Soo Hyun panik karena si korban kedua tidak mau mendengarkan apa yang ia katakan. Hari masih hujan deras, ia menelpon Dong Chan untuk memberitahukan kalau korban sebenarnya bulan wanita yang diikuti Dong Chan, tapi yang ia ikuti. Ia baru saja ingin memberitahu posisinya saat pelaku menodongkan pisau padanya.
Soo Hyun shock, ia tak bisa bicara. Si pelaku adalah orang yang sebelumnya melihat Soo Hyun di lokasi pembunuhan pertama yang menjelaskan pada polisi Goo.
Si pelaku bertanya siapa Soo Hyun sebenarnya.
Si pelaku mengambil ponsel Soo Hyun. Dong Chan panik dan tahu kalau si pelaku ada disana. Dong Chan mengancam akan membunuh si pelaku jika pelaku melukai Soo Hyun.
Soo Hyun menggigit tangan pelaku, ia mengeluarkan pulpen pemberian Saet Byul dan menusuk perut pelaku. Pelaku berteriak kesakitan, ponselnya terlempar. Ia mendorong Soo Hyun ke dinding dengan keras.
Sementara di seberang telpon, Dong Chan tak tahu apa yang terjadi dan terus mencoba memanggil Soo Hyun.
Soo Hyun masih sadar, meski badannya terhempas keras. Ia melihat dekat tong sampah, korban disana dengan badan di ikat.
Sementara itu pelaku yang kesakitan mengambil pisaunya dan mendekati Soo Hyun lagi.
Dong Chan panik. Ia kesal. Ia melihat motor ketua geng motor itu, motor balap. Ia mulai mendekati, pura-pura memuji motor ketua geng dan alhasil ia berhasil membawa kabur motor tersebut setelah bertengkar dengan anak buah si ketua geng.
Pelaku menodongkan pisau pada Soo Hyun, tepat saat ia akan menikamnya, si korban berteriak meminta tolong. Pelaku mendekati korban dan membekapnya lagi, gelap banged, jadi ga keliahatan. Yang jelas si pelaku mengatakan pada gadis itu untuk tidak berteriak, ia akan menyelesaikan ini dengan cepat.
Pelaku kembali ke tempat Soo Hyun. Ia akan menikam Soo Hyun tapi Soo Hyun lebih dulu mendorongnya hingga pria itu jatuh. Soo Hyun menedangnya, tapi ia terlalu lemah. Ia kemudian mengambil pisau dan menduduki pelaku sambil menodongnya.
Si pelaku yang lebih kuat dengan cepat membalikkan keadaan. Ia mendorong Soo Hyun hingga Soo Hyun sekarang ada di bawah dan ia mengambil alih pisau, mencoba menusuk Soo Hyun, tapi Soo Hyun menahannya.
Soo Hyun hampir kehilangan tenaga. Dan tepat waktu saat Dong Chan datang dengan motornya melompati mereka membuat pelaku panik.
Dong Chan langsung menghajar pelaku. Mereka saling tinju, bertarung dan saling pukul di bawah derasnya hujan. Dong Chan sulit dikalahkan, ia hampir saja membuka topeng si pelaku tapi si pelaku keburu kabur. Ia ingin mengejarnya tapi khawatir akan Soo Hyun. akhirnya ia memutuskan melihat keadaan Soo Hyun.
Soo Hyun masih pingsan, sementara si gadis terus berteriak minta tolong dengan mulut tertutup.
Dong Chan membebaskannya duluan dan menyuruhnya menelpon polisi.
Si gadis berlari untuk menelpon polisi. Ia melihat ada orang yang lewat dan dengan panik menjelaskan situasinya.
Si gadis ini bodoh dan tak menyadari kalau itu si pleaku. Saat melihat ada darah di baju dekat perut si pelaku, ia baru menyadarinya. Si gadis hanya terdiam tak bersuara.
Dong Chan berusaha menyadarkan Soo Hyun. akhirnya Soo Hyun membuka mata, tapi ia langsung bertanya kemana pria itu,. Dong Chan mengatakan kalau pria itu kabur. Ia lalu bertanya kemana wanita itu. Dong Chan mengatakan wanita itu memanggil polisi. Soo Hyun memaksa Dong Chan untuk mengikuti wanita itu. Dong Chan tak bisa apa-apa dan akhirnya berlari mengikuti wanita itu.
Dong Chan kehilangan jejak. Soo Hyun berlari dibelakang mengikutinya. Keduanya bersama dan terpaku menatap sesuatu. Ada seseorang yang tertutup kain. Dong Chan mengulurkan tangannya untuk membuka kain itu.
Gadis itu sudah mati dibawah kain. Dong Chan dan Soo Hyun hanya bisa terdiam. Mereka gagal.
-13 Hari Sebelum Kejadian-
Soo Hyun menatap Woo Jin tajam, Kau belum percaya padaku? Jika kau percaya wanita itu tak akan mati.
Hyun dan Dong Chan di kantor polisi. Polisi memeriksa barang bukti, tapi karena hujan, tak ada sidik jari pelaku. Woo Jin melihat sebuah pulpen, Soo Hyun mengatakan kalau itu miliknya, ia menusuk pelaku dengan itu. Woo Jin membuka pulpen itu dan menyuruh bawahannya melakukan tes darah pada pulpen itu.
Woo Jin belum sempat menjawab karena ada bawahannya yang masuk memberikan tas Soo Hyun yang ditemukan di jalan dan juga memberikan ponsel Soo Hyun yang sudah di perbaiki.
Soo Hyun berterima kasih dan menatap wallpaper ponselnya, ada foto Saet Byul disana.
Dong Chan di luar bersama Huh Goo. Goo mengatakan kalau si pelaku punya kemampuan yang luar biasa sehingga bisa lolos. Dong Chan kesal, karena itu artinya Goo mengaggapnya tidak bisa melawan pelaku. Ia mengaku saat mereka bertinju, ia terpeleset dan jatuh.
Goo mengatakan korban pertama dan kedua memang tak ada hubungan, padahal mereka pikir pelakunya punya hubungan dengan korban. Tapi satu orang korbannya adalah wanitayang punya pekerjaan profesional, sedangkan yang satu lagi hanya karyawan. Keduanya jelas punya pekerjaan berbeda dan juga kampung halamannya berbeda.
Dong Chan tidak mendengarkan Goo, ia sibuk dengan pikirannya sendiri sambil menatap Soo Hyun yang ada diruangan bersama Woo Jin.
Dong Chan mengatakan tidak ada jeritan sama sekali saat kejadian. Ia 30 meter dari lokasi, tapi tidak mendengar jeritan. Jika pelaku bukan kenalan korban, maka si pelaku pasti punya sesuatu untuk menenangkan korban. Dong Chan mengatakan apa yang harus mereka lakukan pada dua orang itu. Goo mengira maksud Dong Chan adalah kedua korban, tapi ternyata maksudnya adalah Soo Hyun dan Woo Jin.
Goo mengatakan ia tak tahu, tapi ia yakin keduanya saling mengenal. Karena Woo Jin terlihat peduli sekali pada Soo Hyun.
Dong Chan dan Soo Hyun dalam perjalan pulang di mobil. Dong Chan menasehati Soo Hyun atau sedikit mengomel mengenai Soo Hyun yang tidak tahu takut, jika salah sedikit saja Soo Hyun bisa saja mati.
Ia bahkan tidak menyangka Soo Hyun akan melawan dan bahkan menusuk pelaku dengan pulpen.
Soo Hyun mengalihkan pembicaraan dengan bertanya bagaimana Dong Chan bisa menemukan gang itu. Dong Chan berfikir dan mengambil sesuatu di baju Soo Hyun, rupanya ia menempelkan alat pelacak di baju Soo Hyun.
Soo Hyun terkejut, ia bertanya kapan Dong Chan menaruhnya disana. Dong Chan menjelaskan ia menaruhnya disana saat mereka masih di klub. Dong Chan mengingatkan kalau Soo Hyun tak boleh gegabah lagi, jika terjadi lagi hal seperti itu nanti bagaimana jika ia tidak menaruh alat pelacak.
Soo Hyun terlihat sedikit tersentuh. Tapi kemudian ia sedih karena wanita itu mati dua kali. Situasinya bahkan sama. Dan malam ini wanita kedua akan mati. Dong Chan mengatakan sebelumnya wanita kedua mati di tong sampah dan wanita ketiga akan mati di ujung jalan. Jadi ini tak akan sama, meskipun begitu, ada sesuatu yang berubah karena mereka. Ia ingin Soo Hyun tetap berfikir positif.
Mereka tiba di tempat parkir komplek rumah Soo Hyun. Soo Hyun membuka tasnya dan baru menyadari kalau dompetnya hilang. Dong Chan terkejut, ia yakin pelaku pasti mengambilnya. Apalagi ID Soo Hyun ada disana, ini akan menjadi semakin rumit.
Soo Hyun takut kalau pelaku akan mencarinya di rumah.
Soo Hyun masuk ke rumah. Ji Hoon sudah menunggunya. Ji Hoon bertanya Soo Hyun dari mana saja,. Tapi Soo Hyun tidak menjawab. Ji Hoon kesal dan meninggikan suaranya, tapi kemudian ia terkejut melihat wajah Soo Hyun yang terluka. Ia khawatir dan bertanya ada apa.
Soo Hyun tak menjawab. Ia menghela nafas dan melepaskan tangan Ji Hoon. Ia naik ke lantai dua.
Soo Hyun ke kamar Saet Byul. Saet Byul masih tidur. Soo Hyun membelai wajah Saet Byul. Soo Hyun berbaring di sampingnya dan tertidur.
Ji Hoon masuk ke kamar Saet Byul dan melihat istri dan putrinya. Ia menghela nafas dan menutup pintu.
Dong Chan kembali ke rumah.
Kakek sedang makan di luar dengan bekal yang banyak.
Dong Chan teringat, hari ini adalah hari dimana kakek itu akan mengatakan tentang 100 milyar. Tapi Dong Chan sedang tidak mood.
Kakek itu bertanya kenapa wajah Dong Chan terluka, apakah Dong Chan berkelahi lagi?
Dong Chan melihat makanan itu dan tahu kalau makanan itu adalah yang dibuat ibunya. Ia juga teringat kejadian dulu. Kakek mengatakan itu makanan dari ibu Dong Chan, ia mengambilkan sup agar Dong Chan meminumnya. Tapi Dong Chan menolak. Kakek memaksa, sama seperti dulu, Dong Chan membuangnya.
Dong Chan merasa tak enak dan akan meninggalkan kakek. Tapi kakek memaksanya untuk duduk. Dong Chan akhirnya duduk.
Kakek mengatakan agar Dong Chan mendengarkan apa yang akan ia katakan. Jika kau kembali kekesadaranmu dan menjalani hidupmu seperti manusia normal, aku akan memberimu 100 milyar won.
Bukannya senang, Dong Chan mengejek dan mengatakan bagaimana ia bisa menjadi lebih baik sedangkan sekarang ia sudah baik. Tapi kakek membalasnya, apakah mencuri dan berkelahi adalah perbuatan baik? Menangkap basah perzinaan apakah itu perbuatan baik?
Dong Chan mengatakan meski ia mengatakannya pada kakek, kakek tak akan mengerti, jadi ia tak akan menjelaskannya. Tapi ia benar-benar sudah melakukan perbuatan baik sekarang.
Kakek menantangnya untuk membawa orang yang benar-benar menganggapnya baik dan ia akan memberikan 10 milyar.
Dong Chan menghela nafas, ia bertanya kenapa kakek ingin memberikannya uang itu. Kakek mengatakan hidupnya tak lama lai, jadi ia ingin memberikan uangnya pada orang yang menyedihkan. Dong Chan masih belum mengerti, karena ada banyak orang menyedihkan di dunia ini, kenapa harus dirinya.
Kakek mengatakan kalau Dong Chan adalah orang yang paling menyedihkan di dunia ini. Dong Chan tak mengerti, kenapa ia menjadi orang paling menyedihkan?
Kakek berkata, menurutmu hidup yang paling menyedihkan itu seperti apa? Karena miskin? Kelaparan? Tidak. Orang yang hatinya penuh kemarahan, kebencian, dan punya banyak luka di hatinya dan orang yang mengabaikan orang tuanya dan hidup dengan bebasnya. Dari luar ia mencoba terlihat kuat, berpura-pura kuat dan keren, itu lah orang yang paling menyedihkan.
Dong Chan mendengarkan dengan kesal, jadi kau menganggap aku orang yang seperti itu?
Kakek membenarkan. Dong Chan menatap kakek dan berkata, jangan bercanda, kau tidak tahu apa-apa tentang aku.
Dong Chan meninggalkan si kakek dan masuk ke rumahnya. Sedangkan kakek hanya melihatnya dan menghela nafas.
Soo Hyun memasang kamera pengawas di rumahnya, Jenny dan Byung Tae mmebantunya. Jenny mengajarkannya cara mengawasi rumah dari ponsel. Ji Hoon heran melihat rumahnya dan bertanya apa yang dilakukan Jenny dan Byung Tae di rumah mereka.
Soo Hyun masuk ke kamar dimana Ji Hoon akan bersiap ke kantor.
Ji Hoon kesal dan mengatakan Soo Hyun sudah gila. Soo Hyun tidak mau tahu, ia mnegatakan ini hanya untuk 2 minggu saja. Ji Hoon menatap Soo Hyun dan bertanya apa kau benar-benar Kim Soo Hyun? aku merasa aku melihat orang lain. Mengapa kamu tidak melihat dirimu sendiri?
Soo Hyun melawan, kenapa? Ada apa denganku? Aku gila? ya aku gila? Siapa yang tidak gila kalau puterinya akan mati?
Ji Hoon marah karena SOo Hyun terus saja mengatakan Saet Byul akan mati.
Soo Hyun menangis. Ia tak tahu lagi bagaimana cara agar Ji Hoon percaya padanya. Ia berkata, Apa kau tahu semua sesuatu sebelum terjadi? Bagaimana aku takut dan merasa ngeri? Aku tidak mau mengalami rasa sakit itu lagi, bahkan jika itu di dalam mimpi.
Soo Hyun menatap Ji Hoon. Ji Hoon memegang bahunya, ia menyuruh Soo Hyun untuk sadar. Ia bahkan berteriak sambil menggoyangkan bahu Soo Hyun.
Tiba-tiba terdengar suara tangisan. Saet Byul ada dibelakang mereka melihat semuanya. Ia menagis dengan sedih. Soo Hyun berbalik dan segera merlutut di hadapan Saet Byul. Soo Hyun mengatakan kalau ia berbuat salah, makanya ayah Saet Byul marah padanya. Ia memeluk Saet Byul dan mengatakan tidak apa-apa.
Ji Hoon tak bicara apa-apa, ia menelan rasa sakitnya dan meninggalkan mereka.
Soo Hyun masih memeluk Saet Byul saat Saet Byul bertanya, Ibu, apa aku akan mati?
Soo Hyun terkejut, ia menatap Saet Byul yang berlinang air mata. Ia segera mengatakan Tidak. Siapa yang bilang begitu?
Saet Byul yang mendengar semuanya terus mennagis dan mengatakan kalau ibu yang mengatakannya. Tapi Soo Hyun berbohong ia tidak mengatakannya. Ia berkata Saet Byul mungkin bermimpi. Soo Hyun mengatakan tidak apa-apa dan ia memeluk Saet Byul lagi. Saet Byul terus menangis. Soo Hyun juga menangis sambil menepuk punggung puterinya.
Adegan berikutnya adalah juru bicara presiden dan presiden. Juru bicara sedang melihat koran tentang berita kriminalitas dan juga membahas soal presiden. Pak presiden baru selesai olah raga, ia menghidupkan TV dan membaca koran. di TV ada berita / wawancara dimana rakyat yang bicara. Kayaknya mereka menjelek-jelekkan pemerintahan presiden deh.
Hmmm, apa hubungan kasus ini dan presiden?
Soo Hyun kembali membuat catatan kasus korba ketiga. Berusia 30an, pemadu kakaoke. Stoking Jala. Sepatu Kulit. Mini skirt. Baju cerpelai buatan. Tengkorak dengan pola bunga. Rompi gemerlapan. Rambut Pink.
Ia kemudian berfikir lagi dan mulai menggambar sesuatu.
Tulisannya di kaca diperlihatkan pada Dong Chan., Byung Tae dan Jenny. Mereka bingung dengan gambar Soo Hyun dan tahu gambar apa itu. Tapi itu lah yang diingat Soo Hyun. Byung Tae memotretnya dan mulai mencarinya di internet.
Saet Byul tiba-tiba membuka pintu, membuat semuanya terkejut. Saet Byul juga ingin ikut bergabung bersama mereka. Soo Hyun khawatir. Akhirnya Dong Chan mengajaknya bermain di luar.
Soo Hyun lega,.
Saet Byul dan Dong Chan bermain Ddakji. Saet Byul dibuat menangis oleh Dong Chan. Karena mengejek Saet Byul paling tidak bisa bermain Ddakji. Kalau ia menang lagi, maka Saet Byul akan menjadi tebodoh dalam permainan ini. Dong Chan tertawa dan kemudian sengaja mengalah karena Saet Byul beneran menangis. Ia tak mau jadi ddjakji Hobo.
Dong Chan bahkan mengatakan Saet Byul seperti bayi cengeng yang mudah menangis. Saet Byul BT, ia ngambek. Dong Chan kemudian mengatakan ia akan mengajarkan Saet Byul sesuatu yang hanya profesional yang tahu.
Saet Byul hapus air matanya dan setuju.
Mereka berdua menunggu sesuatu. Aku awalnya bingung juga, begitu mobil lewat mereka malah senang.
Rupanya salah satu ddakji di biarkan di jalanan dan menunggu ada mobil yang melintas dan melindasnya.
Dong Chan mengambil lagi ddakji itu. Ia menjelaskan pada Saet Byul kalau sekarang itu hanya ddakji biasa, setelah besok maka itu akan menjadi ddakji penghabisan. Saet Byul tidak mengerti, ia mengambilnya dan bertanya lagi, ini ddakji penghabisan?
Dong Chan teringat masa kecilnya. Saat ia dan teman-temannya main Ddakji, Dong Ho datang dan mengambil ddakji miliknya. Dong Ho yang memang punya kelainan mental juga, terlihat di jalanan dan menunggu ddakji itu dilindas traktor.
Dong Chan di ejek karena kakaknya bodoh. Dong Chan mengatakan kalau itu bukan kakaknya. Dong Ho datang dan memberikan ddakji itu pada Dong Chan dan berkata, Ini tidak akan terbalik sama sekali, ini tidak akan pernah terbalik. ayah mengajari aku.
Dong Chan dan Saet Byul main lagi. Dong Chan tidak bisa membalikkan ddakji Saet Byul, sementara Saet Byul menang terus. Saet Byul tampak senang dan menikmati permainannya.
Mereka berdua bahkan berpelukan dan berputar.
Young Gyu ada di dekat pagar. Ia melihat Saet Byul bermain bersama Dong Chan. Young Gyu telihat sedih. Ia mondar-mandir kesana kemari.
Soo Hyun di rumah melihat banyak kertas berserakan. Ia khawatir Ji Hoon akan marah karena itu dokumen milik Ji Hoon. Ia mendengarkan suara Saet Byul yang tertawa dari halaman. Ia mengintip lewat jendela. Saet Byul dan Dong Chan sedang bermain bersama. Ia tersenyum melihat mereka.
Saet Byul membantu ibunya untuk membuka lagi kertas ddakji dan merapikannya karena itu dokumen Ji Hoon. Saet Byul takut-takut kalau ibunya akan marah. Setelah semuanya selesai, ibu bertanya apakah sudah semuanya?
Saet Byul membenarkan. Ibu mengingatkan Saet Byul untuk tidak melakukan itu lagi pada barang-barang ayahnya. Saet Byul mengerti. Ia minta maaf. Soo Hyun bertanya bagaimana perasaannya setelah bermain. Saet Byul terlihat senang dan mengatakan kalau Dong Chan jjang!!
Soo Hyun mengantarkan dokumen itu ke runag kerja. Sementara Saet Byul masih menyimpan satu dokumen yang dilipat menjadi ddakji, ddakji penghabisan itu. Ia menciumnya dan tersenyum.
Byung Tae selesai mendesign gambar yang dibuat Soo Hyun. Mereka mengenailnya sebagai Cerberus. Aku enggak tau apa itu, tapi kayak monster berkepala 3. Byung Tae mengatakan orang-orang sering membuatnya sebagai grafitti.
Ia mengeprint gambar itu. Soo Hyun mengambil dan melihatnya dengan jelas.
Tiba-tiba pintu terbuka. Ji Hoon pulang. Mereka menatap Ji Hoon. Dong Chan kelihatan tak enak dan tertunduk.
Soo Hyun mengantar mereka keluar. Ia juga akan mengambil jaket dan bajunya lalu menyusul mereka.
Dong Chan merasa aneh karena sepertinya ia pernah melihat Ji Hoon disatu tempat, tapi ia tak tahu dimana.
Soo Hyun di rumah bersiap-siap. Ji Hoon bertanya lagi siapa mereka. Soo Hyun mengatakan kalau mereka membantunya untuk menyelamatkan Saet Byul.
Soo Hyun akan pergi saat Ji Hoon menahannya dan bertanya Soo Hyun akan kemana. Soo Hyun tak menjawab dan meminta Ji Hoon melindungi Saet Byul dengan baik.
Ji Hoon tak bisa berkata apa-apa lagi. Ia menghela nafas dan terlihat sangat bingung dengan tindakan istrinya.
Di sekolah SLB tempat Young Gyu bersekolah, sepertinya mereka akan mengadakan acara teater. Anak-anak itu sedang latihan dengan di pandu guru mereka.
Guru heran melihat Young Gyu tak bersemangat dan bertanya ada apa. Young Gyu awalnya tidak mau menjelaskan. Tapi kemudian ia berkata kalau temannya tak mau lagi bermain dengannya karena temannya itu sudah punya teman baru.
Guru mengtaakan kalau lain kali Young Gyu sendiri yang harus mengajak temannya itu bermain. Ia juga menasehati Young Gyu, karena Young Gyu adalah orang yang sangat berharga yang tidak dapat ditemukan dimana saja, karenanya semua orang akan menyukai Young Gyu.
Young Gyu terlihat lebih baikan dan tersenyum pada gurunya.
Guru itu masuk ke dalam kantor dan membawa sesuatu. Ia menyapa guru lain yang akan pulang dan mengerjakan sesuatu. Kemudian ia menandatangani sesuatu dan merapikan meja. Ia mengambil jaketnya dan bersiap untuk pulang. Tapi tiba-tiba ia terjatuh. Tas yang ia bawa juga terjatuh, isinya keluar, ada dompet disana.
Si guru kesakitan dan membuka bajunya. Ada perban di perutnya, mengeluarkan darah.
Kok jd gurunyaa -_____-
BalasHapus