Cantabile Tomorrow
Ruang latihan R-S Oke sedang sibuk dengan latihan mereka saat Jung Shi Won sebagai concertmaster berdiri dan mengatakan kalau latihan sudah selesai. Ia menyuruh mereka memeriksa instrumen masing-masing.
Yoo Il Rak yang sedang dimabuk cinta memandangi Shi Won dengan pandangan melamun bahagia, ia berdiri dengan sigap menyuruh semuanya memeriksa instrumen masing-masing, ia bahkan sudah mulai berani berkedip ke arah Shi Won.
Sepertinya semua anggota RS Oke sudah tahu tentang perasaan Il Rak, mereka semua mengejk Il Rak, termasuk Mini Min Hee mencubit Il Rak dan menyuruh Il Rak berhenti mengibaskan ekornya seperti anjing, wkwkkwkwwkwk.
Soo Min bahkan menyodoknya dengan tongkat timpaninya, Aigoo~ Apa kau sangat senang setelah dia mencuri posisi concertmastermu?
Il Rak tak menjawab, hanya tersenyum mupeng, HAHAHHAHHAHAH.
Min Hee kemudian mengingat Nae Il dan mengatakan akan melihat latihan penampilan duet Nae Il dan Yoon Hoo. Soo Min mengejek Min Hee yang ingin melihat Nae Il memakai dress, ia mengatakan itu hanya akan merusak mata Min Hee saja. Min Hee kesal dan mengatakan kalau Nae Il akan cantik jika memakai dress.
Il Rak ikutan berkomentar, Bahkan jika dia kelihatan lebih cantik dengan dress, ia tetaplah Seol Nae Bal.
Min Hee kesal dan menatap Il Rak seolah akan memakannya. kekkekkeke.
Il Rak kemudian bertanya-tanya, kemana Yoon Hoo?
Yoon Hoo ada disebuah ruangan. Ia memandangi dirinya di cermin. Yoon Hoo kelihatan dalam kondisi tidak baik.
Min Hee dan Soo Min panik memanggil Nae Il dan mengetuk pintu ruang ganti Nae Il. Nae Il yang ada didalam tak menjawab dan mengunci ruangan itu.
Yoo Jin datang berlari menemui mereka dan bertanya ada apa. Min Hee mengatakan Nae Il mengunci pintu dari dalam. Ia mengatakan tadi Nae Il menyuruhnya keluar karena ia akan ganti baju, tapi malah mengunci pintunya.
Yoo Jin khawatir terjadi sesuatu pada Nae Il, entah itu terjatuh atau pingsan.
Soo Min mengatakan bukan begitu, Nae Il mengatakan pada mereka kalau ia tak ingin ikut latihan.
Il Rak berlari sambil membawa kunci ruang ganti Nae Il, ia khawatir Nae Il membuat masalah.
Yoo Jin memikirkan sesuatu, ia teringat Nae Il yang menangis karena tidak mau latihan dengan Prof. Do, juga saat Nae Il tiba-tiba mengatakan akan latihan keras, ia yakin tak ada masalah kalau ia tidak nervous.
Yoo Jin sepertinya tahu kalau sekarang Nae Il sedang sangat nervous. Yoo Jin kemudian menyuruh yang lain meninggalkan ia dan Nae Il berdua, ia akan mengatasi masalah ini.
Ketiganya pun meninggalkan Yoo Jin dengan khawatir.
Yoo Jin masih berdiri di depan pintu ruang ganti Nae Il. Ia menarik nafas dan menatap pintu itu. Ia mengetuk lagi, tak ada jawaban. Yoo Jin bersandar dipintu dan dengan lembut ia mulai bicara.
"Kau, pagi ini tersenyum seperti biasanya dan terlihat lebih rileks. Tapi akhirnya aku tahu ada apa denganmu. Walaupun kita tidak tapil bersama dalam satu panggung, untuk pertama kalinya kita akan berada di panggung yang sama."
Nae Il yang ada di ruang ganti sedang frustasi karena takut naik ke atas panggung. Ia terlihat depresi karena traumanya. Nae Il merinding dan ketakutan. Tapi ia mendengarkan apa yang dikatakan Yoo Jin.
"Walaupun kau belum siap untuk berdiri, dan tak siap untuk tampil di depan banyak orang, maka tak apa jika kau terus bersembunyi."
Nae Il masih terdiam. Ia masih ketakutan. Ia berjongkok di lantai.
Yoo Jin dengan tersenyum berkata, "Sampai kau siap membuka pintu ini, aku akan menunggumu."
Nae Il menatap ke arah pintu yang ia kunci. Ia berfikir.
Perlahan pintu ruang ganti Nae Il terbuka sedikit. Nae Il melepas kuncinya. Yoo Jin yang menyadarinya menatap pintu itu.
Yoo Jin membuka pintu perlahan. Ia menatap Nae Il yang ada didalam dan tersenyum kecil kemudian melangkah masuk.
Yoo Jin duduk di meja berhadapan dengan Nae Il yang duduk di kursi.
Nae Il tidak menatap Yoo Jin, matanya tampak khawatir dan takut. Nae Il bertanya, bagaimana jika aku mengecewakan mereka yang menunggu penampilanku? Jika aku tak bisa bermain dengan baik, aku takut mereka akan membenciku.
Yoo Jin menatap Nae Il dengan senyuman di wajahnya. Nae Il menunduk.
Yoo Jin menghela nafas dan mengatakan hal itu tak akan terjadi. Mereka tak akan membencimu jika permainanmu jelek. Kau tak perlu memaksakan dirimu.
Nae Il masih belum merasa tenang, dadanya masih sesak.
Yoo Jin melanjutkan, Dulu, aku tidak tahu jika kau takut. Permainanmu sangat bagus saat Mambo kemarin, meskipun itu bukan piano.
Nae Il menarik nafas dan mengatakan kalau mungkin sekarang ia sudah siap. Ia bisa melakukannya.
Meski berkata begitu, wajah Nae Il menunjukkan ketidak yakinan.
Yoo Jin hanya mengiyakan, tapi jika Nae Il belum siap maka tidak apa-apa baginya. Ia akan menunggu saat Nae Il mengatakan kalau ia siap.
Nae Il menatap Yoo Jin.
Yoo Jin tersenyum dan mengatakan, Aku akan menunggumu.
Nae Il menatap Yoo Jin, matanya berkaca-kaca, ia sudah mulai lega. Yoo Jin tersenyum padanya.
Yoo Jin keluar dari ruangan Nae Il, ia berpapasan dengan Yoon Hoo.
Yoon Hoo heran kenapa Yoo Jin ada disana karena setelah penampilan duet mereka, giliran RS Oke yang tampil. Yoo Jin menghela nafas mengatakan tak akan ada penampilan duet.
Yoon Hoo terkejut, Apa maksudmu?
Yoo Jin mengatakan, Panggung kalian telah dibatalkan, Seol Nae Il dalam keadaan tidak memungkinkan untuk berdiri.
Yoon Hoo mengubah raut wajahnya, terkejut, kecewa.
Yoo Jin mengatakan kalau ia akan melaporkannya ke pihak sekolah.
Yoo Jin melangkah pergi saat Yoon Hoo mengatakan, Duet ini tidak boleh dibatalkan.
Yoo Jin berhenti, ia menatap tajam ke arah Yoon Hoo. Yoo Jin kesal, Apa kau tuli? Seol Nae Il......
Yoon Hoo memotong kata-kata Yoo Jin, kalau duet tidak boleh dibatalkan, ia harus melakukannya.
Yoon Hoo akan melangkah menuju ruang Nae Il saat Yoo Jin menahannya. Yoo Jin berkata, Itu sebabnya aku tidak suka orang yang sok tentang kesopanan. Memangnya kau siapa? Kenapa memaksanya untuk tetap tampil?
Yoon Hoo tak peduli, ia menatap tajam Yoo Jin, memangnya kenapa? Apapun yang terjadi, duet ini tidak boleh batal!
Nae Il masih di ruangan itu. Nae Il menatap dirinya di cermin. Ia masih mengkhawatirkan ketakutannya.
Yoo Jin dan Yoon Hoo masih bertentangan masalah duet. Yoon Hoo tetap bersikeras dan akhirnya Yoo Jin menyuruh Yoon Hoo meyakinkan Nae Il, tapi tidak dengan cara kasar. Yoo Jin juga merasa aneh dengan Yoon Hoo yang biasanya tidak seperti itu.
Yoon Hoo tidak peduli, ia tetap ingin duet dengan Nae Il. Yoon Hoo menyuruh Yoo Jin minggir karena sudah waktunya bagi mereka untuk tampil.
Yoo Jin yang kesal menahan Yoon Hoo lagi dengan memegang lengan kanan Yoon Hoo, dan tangan Yoon Hoo yang sakit sedikit terhempas ke dinding.
Yoon Hoo terdiam. Tangannya bergetar lagi. Ia menahan sakit dengan tidak mengubah ekspresinya. Yoo Jin menyadari ada yang aneh. Ia menatap Yoon Hoo dan melihat tangan Yoon Hoo.
Yoo Jin teringat kejadian di cafe saat ia menepis tangan Yoon Hoo. Ia ingat Yoon Hoo kesakitan.
Yoo Jin sadar dan bertanya, KAu, apakah tanganmu dalam kondisi buruk?
Yoon Hoo menyuruh Yoo Jin diam, ia yakin bisa melakukannya. Yoo Jin kesal dan menarik Yoon Hoo keluar dari tempat itu.
Yoon Hoo dan Yoo Jin ada di luar gedung, Yoo Jin langsung bertanya apa kata dokter tentang tangan Yoon Hoo. Yoon Hoo diam. Yoo Jin bertanya lagi, Fraktur? Ligamen? Saraf? Menjalani pengobatan.
Yoon Hoo masih diam, ia berusaha menahan semuanya dan akhirnya berkata, Bisakah kau diam sedikit?
Yoo Jin mengatakan kalau Yoon Hoo tidak akan bisa melakukannya dalam kondisi seperti itu. Yoon Hoo terus mengatakan kalau ia bisa melakukannya. Yoo Jin bersikeras duet mereka sudah dibatalkan.
Yoon Hoo mengatakan Yoo Jin keterlaluan, penampilan RS Oke tak akan hancur karena satu penampilan duet mereka. Yoo Jin menjelaskan kalau bisa berbahaya jika Yoon Hoo terus memaksakannya. Ia tak bisa membiarkan hal itu dan akan melapor pada pusat.
Saat Yoo Jin akan pergi, Yoon Hoo menghentikannya.
Yoon Hoo mencengkeram kerah jas Yoo Jin dan berteriak, Jangan mencampuri urusanku! Duet ini akan tetap berjalan sesuai rencana. Hingga kini aku masih bisa bertahan.
Yoo Jin mencoba melepaskan diri tapi Yoon Hoo menariknya semakin kuat, Yoon Hoo bahkan ikut menggunakan tangannya yang sakit untuk mencengkeram kerah jas Yoo Jin. Yoon Hoo menatap Yoo Jin dengan tajam, matanya mulai berkaca-kaca.
Yoo Jin menatap Yoon Hoo, melihat tangan Yoon Hoo yang sakit dan perlahan melepaskannya.
Yoo Jin mendorong Yoon Hoo yang lemah dan merapikan jasnya. Ia terdiam sejenak.
Yoon Hoo kembali merasakan tangannya yang sakit. Ia memegang telapak tangannya dan menghela nafas.
Yoon Hoo mulai bicara, Kapan kau mulai bermain piano? Pasti sejak kecil, bukan? Aku juga begitu, selama yang aku ingat, aku terus bermain cello. Aku mulai bermain cello sejak usia 3 tahun. sekarang sudah 20 tahun lamanya.
Yoon Hoo menelan pahit ludahnya. Ia menahan tangisnya mengingat kesedihan bahwa ia tak akan bisa bermain cello lagi. Yoo Jin tetap diam, ia berfikir.
Air mata Yoon Hoo hampir jatuh, Jika aku melakukan operasi, kemampuan untuk bisa bermain cello lagi sangat sedikit, Bahkan jika ada kesempatan, butuh waktu berapa lama agar aku bisa bermain lagi? Panggung hari ini adalah jalan membuang 'temanku' selama 20 tahun. Ini adalah ucapan selamat tinggal untuk temanku.
Yoo Jin masih diam saja, ia mendengarkan dengan baik, ia menghela nafas dan menutup matanya. Ia menatap Yoon Hoo dan berkata kalau Yoo Hoo sangat cerewet.
Yoo Jin mengatakan ia menjadi cerewet begini karena efek Seol Nae Il. Selamat tinggal? Jadi benar tanganmu dalam kondisi buruk? Kau menahan sakitnya selama latihan? Jika aku jadi kau, aku akan melakukan pengobatan. aku tidak akan memaksakan tanganku untuk bermain.
Yoon Hoo mulai kesal lagi, Kau diam saja! Ini bukan urusanmu!
Yoo Jin juga ikut berteriak, kau bilang ini bukan urusanku? Bahkan orang yang tak hebat juga tahu tangan mereka penting! Mereka juga tahu pekerjaan keras bisa menghancurkan tangan mereka. Tapi Apa? Selamat tinggal? Kau sama sekali tidak bersungguh-sungguh bukan? Jika aku jadi kau, aku tak akan pernah melakukannya! Jika perlu aku akan mencari tangan baru.
Yoon Hoo terdiam, ia menunduk, Tangan baru? Kembali ke awal dan memulai lagi?
Yoo Jin berkata, Jika aku benar-benar menyukainya, aku tidak akan pernah menyerah, bahkan jika aku harus belajar mulai dari nol lagi. Kau pasti tak yakin pada dirimu sendiri. Karena itu lah kau lari.
Yoo Jin berjalan meninggalkan Yoon Hoo sendirian. Yoon Hoo masih berdiri memikirkan kata-kata Yoo Jin, ia menunduk.
Nae Il sudah mengganti bajunya di ruang ganti. Ia duduk menghadap meja rias dan masih merasa khawatir. Ia memukul pipinya dan mengatakan pada dirinya sendiri kalau ia bisa melakukannya.
Nae Il kemudian mendengar sebuah suara, Kenapa kau tidak lari saja?
Nae Il melihat bayangan di cermin, ia berbalik.
Nae Il kecil sedang duduk disofa dan berkata, Kalau kau membuangku, kau akan kesulitan.
Nae Il menatap Nae Il kecil dan berkata kalau ia tahu itu.
Nae Il berjalan mendekati Nae Il kecil dan berjongkok menhadapnya. Ia teringat kata-kata Yoo Jin yang mengatakan akan menunggu sampai Nae Il siap.
Nae Il tersenyum, ia menatap Nae Il kecil dan mengatakan, Dia bilang dia akan menungguku. aku tak bisa menjadi dirimu selamanya dan membuat dia menunggu selamanya.
Nae Il kecil berfikir dan tersenyum, ia mengulurkan tangannya dan berkata, Selamat tinggal Seol Nae Il.
Nae Il menyalami Nae Il kecil dan berkata, selamat tinggal Seol Nae Il.
Keduanya saling tersenyum.
Nae Il berdiri, ia mengelus kepala Nae Il kecil dan berjalan meninggalkannya.
Nae Il membuka pintu dan berhenti sejenak. Ia menatap ke dalam, Nae Il kecil sudah menghilang. Nae Il menarik nafas dalam dan melangkah menuju panggung pertamanya.
Yoo Jin sedang berjalan saat ia berpapasan dengan Il Rak yang menanyakan Yoon Hoo. Yoo Jin mengatakan kalau Yoon Hoo ada diluar. Il Rak khawatir, tadi Nae Il menghilang, sekarang Seol Nae il sudah siap latihan, Yoon Hoo malah menghilang. Kalau begini bisa-bisa penampilan mereka tertunda.
Yoo JIn terkejut, Seol Nae Il sudah siap?
Nae Il berdiri di pintu masuk menuju panggung. Ia menghentikan langkahnya. Ia masih deg degan. Ia memegang score-nya dan berjalan masuk ke panggung yang kosong dan hanya ada sebuah piano.
Bangku penonton juga masih kosong. Nae Il berjalan dan duduk di bangkunya.
Nae Il merasa gugup.
Yoo Jin datang berlari kecil mendekatinya dan memanggil namanya. Nae Il menoleh. Yoo Jin berjalan kesamping Nae Il dan bertanya dengan khawatir, bagaimana perasaanmu?
Nae Il yang gugup meminta tangan Yoo Jin. Yoo Jin mengulurkan tangannya dan Nae Il menggenggamnya dengan kedua tangannya. Nae Il menggenggamnya sambil menahan rasa gugupnya, ia masih terlihat khawatir.
Yoo Jin bertanya, kenapa? apa kau belum siap?
Nae Il menatap Yoo Jin dan tersenyum, Memang benar, tanganmu adalah obat bagiku.
Yoo Jin menatap Nae Il. Nae Il mengatakan kalau ia sudah bisa sekarang.
Ia tersenyum dan melepaskan tangan Yoo Jin. Nae Il meyakinkan dirinya sendiri kalau ini bukan masalah besar, apa yang ia takutkan?
Yoo Jin tersenyum kecil menatap Nae Il. Nae Il menatap Yoo Jin dan bertanya, Sunbae, kau akan menonton, kan?
*AIGOOOOOOOOO, KISSEU HEE! KISSEU!!
Lee Yoon Hoo berjalan ke ruang gantinya. Ia teringat kata-kata dokternya yang mengataka tangannya akan semakin buruk jika tidak di operasi, mungkin ia tak akan bisa bermain lagi. apakah panggung ini adalah untuk tumbal tangan Yoon Hoo.
Yoon Hoo menatap dirinya di cermin. Ia menatap cello yang sangat ia sukai. Yoon Hoo berfikir keras, wajahnya tampak sangat sedih.
Nae Il sedang latihan diatas panggung. Yoo Jin menontonnya dari kursi penonton. Tiba-tiba Lee Yoon Hoo masuk ke panggung. Yoo Jin menghela nafas melihatnya.
Yoon Hoo meminta maaf pada Nae Il karena ia terlambat. Nae Il tersenyum dan mengatakan tidak apa-apa. Iajuga sudah siap jadi mereka bisa memulainya. Ia berterima kasih karena Yoon Hoo telah memilih musik ini.
Yoon Hoo bingung. Nae Il mengatakan, Sicilienne punya arti penting baginya. Panggung ini merupakan sebuah awal baginya.
Yoon Hoo masih tak bisa tersenyum seperti biasanya, ia terasa berat bertanya, Apa?
Nae Il mengatakan awal dari segalanya. Aku merasa sudah siap untuk memainkan musik apapun.
Nae Il meyakinkan dirinya lagi kalau ia bisa melakukannya.
Yoon Hoo menatap Nae Il dan dirinya sendiri di piano. Ia seperti memikirkan banyak hal. Ia tak menjawab dan berjalan ke posisinya.
Yoo Jin menatap keduanya.
Nae Il dan Yoon Hoo mulai latihan duet membawakan musik Fauré Sicilienne Op.78. Nae Il memainkan pianonya dengan baik dan Yoon Hoo memainkan cello-nya dengan aura kesedihan. Tapi musiknya cocok banged menggambarkan kesedihan Yoon Hoo. Pas lah.
Selama bermain, Yoon Hoo teringat kata-kata Yoo Jin tadi. Bagaimana Yoo Jin menasehatinya untuk tidak menyerah.
Yoon Hoo terus berfikiran, kata-kata Yoo Jin yang mengatakan ia lari karena takut, itu benar. Yoon Hoo menghentikan permainannya.
Yoo Jin dan Nae Il terkejut.
Yoon Hoo berkata, Nae Il a, duet ini, kita batalkan saja. Mungkin aku tak bisa bermain lebih lama lagi.
Nae Il terkejut, ia berdiri mendekati Yoon Hoo. Yoo Jin mengamati mereka.
Yoon Hoo meminta maaf, ia menyadari dirinya egois. Ia hanya memikirkan dirinya sendiri.Bagiku Sicilienne adalah musik Faure. Nae Il menatap Yoon Hoo. Yoon Hoo mengatakan sambil menatap lantai kalau Nae Il ingin memulai awal baru, tapi ia malah menginginkan perpisahan. Musik yang Faure persembahkan untuk salam perpisahan atas kematian ayahnya. Dan ini adalah panggung terakhir yang aku persembahkan, jadi saat kau setuju, ini adalah permainan cello terakhirku. Tapi aku tak menyangka panggung ini adalah awal bagimu. Maafkan aku.
Nae Il menghela nafas dan menatap ke langit-langit. Ia tersenyum dan menyentuh bahu Yoon Hoo, Nae Il mengatakan tidak apa-apa. Yoon Hoo menatap Nae Il.
Yoo Jin melihat keduanya dalam diamnya.
Yoon Hoo berjalan meninggalkan gedung. Ia memegang tangan kirinya.
Ia teringat kata-kata Nae Il kalau musik ini bukanlah perpisahan, tapi awal bagi Nae Il. Ini adalah musik untuk sebuah awal yang baru. Yoon Hoo menatap ke arah gedung dan menyakinkan dirinya. Ia berjalan meninggalkan kampus.
Nae Il masih di panggung, ia terus memainkan musik Sicilienne, sebuah awal baru, bukan perpisahan,. Karena disetiap perpisahan ada sebuah awal yang baru.
*Sedikit protes lagi T_____T, Nae Il harusnya jangan melihat score, kan dia mengingat dengan pendengaran, tidak membaca score -__-"
Yoon Hoo sudah ada dalam mobil, ia menelpon kakaknya dan meminta bantuan hari ini. Ia juga menelpon ibunya dan minta maaf karena sudah keras kepala, ia akan ke rumah sakit hari ini.
Yoon Hoo memang terlihat sangat kesakitan, selama ini ia menahannya, tapi kalau tidak di tahan, tangannya akan gemetaran dan ia berkeringat dingin.
Dekan Mi Na panik karena Yoon Hoo tiba-tiba menelponnya mengatakan temannya akan datang dan ia akan tampil di tempat lain. Ia akan menelpon Prof. ahn dan menjemput Yoon Hoo nanti.
Yoo Jin mengatakan ia akan mengurus semuanya dan Mi Na tak usah khawatir.
Yoo Jin masuk ke ruang latihan RS Oke. semuanya bersiap mendengarkan pengumuman. Yoo Jin mengatakan mereka akan memulai latihan. Yoo Jin tak biasanya bersorak mengatakan, Kalian ingat, apa yang harus kalian lakukan saat latihan?
Semua anggota RS Oke menjawab, Lakukan yang terbaik!
Yoo Jin berkata, Dan untuk KOnser?
Anggota RS Oke berteriak, Lakukan yang terbaik yang bisa kau lakukan!
Semuanya berteriak senang, mereka bersemangat sekali untuk konser pertama RS Oke. Yoo Jin ikutan bertepuk tangan. Shi Won tersenyum melihatnya, tapi kemudian wajah Yoo Jin berubah dan ia memberi kode pada Shi Won untuk keluar diam diam. Yoo Jin berjalan keluar ruang latihan dan Shi Won mengikutinya.
Shi Won berjalan mendekati Yoo Jin yang menunggunya. Ia berkomentar, kenapa kau terlihat sangat bahagia? Aku belum pernah melihatmu sebahagia ini.
Yoo Jin mengatakan kalau duet Lee Yoon Hoo dan Seol Nae Il sudah dibatalkan, karena tangan yoon Hoo sakit. Ia meminta Shi Won mengatakan pada yang lain, tapi jangan membuat mereka khawatir.
Shi Won mengerti. Ia berjalan menuju ruang latihan lagi, tapi kemudian berbalik. Ia berkata, Cha Yoo Jin, Kau tahu kau adalah kondukto kami bukan? Jika kau tersenyum dan merasa yakin begini, membuat kami bersemangat.
Yoo Jin dan Shi Won saling tersenyum.
Shi Won meninggalkan Yoo Jin, Yoo Jin bersandar didinding dan bergumam ia berharap tak akan ada masalah lagi. *JANGAN BILANG BEGITUUU T_____T, aku takut bakalan ada masalah lagi niii.
Jam penampilan konser perdana RS Oke akan segera dimulai. Nae Il menaiki tangga yang dinaiki banyak orang yang akan menonton. Nae Il melihat Stresemann dan akan menyapanya dengan bahagia. Tapi tiba-tiba ia menutup wajahnya dan kabur dari sana. Rupanya ia melihat Prof. Do yang menyapa Stresemann.
Prof. Do menyapa Stresemann. Stresemann kelihatan kurang tertarik pada Prof. Do, soalnya Prof. Do belum apa-apa udah nanya kapan Stresemann pulang ke Eropa lagi. Stresemann kesal dan mengatakan kalau ia tak akan kembali dan menetap disini. Stresemann kemudian menyakan Mi Na. Tapi karena Prof. Do tidak tahu maka Stresemann tidak mau bicara lagi dan sibuk dengan HP nya,. kekkekekeke.
Stresemann kemudian melihat ke bawah dan ia melihat seseorang yang ia kenal. Ia berkata apakah matanya sudah kabur, tapi ia seperti melihat Cha Dong Woo. Prof. Do juga terkejut.
Cha Yoo Jin sedang di ruangannya, latiha sambil menelpon seseorang. Ia menelpon Nae Il dan menyuruhnya pulang saja, bisa gawat kalau ada yang tahu pemain yang batal tampil duduk di kursi penonton.
Nae Il mengatakan kalau ia ingin melihat konser Yoo Jin dan RS Oke, dan lagi ia belum bertemu Yoon Hoo sejak tadi. Nae Il khawatir apakah operasinya akan berjalan lancar. Yoo Jin mengatakan kalau ia akan menelpon Yoon Hoo nanti dan meminta Yoo Jin jangan khawatir.
Pintu ruangan Yoo Jin diketuk.
Yoo Jin mengira itu tanda mereka akan mulai konser, ia ingin menutup telpon dan mempersilakan orang itu masuk. Dan ternyata yang masuk adalah Ayah Yoo Jin, Cha Dong Woo.
Yoo Jin terkejut dengan apa yang ia lihat. Ia hampir menjatuhkan ponselnya.
Nae Il masih diseberang sana dan memanggil Yoo Jin. Tapi tak ada jawaban. Nae Il terus bertanya, Sunbae, ada apa?
Ayah Yoo Jin masuk ke ruangan Yoo Jin dan melihat-lihat. Ia mengatakan kalau ruangannya nyaman. Yoo Jin kemudian tersadar dan berdiri, ia membungkuk pada Ayahnya dan menyapanya.
Ayah Yoo Jin menyinggung soal Yoo Jin yang mengiriminya undangan untuk panggung seperti ini.
Yoo Jin terkejut mengatakan kalau ia tak tahu ayahnya telah diundang, ia meyakinkan hal ini tak akan terulang lagi. Ayah Yoo Jin membesarkan matanya dan mengatakan kalau kalimat Yoo Jin salah, Harusnya kau bilang bahwa kau tak akan pernah berdiri di panggung kecil seperti ini.
Yoo Jin terdiam , ia menelan ludahnya. Ayah Yoo JIn menatap tajam, apa kau masih belum mengert? Untuk orang sepertimu yang seharusnya berdiri di panggung besar, Hanya buang-buang waktu untuk tampil di event kecil ini?
Yoo Jin mencoba menjawab, Aku sedang belajar dan menikmatinya, ini tak akan sia-sia.
Tapi Ayah Yoo Jin tak setuju, ia mengatakan kalau Yoo Jin hanya membuang tenaganya sehingga ia hanya bisa berada di panggung sekecil ini.
Yoo Jin mulai kesal, Ia tetap diam, tapi ia mengepalkan tangannya. Ayah Yoo Jin melihat hal itu dan tersenyum sinis. Ia berkomentar kalau Yoo Jin masih lemah seperti dulu. Aku harusnya tidak mendengarkan ibumu dan membawamu ke rumah sakit.
Yoo Jin masih menatap ayahnya dan bertanya, Apakah ayah datang kesini untuk memeriksa kondisiku?
Ayah Yoo Jin menatap Yoo Jin dan mengalihkan pandangannya, ia hanya kebetulan transit sebelum ke Jepang.
Yoo JIn masih menatap ayahnya tanpa berkedip. Ayahnya berkata, Kau tak akan membuatku menyesal untuk mampir, kan?
Yoo JIn mengatakan kalau ayahnya juga tak berubah. Ayahnya mengiyakan karena Yoo Jin tak pernah berkembang sedikitpun.
Ayah Yoo Jin kemudian meninggalkan Yoo Jin sendirian. Yoo Jin masih berdiri geram. Matanya menunjukkan kemarahan dan kesedihan. Ia berdiri mematung menahan semuanya. Matanya terlihat kalau ia menderita.
Yoo Il Rak berlari memasuki ruang latihan RS Oke dan berteriak, Kalian melihatnya? Kalian melihatnya? Ada wartawan yang ikut menonton.
Semuanya terkejut apalagi saat Il Rak mengatakan kalau konser mereka akan di tayangkan di TV Nasional.
Semuanya senang, mereka masih tak percaya kalau kesempatan mereka akan mulai terbuka sekarang.
Il Rak kemudian bertanya pada Shi Won apakah dia melihat Yoon Hoo, karena Yoon Hoo tak mengangkat telponnya. Shi won mengataka ia tahu karena Yoo Jin memberitahunya, tangan Yoon Hoo sedang cidera.
Il Rak terkejut, Shi Won memintanya jangan khawatir karena penampilan mereka tinggal 10 menit lagi.
Shi Won kemudian meminta semuanya memeriksa pakaian dan instrumen masing-masing.
Il Rak masih kelihatan tidak tenang.
Cha Yoo Jin ada di ruangannya, ia terlihat mulai gugup karena serangan mental oleh ayahnya. Ia menatap dirinya di cermin dan menutup matanya. Ia mengatakan pada dirinya sendiri untuk tenang, karena ia adalah konduktor, jika ia goyah, maka teman-temannya juga akan goyah.
Yoo Jin kemudian teringat, ayahnya pernah mengatakan Teman itu, jika nanti Yoo Jin menjadi sukses, mereka hanyalah sebuah warna. Tapi sebelum sukses mereka adalah saingan. Jangan tunjukkan hatimu, jika kau menunjukkannya, orang lain akan tahu kelemahanmu.
Yoo Jin menatap dirinya di cermin lagi. Ia tak tahan lagi dan marah, ia melempar score dan tongkat konduktornya.
Nae Il masuk saat perasaan Yoo Jin sedang gundah. Yoo Jin masih terlihat sesak nafas, Nae Il melihat Yoo Jin dan juga barang yang dilemparnya. Yoo Jin menyadari Nae Il datang dan berbalik menatapnya.
Nae Il tak mengatakan apapun, ia berjalan dan mengambil score dan tongkat milik Yoo Jin. Ia meletakkannya di atas meja. Yoo Jin masih diam saja.
Nae Il kemudian mulai berbicara, Kau tahu, Jika aku gugup, aku akan memegang tanganmu untuk menenangkan diri. Memang begitulah, Hangat suhu tubuh akan membuat orang menjadi tenang.
Nae Il menatap Yoo Jin sambil tersenyum.
Nae Il kemudian menggenggam tangan Yoo Jin. Ia menatap Yoo Jin sambil tersenyum dan mengatakan kalau tangannya adalah obat Yoo Jin hari ini.
Nae Il tersenyum sambil menggenggam tangan Yoo Jin, sambil sedikit menepuk-nepuknya.
Yoo Jin menutup mata dan menarik nafas dalam untuk menenangkan pikirannya.
Penampilan RS Oke akan dimulai. Stresemann duduk disamping Mina dan Ibu Yoo Jin. Ayah Il Rak juga hadir dan Nae Il juga ikut menonton. Ayah Yoo Jin dan Prof Do juag menonton.
Pianis Son Su Ji dan Konduktor Cha Yoo Jin memasuki panggung, disambut dengan tepuk tangan meriah. *Aigoo, kenapa Soo Ji pake baju ungu, jadi ingat konser pertama Nodame
Soo Ji duduk di bangkunya dan RS Oke bersiap memulai.
Nae Il menatap panggung besar itu dan berkata dalam hati, Rachmaninoff Piano Concerto No. 2, Musik yang digunakan oleh seorang dokter untuk menenangkan dirinya. Sebuah musik yang berisi penderitaan dan penyembuhan. Musik yang sesuai dengan diriku saat ini.
Nae Il menunduk dan menelan ludahnya. Ia kembali menatap panggung.
Rachmaninoff Piano Concerto No. 2 bergema dalam auditorium dengan permainan piano Son Soo Ji.
Rachmaninoff Piano Concerto dimulai dengan permainan piano pada part awal.
Cha Yoo JIn berdiri di podium konduktor dengan wajah yang tidak tenang.
Ia masih gugup, ia memandang ke arah anggota RS Oke dengan tatapan kosong. Ia masih terbayang-bayang kata-kata ayanya yang menyakitkannya.
Yoo JIn terlalu gugup,ia tidak tenang dan menjatuhkan tongkat konduktornya.
Semua orang terkejut.
[Bersambung ke Part 2]
0 komentar:
Posting Komentar