Penantian panjang berlalu, karena akhirnya drama ini mulai tayang pada 2 April yang lalu. Aku memang sudah berencana untuk membuat recap drama ini sejak awal dan aku harap aku akan bertahan karena drama ini ada 156 episode/26 minggu HAHAHAHAHHA.
Hanbun, Aoi adalah asadora pertama yang aku ikuti dengan live streaming, jadi aku nonton raw pas lagi tayang di NHK Jepang. Aku khawatir ini drama nggak akan ada yang membuat subtitlenya, jadi aku memutuskan nonton live streaming aja lol. Untungnya, sudah ada yang membuat subtitle drama ini di d-addict, tapi dia buat per episode, bukan per minggu dan sampai saat recap ini dibuat, masih episode 1.
Aku memang orangnya nggak sabaran ya, jadi kalau udah suka sama sebuah drama, aku bela-belain nonton RAW meski aku cuma mengerti sedikit apa yang mereka bicarakan. LOL.
Untuk sinopsis asadora, sebenarnya aku udah pernah mencoba membuatnya saat menonton Hiyokko dulu. Tapi aku nggak bertahan ya, hanya sampai minggu ketiga HAHAHAHHA.
Kenapa recapnya per-minggu, bukan per episode?
Karena lebih enak begitu. Asadora tayang hanya 15 menit per episode dan biasanya juga kalau ada yang upload jarang per-episode, pasti langsung 6 episode sekali upload. Karena sebenarnya asadora memang dibagi per-minggu, satu judul untuk 1 minggu, dan 1 minggu itu ada 6 episode. Intinya sih meski tayang 6 episode, keenam episode tersebut judulnya satu. Susah ya menjelaskannya XD
Tapi kalau yang mau nonton cepat di 9tsu dan dailymotion selalu ada yang update cepat.
Karena itu, kali ini aku akan mencoba membuat recap dari minggu pertama Hanbun, Aoi ini.
Bagi yang ingin melihat cast & details-nya, kalian bisa klik link berikut ini, agar lebih paham ini ceritanya tentang apa^^~
Sinopsis Hanbun, Aoi Week 1: Umaretai!
-Umaretai = I want to be born = aku ingin lahir-
"Misalnya sebuah payung yang rusak, apakah itu aneh atau itu terlihat agak lucu, itu tergantung pada pendapat setiap orang. Aku tidak bisa mendengar ditelinga kiriku sejak aku masih SD, jadi meski aku menggunakan payung saat hujan turun, aku tidak bisa mendengar suara hujan yang jatuh ke payung di sebelah kiri, jadi aku merasa kalau hujan hanya turun di sebelah kananku. Apakah orang berfikir itu sesuatu yang menyedihkan atau sesuatu yang lucu, itu tergantung pada setiap orang. Dan bagiku, sesuatu seperti ini adalah sesuatu yang menarik."
Adegan awal dari Hanbun, Aoi adalah disebuah SMA, saat hujan turun, seorang gadis sedang menunggu hujan berhenti karena ia tidak punya payung. Gadis itu adalah sang Heroine, Nireno Suzume (Nagano Mei). Saat ia sedang menunggu, tiba-tiba seorang anak laki-laki mendekatinya dan memberikan sebauh payung padanya, tanpa mengatakan apa-apa ia berlari meninggalkan Suzume. Suzume tahu siapa anak laki-laki itu. Dia adalah Hagio Ritsu (Satoh Takeru) teman masa kecilnya. Suzume memanggil Ritsu yang berlari menembus hujan dan berterima kasih padanya.
Saat Suzume memakai payung dan berjalan melewati hujan, Suzume bernarasi mengenai ia yang tidak bisa mendengar suara hujan disebelah kiri, tapi ia bisa mendekar suara hujan disebelah kanan. Suzume, kehilangan pendengaran ditelinga kirinya sejak ia masih kecil. Tapi menurutnya, hal itu adalah sesuatu yang menarik, bukan sesuatu yang harus dikasihani.
Hujan kemudian berhenti perlahan dan langit mulai cerah. Suzume, sangat menyukai warna langit setelah hujan, langit yang berwarna setengah biru.
Biasanya asadora dimulai dari masa kecil sang tokoh utama, ada yang dari bayi, ada juga saat heroine sudah berusia 5 atau 10 tahun. Nah, di Hanbun, Aoi ini, untuk pertama kalinya asadora mengambil kisah awal sejak sang heroine masih dalam kandungan ibunya, masih belum lahir, masih belum memiliki nama.
Flashback ke masa kecil Suzume, ia berasal dari keluarga Nireno yang tinggal di pusat perbelanjaan kecil bernama Fukurou-cho di Mino, Prefectur Gifu, Toho Region.
Keluarga Nireno membuka kedai kecil disana, terdiri dari kakek, nenek, ayah dan ibu. Ibu Suzume bernama Nireno Haru mempunyai sebuah penyakit yang membuat dia tidak bisa hamil/tidak boleh hamil, jadi keluarga Nireno sudah memutuskan kalau mereka tidak akan memiliki anak.
Tapi suatu hari, ibu hamil dan ia mulai khawatir. Dokter mengatakan kondisi ibu sudah stabil dan ia pikir tidak apa-apa jika ibu ingin mempunyai bayi. Saat bertanya pada suaminya mengenai hal itu, ayah Suzume, Nireno Utaro mengatakan kalau Haru bisa memutuskan apakah dia ingin punya bayi atau tidak, karena baginya asalkan Haru sehat, ia sudah bahagia. Karena itu Haru akhirnya memutuskan akan memiliki bayi.
Bayi dalam kandungan ibu selalu bergerak dengan aktif dan saat ibu hamil tua, malam harinya terjadi kehebohan di rumah keluarga Nireno karena ibu akan melahirkan, padahal belum waktunya. Utaro membawa Haru ke rumah sakit sementara Kakek dan nenek tinggal di rumah. 8 jam setelah Haru dibawa ke rumah sakit, belum ada kabar dan kakek benar-benar khawatir, ia akan ke rumah sakit tapi nenek melarangnya, karena mereka tetap akan membuka kedai besok, jadi kakek harus tidur. Nenek memperlihatkan kalau ia sama sekali tak khawatir dan langsung tidur, karena itu kakek juga tidur. Tapi sebenarnya nenek adalah yang paling khawatir dan setelah yakin suaminya tidur pulas, ia bangun dan mulai menjahit kain untuk bayi.
Keesokan harinya, Haru belum juga melahirkan, karena sang bayi dalam perut Haru justru tidur pulas karena merasa nyaman, intinya sih bayinya belum mau keluar. Lucunya, yang menjadi narrator sebelum Suzume lahir adalah Nagano Mei, jadi yang menceritakan pikiran si bayi dalam kandungan itu adalah Mei.
Besok sorenya, setelah kedai tutup, belum ada kabar dari rumah sakit dan nenek juga mulai khawatir jadi ia dan kakek memutuskan untuk ke rumah sakit.
Di rumah sakit, istri keluarga Hagio, Hagio Wako yang juga sedang hamil tua ada di ruang tunggu. Seorang wanita elegan dan hobi membaca, ia tampak tenang meski sebentar lagi ia akan melahirkan, karena perutnya belum terlalu sakit jadi ia tenang. Sebenarnya hari itu adalah jadwal yang sudah disiapkan untuk Wako, tapi ruangan bersalin dipakai oleh Haru.
Sementara itu di ruangan Haru, ibu mulai kesakitan dan akan melahirkan, tapi ia masih kesulitan. Dokter klinik bahkan berfikir untuk melakukan operasi caesar kalau belum lahir juga, tapi ibu nggak mau perutnya dipotong karena akan meninggalkan bekas dan dia nggak bisa menggunakan
Saat kakek dan nenek datang, Wako tiba-tiba sakit perut tapi ia kesulitan bicara dan karena sibuk dengan Haru yang akan melahirkan, suster tidak ada yang memperhatikannya. Untung kakek menyadari hal itu dan memanggil suster.
Dan disaat yang sama, proses melahirkan istri keluarga Nireno dan istri keluarga Hagio pun dilakukan ditempat yang berbeda.Wako melahirkan beberapa menit lebih awal dari Haru. Setelah mendengar suara tangisan bayi Wako, Haru akhirnya melahirkan seorang anak perempuan.
Lucunya, saat Haru melihat wajah puterinya, ia mengatakan puterinya mirip monyet HAHAHAHAHAHAHHAHA.
Bayi keluarga Nireno dibawa ke ruangan bayi dan ditempatkan di sebelah bayi keluarga Hagio. Disitulah pertama kalinya Suzume dan Ritsu bertemu. Mereka berdua sudah bertemu saat mereka belum mempunyai nama dan saling memandang satu sama lain. Tanggal 7 bulan 7 tahun 1971.
*Narasi episode 3 awal oleh Takeru Sato, saat melihat bayi Suzume, ia mengatakan, siapa itu? kok mirip monyet? HAHAHHAHAHAHAHAHA
Kakek dan nenek sangat senang dengan kelahiran cucu mereka dan mereka berdua tak bisa mengalihkan pandangan dari baby Suzume yang masih belum mempunyai nama.
Kakek sangat ingin memberi nama cucunya, ia sudah memikirkan sangat banyak nama. Sejak dulu, ia selalu ingin menamai anaknya, tapi dari 3 puteranya, nenek-lah yang memberikan mereka nama. Bahkan anak anjing keluarga mereka juga ia tak bisa memberinya nama. Karena itu ia sangat excited dengan cucunya yang satu ini. Hanya saja, Utaro ingin Haru yang memberi nama puteri mereka karena Haru sudah mempertaruhkan nyawanya demi melahirkan puteri mereka.
Haru mengunjungi Wako yang dikamar sebelah membawakan kain untuk bayi sebagai ucapan selamat karena sudah melahirkan sekaligus permintaan maaf karena dia menggunakan ruangan bersalin yang harusnya digunakan oleh Wako. Wako adalah istri keluarga Hagio yang membuka studio foto di Fukuro-cho. Seorang wanita yang sangat cantik dan elegan, keluarga kaya dan pintar bermain piano. Jadi ibu sebenarnya agak segan gimana gitu.
Haru kemudian melihat kalau bayi keluarga Hagio sudah diberi nama, namanya adalah Hagio Ritsu, sebuah nama yang sangat indah. Ibu kemudian ingat kalau ia belum memberi nama puterinya lol. Melihat nama Ritsu adalah sebuah nama yang anggun, jadi ibu tidak ingin puterinya diberi nama yang biasa, ia harus memikirkan nama yang bagus.
Saat ibu melihat keluar jendela, ia melihat seekor burung pipit dan kemudian mendapatkan ide untuk nama puterinya. Ibu menamai puterinya sebagai Nireno Suzume (suzume = burung pipit).
Sebelumnya, kakek sudah menemukan nama yang bagus untuk Suzume, yaitu Tsukushi, tapi karena ibu menamai cucunya dengan Suzume, akhirnya nama Tsukushi menjadi nama kedai keluarga Nireno hehehhehe.
Waktu berlalu setelah saat itu. Suzume sudah berusia 10 tahun dan menjadi anak yang sehat, heboh, suka berlari kesana kemari. Suzume juga mempunyai adik laki-laki yang sangat tampan bernama Nireno Sota. Kalau nggak salah jarak usia mereka setahun. Sota adalah anak yang sifatnya berbeda dengan Suzume, anak yang sopan dan manis.
Suzume satu kelas dengan Ritsu tapi tempat duduk mereka berjauhan. Suzume bukan anak yang pintar dan sering bertengkar dengan teman sekelasnya bernama Butcha (nama aslinya Ryunosuke, tapi teman-temannya memanggilnya Butcha/Butcher). Butcha sangat sering mengejek nama Suzume karena itu Suzume tidak menyukainya.
Ritsu tumbuh menjadi anak yang tenang dan pintar. Ia suka membaca. Suzume cukup dekat dengannya dan Suzume sering datang ke rumah Ritsu. Suzume punya kebiasaan meniup peluit diluar jendela kamar Ritsu dan kalau Ritsu mendengarnya, ia akan membuka jendela. Peluit itu adalah peluit yang biasa digunakan Maguma Taishi seorang roket yang bisa berubah menjadi robot dan membantu manusia. Ada anak manusia yang selalu memanggil Maguma Taishi dengan peluit itu, jadi Suzume menirunya. Bagi Suzume, Ritsu adalah Maguma Taishi alias pahlawannya.
Hari itu Suzume membawa kubis untuk diberikan pada Ritsu, karena ia ingin Ritsu memainkan piano untuknya. Suzume sangat menyukai permainan piano Ritsu. Ritsu memang pandai bermain piano. Kadang ia hanya datang untuk mendengarkan permainan piano Ritsu kemudian pulang, tapi hari itu ibu Ritsu, Wako, mengajak Suzume makan cake di rumah mereka. Ritsu ternyata punya penyakit asma jadi Ritsu jarang main di luar, makanya ibu senang kalau Suzume main ke rumah.
Suzume pernah meminta Ritsu membuatkan sesuatu untuknya dan Ritsu mengatakan kalau itu sudah selesai, jadi Ritsu mengajak Suzume ke kamarnya. Kamar Ritsu penuh dengan sesuatu berbau fisika karena ia punya impian untuk menjadi penemu, tapi ia masih merahasiakan dari orang tuanya.
Ritsu kemudian memberikan sesuatu, telpon benang sepanjang 100 meter yang dibuatkan oleh Ritsu atas permintaan Suzume. Suzume menyukainya.
Nenek Suzume meninggal beberapa tahun yang lalu dan sejak saat itu, kakek sama sekali tidak bersemangat. Suzume ingin membuat kakek bersemangat lagi dan mencari tahu bagaimana cara agar kakek bisa bicara dengan nenek yang ada di surga. Jadi katanya, ada sebuah sungai bernama sungai Sanzu, dimana diseberang sungai adalah tempat bagi orang yang sudah meninggal, karena itu Suzume membuatkan telpon benang agar kakek bisa bicara pada nenek di seberang sungai.
Sebelum melakukannya di sungai Sanzu, Dia dan Ritsu melakukan percobaan telpon benang di sungai Kisogawa, dekat desa mereka terlebih dahulu.
Tapi begitu mereka sampai di tepi sungai, ternyata arus sungai sangat deras + keseberang itu sangat jauh dan terlihat berbahaya. Suzume tidak yakin mereka bisa melakukannya berdua dan Ritsu sudah menduga hal itu, jadi ia sudah meminta bantuan seseorang. Orang itu kemudian datang dan Suzume langsung memasang wajah kesal karena itu adalah Butcha dan Suzume tidak menyukai Butcha. Ia bahkan akan pulang karena malas banged sama Butcha, tapi Ritsu menahannya. Ritsu menjelaskan kenapa ia mengajak Butcha dalam rencana mereka. Ritsu mengatakan Butcha itu anak orang kaya, mereka butuh perahu untuk menyeberang sungai dan untuk menyewanya, mereka butuh uang setidaknya 200 yen. Suzume bertanya bukannya Ritsu anak orang kaya dan Ritsu menjawab orang tuanya terlalu ketat dan tak memberinya banyak uang lol.
Butcha sudah datang mendekat ke arah mereka tapi Ritsu menahannya dengan memintanya mencari kuncinya yang hilang disekitar sana, agar Butcha jangan mendekat ke mereka dulu. Lucunya, Butcha mencari kunci itu dengan polos. Suzume akhirnya mengerti kalau Butcha akan menjadi sponsor mereka dan berkomentar kalau Ritsu ternyata cerdik juga wkkkwkwkw. Ritsu menambah satu alasan lagi kenapa ia mengajak Butcha, ia tak punya teman selain Butcha LOL.
Butcha capek mencari kunci dan akhirnya Ritsu mengatakan ia sudah menemukan kuncinya. BUtcha akhirnya mendekati mereka dan begitu ia dan Suzume tatapan muka, keduanya kembali bertengkar HAHAHHAAHHA.
Suzume dan Nao akhirnya berkumpul dengan Ritsu dan Butcha. Mereka akan menyewa perahu tapi pemilik tidak memperbolehkannya karena arus sungai sedang besar. Mereka kecewa, tapi kemudian Suzume melihat sebuah jembatan dan punya ide untuk menyeberangi dengan jembatan itu.
Jadi mereka berempat pergi ke seberang sungai, Ritsu dan Butcha tinggal disana dengan telpon benang, Suzume dan Nao menarik benang melalui jembatan hingga ke seberang sungai.
Butcha memanggil nama Ritsu dengan Ritchan dan bertanya padanya kira-kira suara siapa yang akan mereka dengar di telpon benang nanti, apakah Suzume atau Nao dan Ritsu tidak tahu. Butcha malah mengatakan kalau ia ingin mendengar suara Ritchan HAHAHAHAHA.
Jarak dari seberang ke seberang sungai itu cukup jauh, meski berteriak suara diseberang tidak akan terdengar oleh orang diseberangnya. Jadi awalnya mereka kesulitan bagaimana cara memberikan aba-aba mulai. Uniknya, Ritsu dan Suzume ini seolah-olah punya ikatan batin gitu, jadi saat Suzume akan mulai, Ritsu tahu dan ia juga mulai.
Di seberang, Suzume meneriakkan nama Ritsu dan Ritsu mendengarnya dengan jelas melalui telpon benang. Ritsu juga membalas dengan meneriakkan nama Suzume.
Butcha mengerutkan kening, apaan itu? pernyataan cinta?
Ritsu bingung dan Butcha bertanya kenapa Ritsu meneriakkan nama Suzume, Ritsu menjawab itu karena Suzume meneriakkan namanya.
Butcha berkomentar lagi, bukankah meneriakkan nama satu sama lain melintasi sungai itu disebut cinta?
Ritsu makin bingung, HAH?
Ritsu dan Suzume menggak peduli, mereka berdua terus meneriakkan nama satu sama lain dan menikmati hal itu. Tapi tiba-tiba ada lebah yang datang ke arah Nao dan Suzume, Suzume jadi panik dan menarik benangnya sehingga Ritsu yang ada diseberang sana tertarik ke arah sungai dan jatuh ke dalam sungai.
Ritsu basah kuyup. Suzume sangat khawatir dan menggendong Ritsu di punggungnya. Ia berusaha berlari dengan cepat karena ia khawatir asma Ritsu akan kambuh. Suzume kuat juga. Butcha menawarkan diri menggendong Ritsu, tapi Suzume menolak karena langkah Butcha lambat. LOL. Suzume terus berusaha membawa Ritsu tanpa tahu kalau Ritsu senyam senyum dibelakangnya, lol, Butcha melihat hal itu, dan bingung kenapa Ritsu usil banged sama Suzume hHAHAHAHAHA. Intinya Ritsu itu sebenarnya baik-baik saja, tapi dia nggak bilang jadi membiarkan Suzume panik sendiri. Butcha mengerutkan keningnya. Suzume yang terus berlari kehilangan keseimbangan, ia tersandung dan jatuh bersama Ritsu.
Mereka tiba di rumah Ritsu dan ibu mengobati luka Suzume. Ibu memarahi Ritsu karena membohongi teman-temannya. Ibu mengatakan pada yang lain kalau Ritsu memang punya penyakit asma tapi bukan berarti dia nggak bisa mandi/main air. Ibu kemudian menghukum Ritsu dengan memukul p*nt*t Ritsu lalu menyuruhnya mandi. Ibu juga menahan telpon benang milik mereka. Saat Ritsu mandi, ibu menghidangkan minuman dan cookies serta memberikan kertas dan crayon pada mereka untuk menggambar. Ritsu di kamar mandi mengatakan pada ibunya untuk menyimpan crayon warna biru karena ia belum pernah menggunakan itu. Ibu hanya tersenyum. Sementara itu Suzume adalah orang pertama yang menggunakan crayon warna biru itu.
Malam harinya, Suzume tidak bisa tidur dan masuk ke kamar ibunya. Saat ia bermimpi buruk, ia biasanya akan masuk ke kamar ibunya. Suzume mulai menceritakan mimpi buruknya dan ibu curiga kalau Suzume pipis di kasur LOL.
Suzume juga menceritakan kalau ia dan teman-temannya main telpon benang di sungai dan itu membuat ibunya teringat kenangan saat dulu ibu, ayah dan Suzume dalam kandungan ibu juga main telpon benang. Ibu mengatakan sebelum Suzume lahir, ia selalu khawatir dan khawatir apakah Suzume akan lahir dengan selamat. Suzume lahir lebih cepat dari waktu seharusnya dan Suzume sangat kecil saat ia lahir sehingga ibunya masih terus khawatir apakah bayinya akan tetap hidup besok atau tidak. Ibu mulai menangis mengingat masa lalu itu dan sekarang Suzume sudah sebesar ini, tentu saja ibu terharu.
Suzume kemudian memeluk ibunya dan mengatakan kalau semuanya sudah baik-baik saja sekarang, karena Suzume hidup dengan baik dan sehat. Ibu mengangguk. Suzume menyentuh perut ibunya dan mengatakan kalau belakangan perut ibu makin banyak lemaknya LOL.
Ibu kemudian mulai menggelitik Suzume dan Suzume juga membalas ibu.
Ayah sebenarnya bangun disamping ibu dan mendengarkan pembicaraan mereka. Saat keduanya bercanda, ayah ikutan menggelitik mereka.
Keesokan harinya, saat sarapan, Suzume baru menceritakan pada ibunya mengenai Ritsu yang jatuh ke sungai kemarin dan ibu terkejut kenapa Suzume baru menceritakan itu sekarag. Ibu sangat khawatir karena Suzume membuat anak keluarga Hagio jatuh ke sungai dan tiba-tiba ada yang datang ke rumah mereka pagi itu, ibu Ritsu. Ibu Suzume mulai memikirkan hal yang tidak-tidak, takut ibu Ritsu marah padanya. Selama ini ibu Ritsu memang terkenal dengan wajahnya yang manis, ibu yakin ibu Ritsu menyembunyikan wajah marahnya yang seram LOL. Ibu Ritsu terus memanggil dari pintu, mau tak mau ibu Suzume akhirnya datang ke luar membukakan pintu. Ibu Ritsu sudah ada disana dengan telpon benang di tangannya.
To Be Continued....
Komentar:
Minggu pertama Hanbun, Aoi lebih baik dari yang aku bayangkan. Aku sangat menyukainya.
Hanbun, Aoi benar-benar drama yang cocok tayang dipagi hari karena punya energi tersendiri untuk membuat kita bersemangat. Terutama opening songnya. Opening song Hanbun, Aoi dinyanyikan oleh Hoshino Gen berjudul 'Idea'. Sebuah lagi yang benar-benar cocok untuk menyambut pagi hari. Pewarnaannya cantik, kreatif dan aku nggak bosan sama sekali menonton openingnya. Aku bahkan sengaja memotong openingnya saja untuk ditonton kalau kangen. Opening song Hanbun, Aoi ini sepertinya menjadi salah satu opening song asadora terbaik yang pernah aku tonton.
Menurutku, Nagano Mei cocok banged di opening song-nya, cute, senyumannya itu membuat bersemangat, dia yang berlari dengan pita warna-warni itu benar-benar sangat indah. Aku suka banged.
Suzume dan Ritsu benar-benar pasangan yang ditakdirkan, aku suka banged!
Mereka berdua lahir di rumah sakit yang sama, jam yang sama, hari yang sama. Mereka bertemu saat mereka bahkan belum mempunyai nama. Mereka lahir tanggal 7 Juli 1971. 7 Juli adalah hari perayaan Tanabata di Jepang. Tahu kan, Tanabata?
Itu adalah kisah cinta populer di jepang tentang dewi Orihime dan Hikoboshi yang terpisahkan oleh sungai Amanogawa dan hanya boleh bertemu 1 kali dalam satu tahun, yaitu pada 7 Juni, hari Tanabata. Aku sejak awal tahu kalau mereka lahir tanggal 7 bulan 7, tapi aku lupa itu hari Tanabata HAHAHAH. Ternyata penulisnya mikir kesana ya. Adegan saat main telpon benang juga, mereka berdua dipisahkan oleh sungai, persis Orihime dan Hikoboshi omg!!!!!
Rating Hanbun Aoi cukup bagus untuk minggu pertamanya. Rating episode 1 adalah 21,8%, lebih tinggi dari 3 asadora sebelumnya Beppinsan, Hiyokko dan Warotenka. Rating episode 2, 3 dan 4 juga masih stabil diatas 20%. Komentar netizen pada drama ini juga bagus, terutama pada opening songnya, banyak yang menyukainya. Mereka mengatakan kalau senyuman Mei sangat cocok untuk pagi hari. Tapi lucunya, Butcha ternyata sangat populer dikalangan netizen. Banyak yang suka sama Butcha. Dia memang lucu sih, gendut, manis, agak jahat tapi baik. Hhehehehhehe.
Kalau dilihat di episode pertama, impian Suzume masih belum kelihatan, tapi dia sudah pintar menggambar sejak kecil. Ia juga menyukai manga dan anime karena pengaruh ayahnya. Ayah Suzume adalah pencinta manga dan dia punya lemari khusus di kedai untuk menyimpan manga dan pelanggan bebas membacanya. Penyakit Suzume juga masih belum dibahas disini, tapi penonton sudah dibawa untuk melihat tanda-tandanya. Sebenarnya saat Suzume meniup peluit memanggil Ritsu, suara di telinga kiri Suzume itu sudah bermasalah, tapi Suzume tidak terlalu memikirkan itu, karena memang suara ditelinga kirinya mirip dengan suara saat anak manusia meniup peluit untuk memaggil Maguma Taishi.
Aku cukup puas dengan minggu pertama Hanbun, Aoi meski aku menonton tanpa subtitle HAAHAHHHAAH. Dan berbeda dari sinopsis biasanya, untuk Hanbun Aoi minggu pertama ini, aku tidak mengambil screencapture, karena cukup sulit, aku menonton live streaming di NHK, aku juga belum download RAW-nya, jadi aku menggunakan gambar dari official site aja^^~
Aku sudah memperbaiki Recap ini dengan versi yang aku tonton dengan subtitle, jadi insyaallah nggak ada kesalahan lagi ahhahaaha.
wah!
BalasHapusSy mau donlot dramanya. Apa boleh minta link nya ?
BalasHapusklo mau doenload di bagikuy, piratefiles, dramacools ada
HapusStreaming NHK gimana kak?
BalasHapuskalo mau live streaming coba di aq stream, jam 6 pagi. klo mau nonton online yg update coba di 9tsu atau pandora tv
HapusBisa juga download apk fuji.tv di google
Hapus