Departures / Okuribito / おくりびと merupakan sebuah movie berdurasi 130 menit yang disutradarai oleh Yojiro Takita (The Battery, Ashura, Sanpei the Fisher Boy) dan naskahnya ditulis oleh Kundo Koyama (Snow Prince, Mokomichi no Midnight Kitchen). Movie ini mendapat banyak sekali penghargaan pada tahun 2008 diantaranya Best Picture di Hochi Film Awards, Nikkan Sport's Film Awards, Blue Ribbon Awards, Japan Academy Prize, Best Director, Best Leading Actor, Best Supporting Actor, Best Supporting Actress, Best Screenplay, Best Lighting dan masih banyak lagi. Pokoknya ini movie penghargaannya banyak banged. Bahkan saat Japan Academy Awards tahun 2009, Departures hampir merebut semua nominasi. Dan tentu saja yang paling oke adalah movie ini memenangkan Oscar tahun 2009.
Tentu saja film-nya mendapat banyak penghargaan karena memang bagus. Aku yang nggak yakin aja pada awalnya ternyata aku menyukai movie ini, tapi sayang aku sepertinya nggak akan mengulang menontonnya HAHAHAHHAHA. Biasanya film-film begini aku memang kurang suka, meski bagus bukan untuk ditonton ulang bagi aku pribadi.
Movie ini dibintangi oleh Masahiro Motoki (The Long Excuse, The Big Bee, The Emperor in August), Ryoko Hirosue (Hana's Mso Soup, Little DJ, Hana and Alice), Tsutomu Yamazaki (Miracle Apples, The Woodsman and The Rain, Kirin no Tsubasa), Kimiko Yo (Shin Godzilla, Solomon Prejury, Parasyte) dan cast pendukung lainnya.
Ini movie cara penyampaiannya sangat menarik dan membuat kita tidak bosan menontonnya. Mengambil tema yang cukup unik dengan musik di sepanjang movie, tipe aku banged. Tapi jujur aja, pas nontonnya aku merinding banged HAHHAHAHAA dan bahkan ada disebuah adegan aku mual banged, karena aku memang nggak cocok nonton movie yang begituan T___T
Cara pengambilan gambarnya sangat indah, banged, pemandangan pedesaan terasa banged di movie ini. Pesan moralnya juga sangat banyak di sepanjang movie, tentu saja tentang kehidupan. Karena movie ini kita diajak melihat bagaimana sang tokoh utama memulai dari nol, sebuah pekerjaan yang sama sekali tidak pernah terbesit di pikirannya, titik balik kehidupannya, menghadapi hinaan dan rasa malu, bahkan ia sempat ingin berhenti karena istrinya malu akan pekerjaannya.
Jadi, movie ini tentang apa?
SINOPSIS
Lalu kita diperlihatkan kilas balik sebelum pria itu menjadi pengurus jenazah.
Daigo Kobayashi (Masahiro Motoki) adalah seorang pemain cello di sebuah orkestra. Menjadi pemain cello adalah impiannya sejak kecil. Ia bahkan baru membeli sebuah cello baru yang harganya 18 juta won dan dia masih punya hutang. Tapi tiba-tiba sebuah kabar membuatnya membatu, karena orkestra mereka dibubarkan. Ia menjadi pengangguran dalam sekejap, ia tak mungkin masuk ke orkestra lainnya karena ia tak punya cukup bakat. Padahal saat melamar istrinya, Mika Kobayashi (Ryoko Hirosue) dulu ia mengatakan akan mengajak istrinya ke berbagai negara melihat penampilannya, tapi ia malah berakhir menjadi pengangguran.
Dalam kegalauannya, ia memutuskan kembali ke kampung halamannya di Yamagata dan istrinya dengan setia mengikuti keputusan suaminya. Ia kembali ke rumah lamanya, satu-satunya peninggalan ibunya yang membesarkannya sebagai ibu tunggal. sang istri juga terlihat bahagia tinggal disana, sebuah rumah dimana lantai satu-nya adalah sebuah cafe yang dulu dijalankan ayah Daigo yang meninggalkan keluarganya saat ia masih kecil.
Pekerjaan Daigo adalah pengurus jenazah. Di agen pengurus jenazah itu hanya ada dua orang, Bos, Sasaki Namaei (Tsutomu Yamazaki) dan karyawan, Yuriko Uemura (Kimiko Yo). Sasaki-san punya mata yang bagus menilai seseorang dan berfikir Daigo akan cocok dengan pekerjaan ini makanya ia langsung menerimanya. Tapi keputusan bertahan atau tidak itu ada ditangan Daigo, Daigo bisa mencobanya dan kalau ia merasa tidak cocok ia bisa keluar. Hal pertama yang mereka lakukan setelah Daigo diterima adalah membuat video pengurusan jenazah dimana Daigo menjadi mayatnya. Ini adegan ngakak banged, meski aku agak serem-serem gimana gitu.
Mereka mengurus jenazah seorang nenek yang tinggal sendirian, yang sudah 2 minggu meninggal. Tentu saja sangat bau dan Daigo tak berani melihat mayat itu, ia bahkan muntah-muntah saat melakukan tugasnya (kalau kalian nggak kuat sebaiknya scene ini di skip, suer, meski kita ga diliatin mayatnya, tapi bikin kita kebayang-bayang, aku nggak kuat sama yang beginian tapi aku nggak skip dan aku mual kayak daigo juga lol).
Setelah pekerjaan pertamanya, Sasaki-san menyuruh Daigo libur beberapa waktu, karena ia tahu betapa sulitnya melihat itu di hari pertamanya. Dan Daigo sejak saat itu menjadi murung, ia terus kebayang dan bahkan mual kalau melihat daging. Ia sangat lama mengambil libur dan nggak pergi bekerja karena menghabiskan waktu merenung apakah ia benar-benar cocok dengan pekerjaan ini. Aku pikir sudah terbesit dipikirannya kalau ia ingin berhenti.
Ada suatu malam dimana ia dan istrinya mengobrol, ia pikir ibu Daigo pasti selalu menyukai ayah Daigo selama ini, jika tidak maka ibunya pasti sudah membuang semua koleski musik ayah Daigo atau merenovasi cafe mereka. Meski Daigo tidak percaya akan hal itu.
Tapi Sasaki-san terlihat sangat menyukainya, jadi saat ada pekerjaan baru, ia sengaja menjemput Daigo dan mereka mengurus jenazah di sebuah rumah. Dan disini Daigo hanya melihat Sasaki-san yang bekerja, mengganti baju jenazah dan membuat jenazahnya cantik dengan meriasnya. Awalnya karena mereka terlambat, tuan rumah sangat marah. Saat jenazah sang istri di hias, sang suami sama sekali tidak meneteskan air mata, ia terlihat diam tanpa ekspresi sementara sang cucu terus menangis. Bahkan cucunya tahu lipstik kesayangan neneknya untuk dipakaikan. Tapi setelah jenazah masuk ke peti, barulah sang suami menangisi istrinya. Sebelum Daigo dan Sasaki-san pergi, ia berterima kasih pada mereka berdua. Aku rasa karena itu Daigo memutuskan tetap bekerja.
Tapi masalah baru dimulai lagi saat desas desus mengenai pekerjaan Daigo mulai menyebar di desa. Bahkan teman baiknya tidak menyukai pekerjaan Daigo dan meminta Daigo berhenti dari pekerjaan itu. Istri Daigo juga mengetahui pekerjaan Daigo, ia melihat rekaman video pengurusan jenazah yang dulu direkam Sasaki-san dan Daigo, ia ternyata juga sudah mencari tahu semuanya mengenai pekerjaan Daigo. Ia malu pada pekerjaan suaminya dan ingin suaminya bekerja dengan pekerjaan yang normal. Ia bahkan tidak mau disentuh karena merasa jijik akan Daigo. Ia mengatakan ia akan kembali ke rumah ibunya, Daigo bisa menemuinya jika Daigo sudah keluar dari pekerjaannya.
Setelah kejadian itu, Daigo masih melakukan pekerjaannya dan bertemu dengan banyak orang dan berbagai reaksi keluarga akan kematian. Ada yang bersikap baik ada yang bersikap tidak baik. Disebuah keluarga bahkan mengatakan kalau pekerjaan Daigo adalah pekerjaan rendahan dimana tidak ada yang mau melakukan pekerjaan itu, jika bekerja dengan pekerjaan itu artinya sudah tidak ada pilihan lain. Intinya bagi mereka itu pekerjaan paling rendah, padahal mereka klien lho. Daigo mendengar hal itu kembali berfikir ulang untuk melanjutkan pekerjaan atau tidak. Pada akhirnya ia memutuskan untuk berhenti. Ia ingin memberitahu Sasaki-san akan hal itu, tapi keduanya malah mengobrol lama dan Sasaki-san menceritakan bagaimana ia pertama kali terjun ke pekerjaan itu, bahwa jenazah pertama yang ia urus adalah istrinya. Pembicaraan mereka sederhana tapi dalam, hal ini membuat Daigo melupakan niat awalnya untuk berhenti.
Suatu hari istrinya kembali ke rumah dengan kabar bahwa ia sedang hamil. Daigo sangat senang mengetahui kabar itu. Tapi istrinya masih belum menyerah, ia tetap ingin Daigo berhenti, karena Daigo akan kesulitan menjelaskan pada anak mereka nantinya mengenai pekerjaan Daigo. Anak mereka pasti akan malu.
Tapi Daigo sepertinya memang tidak punya niat berhenti, karena ia sudah menemukan tempatnya dan saat itulah mereka mendengar kabar kalau nenek pemilik pemandian umum meninggal dunia.
Sebelumnya sebenarnya kita diajak melihat cerita nenek pemandian umum yang masih terus bekerja mengurus pemandian meski ia sudah tua. Ia bahkan menolak saat anaknya ingin menjual tempat itu karena selagi ia masih bisa berdiri ia ingin tersu bekerja. Nenek pemandian itu mengenal Daigo sejak kecil dan puteranya adalah teman Daigo yang dulu menyuruh Daigo berhenti dari pekerjaan memalukan itu.
Aku rasa istrinya mulai menerima pekerjaan suaminya. Daigo mengajak Mika ke pinggir sungai dan memberikan sebuah batu padanya. Daigo mengatakan dulu orang menggunakan batu sebagai surat, kalau batu itu licin artinya dia baik-baik saja, kalau kasar artinya dia sedang gundah.
Dari movie ini kita bisa melihat berbagai reaksi terhadap kematian seseorang, terutama dari pihak keluarga. Ada yang tidak sedih, ada yang justru bertengkar saat kematian itu, ada yang menangis tulus, ada yang tidak percaya anaknya meninggal, ada yang mengikhlaskan dengan tulus dan bahkan tersenyum saat itu dan masih banyak lagi. Kita diajak melihat pertemuan Daigo dan orang-orang membuat dia lebih dewasa.
Kita bisa melihat bagaimana perkembangan karakter Daigo dari awal sampai akhir, bagaimana ia berubah dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang ragu-ragu menjadi tidak ragu, yang masih bingung akan pekerjaannya menjadi profesional akan hal itu. Ia memulai tanpa tahu apa-apa, tidak berpengalaman. Tapi ia melakukannya dengan serius, berkali-kali berfikir untuk berhenti karena ia merasa tidak cocok, tapi pada akhirnya ia tetap melakukannya.
Ia menyerah akan impiannya menjadi pemain cello dan menemukan titik baliknya. Meski semuanya tidak menyukai pekerjaannya, ia tetap yakin dan melakukannya dan kerja kerasnya membuat orang lain melihatnya dengan tatapan yang berbeda.
Pekerjaan pengurusan jenazah dianggap pekerjaan rendahan, mungkin aslinya di jepang juga begitu. Aku yakin pasti disana juga banyak yang malu punya ayah yang pekerjaannya itu. Tapi dengan movie ini kita melihat betapa kerennya pekerjaan itu. Setidaknya begitulah cara pandang Miko berubah akan pekerjaan suaminya. Ia malu pada pekerjaan suamianya dan bahkan sempat menganggapnya menjijikan, tapi setelah ia melihat langsung, ia mulai berubah, melihat dari sisi lain, bahwa pekerjaan itu bukanlah sesuatu yang memalukan. JUstru itu adalah pekerjaan dimana tidak semua orang bisa melakukannya, seperti kata Sasaki-san, hanya orang terpilih yang bisa melakukannya. Butuh jiwa yang kuat untuk melakukannya.
Musik di movie ini indah banged. Hampir disemua adegan ada musiknya, jadi bener-bener tipe aku banged. Suara cello adalah favorite aku di movie ini, suaranya indah dan ada kesedihan di dalamnya. Aku suka bagaimana saat Daigo memainkan cello, kita diperlihatkan adegan lain seperti kenangan masa kecilnya dan bagaimana ia melakukan pekerjaannya, jadi movie ini benar-benar keren dengan pengambilan gambarnya juga. Lokasi syutingnya indah, dengan pemandangan perkampungan, gunung, bukit dan lain sebagainya. Menyejukkan mata. Ini cocok bagi kalian yang suka movie-movie dengan pemandangan yang indah.
Overall, ini movie worth watching banged, pemenang Academy Awards 2009 sebagai best film foreign language sih ya. Jadi ini recommended banged untuk di tonton.
Skor:
Story: 5/5
Acting: 4,7/5 *aku kurang suka akting istrinya Daigo hahahahah entah kenapa, pendapat pribadi sih
Cinematography: 5/5
Music: 5/5
Opening: 5/5
Recommended!
Ini hebatnya film2 Jepang. Tema2 yg diangkat, gak biasa. Qt jadi bisa menyelami kehidupan orang2 dengan berbagai pekerjaan yg slama ini, mungkin qt anggap remeh, gak penting, gak membanggakan, dlll. Padahal ternyata, semua pekerjaan, tetaplah berharga... film2 korea juga sering mengangkat tema2 berbeda. Yg bs buat qt jdi saling menghargai satu sama lain 😊
BalasHapusNontonnya di mana ya yang legal?
BalasHapus