnya. Yoo Jin mengatakan dia adalah pianis yang memiliki resital di Korea. Yoo Jin juga heran kenapa dia ada disana. Yoo Jin bertanya pada panitia dan panitia membenarkan kalau Lu Wei adalah salah satu peserta kompetisi.Yoo Jin menghela nafas. Nae Il mulai khawatir, jadi aku harus bermain lebih hebat darinya agar bisa menang?
Nae Il mulai khawatir dan menutup matanya. Yoo Jin tersenyum melihatnya tapi tentu saja ia juga khawatir.
Nae Il dan Yoo Jin ada diseuatu tempat di Slazburg, Austria. Dari sana kita bisa melihat hampir seluruh wilayah dan Yoo Jin memperlihatkan sebuah katedral pada NAe Il, Yoo Jin melirik Nae Il dengan hati-hati mengatakan kalau itu adalah rumah yang akan 'kita' tinggali nanti.
Nae Il tak begitu tertarik, ia menatapnya dan mengatakan, Begitu ya? Itu rumah yang akan kau tinggali nanti.
Yoo Jin melirik Nae Il. Nae Il mengatakan disana Yoo Jin akan makan dan berlatih. Hanya Yoo Jin sendiri.
Nae Il menunduk dan tampak sedih kalau ia tak akan memenangkan kompetisi.
Yoo Jin menatap Nae Il dan memanggil namanya.
Nae Il mengatakan ia selalu ingin memasakkan makanan untuk Yoo Jin, Ia bahkan sudah menghafal resepnya, tapi sekarang percuma saja. Yoo Jin kesal kenapa Nae Il kahwatir, tidak seperti biasanya. Nae Il meninggikan suaranya, Jika aku kalah maka aku akan kembali ke Korea dan meninggalkanmu.
Yoo Jin menatap Nae Il, ia menghela nafas. Benar, jika kau tak menang aku akan tinggal sendirian. Dirumahku yang disana.
Nae Il menatap Yoo Jin tak percaya, Yoo Jin tak mengkhawatirkannya dan ia kecewa.
Nae Il kesal, Apa kau sudah bersiap hidup sendirian tanpa diriku? Tanpa diriku? Kenapa? Kenapa?
Nae IL kecewa, ia kemudian menebak, kau pasti mau berselingkuh dengan bule-bule itu kan?
Yoo Jin tersenyum, ia menggoda Nae Il, Bule? Tentu saja.
*Oi Oi, sejak kapan kalian pacaran?kekekkeke*
Yoo Jin menatap jauh dan mengatakan, tapi, siapa lagi yang akan memukulku nanti? Yang akan menempel padaku 24 jam seminggu?
Nae Il melirik Yoo Jin. Yoo Jin tersenyum dan mengatakan, tentu saja itu kau. Kau akan bersamaku selamanya.
Nae Il malu-malu, ia mencoba tidak tersenyum karena ia masih khawatir, Tapi tetap saja, tempat ini dipenuhi dengan orang-orang berbakat. Aku..............
Nae Il mulai tersenyum malu-malu. Ia memainkan tangannya.
Yoo Jin menghela nafas mengatakan kalau ia harusnya memberikannya jika Nae Il sudah menang. Nae Il excited dengan cincin itu, ia sangat sangat sangat bahagia, ia memegang wajahnya yang panas karena senang, ia menutup wajahnya malu.
Yoo Jin kemudian memasangkan cincin itu di jari manis Nae Il. Nae Il tersenyum bahagia. Ia memandangi jari manisnya dengan excited. Yoo Jin tersenyum melihat reaksi Nae Il dan mengatakan dengan ini Nae Il bisa menang. Nae Il terus mengagumi cincinnya.
Nae Il tersenyum dan mengatakan tidak, ia tidak bisa menang hanya dengan cincin ini. Yoo Jin menatapnya, Apa?
Nae Il mulai usil, ia mengatakan dengan cincin saja tidak cukup. Ia menarik Yoo Jin mendekat dan mengatakan ia butuh ciuman kemenangan atau semacamnya. Nae Il mendekatkan wajahnya ke wajah Yoo Jin. Makin dekat....
[Bersambung ke Part 2]
0 komentar:
Posting Komentar