"Akan sangat menyenangkan jika kau dan aku bisa memainkannya bersama"
Episode 10 dimulai dengan cuplikan episode sebelumnya. Cha Yoo Jin yang masuk ke ruang audisi yang kosong dan Prof. Do yang mengejeknya. Seol Nae Il yang mengetahui tidak ada yang mendaftar audisi dan menemui teman-temannya. Seol Nae Il yang mencoba menghidur Yoo Jin yang sedang bersedih.
Suasana makin memanas saat Prof. Do memutuskan akan meninggalkan meja juri, tapi kemudian ternyata akan ada siswa yang tampil untuk audisi.
Anggota S-Oke yang melakukan pemboikotan pecah karena concertmaster Yoo Il Rak memutuskan mengikuti audisi. Tentu saja anggota S-Oke yang sebenarnya sejak awal ingin mengikuti audisi berkumpul dan mulai mendaftar.
Cantabile Tomorrow
~Lesson 10~
Prof. Do yang ada di meja juri yakin bahwa peserta pertama adalah siswa S-Oke, karena tak mungkin siswa A-Oke akan mendaftar lebih dahulu. Prof. Ahn tak peduli, ia lega karena mereka tidak jadi melakukan pemboikotan. Prof. Do tertawa mengejek, meski begitu, ia tahu kemampuan S-Oke jadi baginya tak masalah apakah mereka mau ikut audisi atau tidak, kemampuan mereka tetap di bawah rata-rata baginya.
Siluet peserta pertama muncur di layar. Seorang pemain biola. Dari gaya rambutnya kita tahu itu Yoo Il Rak.
Tepat sebelum mulai, Cha Yoo Jin dan Seol Nae Il masuk ke ruang audisi dan melihat siluet Il Rak yang mulai memainkan Vivaldi Concerto For Violin and Strings Op. 8 in F Minor No. 4 "Winter": I. Allegro non molto dengan biolanya. Nae Il tersenyum senang karena Il Rak mengakhiri boikotnya.
Yoo Jin juga merasa lega, ia mengatakan itu Yoo Il Rak.
Nae Il mengangguk, iya, itu Rak-kun.
Il Rak memainkan biolanya dengan penuh emosi. Ia ingat pada yang dikatakan Nae Il, tentang Yoo Jin yang selama ini ada disisi mereka. Yoo Jin yang membantunya lulus dalam ujian biola, yang membantu S-Oke saat ditinggalkan Stresemann, Yoo Jin juga mengenakan baju S-Oke saat konser pertama S-Oke meski ia tak menyukainya.
Mengingat begitu banyak hal yang telah diberikan Yoo Jin untuk mereka, sambil memikirkan itu, Il Rak hanyut dalam permainan biolanya.
Nae Il menatap siluet Il Rak yang sedang bermain biola. Ia kemudian menatap Yoo Jin yang serius mendengarkan permainan biola Il Rak. Nae Il menatap tangan Yoo Jin.
Perlahan ia menggerakkan tangannya untuk menggenggam tangan Yoo Jin.Perlahan dan perlahan, ia menggenggam tangan Yoo Jin. Yoo Jin tak ada reaksi apapun. Ia diam saja, entah karena terlalu serius melihat penampilan Il Rak sehingga dia tak sadar, atau dia sengaja tidak menolaknya.
Nae Il yang menantikan reaksi Yoo Jin hanya bisa tersenyum. Ia bahagia karena Yoo Jin tidak menolaknya.
Keduanya berdiri sambil berpegangan tangan melihat penampilan Yoo Il Rak.
KYAAAAAA!!
Shi Won setengah berlari ke ruang dimana benerapa anggota A-Oke berkumpul. Shi Won bertanya kenapa mereka tidak datang ke ruang audisi. Jae Yong mengatakan kalau mereka istirahat karena tak ikut audisi. Shi Won mengatakan lagi kalau boikot telah dibatalkan, karena Yoo Il Rak mengikuti audisi. Tapi mereka tak peduli dengan audisi, lagu pula itu hanya untuk gelar member orkestra Han Eum.
Shi Won mengatakan tak semua member A-Oke bermimpi menjadi solois, mereka juga punya mimpi menjadi member orkestra. Salah seorang dari mereka berkata kalau ia tak mau tahu dan cukup lelah dengan latihan untu sekolah ke luar negerinya, lagi pula ia sudah punya cukup pengalaman, jadi ia tak perlu menjadi member orkestra lagi.
Shi Won menatap tajam mereka. Salah seorang juga berkata kalau ia tak mau ikut audisi dengan siswa buangan karena akan erusak harga dirinya.
Shi Won menghela nafas melihat member orkestranya yang tidak serius dengan hal ini. Ia meninggalkan mereka.
Shi Won dengan marah berkata sekarang ia mengerti kenapa Cha Yoo Jin dan bu Dekan membubarkan mereka juga. Ia mengatakan bagi member A-Oke ternyata sebuah orkestra hanya batu loncatan untuk belajar di luar negeri (biasanya harus punya pengalaman orkestra agar mudah diterima sekolah di luar negeri).
Sun Jae menahan Shi Won dan memintanya jangan marah. Shi Won memandang mereka dengan kesal, Pengkhianat sebenarnya bukanlah Yoo Il Rak, tapi kalian. Apakah sebuah orkestra hanya seperti pemberhentian bus sebelum belajar ke luar negeri?
Keduanya terdiam. Mereka tak bisa bilang apa-apa.
Shi Won menatap tajam dan mengatakan kalau ia akan mengikuti audisi, bahkan jika hanya ia sendiri yang datang dari A-Oke.
Jae Yong dan Sun Jae menahannya, Shi Won a, kau kenapa?
Shi Won menatap mereka, Orkestra adalah sebuah tempat dimana kau bisa membuat musik bersama. Jika mereka punya sedikit saja rasa peduli, mereka tak akan mengatakan hal seperti itu.
Shi WOn meninggalkan keduanya dengan langkah yakin untuk mengikuti audisi.
Keduanya hanya bisa menghela nafas.
di Ruang audisi, Prof. Do sedang menilai penampilan peserta. Yoo Il Rak, Ma Soo Min, Choi Min Hee, Lee Dan Ya dan yang lain menampilkan musik mereka. Prof. Do tak bisa berkata apa-apa melihat penampilan mereka, karena mereka melakukannya lebih baik dari yang ia pikirkan selama ini, karena mereka adalah siswa terbuang. Prof. Ahn juga memuji mereka yang kemampuannya meningkat dalam waktu singkat. Prof. Ahn mengatakan kalau A-Oke memang luar biasa sebagai solois, sementara siswa S-Oke, setelah dua penampilan mereka kemapuan mereka benar-benar meningkat. Ini seperti siswa terbawah di kelas menjadi masuk 10 besar. Bukankah ini pertama kalinya kita memperhatikan pertunjukan individu dengan seksama?
Prof. Do mengiyakan. Ini pertama kalinya mereka memperhatikan penampilan individu siswa-siswa.
Kemudian penampilan Lee Jae Yong dari A Oke. Prof. Do mendengarkan musiknya dan ia merasa Jae Yong masih bagus tapi terlalu mengikuti style gurunya dan membual tentang tekniknya, penampilannya tidak berkembang dan tidak ada kegembiraan. Ia akan terus bermain seperti itu sepanjang hidupnya.
Prof. Do menghela nafas dan menunduk, ie memukulkan kipas ke kepalanya. Ia mengerti kenapa A-Oke tidak sebagus S-Oke.
Prof. Do duduk di luar ruang audisi setelah audisi selesai. Ia menghela nafas panjang.
Cha Yoo Jin datang mendekatinya membawa minuman kaleng. Begitu tahu itu Yoo Jin, Prof. Do kesal dan memanggilnya 'sagaji'. Prof. Do mengatakan hanya setengah member a-Oke yang mengikuti audisi, apakah itu yang direncanakan Yoo Jin? Melakukan audisi sebagai alasan untuk membuang mereka yang punya harga diri tinggi terlalu tinggi.
Yoo Jin tersenyum , ia duduk disamping Prof. Do. Ia mengatakan alasannya melakukan audisi adalah agar prof. Do mendengarkan secara langsung penampilan individu anggota S-Oke, dan melihat betapa berkembangnya mereka.
Prof. Do hanya diam. Yoo Jin mengatakan bu dekan memilih prof. Do sebagai juri karena Prof. Do adalah tipe orang yang akan menilai dengan adil setelah ia mendengarkan langsung.
Flashback saat Yoo Jin dan Mi Na bicara berdua. Mereka membicarakan Prof. Do. Mi Na mengatakan meski Prof. Do terlihat begitu, tapi mereka berdua punya kesamaan, mereka sama-sama peduli dengan Han Eum, meski mereka mengekspresikannya berbeda. Mi Na mengatakan ia percaya pada Prof. Do seperti Yoo Jin yang percaya pada teman-temannya, jadi ia ingin Yoo Jin juga percaya pada Prof. Do.
Prof Do tidak akan menganggap bercanda penampilan siswa.
Kembali ke luar ruang audisi, Prof. Do bertanya, jadi dekan mengatakan itu?
Yoo Jin mengiyakan, kalau Prof. Do pasti akan menilai dengan adil.
Prof Do menghela nafas.
Prof. Do masuk kembali ke ruang audisi untuk menuliskan penilaiannya.
Di ruang tunggu audisi, Ma Soo Min kebingungan karena ada dua kubu yang saling berhadapan. Kubu S-Oke dan A-Oke. Mereka saling berhadapan dan saling pandang dengan tatapan permusuhan.
Tentu saja kedua concertmaster juga ikut saling tatapan permusuhan. kekekeekke.
Lalu konsentrasi semuanya pecah saat ada pengumuman kalau hasil audisi akan di umumkan.
List member baru Orkestra Han Eum di tempel di papan pengumuman. List berdasarkan alat musik yang dimainkan. Tim S-Oke ribut-ribut berlari menuju papan pengumuman dan menerobos para siswa yang juga melihat pengumuman.
Keenamnya melihat papan pengumuman dengan seksama, melihat nama mereka di kertas yang ditempel, dikolom alat musiknya masing-masing.
Mereka semua mulai terharu melihat nama mereka tertulis disana. Mereka berlima lulus, Min Hee, Dan Ya, Soo Min, Il RAk, Oboe dan Klarinet.
Il Rak masih tak percaya, kita lulus? Kita semua bisa lulus?
Soo Min terharu mengangguk, Min Hee tersenyum senang, ia tak bisa melepaskan pandangannya dari namanya yang tertulis di kertas pengumuman.
Il Rak masih shock, Kita menjadi member dari Orkestra terbaik dikampus ini?
Soo Min dan Min Hee berteriak senang, mereka melompat-lompat sambil memukulkan tangan mereka. Oboe dan Klariet
Mereka semua merasa kalau ini seperti mimpi.
Il Rak tak bisa menahan air matanya, ia teringat kalau Yoo Jin mengatakan ia percaya pada kemampuan mereka karena ia tahu mereka lebih baik dari yang lain.
Il Rak terharus dan menangis. Soo Min protes karena Il Ram menangis di hari bahagia.
Klarinet mengingatkan Il Rak adalah seorang pria dan menyuruhnya berhenti menangis.
Il Rak menangis sambil tersenyum, ia menghapus air matanya dan mengatakan kalau mereka bukan siswa terbuang lagi.
Keenam member orkestra saling rangkul bahagia.
Sun Jae dan Jae Yong juga melihat papan pengumuman. Ia melihat namanya ada di bagian nomer 1 dan mengatakan kalau ia nomer 1 lagi. Jae Yong sombong mengatakan kalau dirinya hanya ingin menikmati ini sebelum sekolah ke luar negeri. Ia melihat papan pengumuman dan shock karena namanya ada di urutan kedua, yang artinya ia lebih buruk dari yang di urutan pertama.
Shi Won berkomentar kalau banyak anggota A-Oke yang hilang, tapi mereka benar-benar baik. Jika anggota A-Oke yang ikut banyak yang tak lulus audisi, ia yakin Prof. Do akan kecewa padanya.
Jae Yong masih shock, ia mengedipkan matanya, kenapa ia berada di urutan kedua (dalam kolom terompet).
Bu direktur lagi ribut-ribut karena kesal banyak orang yang ia harapkan tak masuk ke list member orkestra baru. Aku muak melihatnya dan malas menerjemahkan apa yang ia katakan.
Intinya ia kesal karena beberapa siswa yang orang tuanya kaya tidak masuk list member dengan begitu sponsor akan berkurang.
Prof. Do minta maaf, ia mengatakan kalau ia sudah menilah seadil mungkin.
direktur kesal, ia tak suka dengan adil, ia hanya ingin keuntungannya, ia percaya para prof. Do karena ia pikir Prof. Do berbeda dengan Mi Na.
Prof. Do mengatakan kalau kemampuan yang lain rendah, maka ia tak akan memberi poin. Ia adalah seorang Profesor. Ia tak tahu tentang apapun, tapi ia tak bisa ikut campur tentang poin. (Maksudnya, karena ia adalah profesor, ia tak tahu dengan keuntungan atau apapun. Ia peduli tentang hal itu, tapi ia tak bisa tidak adil dengan nilai. Meski ia terlihat serakah, kalau berhubungan dengan menilai kemampuan, ia akan jujur).
Bu Direktur sangat kesal dan meninggalkan Prof Do.
Prof. Do menghela nafas dan bergumam titel Dekannya sudah pergi terbawa arus.
(I Love Your Way, Professor!).
Cha Yoo jin sedang duduk-duduk di kantin kampus. Ia mendapat pesan dari Nae Il, 'aku sedang dikelas, kau sedang apa?'
Yoo Jin tersenyum membaca pesan Nae Il. Ia kemudian menulis, 'aku sedang istirahat. Jangan ganggu aku'.
Yoo Jin melihat pesannya, ia berfikir. Kemudian ia memutuskan menghapus Jangan ganggu aku.
Yoo Jin mengirim pesannya. Nae Il membalas, 'Apa aku boleh datang untuk makan malam?'
Yoo Jin tidak langsung menjawab. Ia berfikir lagi.
Nae Il sedang di kelasnya, mengikuti pelajaran.
Ia menunggu sms balasan dari Yoo Jin.
HP nya bergetar dan ia mengecek sms Yoo Jin.
Yoo Jin membalas singkat 'Nde' alias 'Boleh'.
Nae Il senangnya bukan main, ia hampir berteriak saking senangnya. Ia senyam senyum bahagia. Melihat-lihat kalau ia tak ketahuan sedang tak mendengarkan pelajaran.
Yoo Jin masih di kantin saat Il Rak datang mendekatinya.
Il Rak ragu-ragu, tapi kemudian ia memberanikan diri duduk disamping Yoo Jin. Ia duduk dengan jarak agak jauh. Ia diam saja, belum tahu harus bicara mulai dari mana. Yoo JIn yang melihatnya juga diam.
Keduanya diam cukup lama dan canggung. Il Rak yang gugup tanpa melihat Yoo Jin berkata, katakan padaku, sekarang dan terakhir kali, kau melakukannya untuk kami bukan? Kau tidak meninggalkan kami karena kami buangan. Katakan itu dan aku akan percaya padamu.
Yoo Jin menghela nafas dan meminta maaf. Il Rak terkejut dan menatap Yoo Jin.
Yoo Jin mengatakan seharusnya ia percaya pada mereka dan tinggal bersama mereka saat itu. Aku mencoba menyelesaikan dengan caraku sendiri. 'Angkuh tanpa keberuntungan'. Itu benar.
Il Rak memandang Yoo Jin dan terharu lagi, ia menghapus air matanya, Benar, Cha Yoo Jin itu brengsek dan tak tahu tata krama. Ia punya banyak kekurangan, tapi dia punya kesetiaan.
Yoo Jin dan Il Rak tersenyum. Mereka berdua menatap satu sama lain.
Il Rak mengangkat kursinya lebih dekat ke Yoo Jin dan merangkul Yoo Jin, Yoo Ji Kaget. Il Rak bersemangat, ayo kita jangan terpisah lagi. Haruskah kita membuat sebuah perjanjian? Apa kita harus memakai sesuatu yang sama seperti sepasang kekasih?
Yoo Jin menggeleng shock dengan reaksi Il Rak. Il Rak makin bersemangat, ia menemukan ide untuk membuat perjanjian menggunakan darah layaknya seorang pria.
Il Rak makin bersemangat, ia mengatakan akan melakukannya duluan, ia mencari alat yang bisa melukai tangannya, ia juga berfikir untuk pergi ke rumah sakit terdekat mencari jarum.
Yoo Jin yang shock cepat-cepat mengemasi barangnya, ia merasa Il Rak sudah gila dan mengatakan kalau ia akan pergi duluan, silakan Il Rak melakukan apapun yang ia suka.
Yoo Jin kabur dengan lucu sementara Il Rak masih mengusulkan untuk melukai jarinya lebih dulu.
Il Rak menatap kepergian Yoo Jin. Ia kemudian tertawa. Ia terharu lagi dan hampir menangis. Ia mengucapkan teriam kasih pada Yoo Jin.
Nae Il sudah ada di depan rumah Yoo Jin. Ia gugup dan mengingatkan pada dirinya sendiri kalau ia diundang hanya untuk makan malam, hanya makan malam . Dan setelah makan malam ia harus langsung pulang.
Ia gugup sendiri karena tak bisa menahan diri untuk berlari ke pelukan Yoo Jin, takut Yoo Jin akan marah lagi padanya, jadi ia mencoba sebisa mungkin menahan diri untuk melakukan hal yang aneh-aneh.
Nae Il menekan bel pintu dan khawatir sendiiri.
Pintu tak dibuka, Nae Il spontan akan membuka password Yoo Jin. Tapi ia ingat kalau Yoo Jin sudah mengganti passwordnya. Nae Il senyum kecil mengatakan kalau dulu password rumah mereka sama, jadi lebih mudah.
Ia mengatakan kalau mereka berbagi password, mereka seperti suami istri.
Nae Il iseng membuka kunci rumah Yoo Jin dan memasukkan password rumahnya sambil tersenyum.
Nae Il terkejut, pintu rumah Yoo Jin terbuka. Ia mematung di depan pintu, shock karena Yoo Jin mengganti password rumahnya lagi dengan yang lama.
Nae Il dengan hati-hati membuak pintu rumah Yoo Jin dan memeriksa ke dalam. Sebuah senyuman manis muncul diwajahnya. Nae Il sangat senang Yoo Jin kembali seperti dulu.
Nae Il masuk ke rumah yoo Jin dan memanggilnya. Tapi Yoo Jin tak ada di rumah.
Ia tersenyum senang dan melihat-lihat rumah Yoo Jin. Ia menemukan boneka kecilnya yang lain di dekat piano Yoo Jin. Nae Il tersenyum melihatnya. Ia juga menemukan buku Peterpannya di lemari buku Yoo Jin. Menemukan sikat giginya di kamar mandi dan boneka kelinci couple nya di lemari Yoo Jin.
Nae Il memandangi bonekanya dan tersenyum bahagia.
Ternyata Yoo Jin tidak membuang barang-barangnya.
(Rupanya barang Nae Il dalam kardus itu, yang diambil Nae Il hanya bonekanya, kardus dan isi nya ia tinggalkan di depan rumah Yoo Jin. Makanya kemarin ia kerumah Yoo Jin untuk mengambilnya lagi, tapi ia pikir Yoo Jin membuangnya).
Suara pintu terbuka,. Nae Il turun ke bawah. Yoo Jin masuk beserta barang belanjaannya. Nae Il memakai bonek kelinci di tangannya. Ia berkata kalau ia mengira Yoo Jin sudah membuangnya, ternyata tidak. Yoo Jin tak mau mengaku ia menyimpannya, ia mengatakan bahwa ia tak mau repot-repot membuangnya jadi....
Nae Il tersenyum nakal dan memainkan tangannya, Eiii, jangan malu-malu begitu.
Nae Il menatap Yoo Jin, Kau tak tega membuangnya kan?
Yoo Jin menatap Nae Il tajam, Malu? Kau selalu saja mengatakan hal yang tidak-tidak.
Yoo Jin pura-pura tak peduli dan meninggalkan Nae Il. Nae Il tak membahas lebih lanjut dan mengiyakan saja. Ia kemudian menayakan makan malamnya. Yoo Jin mengatakan ia sudah membelinya, tapi Nae Il tak mau makan makanan instant, ia merengek meminta Yoo Jin memasak untuknya. Yoo Jin yang sedang malas menawarkan untuk memesan makanan saja.
OMOOOOOOO!! Kelihatan kayak pengantin baru buuukkkkkkkkkkkkkk!!
Ibu Yoo Jin di cafe sedang menelpon seseorang. Ibu Yoo Jin kelihatan tidak suka dan agak sedikit meninggi menanyakan kepada orang itu kenapa dia mencari Yoo Jin.
Rupanya ayah Yoo Jin yang menelpon. aku tak tahu mereka bicara apa, tapi kemudian wajah ibu Yoo Jin berubah. Ia mengatakan Ayah Yoo Jin tak boleh melakukannya. Bagi Yoo Jin 'itu' sama dengan pesawat, ia tak akan bisa menghadapinya. Ibu Yoo Jin yang khawatir menutup telponnya. Ia terlihat tak tenang.
Sebuah penampakan masa lalu. Yoo Jin menemui ayahnya yang sedang melihat note piano. Yoo Jin kecil berkata kalau ia memenangkan kompetisi piano, semua orang yakin ia akan menang, seandianya ayahnya datang melihatnya.
Ayahnya tak peduli dan fokus pada notenya. ayahnya mengatakan tak ada gunanya ia datang ke panggung kecil begitu. Jika Yoo Jin ingin ia datang melihat penampilan Yoo Jin, Yoo Jin harus berdiri di panggung besar, karena Yoo Jin adalah anak Cha Dong Woo.
Cha Yoo Jin terbangun dari tidurnya. Itu adalah mimpinya.
Yoo Jin mengedipkan mata dan duduk. Ia heran kenapa tiba-tiba ia memimpikan ayahnya, sudah lama mereka tidak mengobrol.
Cha Yoo Jin masuk ke ruang latihan orkestra yang gelap, ia menutup pintu dan menyalakan lampu. Begitu lampu menyala, para anggota orkestra baru melempar kertas warna warni ke arah Yoo Jin, mereka berteriak dan bertepuk tangan, Yoo Jin kaget.
Di bagian paling belakang, Oboe, klarinet dan Dan Ya memegang sebuah spanduk bertuliskan R ☆ S Orkestra. Dan yang lain berteriak Rising Star!
Semuanya bertepuk tangan dengan bersemangat. Yoo Jin heran, Rising Star?
Il Rak mengatakan, bagaimana? Keren bukan? Kami semua sudah setuju.
Min Hee mengatakan kalau ia tak setuju. Soo Min menghentikannya dan mengatakan kalau R☆S Oke tidaklah Norak dan nama yang keren.
Yoo Jin masih ragu dan bertanya apakah mereka harus begini, menamai orkestra mereka Rising Star Orkestra?
Il Rak bersemangat dan mengatakan kalau ini adalah impian mereka, Rising Star. Yang lain membuat tanda Rising Star dengan tangan mereka.
Yoo Jin tak peduli dan menyuruh mereka tak usah menunjukkan hal itu padanya.
Soo Min mengatakan nama orkestra mereka bagus, Rising Star dan terlihat seperti Yoo Jin.
Yoo Jin mengatakan bukannya ia tak setuju, hanya saja bukan mereka yang bisa menentukan nama orkestra ini.
Il Rak dkk tampak kecewa.
Mantan tim A-Oke, Shi Won dkk duduk paling depan dan tak ikut heboh, mereka menawarkan Yoo Jin untuk memilih musik latihan mereka terlebih dahulu. Dekan akan segera mengumumkan kapan panggung pertama mereka.
Sun Jae minta maaf dan mengatakan apakah latihan bisa diadakan sejam saja, karena ia ada pelajaran nanti,
Il Rak kesal, apa maksud kalian? Kita harus merayakan ini dan makan di restoran ayahku.
Yoo Jin tersenyum melihat betapa bersemangatnya Il Rak dan yang lain, mereka berteriak senang,
Shi Won mengatakan ia tak bisa karena ia juga ada pelajaran nanti. Ia bingung karena mereka tak biasanya begini. Yong Jae ikutan bicara, Kau pikir kami punya banyak waktu seperti kalian?
Yoo Jin masih diam saja, menatap mereka. Soo Min mengajak Jae Yong untuk ikut karena ini akan menyenangkan. Il Rak diam dalam kesal, karena Shi Won tak bisa ikut,
Yoo Jin memandangi anggota orkestra barunya. Ia hanya bisa menghela nafas.
Malam harinya, Nae Il menarik Yoo Jin untuk ikut dengannya makan malam di restoran ayah Il Rak. Nae Il mengatakan sudah lama mereka tak makan bersama direstoran ayah Il Rak. Nae Il juga mengatakan Il Rak akan mentraktir Yoo Jin makan disana seumur hidupnya.
Yoo Jin yang malas hanya bisa menghela nafas saat Nae Il mendorongnya.
Mereka tiba di restoran ayah Il Rak, Il Rak, Yoon Hoo dan Soo Min sudah ada disana. Nae Il mengatakan kalau si raja arogan sudah datang dan dengan tangannya, Nae Il mempersilahkan Yoo Jin duduk di tempat biasa, tapi kemudian ia mematung, karena Yoon Hoo duduk di tempat biasanya Yoo Jin duduk.
Soo Min dan Il Rak juga barus sadar. Mereka menatap Yoon hoo. Yoon Hoo bingung, ia kemudian sadar dan berdiri, ia tak tahu kalau itu kursi khusus Cha Yoo Jin. Yoon Hoo minta maaf.
Yang lain juga merasa tak enak dan malah mengatakan Yoon Hoo boleh duduk dimana saja.
Yoon hoo entah sengaja atau tidak mengatakan kalau begitu ia akan tetap duduk disitu.
Yang lain tak bisa apa-apa lagi, meski tak enak hati. Nae Il duduk di kursi sementara Yoo Jin masih berdiri.
Yoon Hoo mengatakan kalau ia mendengar ini adalah pesta kembalinya Cha Yoo Jin.
Yoo Jin yang masih berdiri mengiayakan, tapi ia melihat ada 'seseorang' yang tidak meganggapnya.
Yoon Hoo bingung (puara-pura atau sengaja ya?). Ia melihat sekitarnya, siapa?
Yoo Jin kesal dan mengalihkan pandangannya.
Soo Min mengerutkan keningnya sambil mencoba tersenyum. Il Rak dan Nae Il juga tersenyum terpaksa, merasa tak enak hati. Yoon Hoo masih bertanya juga, dimana?
Yoo Jin kesal dan menatap Yoon Hoo. Dengan polos Yoon Hoo berkata kalau semua orang disini ingin merayakan kembalinya Cha Yoo Jin. Ia menyuruh Yoo Jin berhenti memasang wajah jutek.
Yoo Jin makin bete, Cara bicaramu memang sopan ya?
Yoon Hoo membalas, Terima kasih. Caramu bicara juga tak pernah berubah. Kau juga harus melembutkan cara bicaramu. Jadi teman-temanmu akan merasa nyaman.
Il Rak dan yang lain mematung dengan khawatir. Mereka diam saja.
Nae Il mencoba tersenyum khawatir dan memainkan matanya.
Yoo Jin beneran kesal, ia menahan kemarahannya dan menghela nafas.
Yoo Jin bertanya kemana Ayah Il Rak, ia ingin menyapanya. Il Rak belum menjawab saat Yoon Hoo bicara kalau ayah Il Rak sedang keluar, latihan seni memijat.
Yoo Jin memasang muka Bete lagi, Begitu ya? Kau banyak tahu ya?
Yoon Hoo tersenyum menantang dan mengatakan kalau ayah Il Rak menyukainya.
Il Rak memasang wajah senyum pahit asem.
Yoon hoo juga mengatakan kalau ia mendapat kupon makanan gratis seumur hidup dari ayah Il Rak.
Il Rak mencoba tersenyum khawatir, sementara Yoon hoo mengatakan ia melupakan kuponnya.
Yoo Jin menatap Il Rak dan gantian menatap Yoon Hoo, jadi semuanya bisa dapat ya?
Nae Il mencoba membantu Il Rak yang tak bisa bicara, Hanya orang tertentu saja yang bisa mendapatkannya. Aku saja tidak dapat. Benar kan Rak-kun?
Nae Il menyikut Il Rak yang terdiam dengan wajah khawatir. Nae Il berbisik, hanya 2 orang yang dapat kan?
Soo Min menunjuk tangan, ingin ikutan nimbrung kalau ia juga dapat tapi Il Rak meninggikan suaranya agar Soo Min berheti bicara, IYA! TENTU SAJA! Hanya orang tertentu yang dapat kupon itu. Paket ini hanya untuk dua orang saja!
Il Rak melebarkan matanya menatap ke arah Soo Min agar diam. Soo Min menatap Il Rak.
Il Rak terus bicara, hanya 2 kupon, untuk sahabatku Cha Yoo Jin dan teman baikku Yoon Hoo. Hanya dua.
Il Rak mengatakan itu dengan wajah khawatirnya yang lucu. Yoon Hoo berterima kasih.
Yoo Jin tak percaya, hanya dua?
Soo Min yang Bete meminum minumannya, ia kesal karena ia juga dapat.
Yoon hoo bicara pada Yoo Jin lagi, kalau semuanya senang Cha Yoo Jin kembali. Ia juga senang dan mengajak Yoo Jin berteman lagi, untuk kesekian kalinya.
Yoo Jin tidak menjawab lagi, ia menatap Yoon Hoo dengan kesal dan berkata kalau ia akan pulang.
Il Rak terkejut, Yoo Jin bahkan belum makan. Yoo Jin menyuruh mereka bersenang-senang, karena ia harus memikirkan musik untuk penampilan mereka, jadi ia tak punya banyak waktu. DAH~
Yoo Jin meninggalkan mereka semua dalam kebingungan. Nae Il khawatir dan permisi, ia akan ikut pulang bersama Yoo Jin. Il Rak dan Soo Min bingung, kenapa Nae Il juga ikut.
Yoon Hoo juga berdiri dan berkata ia juga akan pulang. Il Rak makin bingung dengan semuanya yang pulang. Soo min juga kecewa dan terlihat mengemasi barangnya.
Yoo Jin, Nae Il dan Yoon Hoo pulang berjalan kaki bertiga. Yoon Hoo dan Yoo Jin masih bicara dan saling balas, sedangkan Nae Il yang ada di tengah diam saja, merasaka kekhawatirannya sendiri. Yoon Hoo mengatakan sangat menyenangkan tinggal di gedung yang sama, mereka bisa terus pulang bersama.
Yoo Jin mengatakan meski mereka tinggal di gedung yang sama, mereka tak harus pulang bersama.
Yoon Hoo malah menganggap aneh jika mereka tak pulang bersama.
Yoo Jin dengan tenang mengatakan kalau mereka tidak saling menyukai, jadi tak apa-apa.
Nae Il yang sejak tadi hanya mendengarkan angkat bicara, Sunbae saja yang tak menyukainya, dia menyukaimu, kok.
Yoo Jin menghentikan langkahnya, ia kesal. Ya! Kau mau membuatku malu ya?
Nae Il menatap Yoo Jin bingung harus bilang apa. Yoon Hoo tersenyum dan mengatakan kalau ia juga tak menyukai Cha Yoo Jin. Nae Il terkejut., Yoo Jin menatap Yoon Hoo kesal, terima kasih, ternyata kita saling membenci.
Yoon Hoo tersenyum dan mengucapkan selamat malam pada Nae Il. Yoon Hoo pun naik ke lantai dua, ke kamarnya. Nae Il mendadah Yoon Hoo dan mengucapkan selamat malam.
Ia kemudian melirik Yoo Jin yang menatap kesal padanya, Nae Il mengalihkan pandangannya karena takut.
Yoo Jin menghela nafas.
Yoon Hoo masuk ke dalam rumahnya. Ia bersandar di depan pintu dan menghela nafas berat. Ia bergumam kalau ia pikir ia sudah semakin dekat, tapi ternyata malah kembali ke posisi awal.
Yoon Hoo mengeluh kalau ia tak punya tenaga lagi dan tangannya mulai sakit lagi. Ia memegang tangan kanannya dan menahan rasa sakitnya.
Yoo Jin dan Nae Il tiba di rumah Yoo Jin. Yoo Jin masih kesal pada Yoon Hoo dan mengeluh tentang Yoon hoo. Nae Il meminta Yoo Jin jangan terlalu keras pada Yoon hoo, bagaimana pun saat Yoo Jin tak ada, Yoon Hoo lah yang mengurus S-Oke.
Yoo Jin mengerutkan keningnya dan berkata, Kau ini plin plan ya?
Nae Il menatap Yoo Jin. Yoo Jin bertanya, Tetapkan sekarang, pihak mana yang akan kau pilih, aku atau bocah itu?
Senyum Nae Il mengembang menatap Yoo Jin, ia senang Yoo Jin menunjukkan ketertarikan akan dirinya. Ia memegang lengan Yoo Jin.
Yoo Jin menyadarkan dirinya dan menyuruh Nae Il melupakan hal itu. Nae Il yang terlanjur senang karean Yoo Jin cemburu tak bisa menahan senyumnya. Ia menatap Yoo Jin yang menghela nafas dan berkata ia akan berada di pihak Yoo Jin. Yoo Jin melirik Nae Il. Nae Il mengatakan kalau ia bersungguh-sungguh.
Yoo Jin melihat Nae Il, sungguh?
Nae Il tersenyum mengangguk, aku akan selalu berada disisimu.
Nae Il gemas dan menyandarkan kepalanya di bahu Yoo jin.
Yoo Jin mendorongnya. Nae Il tersenyum. Yoo Jin ikutan tersenyum menatap Nae Il.
Yoo Jin kemudian menghela nafas lega.
(AIGOOOOOOOO~~ OMOOO!!!! NIKAH AJA DEH! Kalian udah kayak pengantin baruuu~).
Nae Il dan Yoo Jin duduk mendngarkan sebuah musik. Nae Il mengetahui itu Rachmaninoff. Yoo Jin memasang musik Rachmaninoff Piano Concerto No. 2 in C Minor Op. 18. Nae Il bertanya apakah itu untuk musik orkestra mereka nanti. Yoo Jin masih belum yakin, ia hanya ingin tahu bagaimana rasanya jika Nae Il memainkan itu.
Nae Il terkejut, Aku?
Yoo Jin mengatakan, akan menyenangkan jika kau dan aku memainkannya bersama. Jika kau berlatih piano lebih keras lagi, mungkin bisa saja.
Nae Il tersenyum. Ia mengatakan seperti couple, aku pianis dan kau konduktornya (Piano Concerto).
Yoo Jin tertawa kecil dan mengiyakan.
Keduanya saling menatap satu sama lain (OMOOOO!! Aku jadi ingat versi jepang yang the movie!!)
Diiringi dengan Piano Concerto Rachmaninoff, Nae Il dan Yoo Jin saling menatap ke mata masing-masing.Keduanya hanyut dalam tatapan yang romantis.
KYAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!
0 komentar:
Posting Komentar