Sinopsis God's Gift ~ 14 Days Episode 3 Part 1
-------------------------------------------------------------------------------------
"Aku mempunyai harta yang paling berharga yang tidak bisa dibandingkan oleh apapun yang ada di dunia ini. Putriku tercinta. Saet Byul. Selama siaran langsung, yang dtonton oleh seluruh warga Korea putriku diculik. Putriku yang hilang kembali dalam keadaan dingin dan tak bernyawa.Dalam lubang yang dingin, gelap dan dalam, di sanalah putriku. Bagaimana ini bisa terjadi? Bagaimana bisa semenakutkan ini? Jadi aku akan menyusul putriku sekarang."
Soo Hyun sedang berdiri di tepi danau dimana puterinya di temukan. Ia memikirkan bagaimana semua kejadian itu tiba-tiba terjadi dan merenggut nyawa puterinya. Bagaimana ia bersedih, bagaimana ia merasa tertekan dan memutuskan bunuh diri. Ia bahkan tidak memperdulikan Dong Chan yang berteriak minta tolong padanya di dekat danau itu.
Sementara itu, hukuman mati kakak Dong Chan akan dilaksanakan. Adegan ketiganya silih berganti. Soo Hyun yang ingin bunuh diri, Dong Chan yang akan dilempar ke dalam air dan kakak Dong Chan yang akan di hukum gantung. Dan ketiganya sama-sama menuju kematian...
Soo Hyun dan Dong Chan terjatuh ke dasar danau. Dong Chan yang terikat pada tali yang dihubungkan ke Beton mencoba membebaskan diri di dasar danau.
Sementara Soo Hyun sudah tergeletak di dasar danau.
Dan entah kenapa, yang di fokuskan adalah yang menjalar ke dekat lehernya. Dan bayangan sebelum hari itu perlahan muncul dengan cepat.
Semuanya, kembali ke masa lalu.
Soo Hyun terbatuk dan air keluar dari mulutnya saat ia sadar setelah mendengar suara Saet Byul memanggilnya. Soo Hyun terkejut melihat tubuhnya di tepi danau, ia melihat ke sekitarnya hanya ada pemancing.
Soo Hyun merasa heran dan aneh, namun ia terus berjalan tanpa alas kaki menuju gudang tempat Saet Byul disekap.
Langkah Soo Hyun terhenti ketika melihat gudang itu. Gudang itu bersih, tak ada garus polisi dan masih terkunci rapi.
Soo Hyun terkejut, ia berjalan mendekati gudang dan melihat gudang tergembok rapi.
Soo Hyun masih bingung tapi ia segera mengambil batu dan membuka gembok dengan paksa. Ia masuk ke dalam gudang dan melihat disekitar.
Gudang tidak berantakan, sarang laba-laba dimana-mana, tidak ada tempat tidur dimana Saet Byul disekap dan lukisan Saet Byul di dinding menghilang.
Soo Hyun shock. Ia masih belum sempat berfikir jauh saat ponselnya berdering. Ia mengambil ponselnya di saku jaketnya dan melihat kalau 'Putriku' memanggil.
Saet Byul bertanya dimana ibunya.
Soo Hyun terkejut, ia hampir menangis. Apakah ini Saet Byul?
Saet Byul membenarkan dan mengatakan kalau ia lapar. Ia meminta ibunya cepat pulang dan membuatkannya makanan.
Soo Hyun tidak percaya, ia sesak nafas dengan wajah terkejut luar biasa. Ia tak percaya Saet Byul masih hidup.
Soo Hyun kembali ke masa lalu.
-14 Hari Sebelum Kejadian-
Soo Hyun menghela nafas, ia terlihat terpukul.
Tapi tiba-tiba terdengar suara musik. Saet Byul keluar dari dapur membawa kue ulang tahun dan mengucapkan selamat ulang tahun pada ibunya dengan lucu.
Soo Hyun membelalakkan mata tak percaya dengan apa yang ia lihat.
Ayah Saet Byul, Ji Hoon juga datang dan berdiri di belakang Saet Byul sambil tersenyum pada istrinya. Ia dan Saet Byul membuat kejutan ulang tahun untuk Soo Hyun.
Soo Hyun masih diam tak percaya. Ji Hoon melihatnya dan mengatakan pada Saet Byul kalau ibunya pasti sangat terkejut.
Ji Hoon lalu mematikan musik.
Saet Byul bertanya pada ibunya apakah ibu terkejut? Aku dan ayah menyiapkan pesta kejutan ini.
Mata Soo Hyun muali berkaca-kaca. Saet Byul mendekati Soo Hyun dengan membawa kue ulang tahun dan meminta ibunya meniup lilin.
Soo Hyun masih shock melihat Saet Byul puterinya di hadapannya.
Soo Hyun membelai rambut Saet Byul, ia menangis dan bertanya, Apa kau benar-benar Saet Byul? Apa kau benar-benar puteriku?
Saet Byul heran. Ji Hoon juga heran dan bertanya apa terjadi sesuatu?
Soo Hyun tidak menjawab, ia menangis dan memeluk Saet Byul dengan erat. Saet Byul tidak mengerti ia berusaha mengangkat kuenya agar tidak jatuh. Sementara Ji Hoon segera mengambul kuenya.
Soo Hyun bertanya apakah Saet Byul baik-baik saja, apakah ia terluka. Lalu memeluk Saet Byul dengan erat lagi. Saet Byul hanya bisa bingung ia bahkan kesulitan bernafas karena ibunya memeluk terlalu erat.
Ji Hoon heran dan bertanya lagi ada apa dengan Soo Hyun. Ia lalu menyuruh puterinya bersiap-siap ke sekolah.
Saet Byul berlari ke lantai dua dengan wajah masih bingung. Sementara Soo Hyun memandangi Saet Byul.
Ji Hoon bertanya apakah Soo Hyun baik-baik saja dan dari mana ia pagi-pagi sekali. Apakah dia baru dari stasiun TV?
Soo Hyun tidak menjawab, ia masih berlutut menatap ke lantai dua.
Ia kemudian berdiri dan bertanya pada Ji Hoon apa yang terjadi dengan Saet Byul. Ji Hoon heran tak mengerti.
Soo Hyun dengan hati-hati mengatakan kalau Saet Byul sudah meninggal. Mereka bahkan melakukan kremasi dan menghadiri pemakamannya.
Ji Hoon bingung tak mengerti, Apa maksudmu? Putri kita meninggal?
Ji Hoon menatap Soo Hyun dan bercanda, Apa kau bermimpi?
Ji Hoon tertawa sambil memegang pundak Soo Hyun, ia menyuruh Soo Hyun segera sadar,
Soo Hyun masih bingung. Ia terdiam. Apa semua ini hanya Mimpi?
Ji Hoon di kamarnya sedang protes karena Soo Hyun belum menyetrika bajunya. Soo Hyun masuk ke kamar membawa kalender dan mengatakan ada yang aneh. Hari ini adalah 2 minggu lalu. Karena hari ini ulang tahunnya, maka tepat 2 minggu lalu. Di hari puteri mereka meninggal.
Soo Hyun mengatakan ia ingat dengan jelas. Ji Hoon mulai kesal karena Soo Hyun terus mengatakan kalau Saet Byul meninggal. Mengatakan hal aneh sejak pagi.
Soo Hyun mengatakan kalau itu benar, ia bahkan tak tahu apa yang terjadi. Ji Hoon menyuruh Soo Hyun tidur dulu dan mereka bicara nanti.
Soo Hyun masih belum menyerah dengan keanehan ini. Ia keluar dan masih membawa kalender. Ji Hoon lagi-lagi menyuruhnya istirahat. Tapi Soo Hyun tetap bersikeras. Saet Byul turun dan bertanya tentang catatannya.
Soo Hyun ingat, di hari yang sama, Saet Byul juga menanyakan cacatan dan tersandung kabel, membuat vas bunga pecah dan tangannya terluka.
Saet Byul melihat catatannya dan akan berlari kesana tapi Soo HYun berteriak menghalangi dan tangan Soo Hyun terkena setrika yang panas.
Ji Hoon khawatir dan menyuruh puterinya mengambil air dingin. Soo Hyun tidak memperdulikan lukanya, ia teringat kejadian di hari yang sama saat tangannya juga terkena setrika panas.
Tiba-tiba terdengar suara teriakan dan benda kaca jatuh dari dapur. Saet Byul menjatuhkan gelas dan tangannya terluka.
Kejadian yang sama dengan 2 minggu sebelum kematian Saet Byul, hanya saja tempatnya berbeda.
Soo Hyun mulai berfikir keras dengan hal ini.
Dan kita melihat kalau setrikaan di atas baju Ji Hoon membuat baju Ji Hoon gosong.
Wah, kalau begitu kejadian yang akan terjadi dalam 2 minggu ini akan tetap sama dengan 2 minggu sebelum kematian Saet Byul. Meski tempat kejadian beda, tapi intinya sama?
Soo Hyun mengantar Saet Byul ke sekolah. Saet Byul sedang mendengar musik Snake di mobil. Soo Hyun sambil menyetir ingat kejadian dulu, saat ia mematikan tape.
Saet Byul tahu ibunya berfikir musiknya mengganggu dan ia mematikannya meski ibunya bilang tidak.
Lalu Saet Byul mengeluarkan hadiah ulang tahun untuk ibunya sebuah pulpen laser. Soo Hyun teringat, dulu Saet Byul juga memberikannya hadia yang sama.
Soo Hyun berfikir. Kejadian tetap sama dengan 14 hari sebelum kematian Saet Byul.
Soo Hyun kemudian baru teringat kalau ia sebelumnya sempat hampir menabrak anak sekolah yang bersepeda. Spontan ia menginjak rem dan membentangkan tangannya agar Saet Byul tidak terluka. Untuknya, anak SMA itu tidak sempat jatuh seperti sebelumnya.
Soo Hyun merasa khawatir, kejadiannya berulang. Deja Vu?
Lalu berita di radio tentang kasus pembunuhan wanita dan mayatnya ditemukan di tempat sampah.
Soo Hyun mendengarkan sambil berfikir mengenai pembunuh berantai itu. Saet Byul heran melihat ibunya dan bertanya ada apa?
Soo HYun merasa ketakutan dan mengatakan kalau hal itu tak boleh terjadi.
Ia mengambil sesuatu di laci atas mobilnya dan menemukan surat-surat juga sebuah amplop. Soo Hyun ingat hadia kejutan dari suaminya. Dan ternyata benar itu.
Soo Hyun juga menemukan foto yang ia dan Saet Byul ambil sebelumnya di Toko Destiny, Soo Hyun melihat foto itu dan Shock saat tidak ada wajah Saet Byul disana.
Soo Hyun segera melempar foto itu. Saet Byul mengambilnya tapi Soo Hyun merebutnya dari tangan Saet Byul dan meremasnya.
Ia kemudian memeluk Saet Byul dengan erat.
Saet Byul heran dengan ibunya, ia bertanya ada apa tapi Soo Hyun tetap memeluknya dengan erat. Kemudian Saet Byul melihat temannya Eun Joo membawa anak anjing.
Soo Hyun datang ke cafe destiny, sesuatu yang aneh terjadi. Itu bukan cafe destiny, pemilik cafe mengatakan hanya ada cafe itu disekitar sini. Soo Hyun terkejut. Ia melihat sekitar dan memikirkan masa lalu, ia yakin kalau itu lah tempatnya. Apa yang terjadi? Kenapa cafe itu menghilang?
Soo Hyun tidak mengantar Saet Byul kesekolah. Ia malah pergi ke rumah rekan kerja + juniornya Min Ah. Ia menitipkan Saet Byul disana dan mengingatkan untuk menjaga dan jangan membiarkan Saet Byul keluar.
Sementara itu Soo Hyun pergi ke lokasi dimana mayat wanita ditemukan di tempat sampah dekat bar. Dulu, 14 hari sebelum kematian Saet Byul, Soo Hyun akan memberitakan kasus itu dan ia dengan jelas melihat foto korban pembunuhan itu.
Soo Hyun menerobos garis polisi dan di tegur oleh polisi. Tapi Soo Hyun tak peduli dan bertanya apakah mayat wanita itu memakai baju motif leopard, rambutnya sebahu, ada luka sayatan di wajahnya, Soo Hyun bahkan berguling di lantai seperti posisi mayat itu.
Polisi bertanya apakah Soo Hyun saksi mata. Diam-diam, ada seseorang yang memperhatikan hal itu, seorang pria dengan pakaian hitam.
Polisi hanya menghela nafas dan menyeret Soo Hyun pergi dari sana.
Soo Hyun di bawa ke kantor polisi dan lagi mengatakan kalau pria itu akan membunuh lagi malam ini, dan meminta polisi menangkapnya secepatnya. Polisi mencoba menjelaskan lagi, jadi maksudmu pria itu akan membunuh 2 orang lagi besok dan kemudian membunuh puterimu?
Soo Hyun mengangguk. Kalau tidak bagaimana ia bisa tahu detail wanita yang baru meninggal itu. Tapi polisi merasa itu tidak masuk akal, fakta yang bahkan wartawan saja tidak tahu, kecuali Soo Hyun adalah pelakunya. Karema memang sih, tak ada yang bisa menjelaskan hal itu. Tapi Soo Hyun memaksa polisi untuk mengikuti yang ia katakan, bersembunyi diklub dimana lokasi pembunuhan kedua.
Polisi lain tertawa mendengarkan Soo Hyun. Polisi akhirnya meledak marah. Ia kesal karena Soo Hyun terus mengatakan hal tak masuk akal, itu akan membuat Soo Hyun di curigai sebagai pelaku dan di penjara. Soo Hyun bingung.
KEmudian kantor polisi ribut lagi karena Dong Chan masuk sambil marah2 karena polisi ga percaya kalau orang-orang yang ikut bersamanya akan membuangnya ke danau. Ia menganggap itu percobaan pembunuhan. Pria itu yang memang kelompok yang membuangnya ke danau dulu kesal, karena untuk alasan apa ia membuang Dong Chan ke danau di hari pertama mereka bertemu.
Dong Chan kesal karena menganggap mereka berakting ia bahkan mengatakan bos mereka peselingkuh dan bla bla bla, membuat anak buah bos itu heran. Ia akan menyapa polisi yang ternyata bernama Huh Goo dan melihat Soo Hyun disana.
Dong Chan terkejut melihat Soo Hyun, ia mendekati Soo Hyun dan bertanya, Ajumma, kau masih hidup? Kau tiba-tiba menghilang dan aku mencarimu lagi di danau. Aku senang bertemu denganmu.
Soo HYun terkejut, ia bingung menatap Dong Chan. Dong Chan mengatakan ia senang melihat Ajumma lagi, tapi melihat ekspresi Soo Hyun ia kecewa karena Soo Hyun tak mengingatnya. Dong Chan mengingatkan Soo Hyun kalau ia yang menyelamatkan Soo Hyun di danau waktu itu.
Dong Chan yang tenggelam di danau berhasil melepaskan ikatannya dengan memanfaatkan pecahan kaca disana. Saat ia akan berenang ke atas air danau, cahaya hijau mulai menyelimutinya dan ia melihat Soo Hyun di dasar danau. Soo Hyun dengan lebih banyak cahaya hijau, dan juga akar-akar yang aneh, Dong Chan berenang ke arahnya dan berhasil menariknya ke permukaan.
SOo Hyun berfikir. Dong Chan mengatakan lagi kalau ia menelpon 119, itu sebabnya Soo Hyun selamat. Ia berdiri dan memperingatkan si mafia kalau mereka tak akan selamat, karena sekarang ada Soo Hyun sebagai saksi. Dan menyuruh polisi Huh Goo untuk memeriksa para penjahat itu.
Polisi bertanya pada Soo Hyun. Soo Hyun berfikir dan berbohong ia tak tahu apa yang dibicarakan Dong Chan, ia mengatakan ia tak pernah ke danau dan tak melihat orang-orang itu. Dong Chan kesal karena ajumma itu tak tahu terima kasih, padahal ia yang menyelamatkan Soo Hyun.
Soo Hyun bertanya dengan tenang, kenapa kau menyelamatkanku? kau pasti salah orang.
Dong Chan kesal karean Soo Hyun tak tahu malu telah berbohong. Sementara polisi yang lain membebaskan kelompok itu karena tak ada bukti. Dong Chan kesal sekali dan marah-marah pada polisi itu. Polisi itu mengatakan kalau mereka semua ada di Seoul hari ini dan bahkan punya alibi hari ini. Dong Chan malah menuduh polisi itu di suap. LOL.
*Dong Chan belum tau kalau ia kembali ke masa lalu, sedangkan Soo Hyun berbohong karena takut ketahuan*
Si polisi kesal karena Dong Chan merendahkannya dengan mengatakan dirinya di suap. Mereka bahkan sempat bertengkar dan kita jadi tahu kalau Dong Chan ternyata adalah mantan polisi. Itu sebabnya ia kenal baik dengan Huh Goo.
Dua orang polisi lain tak habis pikir kenapa Dong Chan sekarang jadi seperti itu, Padahal dulu Dong Chan adalah petugas bagian kriminal terbaik di Seoul. Temannya tak percaya. Polisi lain mengatakan kalau Ki Dong Chan dulu adalah legenda di Seoul. Dia lebih pandai berkelahi daripada preman. Dia lebih pintar dari pada penjahat dan selangkah lebih maju dari mereka. Sepertinya tak ada yang bisa menyamai Dong Chan disini.
Soo Hyun yang masih duduk disana mendengarkan hal itu dengan seksama dan berfikir.
Soo hyun bertemu dengan Woo Jin. Bagi Woo Jin ini adalah pertemuan pertama mereka setelah 10 tahun. Sedangkan Soo Hyun pernah bertemu dengannya dulu sebelum kematian Saet Byul dan diam tanpa ekspresi mendengarkan Woo Jin yang mengatakan hal yang sama di hari ia dan Woo Jin minum kopi saat penculikan Saet Byul.
Soo Hyun dengan tenang mengatakan ini bukan pertemuan pertama mereka, karena mereka pernah bertemu sebelumnya di stasiun TV dan Woo Jin juga mengatakan hal yang sama. Woo Jin bingung.
Soo Hyun mengatakan meski ia menjelaskan Woo Jin tak akan mengerti karena ini memang tak masuk akal, tapi ia ingin Woo Jin percaya apa yang akan ia katakan.
Soo Hyun menjelaskan kejadiannya. Woo Jin masih bingung dan mengulang, kau kembali ke masa 14 hari sebelum puterimu meninggal?
Soo Hyun penuh harapan agar Woo Jin mempercayainya, tapi Woo Jin adalah detektif yang tidak akan percaya dengan hal-hal seperti itu. Meski ia tak mengatakannya tapi terlihat dari raut wajahnya kalau Woo Jin tak percaya.
Soo Hyun menghela nafas. Soo Hyun mengatakan Woo Jin tak berubah bahkan setelah 10 tahun. Jika Woo Jin menggunakan tangannya untuk menggosok hidung, itu adalah kebiasaan saat Woo Jin berusaha percaya pada kebohongan yang ia katakan.
Soo HYun mengerti dan meminta ia dikeluarkan dari sana.
Soo Hyun ada di mobilnya saat Dong Chan mengetuk jendela mobilnya. Dong Chan ingin Soo Hyun mengantarnya ke stasiun karena para penjahat itu sudah menunggunya di depan kantor polisi untuk menghajarnya. Ia meninggalkan alamat kantor detektifnya di mobil Soo Hyun. Dan ia kira Soo Hyun mau memberinya tumpangan, jadi ia akan anik saat SOo Hyun melaju dengan mobilnya meninggalkan Dong Chan.
Soo HYun benar-benar deh. Dong Chan kesal sekali dan harus berlari menghindari pada penjahat itu.
Dong Chan berhasil kabur dan masuk ke dalam kereta tepat beberapa detik sebelum tertangkap. Ia lolos.
Dong Chan duduk di kursi kereta api dan malah mengganggu seseorang yang sedang membaca koran karena ia penasaran ia ingin membacanya juga.
Ia benar-benar mengganggu penumpang itu dan bahkan memasukkan kepalanya ke dalam koran yang di pegang penumpang membuat si penumpang kesal dan pindah tempat duduk setelah melempar koran itu. LOL
Dan si Dong Chan malah menganggap si pria itu cari ribut hanya karena koran. HAHHAHA.
Dong Chan membaca ramalan zodiaknya untuk hari ini. Hari penting dimana ia akan bertemu dengan orang yang akan mengubah takdirnya. Ia kemudian melihat tanggal koran dan protes kalau itu koran lama.
Ia melihat halaman depan dan membaca berita tantang dimintanya hukuman mati bagi pelaku pembunuhan.
Dong Chan berfikir, dan ingat polisi Goo mengatakan padanya kalau Kakak Dong Chan, Dong Ho akan di eksekusi.
Dong Chan mengira hari ini adalah hari itu, dimana Dong Hyun akan di eksekusi (karena ia belum tahu kalau ia kembali ke masa lalu). Ia jadi kepikiran dan menghela nafas.
Dong Chan mengajak Young Gyu makan toppoki. Karena masih mengira hari itu adalah hari eksekusi ayah Young Gyu, Dong Chan bertanya apakah nenek mengatakan sesuatu pada Young Gyu tentang ayahnya.
Young Gyu jadi kesal, ia berhenti makan. Ia mengatakan nenek bohong padanya, nenek bilang ia akan bertemu ayah jikah tidur jam 10 malam. Ia bahkan mengira ayahnya sudah melupakannya. Padahal ia merindukan ayahnya.
Dong Chan tak bisa menahan kesedihannya. Ia mencoba menahan tangis tapi tak bisa akhirnya ia menangis. Young Gyu menyadarinya dan bertanya apakah pamannya menangis.
Meski air matanya menetes, Dong Chan mengatakan ia tak mengangis. Young Gyu berfikir Dong Chan menangis karena pamannya merindukan ayahnya. Dong Chan tertawa. Ia mengatakan ia menangis karena toppoki nya pedas.
Soo Hyun di rumahnya tergesa-gesa mengemasi barang Saet Byul. Saet Byul bertanya apakah mereka benar-benar akan pergi ke Hawai? Lalu bagaimana dengan sekolah?
Soo Hyun mengatakan ia sudah dapat izin dari sekolah dan menyuruh Saet Byul mengemasi barangnya. Soo Hyun melihat jaket yang dikenakan Saet Byul di hari kejadian, ia mengambilnya, ia juga mengambil semua barang Saet Byul dihari kejadian seperti tas dan sepatu merah. Ia membuangnya di tempat sampah.
Dong Chan ke kantor detektif-nya dan melihat asistennya Jenny dan Byung Tae asik makan jjajangmyeon. Ia memarahi mereka dan kesal karena tidak memeriksa latar belakang suami pelanggan mereka yang seorang mafia. Ia marah karena mereka tidak memeriksa latar belakang klien, padahal ia sudah memperingatkannya. Ia melempar mereka dan mengatakan ia hampir mati karena perzinaan itu.
Jenny heran, kapan kita dapat pekerjaan mengenai perzinaan? Kita bahkan belum mendapat klien selama sebulan.
Dong Chan tak habis pikir, ia membuka mulutnya sambil menghela nafas karena merasa dipermainkan oleh temannya. Ia mengingatkan mereka kalau mereka punya klien dengan baju biru dan rok mini.
Dong Chan terus bicara dan tiba-tiba wanita yang dimaksud masuk ke kantor mereka.
Jenny dan Byung Tae senang karena dapat klien, sedangkan Dong Chan shock dan bertanya kenapa wanita itu datang lagi, ia hampir mati karenanya.
Wanita itu tak mengerti. Ia duduk. Dong Chan berusaha menjelaskan kejadiannya bagaimana ia setelah bertemu wanita itu setelah memberikannya foto suaminya, dan ia bahkan tak mengingat tanggalnya. Ia melihat kalender dan kesal karena Byung Tae tak menyobek tanggal yang sudah lewat.
Jenny heran, karena kalendernya baik-baik saja, karena hari itu memang tanggal segitu. Dong Chan shock. Ia ingat koran yang ia baca juga tanggan 10 Maret.
Dong Chan bingung dan bertanya apakah hari ini benar-benar 10 maret? Jenny membenarkan dan bingung kenapa Dong Chan bersikap sangat aneh. Dong Chan berfikir ini tak mungkin.
Dong Chan kemudian menghadap wanita itu dan bertanya dengan hati-hati.
Dong Chan bertanya, apakah hari ini pertama kalinya wanita itu kesini, apakah pertama kalinya mereka bertemu?
Wanita itu membenarkan. Ia mencoba memperjelasnya, hari ini kau kesini untuk meminta bantuan memergoki suamimu yang berselingkuh?
Wanita itu makin bingung, bagaimana Dong Chan bisa tau?
Dong Chan bertanya lagi, Apa suamimu seorang kepala mafia?
Wanita itu panik, Apa ini tempat meramal nasib, bukannya Kelompok Jangan Bertanya *nama kantor agensi detektif Dong Chan* ?
Dong Chan menghadap kedua temannya dan mengatakan ini bukan main-main. Byung Tae bingung, Hyung, apa kau kerasukan hantu?
Dong Chan lalu menyuruh wanita itu pergi, ia menarik dan mengusir wanita itu. Kemudian ia bersandar didinding dan terduduk. Ia bertanya lagi, Byung Tae, apakah sekarang benar-benar tanggal 10 maret?
Byung Tae kesal karena Dong Chan terus saja bertanya. Sementara Dong Chan masih berfikir ada apa ini? apa yang terjadi?
Kemudian Dong Chan berfikir, ia teringat bagaimana ia menyelamatkan Soo Hyun di dasar danau. Tapi kemudian ia mengenyahkan pikirannya itu. Itu tak mungkin.
Dong Chan mendapat telpon dari seseorang yang menyuruhnya cepat pulang, meminta daging sapi korea pula.
Dong Chan malas mendengarkan celotehan kakek itu yang terus mengomel. Tapi kemudian Dong Chan menyadari sesuatu, ia berfikir, kakek itu sudah meninggal.
Ia menutup ponselnya. Takut. Tapi penasaran juga, Ia menelponnya sekali lagi dan saat kakek itu menjawab, Dong Chan menutupnya dengan ketakutan. Ia menyadari kalau ini nyata. Ini nyata kalau ia kembali ke masa lalu. Ia bahkan merasa bulu kuduknya merinding. LOL.
Dong Chan bicara sendiri dalam paniknya, Jika kakek itu masih hidup, maka ia bisa mendapatkan 100 milyarnya.
Tiba-tiba Dong Chan jadi bersemangat dengan 100 milyarnya. Membuat dua temannya kebingungan.
Gomawo sinopsnya mba :) , waaa... Sinopsisnya di bikin ber part , jd makin detai deh... Yeaayy!!! Bener2 bikin dag dig dug dueer ini drama. Daebakk lah... Semangat nulisnya mba!!! Figthing! Fighting! :D
BalasHapusMenegangkaaaann >_<
BalasHapus