Tomorrow Cantabile Episode 14
Seol Nae Il lari dari kompetisinya. Ia kebetulan bertemu dengan Cha Yoo Jin yang akan menonton. Yoo Jin heran kenapa Nae Il ada diluar, padahal sebenar lagi gilirannya tampil.
Nae Il menunjukkan wajah ketakuta, ia sesak nafas dan berkeringat dingin. Yoo Jin heran melihatnya. Ia tidak berkata apa-apa lagi. Ia menatap Nae Il dan dengan hati-hati menyentuh lengan Nae Il. Yoo Jin mencoba menenangkannya.
Yoo Jin menghela nafas, melihat Nae Il seperti itu ia menyuruh Nae Il berhenti. Nae Il terkejut. Yoo Jin mengatakan memang disayangkan karena Nae Il sudah sampai sejauh ini, tapi jika Nae Il tidak mau maka hentikan saja.
Nae Il berkaca-kaca menatap Yoo Jin. Yoo Jin kemudian perlahan menggenggam tangan Nae Il dan tersenyum mengajaknya pulang ke rumah. Yoo Jin menggandengan Nae Il dan berjalan.
Nae Il berjalan di belakang Yoo Jin, mereka berdua melangkah pelan. Nae Il melihat punggung Yoo JIn dan teringat kata-kata Stresemann, kalau Yoo Jin suatu saat nanti akan melampaui Nae Il dan terbang jauh. Jika Nae Il ingin tetap disamping Yoo Jin, maka Nae Il harus menghadapi musiknya.
Nae Il menatap punggung orang yang ia cintai dan menghentikan langkahnya.
Yoo Jin menatap Nae Il dan melepaskan tangannya. Nae Il menunduk dan mengatakan kalau ia harus masuk, ia harus bermain piano. Yoo Jin menatap Nae Il dan memegang lengannya. Yoo Jin mengatakan tidak apa-apa, Nae Il tak perlu memaksakan diri, jika Nae Il tidak tampil, tak akan ada yang bisa berkata apa-apa.
Nae Il yang lebih takut ditinggalkan oleh Yoo Jin menepis tangan Yoo Jin dan mengatakan kalau ia harus bermain untuk kompetisi. Ia membulatkan tekadnya dan berlari kembali ke dalam ruang audisi.
Nae Il kembali ke ruangannya tepat saat petugas menelpon untuk memanggil peserta selanjutnya. Nae Il mengatakan kalau ia belum menyerah, ia ingin tampil. Tapi petugas mengatakan kalau sudah diumumkan peserta no. 7 (Nae Il) batal tampil. Nae Il tetap memohon, ia akan menampilkan yang terbaik, jadi izinkan ia tampil. Sayangnya telpon terputus, Nae Il ingin menerobos masuk tapi ditahan.
Sementara itu panggung masih kosong, juri dan penonton mulai ribut bergosip kenapa Nae Il lama sekali masuk panggung. Stresemann yang menonton terlihat khawatir. Min Hee khawatir terjadi sesuatu pada Nae Il. Prof. Do menebak Nae Il kabur tapi Prof. Ahn mengatakan tak mungkin, karena Nae Il sudah berjuang sejauh ini.
Guru Nae Il terlihat senang karena nae Il masih sama seperti dulu. Ia akan meninggalkan kursinya dan keluar saat pintu terbuka dan Nae Il masuk ke panggung.
semuanya lega.
Nae Il masuk dan membungkuk pada dewan juri. Ia duduk di kursi pianonya, menyiapkan tangannya di tuts piano. Nae Il menarik nafas, ia memandang ke atas dan menutup matanya. Ia mencoba membangun emosinya, Ia ingat kata-kata Stresemann untuk membuang semua keresahan, kemarahan dan emosi kedalam permainannya.
dan mulai memainkan Liszt La Campanella. Nae Il memainkan Liszt dengan caranya sendiri, ia memvariasikan nadanya sendiri. Semua orang terpesona dengan permaiannya. Yoo Jin mengomentari permainan piano Nae Il seperti sebuah orkestra, penuh dengan harmony.
Nae Il bermain piano semakin emosional, ketika tiba bagian tersulit. Ia teringat masa kecilnya. sambil bermain, Nae Il memperlihatkan emosinya, ia memandang ke arah panggung, ke arah gurunya. Nae Il bermain sambil memandang tajam ke gurunya. Gurunya tak berkutik, karena nae Il bermain sangat bagus.
Nae Il menyelesaikan permainannya dengan banyak applause dari penonton. Prof. Do, Prof. Ahn, Yoon Yi, Yoon Ho, Yoo Jin, Ibu Yoo Jin dan Min Hee puas dengan penampilan Nae Il. Mereka bertepuk tangan dengan gembira.
Cantabile Tomorrow
~Lesson 14~
Di ruang juri, Yoon Yi mengomentari nilai untuk peserta no 7 (Nae Il) terlalu jauh berbeda. Salah satu juri mengatakan kalau penampilan Nae Il terlalu tidak konvensional. JUri lainnya membenarkan ini sebuah kompetisi, bukan recital (pertunjukan), mereka punya aturan di kompetisi ini.
Yoon Yi menunjukkan wajah tidak suka. Satu juri lagi mengatakan ia suka penampilan Nae Il meskipun khawatir. Yoon Yi tak tahan lagi mendengarkan mereka beradu pendapat. Ia mengatakan kalau juri lain terlalu banyak khawatir. Sangat mudah memilih mana pemain yang baik dan yang buruk. Tapi peserta yang permainanya bagus dan unik, sangat sulit memilihnya. Dan itu lah tugas mereka. Juri satunya masih ragu dan mengatakan kalau Nae Il juga melakukan banyak kesalahan.
Yoon Yi akhirnya membuat keputusan.
Nae Il sedang gugup menunggu hasil Final Round di ruangannya. Ia deg degan. Salah seorang peserta kompetisi mengunjungi ruangan Nae Il dan menyapanya. Ia mengatakan menyukai penampilan Nae Il, ia belum pernah mendengarkan La Campanella seperti itu. Ia bertanya apakah Nae Il punya score untuk musik itu?
Nae Il yang awalnya tak mood diajak bicara sadar dan bertanya, Apakah aku bermain tidak sesuai score?
Pria itu belum menjawab saat ada pengumuman dari panggung kalau mereka akan mengumumkan pemenang kompetisi.
Pria itu meninggalkan ruangan Nae Il. Nae Il masih shock karena tahu ia bermain tidak sesuai score.
Dewan juri akan mengumumkan pemenang kompetisi. Prof. Do berkomentar ini pertama kalinya ia merasa gugup menunggu pengumuman hasil kompetisi.
Prof. Ahn membenarkan karena selama ini belum ada muridnya yang ikut kompetisi.
Stresemann berjalan di luar auditorium dan menemui Yoon Yi Song. Yoon Yi tersenyum melihat Stresemann dan mulai membahas Nae Il, ia yakin Stresemann memilih Nae Il ikut kelas master karena alasan khusus. Stresemann tersenyum mengatakan kalau ia cukup cepat dalam melihat bakat seseorang. Yoon Yi tertawa, ia mengatakan kalau bakat saja tidak cukup, tanpa semangat dan tujuan, bakat bisa saja meredup. Beruntung Nae Il sepertinya sudah punya semangat dan tujuan sekarang.
Stresemann menghela nafas dan mengatakan ia merasa dirinya sudah tua sekarang, ia lebih bahagia melihat anak didiknya tumbuh lebih baik dari pada penampilannya sendiri.
Pemenang kedua jatuh pada Kim Ga Ram membuat semuanya terkejut. Karena jika Ga Ram ada diposisi ketiga, artinya Nae Il bisa jadi posisi pertama. Min Hee dan ibu Yoo Jin sangat senang. Prof. Do juga kelihatannya bersemangat. Yoo Jin bersyukur.
Dan Pemenang pertama akan di umumkan, semuanya semakin deg degan dan penuh harapan akan nama Seol Nae Il dipanggil. Pemenang pertama adalaaaaaaaaaaaahhhhh......tidak ada.
Kata-kata itu mengagetkan semuanya. Tahun ini, kompetisi Piano Baek GongSu tidak memiliki pemenang pertama. Semuanya terkejut.
Nae Il yang mendengar di ruangannya juga ikut terkejut. Ia mulai sesak nafas lagi.
Prof. Do mengomentari selama ini kompetisi Baek GongSu tidak pernah mengosongkan posisi pertama.
Guru Nae Il kecil yang duduk disamping Prof. Do juga kesal, kenapa Ga Ram ada diposisi kedua saat tidak ada pemenang pertama. Kenapa Ga Ram tidak dijadikan pemenang saja.
Prof. Do berkomentar, Ada seseorang yang layak diposisi pertama, bukankah itu alasannya?
Guru itu kesal dan meninggalkan auditorium.
Yoo Jin mengkhawatirkan Nae Il dan memutuskan mengeceknya.
Yoo Jin bergegas ke ruang tunggu Nae Il. Kosong. Hanya ada dress yang dipakai Nae Il tadi dan sebuah pesan kertas. Nae Il berterima kasih pada Ibu Yoo Jin dan Mini Min hee.
Yoo Jin khawatir membaca pesan itu. Min Hee juga datang ke ruangan itu dan terkejut. Yoo Jin bertanya pada Min Hee kira-kira kemana Nae Il akan pergi di gedung itu.
Min Hee berfikir dan akan mengeceknya.
Nae Il berjalan sendirian di malam yang dingin itu. Ia menelpon ibunya dan bertanya apa yang harus ia lakukan padahal ia sudah berusaha keras tapi tetap tidak berhasil.
Ia menghabiskan perjalanan pulangnya dengan menelpon ibunya.
Nae Il kembali ke apartemennya. Ia masih merasa sedih dan berjalan menunduk. Ia kemudian terkejut saat melihat Yoo Jin berdiri di depan rumahnya. Ia bertanya kenapa Yoo JIn diluar karena malam ini sangat dingin.
Yoo Jin tak menjawab dan balik bertanya, diluar sangat dingin, kau dari mana saja?
Nae Il tidak menjawab, ia menghindari tatapan Yoo Jin.
Yoo Jin masih menatap Nae Il dan bertanya apakah Nae Il sudah makan.
Nae Il menggeleng. Ia dengan hati-hati menatap Yoo Jin.
Yoo Jin menghela nafas dan menarik Nae Il ke rumahnya. Cieeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeee!!!
Yoo Jin memasakkan Kimchi Tuna Rebus untuk Nae Il. Karena cuaca dingin ia menyuruh Nae Il meminum kaldunya juga. Nae Il siap mencoba masakan Yoo Jin dengan menyendok kaldunya. Ia menyukai masakan Yoo Jin dan tersenyum. Yoo Jin tersenyum melihatnya. Yoo Jin mengatakan ia senang Nae Il tidak kabur lagi seperti biasa dulu. Permainan Nae Il tadi sangat bagus, Nae Il bisa mengikuti kompetisi lainnya nanti.
Nae Il menatap Yoo Jin dan mengatakan tapi tidak ada kompetisi lain yang bisa membawanya ke luar negeri.
Yoo Jin tersenyum kecil dan mengatakan, Baguslah.
Nae il terkejut. Yoo Jin mengatakan Nae Il tidak bisa ke luar Negeri, ia juga tak bisa ke luar negeri.
Yoo Jin kemudian terlihat sibuk mencuci piring. Nae Il menatapnya.
(KYAAA!! Itu sebuah pengakuan, kekekkek, Apakah Yoo Jin malu bilang kalau ia ingin tetap bersama Nae Il?)
Malamnya Nae Il ada dikamarnya. Ia melihat jam pemberian Stresemann yang digunakan untuk hipnotis. Ia juga melihat buku-buku tentang hipnotis yang ia pelajari.
Keesokan harinya, Nae Il searching tentang hipnotis di laptopnya. Ia serius membaca kalimat demi kalimat di website dan tak sadar Yoon Hoo datang di belakangnya. Yoon Hoo melihat Nae Il membuka situs hipnotis dan bingung, ia bertanya, Apa kau sedang belajar hipnotis?
Nae Il shock dan langsung menutup laptopnya. Yoon Hoo bingung kenapa Nae Il menyembunyikannya. Nae Il mengataakn kalau ia hanya kaget, ia tak menyembunyikan apa-apa.
Yoon Hoo duduk di kursi didepan Nae Il. Ia bertanya apakah Nae Il tertarik dengan hipnotis. Nae Il memainkan matanya gugup dan mengatakan kalau ia hanya sedang bosan. Yoon Hoo heran, gadis yang punya pacar kenapa bosan, kalian bisa berkencan.
Nae Il mengatakan Yoo Jin sedang sibuk sekarang. Senyum Yoon Hoo mengembang, ia mengatakan ia sedang free dan ingin mengajak Nae Il kencan. Nae Il menyilangkan jarinya dan menyuruh Yoon Hoo jangan macam-macam padanya. Yoon Hoo memasang wajah cute dan mengatakan Nae Il masih tetap pada prinsipnya, kebetulan ia suka gadis yang punya prinsip.
Nae Il mulai tak bisa melawan kata-kata Yoon Hoo, ia mulai tak tenang dan merasa dalam bahaya. Ia bersiap pergi.
Yoon Hoo kemudian mengalihkan pembicaraan. Ia bertanya Nae Il pasti kecewa karena kompetisinya. NAe Il tersenyum kecil dan mengatakan ia sudah lupa tentang itu. Lagi pula masih banyak kompetisi lainnya. Yoon Hoo membenarkan, Nae Il bisa mencoba lagi tahun depan dan memenangkannya.
Nae Il tersenyum dan mengatakan ia mungkin tak akan bisa menang, mungkin permainan pianonya bukan sesuatu, permainan pianonya tidak bisa diterima dalam sebuah kompetisi.
Yoon Hoo ingin mengatakan sesuatu tapi NAe Il memotong pembicaraan dengan memukul meja dan mencoba ceria, Pokoknya Sunbae tidak boleh macam-macam padaku!
Ia menyilangkan tangannya dan memasang wajah lucu. Yoon Hoo sengan serius mengatakan kalau ia tak akan macam-macam, hanya saja Nae Il bisa mencurahkan semuanya padanya, ia tahu Nae Il sekarang sangat sedih.
Nae Il masih mencoba tersenyum dan mengatakan kalau ia baik-baik saja. Ia masih bisa ikut kompetisi tahun depan. Nae Il terus tersenyum menyiratkan kesedihan dan Yoon Hoo hanya diam menatapnya.
Yoo Jin dan Stresemann sedang bicara di cafe ibu Yoo Jin. Ibu Yoo Jin ingin ikut nagkring tapi dilarang Yoo Jin karena mereka sedang membicarakan hal yang penting.
Stresemann masih berusaha meminta Yoo Jin ikut bersamanya ke Eropa. Tapi Yoo Jin sekali lagi menolak, ia tidak bisa belajar ke luar negeri. Stresemann mengatakan ia ingin Yoo Jin ikut bersama mereka. Ia dan Nae Il akan berangkat ke luar negeri tahun depan, tepat setelah festival orkestra berakhir. Sebagai gurunya, ia ingin Yoo Jin ikut bersama mereka.
Yoo Jin hanya bisa menghela nafas, karena bukannya ia tak ingin pergi, tapi tak bisa pergi.
Trio A, Shi Won, Jae Yong dan Sun Jae sedang bergosip sambil menuruni tangga, tentang Yoo Jin yang akan berangkat ke luar negeri. Mereka mendengar Stresemann yang meminta Yoo Jin ikut dengannya.
Sun Jae sih sudah yakin sejak awal Yoo Jin akan melanjutkan study keluar negeri.
Kemudian mereka mengkhawatirkan RS Oke, siapa yang akan jadi konduktor jika Yoo Jin pergi.
Si Klarinet tim S mendengar percakapan mereka dan terlihat khawatir.
Hal yang sama terjadi di cafe., Yoo Jin bertanya pada Stresemann bagaimana dengan RS Oke, dia adalah konduktor mereka, kalau ia pergi bagaimana nasib RS Oke nantinya.
Stresemann kesal, memangnya hanya kau satu-satunya konduktor di dunia ini?
Yoo Jin terdiam. Stresemann mengatakan, Kau bilang kau sudah menemukan tempatmu, tapi apakah kau akan diam disana selamanya? Ada banyak konduktor diluar sana. Ah, Bagaimana kalau besok kita panggil asisten konduktor?
Yoo JIn terkejut, Asisten konduktor?
Stresemann berkata kalau kemampuan asisten konduktor itu lumayan dan Yoo Jin bisa mengajarinya nanti. Yoo Jin penasaran, siapa maksudmu?
Dan benar saja, Lee Yoon Hoo berdiri di hadapan RS Oke untuk pertama kalinya. Dia akan menjadi Asisten Konduktor Cha Yoo Jin. Ia memperkenalkan dirinya dan Tim S sangat senang melihat Yoon Hoo lagi.
Yoon Hoo tersenyum pada tim S yang melambai terpesona padanya, HAHHAHAHAHA.
Cha Yoo Jin memasuki ruang latihan dan Yoon Hoo menyapanya. Tim S segera menurunkan tangan mereka dan berubah serius, HAHHAHAHAHA, takut dimarahi Yoo JIn.
Yoon Hoo mengatakan kalau ia sudah memperkenalkan diri tadi, jadi mereka bisa langsung latihan.
Yoo Jin menatap Yoon Hoo dan bertanya, jadi kau asisten konduktor?
Yoon Hoo membenarkan, Kau pasti senang bukan?
Yoo Jin bete dan mengatakan kalau hubungan mereka tidak terlalu baik.
Anggota S menatap keduanya dengan diam dan khawatir. Yoon Hoo menghela nafas mengomentari Yoo Jin yang masih belum berubah, si tukang ceramah, HAHAHHAHAHAHA.
Tiba-tiba Yoon Hoo bersikap kecewa tapi sok imut dan mengalihkan pandanganya, ia memainkan jarinya di meja konduktor dan berkata, Aku pikir kau akan senang melihatku. Rasanya hatiku jadi sakit.
Yoo Jin mencoba melihat ekspresi member RS Oke yang melihatnya dengan mata imut kucing agar dia mengalah.
Yoo Jin mengalihkan pembicaraan kapan Yoon Hoo masuk jurusan kondukting. Yoon Hoo mengatakan proses transfer akan selesai tahun depan. Ia kesini juga diminta oleh Stresemann. Ia mengatakan sepertinya Yoo Jin tidak tahu. Mata member RS menatap Yoo Jin meminta penjelasan.
Yoo Jin menahan kesalnya dan mengatakan kalau mereka akan mulai latihan. Yoon Hoo menatap Yoo Jin dan sadar dia berdiri di podium konduktor., Ia kemudian segera turun.
Yoo Jin bersiap latihan dengan semuanya, ia dan Yoon Hoo masih perang mata, kekkekekkekkeke.
RS Oke latihan untuk tampil di Festival Orkestra, dengan membawakan Tchaikovsky Violin Concerto dimana Yoo Il Rak sebagai pemain biola solonya.
Musik dibuka dengan penampilan RS Oke dan part selanjutnya violin solo oleh Il Rak. Il Rak memainkannya dengan baik, nadanya sudah benar dan mengalun indah. Semua anggota RS Oke kelihatannya menyukai permainan Il Rak. Dan part selanjutnya musk orkestra + violin solo bermain bersama.
Selama latihan, Yoon Hoo sibuk berjalan melihat permainan anggota RS Oke. Yoo Jin memperhatikannya.
Latihan selesai. Yoo Jin berjalan keluar gedung latihan dan Yoon Hoo mengikutinya. Ia bertanya kalau mereka akan ikut kompetisi di festival orkestra dan ia mendengar lawan mereka adalah Sae Yeon, apakah Yoo Jin yakin mereka bisa menang.
Yoo Jin menyuruh YOon Hoo mengkhawatirkan dirinya sendiri. Ia menerima Yoon Hoo karena permintaan Stresemann. Ia melirik tangan Yoon Hoo dan mengatakan dalam kondisi sekarang, Yoon Hoo belum bisa jadi asisten konduktor.
Yoon Hoo melihat yangan kirinya yang diperban dan tersenyum mengatakan kalau Yoo Jin ternyata mengkhawatirkannya. Yoon Hoo mengatakan Strauss mengarakna tim orkestranya hanya dengan tangan kanan saja. Dan lagi sekarang ia sedang ikut terapi.
Yoo Jin masih terus berjalan tanpa menatap Yoon Hoo mengatakan jika ingin berlatih, Yoon Hoo harus latihan dengan tangan kirinya. Yoon Hoo mengataka Yoo Jin tak perlu mengkhawatirkannya dulu, ia bertanya apa yang akan Yoo Jin lakukan.
Yoo Jin menghentikan langkahnya.
Yoon Hoo berkata kalau RS Oke belum benar-benar menyatu. Yoo Jin terdiam. Yoon Hoo mengatakan ia mengerti, itu sebabnya 'mereka' menemuinya.
Yoo Jin terkejut dan menatap Yoon Hoo. Yoon Hoo mengatakan teman-teman mereka khawatir apa yang akan terjadi kalau Yoo Jin pergi nanti.
Flashback.
Si Klarinet yang mendengar gosip itu mengajak Dan Ya dan Oboe menemui Yoon Hoo. Mereka mengatakan Tim A masih meremehkan dan memanggil mereka buangan. Jika Yoo Jin pergi ke Eropa nanti, ia yakin tim A akan membuang mereka dan mengeluarkan mereka dari RS Oke. Mereka memohon pada Yoon Hoo agar mau bergabung dengan Orkestra, hanya YOon Hoo yang bisa menyelamatkan mereka setelah kepergian Yoo Jin nanti.
Yoo Jin tampak berjalan cepat menuju suatu tempat. Yoon Hoo mengejarnya dari belakang dan bertanya kemana Yoo Jin akan pergi. Yoon Hoo mengatakan kalau Tim A dan S kelihatan sekali permusuhannya, bahkan dengan mata mereka yang saling menusuk. Yoon Hoo terus bicara dan akhirnya mengatakan kalau RS Oke mungkin akan bubar nanti, sekeras apapun Yoo Jin mempertahankannya.
Yoo Jin menghentikan langkahnya. Ia menatap Yoon Hoo, bukankah kau menemuiku untuk belajar menjadi konduktor?
Yoon Hoo mengatakan, bukankah aku pernah mengatakan kalau aku kelihatan sekali tidak punya banyak teman? Tapi kenapa aku bisa tidak punya banyak teman?
Yoo Jin menjawab, Karena orang yang kau katakan 'teman' hanya lawan yang bertopeng baik.
Yoon Hoo tersenyum, karena itu lah aku terbiasa sendirian, pertengkaran, kecemburuan dan semuanya, bukanlah emosi yang akan hilang semalam saja. Rising Star yang berisi 2 tim yang menajdi musuh, tentu saja pasti akan ada masalah.
Yoo Jin mengatakan semuanya butuh proses. Yoon Hoo menambahkan dalam proses selalu akan ada rasa sakit. Ia menatap Yoo Jin dan mengatakan ia tak tahu kalau ternyata Yoo Jin sangat naif.
Yoo Jin terkejut, Apa kau bergabung untuk melihat hancurnya RS Oke?
Yoon Hoo mengatakan ia tidak menyukai RS Oke yang sekarang, tapi ia peduli dengan temannya.
Yoo Jin beneran kesal kali ini, Apa sekarang sedang waktunya bercanda?!!
Yoon Hoo yang awalnya selalu tersenyum tiba-tiba berwajah serius, Aku tidak bercanda. Bukannya sudah aku katakan hati-hati saat melangkah?
Yoo Jin mengalihkan pandangannya dan menghela nafas. Yoon Hoo bertanya lagi, Kenapa kau tidak mendengar? Kau membuatku kesal.
Yoon Hoo kemudian menyuruh Yoo Jin berhati-hati dan meninggalkan Yoo Jin. Yoo Jin hanya bisa menghela nafas. (CHAKKAMANNYOOO~ Mereka ngomongin apa sih??? Aku ga ngerti apa yang dimaksud Yoon Hoo, jeongmal! Tentang RS Oke sih, tapi apa maksunya menyuruh Yoo Jin hati-hati??)
Nae Il terlihat memandangi sebuah kartu nama, Spesialis Kim Jae Won. Sepertinya Nae Il mengunjungi psikiater atau apa dan bertanya bagaimana menyembuhkan trauma. Ia ingat kata dokternya kalau yang paling penting dalam hipnoterapi adalah mengidentifikasi trauma sebenarnya.
Nae Il terlihat berfikir dan memutuskan melakukan sesuatu.
Yoo Jin sedang minum sambil melihat Nae Il memegang jam milik Stresemann di rumahnya. Ia mengomentari kenapa dari tadi Nae Il hanya memandangi jam itu, apakah Nae Il tak punya kerjaan lain?
Nae Il menatap Yoo Jin dan menyuruhnya duduk disampingnya.
(I Love Naeil dress. aku suka bajunyaa, where i can buy this >.<)
Yoo Jin menurut saja dan bertanya ada apa.
Nae Il menarik nafas dan mulai menggoyangkan jam pemberian Stresemann di hadapan Yoo Jin. Yoo Jin tertawa, tapi ia mengikuti gerakan jam itu.
Yoon Hoo, Il Rak, Min Hee dan Soo Min sedang duduk berempat sambil ngobrol di ruang istirahat kampus. Yoo Jin datang menyapa mereka. Il Rak mengatakan kalau ia mendengar permainan piano Nae Il sangat bagus saat kompetisi, mengapa mereka tidak memainkan piano concerto lagi seperti waktu Son Soo Jin tampil bersama mereka. Yoo Jin dengan santai menjawa, Tidak bisa. 'Uri Nae Il' sedang mempersiapkan diri untuk kompetisi tahun depan.
Tiba-tiba Il Rak mengerutkan kening, menyipitkan mata dan membuka mulutnya melongo. Yang lain melakukan ekspresi yang sama. Yoo Jin kemudian sadar kalau ia menyebut 'Nae Il-ku / Uri Nae Il' dan mulai panik mengatakan kalau ia salah ucap. HHAHAHHAHAHHAHA.
Yoon Hoo berkomentar kalau ia merinding mendengar orang lain memanggil Nae Il dengan 'Uri Nae Il'. Ia mengatakan ia tak akan memanggil Uri Nae Il lagi.
Yoo Jin kesal dan berteriak, Kenapa kau memanggil Nae Il-ku dengan Uri Nae Il???!!!
Semuanya menganga. Bahkan Yoo Jin ikutan menganga, LOL. Il Rak gatal mendengarnya dan menyuruh Yoo Jin berhenti. Soo Min sedih dan menangis mengatakan kalau Yoo Jin sudah berlebihan.
Yoo Jin kesal pada dirinya sendiri dan memukul mulutnya, kekekkekkeke.
Ia buru-buru pergi dari sana dengan mengatakan ada kelas, HAHHAHAHA.
Setelah Yoo Jin pergi, trio tersenyum dan mengatakan kalau Nae Il sudah berhasil. Soo Min sendiri yang kecewa karena Yoo Jin sudah tunduk pada Nae Il. Yoon Hoo bertanya, apa saat dia memanggil 'Uri Nae Il' mereka juga merinding.
Ketiganya memandang Yoon Hoo dengan menyipitkan mata. Il Rak memandangnya dengan tatapan tidak percaya dan terlihat agak kesal. Yoon Hoo tersenyum dan Min Hee memasukkan makanan ke mulut Yoon Hoo, HAHahHAHAHHA.
Yoo Jin duduk di kantin dengan shock pada dirinya sendiri kenapa ia mengatakan hal itu, apakah dia sudah gila? Ia bahkan mengatakan kalau Nae Il-nya yang memintanya begitu. Kemudian ia merasa kecewa pada dirinya sendiri, tetap saja jika uri Nae Il meminta begitu
Dan Yoo Jin mulai kehilangan kesadaran karena ia mulai gila memanggil Nae Il dengan Uri Nae Il dan Uri Nae Il. Ia kesal dan memukul mulutnya lagi. Ia tak tahan dan berteriak memegang kepalanya.
(Kira-kira kenapa dengan Yoo Jin? Apakah yang aku fikirkan benar, ini ada hubungannya dengan hipnotis?)
NAe Il dan Min Hee sedang bicara berdua dan Nae Il shock saat Min Hee menceritakan Yoo Jin menyebut nama Nae Il dengan Uri Nae Il. Ia bahkan membuat mereka semua merinding.
Nae Il memastikan kalau Yoo Jin mungkin hanya salah ucap. Min Hee meyakinkan kalau Yoo Jin mengatakannya berkali-kali, Min Hee yakin Yoo Jin ingin balas dendam pada Yoon Hoo.
NAe Il kemudian mengambil jam hipnotis dari tas-nya. Ia menatapnya.
[Bersambung ke Part 2]
0 komentar:
Posting Komentar